Mangrove adalah pohon yang
sudah beradaptasi sedemikian rupa sehingga akan mampu untuk hidup di lingkungan
berkadar garam tinggi seperti lingkungan laut. Sedangkan hutan mangrove adalah
komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang didominasi beberapa jenis
pohon mangrove yang mampu tunbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai
berlumpur (Nontji, 1993).
Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pada pantai yang datar, biasanya di tempat yang tidak ada muara sungainya, biasanya tumbuh meluas. Mangrove tidak tumbuh di pantai yang terjal dan berombak besar dengan arus pasang surut ayng kuat, karena hal ini tidak memungkinkan terjadinya pengendapan lumpur dari pasir, sebagai substrat yang diperlukan untuk pertumbuhannya (Nontji, 1993).
Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup diantara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Habitat msngrove seringkali ditemukan ditempat pertemuan antara muara sungai dan air laut yang kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai mengalirkan air tawar untuk mangrove dan pada saat pasang, pohon mangrove dikelilingi oleh air garam atau payau. (Murdiyanto,2003)
Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pada pantai yang datar, biasanya di tempat yang tidak ada muara sungainya, biasanya tumbuh meluas. Mangrove tidak tumbuh di pantai yang terjal dan berombak besar dengan arus pasang surut ayng kuat, karena hal ini tidak memungkinkan terjadinya pengendapan lumpur dari pasir, sebagai substrat yang diperlukan untuk pertumbuhannya (Nontji, 1993).
Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup diantara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Habitat msngrove seringkali ditemukan ditempat pertemuan antara muara sungai dan air laut yang kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai mengalirkan air tawar untuk mangrove dan pada saat pasang, pohon mangrove dikelilingi oleh air garam atau payau. (Murdiyanto,2003)
Mangrove adalah jenis
tanaman dikotil yang hidup di habitat payau tanaman dikotil ada;lah tumbuhan
yang buahnya berbiji berbelah dua. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi
pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis hutan mangrove yang mampu
tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut pantai berlumpur.
Hutan bakau atau mangal adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan satu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. (Nybakken, 1993)
Hutan bakau atau mangal adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan satu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. (Nybakken, 1993)
Hutan
mangrove terdapat di sepanjang garis pantai di kawasan tropis, dan menjadi
pendukung berbagai jasa ekosistem, termasuk produksi perikanan dan siklus unsur
hara. Namun luas hutan mangrove telah mengalami penurunan sampai 3050% dalam
setengah abad terakhir ini karena pembangunan daerah pesisir, perluasan
pembangunan tambak dan penebangan yang berlebihan.1-4 Besarnya emisi karbon
akibat hilangnya mangrove masih belum diketahui dengan jelas, sebagian karena
kurangnya data berskala besar tentang jumlah karbon yang tersimpan di dalam
ekosistem ini, khususnya di bawah permukaan.5 Dalam penelitian ini kami
mengkuantifikasikan simpanan karbon di dalam ekosistem mangrove secara
keseluruhan dengan mengukur biomassa pohon dan kayu mati, kandungan karbon
tanah dan kedalaman tanah di 25 hutan mangrove di sepanjang kawasan
Indo-Pasifik, yang membentang selebar 30° garis lintang dan sepanjang 73° garis
bujur, di mana mangrovenya sangat luas dan beragam.4,6 Data yang ada
menunjukkan bahwa mangrove merupakan salah satu hutan terkaya karbon di kawasan
tropis, yang mengandung sekitar 1023 Mg karbon per hektar. Tanah dengan
kandungan organik tinggi memiliki kedalaman antara 0,5 m sampai dengan lebih
dari 3 m dan merupakan 4998% simpanan karbon dalam ekosistem ini. Dengan menggabungkan
data kami dengan informasi lain yang telah dipublikasikan, kami memperkirakan
bahwa deforestasi mangrove menyebabkan emisi sebesar 0,02- 0,12 Pg karbon per
tahun, yang setara dengan sekitar 10% emisi dari deforestasi secara global,
walaupun luasnya hanya 0,7% dari seluruh kawasan hutan tropis.
Unsur dominan dalam hutan mangrove adalah pohon – pohon yang
tumbuh dan tingginya mencapai lebih dari 30 meter, memiliki tajuk (canopy)
lebar, rapat dan tertutup. Banyak juga species tumbuhan dan fauna lain yang
atau eksklusif yang menempati hutan mangrove. Topografi setempat dan
karakteristik hidrologi, tipe dan komposisi bahan kimia dari tanah dan pasang
surut menentukan tipe ekosisitem mangrove yang dapat dibuktikan pada tempat –
tempat tertentu.
Flora mangrove umumnya tumbuh membentuk zonasi mulai dari
pinggir pantai sampai pedalaman daratan. Zonasi yang terbentuk bisa berupa
zonasi yang sederhana dan zonasi yang kompleks tergantung pada kondisi
lingkungan mangrove yang bersangkutan.
Chapman (1984), mengelompokan mangrove menjadi 2 kategori
yaitu :
a. Flora
mangrove Inti, yaitu mangrove yang mempunyai peran ekologi utama dalam formasi
mangrove yang terdiri dari jenis : Rhizophora, bruguiera, Ceriops, Kandelia,
Soneratia, Avicenia, Nypa, Xylocarpus, Deris, Acanthus, Lumnitzera,
Scyphyphora, dan Dolichandron.
b. Flora
mangrove pheripheral (pinggiran) yaitu flora mangrove secara ekologi berperan
dalam formasi mangrove, tetapi juga flora tersebut berperan penting dalan
formasi hutan lain. Jenisnya antara lain; Exoecaria agalloca, Acrosticum
auerum, Cerbera manghas, Heritiera littoralis, Hibiscus tilliaceus
Tomlinson (1984) membagi flora mangrove menjadi 3 kelompok,
yaitu :
a. Kelompok
mayor, komponen ini memperlihatkan karakteristik morfologi, seperti : sistem
perakaran udara dan mekanisme fisiologis khusus untuk mengeluarkan garam agar
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan mangrove. Komponennya adalah
pemisahan taksonomi dari hubungan daratan dan hanya terjadi dihutan mangrove
serta membentuk tegakan murni, tetapi tidak pernah meluas sampai kedalam
komunitas daratan. Contohnya adalah Avicennia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops,
Kandelia, Sonneratia, Lumnitzera, Laguncularia dan Nypa
b. Kelompok
minor (tumbuhan pantai), dalam kelompok ini tidak termasuk elemen yang mencolok
dari tumbuh – tumbuhan yang mungkin terdapat disekitar habitatnya dan yang
jarang berbentuk tegakan murni.
c. Kelompok
asosiasi mangrove, dalam komponen ini jarang ditemukan species yang tumbuh
didalam komunitas mangrove yang sebenarnya dan kebanyakan sering ditemukan
dalam tumbuh – tumbuhan darat.
A. Cara Pengenalan Jenis Mangrove
Secara umum, ada 4 (empat) cara dalam mengenal suatu jenis
flora, yaitu (a) bertanya kepada orang yang ahli, (b) mencocokkan dengan
herbarium yang telah diidentifikasi, (c) membandingkan dengan gambar dan
deskripsi yang terdapat pada buku flora, dan (d) menggunakan kunci
identifikasi. Karakter yang digunakan dalam pengenalan suatu jenis adalah
karakter morfologi yang bersifat khas dan mantap. Oleh karena itu, setiap yang
ingin mengenal jenis flora, termasuk mangrove, minimal memiliki pengetahuan
tentang morfologi tumbuhan.
Dalam berbagai buku taksonomi,
identifikasi didasarkan pada morfologi bunga dan buah, namun sulit diaplikasikan di lapangan, mengingat
tidak setiap waktu dijumpai bagian bunga dan buah. Oleh karena itu, pengenalan
berdasarkan karakter morfologi dari bagian vegetatif, seperti akar, batang,
daun, dan getah banyak dikembangkan yang tidak bergantung pada keberadaan
bagian generatif.
Flora mangrove dapat dikenali berdasarkan karakteristik
morfologi dari setiap bagian penyusunnya, seperti akar, batang, daun, bunga dan
buah. Saat ini, pengenalan jenis flora mangrove juga dapat mengacu pada buku
panduan atau publikasi terkait floristik
mangrove yang telah tersedia, seperti Ding Hou (1958), Mabberley et al
(1995), Tomlinson (1996), Kusmana et al. (1997, 2003), Kitamura et
al. (1997), Noor et al. (1999), dan Onrizal et al. (2005).
Dalam berbagai publikasi tersebut, karakter yang sering digunakan adalah
perawakan (habitus), tipe akar, daun, bunga, dan buah.
Berdasarkan perawakannya, flora mangrove dibagi ke dalam
lima kategori, yaitu: pohon (tree), semak (shrub), liana (vine),
paku/palem (fern/palm), dan herba/rumput (herb/grass). Flora
mangrove memiliki sistem perakaran yang khas, sehingga bisa digunakan untuk
pengenalan di lapangan. Bentuk-bentuk perakaran tumbuhan mangrove yang khas
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Akar pasak (pneumatophore). Akar pasak berupa akar yang muncul
dari sistem akar kabel dan memanjang keluar ke arah udara seperti pasak. Akar
pasak ini terdapat pada Avicennia, Xylocarpus dan Sonneratia.
b. Akar
lutut (knee root). Akar
lutut merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada awalnya tumbuh ke arah
permukaan substrat kemudian melengkung menuju ke substrat lagi. Akar lutut
seperti ini terdapat pada Bruguiera spp.
c. Akar
tunjang (stilt root). Akar tunjang merupakan akar (cabang-cabang akar) yang keluar dari batang dan tumbuh ke dalam substrat.
Akar ini terdapat pada Rhizophora spp.
d. Akar papan (buttress root). Akar papan hampir sama dengan akar
tunjang tetapi akar ini melebar menjadi bentuk lempeng, mirip struktur silet.
Akar ini terdapat pada Heritiera.
e. Akar gantung (aerial root). Akar gantung adalah akar yang tidak
bercabang yang muncul dari batang atau cabang bagian bawah tetapi biasanya
tidak mencapai substrat. Akar gantung terdapat pada Rhizophora, Avicennia dan
Acanthus.
Gambar 1. Bentuk-bentuk perakaran tumbuhan yang sering
dijumpai
di hutan mangrove.
(a) akar
tunjang, (b) akar lutur, (c) akar pasak, (d) akar papan
Sumber:
Basuki. 2011. Modul Penyuluhan Kelautan
dan Perikanan: Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Jakarta, Pusat Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.
makasih banget informasinya
BalasHapus