Tidak
dapat dipungkiri bahwa ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan yang laris
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, saat ini Anda akan mendapati
bahwa ada banyak negara di luar sana yang menginginkan untuk impor ikan ini.
Alhasil ikan ini diekspor ke negara tersebut dengan demand yang tidak sedikit.
Berkat
semakin tingginya permintaan pasar, maka Anda juga memiliki peluang untuk dapat
melakukan budidaya dari ikan yang satu ini. Sebelum merealisasikan mimpi
tersebut, maka Anda perlu untuk mempelajari berbagai macam ilmu yang berkaitan
dengan hal itu.
Ada
banyak sekali hal yang perlu Anda pelajari sebelum berbisnis ikan kerapu.
Setidaknya, Anda harus mengerti ciri-ciri dari ikan, variasi jenis, dan cara
merawat ikan, agar ikan dapat berkembang biak. Semakin banyak informasi yang
Anda ketahui, maka hal tersebut akan semakin menunjang bisnis ikan Kerapu Anda.
Ciri-ciri
morfologi ikan kerapu adalah sebagai berikut
Bentuk
tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil dari pada panjang dan tinggi tubuh.
Rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi yang lancip dan kuat. Mulut lebar,
serong ke atas dengan bibir bawah yang sedikit menonjol melebihi bibir atas.
Sirip ekor berbentuk bundar, sirip punggung tunggal dan memanjang dimana bagian
yang berjari-jari keras kurang lebih sama dengan yang berjari-jari lunak.
Posisi sirip perut berada dibawah sirip dada. Badan ditutupi sirip kecil yang
bersisik stenoid.
Pada
ikan kerapu genus Aethaloperca
merupakan monotipik, tediri atas satu spesies, warna coklat gelap, tubuh
melebar, sirip dada tidak simetris, sirip punggung terdiri atas 9 jari-jari
keras, sirip ekor tegak. ikan kerapu genus Anyperodon
merupakan monotipik, warna abu-abu sampai abu-abu kecoklatan, bintik coklat
pada kepala, tidak ada gigi pada langit-langit, kepala dan tubuh panjang, tebal
badan 11-15 % dari panjang standard, dan 3-4 kali dari panjang kepala serta
sirip bundar.
Ikan
kerapu genus Cephalopholis
terdiri atas: warna gelap, yaitu cokelat kemerahan sampai cokelat tua dan warna
terang, yaitu merah kecokelatan sampai merah atau kuning atau jingga, panjang
standard 2,2 – 3,1 kali dari panjng kepala, rahang pada ikan dewasa dilengkapi
dengan bonggol, sirip ekor berbentuk bundar. Ikan kerapu genus Epinephelus tubuh
ditutupi oleh bintik-bintik berwarna cokelat atau kuning, merah atau putih,
tinggi badan pada sirip punggung pertama biasanya lebih tinggi dari pada sirip
dubur, sirip ekor berbentuk bundar.
Ikan
kerapu genus Plectropomus
warna gelap bergaris (menyerupai pita) dan yang tidak bergaris, warna tubuh
agak putihan, sirip berwarna kuning, tulang sirip dubur lemah, panjang standard
2,8 – 3,1 kali dari panjang kepala, sirip ekor umumnya tegak. dan yang terakhir
ikan kerapu dari genus Variola
warna tubuh ditutupi oleh bintik merah, sirip ekor berwarna putih tipis pada
bagian pinggir, panjang standard 2,5 – 2,8 kali dari panjang kepala, sirip ekor
berbentuk sabit.
Ikan kerapu merupakan mata dagangan internasional
yang harganya mahal, dan permintaannya semakin meningkat sehingga dimasukkan
dalam komoditas unggulan yang ditekankan dalam program intensifikasi budidaya
perikanan. Selama ini untuk memenuhi kebutuhan benih kerapu masih
mengandalkan dari hasil tangkapan di alam. Hal ini menyebabkan
ketersediaannya tidak berkesinambungan.
Namun sejak tahun 1990 budidaya laut di Indonesia terlihat semakin meningkat
seiring dengan adanya keberhasilan dalam kegiatan pembenihan benih dan berbagai
jenis ikan laut ekonomis penting telah berhasil diproduksi secara massal, tidak
terlalu banyak lagi mengandalkan di alam. Berbagai jenis ikan yang telah
dikuasai tekniloginya, ikan kerapu batik masih merupakan salah satu andalan
dalam budidaya laut di Indonesia.
Kerapu batik merupakan jenis ikan kerapu yang
harganya mahal terutama yang mempunyai prospek pemasaran yang cukup baik akan
komoditas ini stabil bahkan cenderung meningkat. Namun demikian yang
masih menjadi perhatian utama adalah ketersediaan benih yang belum dapat
tepenuhi baik jumlah, mutu maupun kesinambungannya.
Ikan kerapu secara umum dikenal sebagai hewan
karnivora yang buasa dan rakus, memakan berbagai jenis ikan, crustacean dan
kadang – kadang juga memakan cepalopoda (cumi-cumi). Seringkali
hidup menyendiri dan menyukai naungan sebagai tempat sembunyi. Ikan
kerapu lebih suka menghindar dari sinar matahari langsung, kecuali sewaktu
mencari makan dan saat memijah.
Ikan kerapu adalah jenis ikan laut yang dapat
ditemukan didaerah sub tropika dan tropika dari seluruh daerah lautan.
Kebanyakan species ini tinggal didaerah karang, karang mati atau
berlumpur. Ikan kerapu ini sering pula ditemukan di daerah pasang dan
laut dengan kedalaman sekitar 40 m (Heemstra & Randall, 1993).
Distribusi geografis ikan kerapu di mulai
dari Pasifik Selatan hingga Pulau Guam, New Caledonia dan Selatan
Australia. Pada bagian Timur Samudra Hindia dimulai dari Barat Austalia
dan Nicobars, sedangkan pada Kepulauan Indonesia tersebar Di Riau,
Jawa, Bali, NTB dan Maluku.
Ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan laut
yang semakin digemari oleh masyarakat. Kebutuhan ikan kerapu ini masih
mengandalkan tangkapan dari alam sehingga lambat laun memungkinkan terjadinya
penagkapan yang berlebihan (over fishing) baik dari segi ukuran maupun
jumlah. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut maka diperlukan upaya
budidaya. Adapun kendala utama yang
dihadapi
di dalam budidaya ikan kerapu adalah sering terjadi kematian massal yang diduga
disebabkan oleh penyakit, baik itu penyakit akibat jamur, bakteri maupun yang
disebabkan oleh virus.
Penyakit didefenisikan sebagai suatu ketidaknormalan
pada struktur atau fungsi tubuh yang ditunjukkan dengan gejala yang spesifik
atau non spesifik. Kesalahan managemen dan lingkungan yang bermasalah
dapat menimbulkan penyakit pada usaha budidaya ikan kerapu. Jaringan atau
organ yang rusak, penurunan berat badan dan adanya kematian merupakan indikasi
timbulnya penyakit. Dampak yang ditimbulkan adalah penurunan produk
perikanan / budidaya, oleh karena itu pnyakit dan lingkungan perlu mendapatkan
perhatian khusus sehingga kerugian dari segi ekonomi dapat ditekan.
Beberapa factor yang dapat menyebabkan timbulnya
penyakit yaitu adanya interaksi antara inang (Host), penybab penyakit
(Pathogen) dan lingkungan. Penyakit yang akan timbul apabila ikan yang
dipelihara rentang terhadap penyakit
dan kondisi lingkungan yang buruk yang menyebabkan
peningkatan serangan penyakit serta penurunan kekebalan dari inang.
Factor – factor yang dapat menimbulkan penyakit
adalah perubahan / fluktuasi suhu yang sangat tinggi, adanya radiasi sinar
ultra violet dari matahari. Sedangkan factor – factor kimia seperti
kontaminasi lingkungan dengan obat – obatan, racun, penggunaan bahan kimia yang
berlebihan dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Keberadaan virus,
bakteri jamur maupun parasit diperairan merupakan factor biologi fluktuasi
suhu, kelarutan gas, pH dan ketersediaan makanan.
Kestabilan lingkungan terutama parameter fisika dan
kimia air pada media pemeliharaan akan menentukan kesehatan ikan yang kita
pelihara. Fluktuasi suhu, pH, salinitas atau oksigen terlarut yang melebihi
batas optimum dapat menimbulkan stress dan pada akhirnya akan menimbulkan
penyakit. Kunci sukses dalam upaya pemeliharaan ikan adalah mampu
memahami dan mengelola lingkungan dalam hal ini air sebagai media
pemeliharaan. Pemahaman terhadap pentingnya peranan lingkungan dan
mengetahui penyebab penyakit adalah pentingnya dalam upaya pengendalian dan
control penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanto febriko Sapto,
2004. Budidaya Ikan Kerapu Dalam Keramba Jaring Apung.
Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya. Balai Budidaya Air Payau Sitobondo.
Jurnal Penelitian Perikanan
Indonesia, 2004. Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kalautan dan
Perikanan. Gondo Bali.
Triastutik Gemi, 2004.
Pengendalian Penyakit Ikan dan Udang. Departemen Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Balai Budidaya Air Payau
Sitobondo
Purwanti A. dan Syafei L.S,
2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Keparu Batik Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
wow informasinya informastif banget
BalasHapus