Pemijahan biasanya
dilakukan pada jenis ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon
untuk dapat mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi
secara alamiah di kolam. Klasifikasi ikan yang sudah bisa dilakukan pemijahan
secara semi buatan antara lain ikan Bawal, ikan Lele, ikan Kakap, serta ikan
Kerapu. Sebagai penjelasan lebih lanjut pada artikel ini akan membahas
pengertian pemijahan, macam, tujuan, dan contohnya.
Pemijahan
Secara proses pembuatan buatan pemijahan ikan yang terjadi dengan
memberikan rangsangan hormon untuk dapat mempercepat kematangan gonad serta
proses ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping/
pengurutan.
Jenis ikan yang sudah bisa
dilakukan pemijahan secara buatan antara lain ikan Patin, ikan Mas, serta ikan
Lele. Bagi kita yang ingin selalu mengetahui penjelasannya secara lengkap, maka
penjelasannya dapat dilihat seperti dibawah ini.
Pengertian Pemijahan
Pemijahan adalah
salah satu bentuk unit pengembangan dalam pengertian budidaya pada beragam jenis ikan. Pembenihan ini
adalah salah satu titik awal untuk memulai budidaya.
Ikan yang akan dibudidayakan harus setidaknya bisa
tumbuh dan berkembang biak agar kontinuitas
produksi budidaya dapat terjadi secara berkelanjutan.
Sehingga
untuk dapat menghasilkan benih yang sangat bermutu
(berkwalitas) dalam jumlah yang memadai
serta waktu yang tepat mesti diimbangi dengan pengoptimalan penanganan induk dan larva
yang dihasilkan melalui pembenihan yang baik serta berkualitas.
Ada bebrapa cara pembenihan yaitu
di antaranaya pembenihan dengan cara yang tradisional, semintensif,
dan intensif. Namun disini lebih
ditekankan pada pembenihan dengan cara tradsional
(Pemijahan alami ialah teknik pemijahan yang dilakukan secara
konvensional, ialah ikan
memijah sendiri tanpa dapat
melibatkan banyak campur tangan manusia).
Pengertian Pemijahan Menurut Para Ahli
Berikut ini ialah
pengertian serta definisi pemijahan menurut beberapa ahli;
Anonim (2008)
Pemijahan adalah bagian
dari reproduksi ikan yang menjadi mata rantai daur hidup kelangsungan hidup
spesies. Penambahan populasi ikan bergantung kepada berhasilnya pemijahan ini
serta juga bergantung kepada kondisi dimana telur dan larva ikan diletakkan untuk
tumbuh.
Oleh karena itu
sesungguhnya pemijahan menuntut suatu kepastian untuk menjaga keamanan
kelangsungan hidup keturunannya dengan memilih tempat, waktu dan kondisi yang
menguntungkan. Berdasarkan hal ini pemijahan tiap spesies ikan memiliki kebiasaan
yang berbeda tergantung kepada habitat pemijahan itu untuk dapat melangsungkan
prosesnya.
Dalam keadaan normal ikan
melangsungkan pemijahan minimum satu kali dalam satu daur hidupnya yaitu
seperti yang terdapat pada ikan salmon dan sidat. Sesudah melakukan pemijahan,
induk ikan tersebut akan mati karena kehabisan tenaga.
Sehubungan dengan
pemijahan, dikenal ada tiga macam ikan ialah vivipar, ovovivipar serta ovipar.
Tiap-tiap macam ikan tersebut memiliki perbedaan dan kelebihan masing-masing,
yaitu (Moyle dan Cech, 1988) Ikan vivipara, ovovivivar, dan ovivar. Pola
pemijahan pertama pada ikan sangat bermacam-macam.
De Jong (1940) dalam Effendie (1997) telah
melakukan penelitian terhadap beberapa spesies ikan serta membedakan pola
pemijahan berdasarkan frekuensi poligon garis tengah telur dalam ovari spesies
yang berbeda yang dapat menunjukkan bahwa pemijahan individu betul-betul
berkala, namun tidak dapat memberikan interval waktu diantara serta pemijahan.
Macam pemijahan pertama
diwakili oleh yaitu jenis ikan bawal, layang, selar como, selar malam dan selar
bentong. Pada kelompok ikan ini hanya didapatkan satu kelompok telur yang telah
matang, dan bila sudah memijah kelompok ikan ini memiliki ovari seperti kantong
kosong dengan beberapa butir telur yang sedang dalam keadaan dihisap kembali.
Macam pemijahan kedua
didapatkan pada kelompok ikan tembang, ikan lemah, selar kuning serta ekor
kuning. Pada kelompok ini, sebelum telur kelompok pertama telah mencapai
kematangan, kelompok telur berikutnya telah memisahkan diri dari stok telur
yang lain.
Sebelum akan terjadi
pemijahan didapatkan dua kelompok telur yang berpisah. Sesudah berpijah akan
didapatkan selain kelompok stok telur yang umum ada pula sekelompok telur yang
berukuran lebih besar yang sedang mematang dan akan dikeluarkan dalam pemijahan
berikutnya.
Macam pemijahan ketiga
diwakili yaitu oleh ikan tenggiri. Dalam ovari yang sedang matang dapat
ditemukan tiga kelompok telur yang sedang berkembang dekat dengan kelompok
telur yang matang.
Macam Pemijahan
Berikut inilah beberapa
klasifikasi dari beragam jenis pemijahan pada ikan, antara lain adalah sebagai
berikut;
Pemijahan Alami
Teknik pemijahan
alami ini adalah cara pembudidayaan jenis ikan yang dilakukan oleh
masyarakat secara konvensional, Sehingga dalam proses ikan dalam bentuk
pemijahan ini
sendiri tanpa tanpa melibatkan banyak campur tangan manusia. Umumnya pemijahan alami dapat
diterapkan pada ikan dari kelompok ikan yang mudah memijah.
Pemijahan terjadi secara
spontan sesudah induk jantan dan betina disatukan di dalam
sebuah kolam pemijahan. Sehingga pada saat terjadi proses penjang
pada bentuk pemijahan ini, induknya dapat mengeluarkan telurnya
kedalam air, dan pada saat hampir bersamaan induk jantan dapat
mengeluarkan sperma dan membuahinya.
Pemijahan Tradisional
Jenis pemijahan yang
selanjutnya adalah tradisonal yang hahekatnya dilakukan dalam masukan pemijahan
alami secara konvensional yang artinya ialah proses pemijahan masyarakat
dengan karakteristik
dilakukan mengikuti pola atau kebiasaan petani atau pembudidaya pada umumnya
dengan alat-alat seadanya.
Pada sistem tradisional ini, jumlah
induk yang dapat dipijahkan sangat sedikit sehingga benih yang dihasilkanpun
juga sedikit. Biasanya pemijahan alami dapat
dilakukan dilakukan dikolam pemijahan, dapat
menggunakan hapa
(kantong yang terbuat dari kain trikot atau nilon,
fungsinya sendiri agar dapat dipergunakan untuk
menampung benih hasil pemijahan.
Bahkan ditemukan
juga tidak meggunakan hapa (tergantung ikan
apa yang dapat dipijahkan). Pada pemijahan alami
sistem tradisionnal ini proses pertamanya dilakuknnya ialah memilih ikan yang
berjenis kelamin betina, sehingga dalam ikan tersebut akan senantianysa di
dorong sepenuhnya untuk dapat mengeluarkan telurnya ke dalam
sebuah bejana
air, dan pada saat bersamaan induk jantan
mengeluarkan sperma untuk membuahi telur tersebut.
Telur yang telah terbuahi ,
jenis ikan tertentu ada yang bersifat menempel pada substrat , ada juga yang tidak dapat
menempel tetapi melayang-layang didalam air. Untuk karakteristik
ikannya sendiri yang dimaksudkan
dapatmenempelkan telurnya pada substrat (misalnya ikan mas),
perlu dapat disiapkan
kakaban pada kolam pemijahan ialah
substrat buatan sebagai tempal menempel telur.
Kakaban terbuat dari ijuk yang dijepit dua pada
buah bambu. Jika kakaban
dari ijuk sulit diperoleh bisa juga menggunakan rerumputan. Kakaban atau rerumputan
dapat dipasang dikolam pemijahan setelah unduk jantan serta betina dimasukkan
kedalam kolam tersebut.
Tujuan Pemijahan
Adapun dilakukannya
pemijahan oleh masyarakat pada umumnya memiliki tujuan sebagai berikut;
- Untuk dapat mengetahui arti dari pembenihan tradisional.
- Untuk dapat mengetahui induk ikan yang akan dipijahkan.
- Mengetahui teknik teknik apa saja yang dapat digunakan dalam pembenihan tradisional.
- Untuk mengetahui teknik penetasan telur secara alami ataupun tradisional.
- Untuk megetahui teknik pemeliharaan yaitu larva secara tradisioanal
Contoh Pemijahan
Contoh dalam kasus
pemijahan yang kerpakali dilakukan oleh masyarakat ialah pemijakan pada ikan
lele dapat secara alami, hal ini dilakukan dengan beberapa langkah. Diantaranya
adalah sebagai berikut;
Langkah pertama untuk dapat
pemijahan ikan lele secara alami ialah dengan memilih induk betina dan jantan
yang sudah matang gonad. Pilih sepasang ikan lele yang mempunyai bobot
seimbang, tujuannya agar salah satu induk tidak ketakutan terhadap induk
lainnya. Keseimbangan bobot sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan
pemijahan.
Sebelum proses pemijahan
ikan lele dapat dilakukan, siapkan terlebih dahulu kolam untuk tempat memijah.
Kolam yang ideal untuk pemijahan ialah panjang 2-3 meter, lebar 1 hingga 2
meter dan dengan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat dari semen
ataupun fiberglass agar mudah dalam mengawasi telur hasil pembuahan.
Sebelumnya kolam harus
dapat dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam 30 hingga 40 cm.
Gunakan air yang berkualitas baik, bersih serta jernih.
Pasang kakaban, dapat
dibuat dengan ijuk yang dijepit dengan bambu seukuran area kolam. Gunakan
pemberat agar kakaban tersebut tenggelam tidak mengapung pada atas permukaan
air. Kakaban dapat berfungsi agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan serta
mudah dipindahkan.
Buatlah kakaban sekokoh
mungkin agar tidak berantakan oleh indukan yang sedang aktif. Air untuk
pemijahan ikan lele sebaiknya kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi pada
kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan aliran
masuk serta keluar. Atur debit air sebanyak 2 hingga 3 liter per detik.
Waktu yang tepat untuk
dapat memasukan indukan kedalam kolam pemijahan ialah sore hari. Biasanya ikan
lele akan dapat memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00. Selama proses
pemijahan ikan lele kolam harus dapat ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat
keluar kolam.
Pada pagi hari, biasanya
proses pemijahan telah selesai. Telur akan menempel pada kakaban. Telur juga
yang berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna putih
susu. Sesudah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari kolam
pemijahan ikan lele.
Hal ini untuk menghindari
telur disantap oleh yaitu induk ikan, karena sesudah memijah induk ikan betina
akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang sudah dibuahi ditetaskan. Penetasan
dapat dilakukan di kolam pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium,
fiberglass atau kolam terpal.
Selama proses penetasan
suplai oksigen (aerasi) harus dapat dipertahankan serta suhu distabilkan pada
kisaran 28-29oC. Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam 24 jam
menjadi larva. Sesudah itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva
yang mati untuk dapat mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang menetas akan dapat
bertahan tanpa pemberian makanan tambahan selama 3 hingga 4 hari. Selanjutnya
dapat melakukan proses pembesaran larva.
Nah, demikianlah
serangkaian penjelasan serta pengulasan secara lengkap mengenai pengertian pemijahan menurut para ahli, macam, tujuan, dan
contoh teknik dalam prosesnya. Semoga melalui
tulisan ini bisa menjadi referensi bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih,
salut top banget informasinya
BalasHapus