Untuk memulai usaha pembenihan ikan nila, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan tempat
pembenihan. Tempat pembenihan atau kolam bibit ikan nila tersebut berupa kolam yang nantinya akan digunakan ikan nila untuk berkembangbiak. Untuk pembenihan diperlukan 4 type kolam, masing-masing type kolam memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan fase pertumbuhan ikan. Kolam pembenihan ikan nila dibuat sebaik mungkin agar usaha pembenihan berlangsung dengan baik.
pembenihan. Tempat pembenihan atau kolam bibit ikan nila tersebut berupa kolam yang nantinya akan digunakan ikan nila untuk berkembangbiak. Untuk pembenihan diperlukan 4 type kolam, masing-masing type kolam memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan fase pertumbuhan ikan. Kolam pembenihan ikan nila dibuat sebaik mungkin agar usaha pembenihan berlangsung dengan baik.
Berikut ini keempat type kolam pembenihan ikan nila
tersebut ;
a). Kolam indukan
Kolam indukan adalah kolam yang berfungsi untuk
memelihara indukan ikan nila. Indukan terdiri dari ikan nila jantan dan betina.
Ukuran kolam untuk indukan disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan.
Kolam indukan tidak harus berukuran besar tetapai harus memiliki kedalaman yang
cukup untuk ikan dewasa. Kedalaman kolam indukan antara 1 – 1,4 meter. Indukan
jantan dan betina harus ditempatkan pada kolam yang berbeda, sehingga
diperlukan 2 buah kolam indukan.
b). Kolam pemijahan
Kolam pemijahan adalah kolam yang digunakan untuk
mengawinkan indukan. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Kolam pemijahan
sebaiknya berlantai tanah dan pada dasar kolam dibuat kemalir atau
kubangan-kubangan. Untuk kolam pemijahan hanya diperlukan 1 buah kolam saja.
c). Kolam pemeliharaan larva
Kolam pemeliharaan larva adalah kolam yang digunakan
untuk memelihara larva-larva ikan nila yang sudah menetas. Kolam yang digunakan
bisa berupa bak, drum, bak semen, kolam tanah atau jaring halus (hapa). Hapa
adalah jaring khusus berukuran kecil untuk memelihara larva ikan, bentuk hapa
mirip dengan kelambu. Hapa diletakkan mengapung diatas kolam.
d). Kolam benih
Kolam benih adalah kolam yang digunakan sebagai tempat
pendederan benih ikan nila atau kolam tempatmembesarkan benih. Ukuran kolam
benih juga dibuat sesuai dengan kebutuhan, tergantung banyaknya benih yang
diproduksi. Benih ikan ditempatkan pada kolam pembesaran sampai benih ikan siap
untuk dibesarkan dikolam pembesaran atau kolam budidaya. Biasanya benih ikan
siap dibesarkan ketika panjang tubuhnya berukuran 10 – 12 cm.
2. Pemilihan Indukan Ikan Nila
Langkah kedua dalam usaha pembenihan ikan nila adalah
memilih indukan jantan dan indukan betina yang akan dikawinkan. Jika kolam pembenihan
sudah disiapkan, selanjutnya adalah memilih indukan. Untuk menghasilkan bibit
ikan nila yang berkualitas, sebaiknya calon indukan menggunakan galur murni
yang secara genetis memiliki sifat-sifat unggul. Calon indukan unggul bisa
diperoleh di balai perikanan setempat atau menghubungi BBPBAT (Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar)
setempat.
Ciri-ciri calon indukan ikan nila yang berkualitas
baik adalah sebagai berikut ;
a). Calon indukan jantan dan betina adalah galur murni
yang berasal dari keturunan yang berbeda.
b). Calon indukan memiliki bentuk tubuh yang normal,
tidak cacat dan kondisi fisiknya sehat.
c). Calon indukan memiliki sisik-sisik yang besar
dengan susunan sisik yang rapi.
d). Calon indukan memiliki ukuran pada bagian kepala
yang relatif kecil dibandingkan tubuhnya.
e). Calon indukan memiliki warna yang mengkilap dan
tubuhnya tebal.
f). Calon indukan terlihat sangat aktif, gerakannya
lincah dan sangat responsif terhadap pemberian pakan.
Indukan ikan nila bisa berproduksi hingga usianya 2 –
3 tahun. Namun untuk pembenihan sebaiknya menggunakan indukan yang berusia
maksimal 2 tahun. Indukan yang berusia lebih dari 2 tahun akan menghasilkan
benih yang kurang baik, jumlah telurnya juga semakin sedikit. Indukan ikan nila
bisa dipijahkan kembali setelah 4 – 6 minggu kemudian. Indukan ikan nila betina
sudah siap dipijahkan ketika usianya mencapai 5 atau 6 bulan. Pada masa itu
indukan betina sudah memasuki matang gonad. Indukan ikan nila yang akan
dipijahkan setidaknya bobot tubuhnya telah mencapai 200 atau 250 gram untuk
indukan betina, dan 250 atau 300 gram untuk indukan jantan.
3. Pemeliharaan Indukan Ikan Nila
Untuk menghindari terjadinya pemijahan liar, sebaiknya
indukan ikan nila jantan dan betina ditempatkan pada kolam yang berbeda. Hal
ini dilakukan untuk menghindari terbentuknya benih yang kurang berkualitas.
Siapkan dua kolam untuk pemeliharaan indukan, satu kolam untuk indukan jantan
dan satu kolam lainnya untuk indukan betina. Induk jantan ditempatkan bersama
induk jantan lainnya dan induk betina disatukan dengan induk betina yang lain
pada kolam lainnya. Kepadatan tebar untuk kolam pemeliharaan indukan adalah 3
atau 5 ekor / m2 kolam.
Kolam pemeliharaan indukan jantan dan indukan betina
dibuat terpisah dan harus memiliki sumber air dari tempat yang berbeda. Buangan
air dari kolam indukan jantan jangan sampai masuk kekolam indukan betina,
sebaliknya buangan air kolam indukan betina juga jangan sampai masuk ke kolam
indukan jantan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemijahan secara liar,
sebab ada kemungkinan sperma jantan akan terbawa air kekolam indukan betina dan
akan terjadi pembuahan.
Pemberian pakan juga harus diperhatikan, kandungan
protein pada pakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan gonad. Untuk
pemeliharaan indukan diperlukan pakan dengan jumlah 3% dari bobot tubuh ikan
per hari. Supaya pertumbuhan gonad indukan betina bisa maksimal pakan yang
diberikan harus mengandung protein yang tinggi. Untuk pembesaran ikan nila
hanya diperlukan pakan dengan kadar protein sekitar 2%, tetapi untuk calon
indukan sebaiknya pakan yang diberikan harus mengandung kadar protein lebih
dari 35%.
4. Pemijahan Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang
sangat mudah sekali dipelihara dan dipijahkan. Bahkan ikan nila mudah memijah
secara alami. Untuk kolam pemijahan sebaiknya dasar kolam didesain miring
dengan tingkat kemiringan sekitar 2 atau 5%. Pada dasar kolam atau lantai kolam
pemijahan dibuat kubangan-kubangan (kemalir) sedalam 20 atau 30 cm.
Kubangan-kubangan tersebut nantinya akan digunakan indukan sebagai tempat
memijah. Pemijahan ikan nila bisa dilakukan secara massal dengan perbandingan
jumlah indukan jantan dan indukan betina 1 : 3 (1 indukan jantan dan 3 indukan
betina). Kepadatan tebar kolam pemijahan adalah 1 ekor indukan per m2.
Pemijahan ikan nila pada umumnya berlangsung pada hari
ke tujuh sejak indukan dimasukkan kekolam pemijahan. Pemberian pakan selama
proses pemijahan sebaiknya harus mengandung protein yang tinggi, yaitu pakan
yang memiliki kadar protein diatas 35%. Pemijahan akan terjadi pada
kubangan-kubanagan (kemalir) yang telah dibuat didasar kolam. Indukan betina
akan mengeluarkan telur pada tempat tersebut dan kemudian akan dibuahi oleh
indukan jantan. Setelah dibuahi telur-telur akan dierami oleh indukan betina
didalam rongga mulutnya.
Indukan betina akan mengerami telur didalam mulutnya
selama sekitar 7 hari. Selama proses pengeraman tersebut pemberian pakan
sebaiknya dikurangi, karena saat mengerami telur indukan betina tidak makan
alias berpuasa. Hal ini juga akan mengurangi biaya produksi dan pengeluaran
biaya untuk pembelian pakan bisa ditekan.
Setelah 7 hari biasanya telur-telur dierami didalam
mulut indukan betina akan menetas menjadi larva. Sebaiknya saat melakukan
persiapan kolam diberikan pupuk dasar supaya pakan alami akan tumbuh didalam
kolam. Pakan alami tersebut berguna sebagai pakan larva ikan nila yang baru
menetas. Induk betina akan mengeluarkan larva dari mulutnya secara serempak
jika ia merasa didalam kolam banyak tersedia pakan alami untuk anak-anaknya.
Larva ikan nila yang sudah menetas dan sudah dikeluarkan dari mulut induk
betina segera dipindahkan ke kolam pemeliharaan larva. Larva dipindahkan
kekolam pemeliharaan larva setelah berumur 5 sampai 7 hari setelah menetas.
5. Pemeliharaan Larva Ikan Nila
Larva yang sudah berumur 5 – 7 hari setelah menetas
dipindahkan kekolam khusus pemeliharaan larva yang sudah dipersiapkan.
Pemindahan dilakukan menggunakan saringan halus secara hati-hati. Kolam
pemeliharaan larva ikan nila bisa berupa bak plastik, kolam semen, drum,
akuarium, hapa (jaring halus) atau kontainer. Kepadatan tebar larva per meter
persegi antara 100 – 200 ekor larva.
Setelah dipindahkan kekolam pemeliharaan, larva juga
harus diberikan pakan agar bisa tumbuh dengan baik. Pakan yang diberikan
berbentuk tepung halus dan memiliki kadar protein tinggi. Berikan pakan
secukupnya, dalam satu hari pakan diberikan sebanyak 4 atau 5 kali. Pakan
laternatif lain untuk larva ikan nila adalah kuning telur ayam yang direbus.
Caranya dengan melumatkan 1 butir kuning telur rebus yang dilarutkan dengan 500
ml air bersih. Pakan diberikan dengan cara disemprotkan menggunakan hand
sprayer, setiap kali pemberian pakan diberikan sebanyak 100 ml.
Pembesaran larva ikan nila berlangsung selama 3 sampai
4 minggu atau sampai ukuran larva mencapai 2 atau 3 cm. Setelah mencapai ukuran
tersebut, larva dipindahkan lagi kekolam pendederan. Sebab daya tampung kolam
sudah tidak memadai lagi untuk ukuran larva tersebut. Jika ukuran kolam
memungkinkan, larva tidak harus dipindahkan dan bisa dipelihara seterusnya
didalam kolam tersebut.
6. Pendederan Benih Ikan Nila
Kolam untuk pendederan benih sebaiknya dibuat dengan
ukuran yang lebih besar, sebab ukuran tubuh benih ikan juga semakin besar. Pada
tahap ini, peternak bisa membuat benih ikan nila menjadi berjenis kelamin
jantan semua. Benih nila jantan pertumbuhannya lebih cepat daripada ikan
betina. Ini bisa dilakukan jika budidaya hanya ditujukan untuk usaha
pembesaran, yaitu untuk keperluan ikan konsumsi. Untuk menghasilkan benih ikan
berjenis kelamin jantan semua bisa dilakukan dengan pemberian hormon 17 alpha methyltestosteron. Hormon
tersebut diberikan pada tahap pendederan larva.
Catatan : Tetapi sebaiknya cara menghasilkan jenis
kelamin jantan menggunakan hormon 17 alpha methyltestosteron tidak dilakukan.
Sebab cara ini sudah tidak dianjurkan lagi. Dikhawatirkan penggunaan hormon
tersebut bisa menyebabkan efek negatif bagi yang mengkonsumsi.
Kepadatan tebar pada tahap pendederan benih setiap meter persegi adalah 30 sampai 50 ekor benih. Lama pendederan benih sampai benih ikan siap dipindah kekolam pembesaran adalah 4 sampai 6 minggu. Pada saat itu kira-kira benih ikan nila sudah memiliki ukuran panjang tubuh 10 – 12 cm. Pakan yang diberikan pada tahap ini adalah pakan yang memiliki kadar protein antara 20 – 30%. Pakan diberikan 2 atau 3 kali dalam sehari. Banyaknya pakan yang diberikan adalah 3% dari bobot tubuh ikan.
Kepadatan tebar pada tahap pendederan benih setiap meter persegi adalah 30 sampai 50 ekor benih. Lama pendederan benih sampai benih ikan siap dipindah kekolam pembesaran adalah 4 sampai 6 minggu. Pada saat itu kira-kira benih ikan nila sudah memiliki ukuran panjang tubuh 10 – 12 cm. Pakan yang diberikan pada tahap ini adalah pakan yang memiliki kadar protein antara 20 – 30%. Pakan diberikan 2 atau 3 kali dalam sehari. Banyaknya pakan yang diberikan adalah 3% dari bobot tubuh ikan.
Jika sudah berumur 4 – 6 minggu didalam kolam
pendederan dan ukurannya mencapai 10 – 12 cm, benih ikan sudah siap untuk
dijual atau dibesarkan sendiri dikolam pembesaran. Namun masa pendederan bisa
lebih lama jika ukuran benih yang diinginkan lebih besar. Sebab kadang-kadang konsumen
membutuhkan benih yang lebih besar dari ukuran tersebut. Sehingga lama
pendederan bisa disesuikan dengan permintaan pasar atau konsumen.
7. Panen Benih Ikan Nila
Pemanenan benih ikan nila disesuiakan dengan
permintaan pasar atau konsumen. Jika konsumen menginginkan ukuran benih yang
standar (10 – 12 cm) panen benih bisa dilekukan lebih cepat. Tetapi jika
konsumen menginginkan benih dengan ukuran yang lebih besar maka panen dilakukan
sesuai dengan kenginan konsumen atau pembeli. Pemanenan benih ikan nila
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Kemudian benih ikan nila dikemas
dengan baik. Benih dikemas dalam wadah tertutup untuk pengiriman jarak jauh.
Sedangkan untuk jarak dekat pengemasan dengan wadah terbuka masih bisa
dilakukan. Untuk pengiriman jarak jauh biasanya benih dikemas dalam
kantong-kantong plastik berwarna putih transparan. Kantong plastik diisi air
1/3 dari ukuran wadah tersebut selebihnya diisi dengan oksigen.
salut top banget informasinya
BalasHapus