Senin, 26 Agustus 2019

CARA MEMULAI BISNIS PART 1







  1. Desain dan pengembangan
  1. Status dan tugas pengembangan (deskripsikan status produk  saat ini, apa yang akan dikerjakan agar dapat dipasarkan. Deskripsikan kompetensi dan keahlian dari perusahaan dalam pengembangan
  2. Kesulitan dan resiko (identifikasi langkah-langkah antisipasi adanya masalah dalam desain dan pengembangan serta pendekatan yang dilakukan dalam solusi. Bahaslah efek yang mungkin terjadi pada jadwal, biaya desain dan pengembangan dan waktu pengenalan produk ke pasar
  3. Peningkatan produk dan produk baru (kelanjutan desain dan pengembangan yang direncanakan untuk menjaga produk tetap unggul dan langkah-langkah pengembangan produk baru yang terkait pada kelompok pelanggan yang sama)
  4. Biaya (anggaran desain dan pengembangan, termasuk biaya TK, Material, konsultan dll)
  5. Lokasi geografis (deskripsikan kekurangan dan kelebihan lokasi dari segi biaya TK, SP, ketersediaan TK, kedekatan dengan pelanggan, pemasok, jalur transportasi. Pajak, dan peraturan setempat
  6. Fasilitas dan peningkatannya
  7. Strategi dan rencana (deskripsikan kontrol kualitas, produksi, inventori, prosedur inspeksi, dan kontrol kualitas untuk meminimumkan masalah pelayanan dan keluhan pelanggan
  8. a.    Organisasi
  1. Rencana Manufaktur dan Operasional
  1. Tim Manajemen
Menyajikan peran kunci dari manajemen dalam perusahaan dan individu yang menempati posisi masing-masing.
  1. b.   Personel Kunci Dalam Manajemen
Diskripsikan secara tegas tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota kunci dari tim manajemen.
  1. c.    Kompensasi Manajemen dan Kepemilikan
Keinginan untuk mendapatkan pendanaan di awal usaha tidak akan besar.
  1. d.    Dewan Direksi
Filosofi perusahaan terkait dengan ukuran dan komposisi dewan.
  1. e.    Pelayanan dari Profesional yang Mendukung
Organisasi pelayanan yang mendukung dikenal, memiliki reputasi, dan berkualitas. Hal ini tidak hanya memberikan asistensi profesional saja, tetapi juga menambah kredibilitas perusahaan.
  1. Aspek Risiko Kritis
Dalam aspek ini ada beberapa masalah yang harus diidentifikasi, yaitu dampak dari trend yang menguntungkan dalam industri, biaya desain, maupun pabrik yang melebihi kalkulasi dan pesaing-pesaing baru yang belum diperhitungkan.
  1. Rencana Keuangan
  1. a.    Perkiraan laba dan Rugi
Persiapan Pro Forma Laporan Laba Rugi adalah bagian dari perencanaan untuk laba dalam manajemen keuangan.
  1. b.   Analisis Pro Forma Laporan Arus Kas
Perkiraan arus kas dapat lebih penting daripada perkiraan laba karena detil dari jumlah uang dan penentuan waktu dari uang kas masuk dan keluar yang diharapkan.
  1. c.    Pro Forma Neraca Keuangan
Neraca keuangan dipergunakan untuk mendukung tingkat operasional
  1. d.    Diagram Titik Impas
Merupakan cara untuk menentukan tingkat penjualan dan produksi yang dapat menutup semua biaya.
  1. e.    Kontrol Biaya
Meliputi cara pelaporan biaya, siapa yang bertanggung jawab atas kontrol untuk berbagai elemen biaya dan seberapa sering memperoleh biaya.
  1. f.     Pendanaan yang diperlukan
Secara umum jelaskan berapa dana yang diperlukan, apa yang ditawarkan perusahaan untuk dana yang diterima, penggunaan apa dari dana yang diterima


  1. L.    Prinsip Analisis Biaya
Usaha perikanan  merupakan suatu kegiatan ekonomi di bidang  perikanan   dimana terdapat sejumlah unsur (input)  yang digunakan dan setiap input tersebut mengandung suatu nilai yang merupakan korbanan bagi pelaku usaha perikanan, yaitu sebagai biaya usaha perikanannnya.  Input usaha perikanan yang umumnya dibutuhkan oleh pekau usaha perikanan meliputi benih, lahan, mesin (alat), tenaga kerja, modal dan pengelolaan atau manajemen.
Input produksi saling berkaitan dan kedudukannya dalam usaha perikanan  sama penting sehingga sering disebut sebagai faktor produksi.  Pemahaman faktor produksi menyangkut masalah penguasaan dan pemilikan terhadap faktor-faktor produksi tersebut, dimana pemilikan memberikan kekuatan dan kekuasaan untuk berbuat terhadap faktor-faktor produksi dalam penggunaan pada proses produksi. Seseorang yang menguasai atau memiliki faktor produksi, dapat memberikan posisi atau status sosial yang tinggi di lingkungan masyarakatnya.
Lahan merupakan faktor produksi yang relatif langka dibanding dengan faktor produksi lain, selain itu distribusi penguasaannya dimasyarakat tidak merata dan tidak dapat dipindah-pindah walaupun dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Tenaga kerja dalam usahatani terbagi atas tenaga keja manusia, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja mesin, dimana tenaga kerja manusia terbagi menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak – anak. Terdapat perbedaan konversi dalam penentuan kerja, sehingga perlu diseragamkan agar memudahkan dalam penentuan kerja. Untuk menyeragamkan, maka konversi tenaga kerja yang digunakan adalah Hari Kerja Pria (HKP).
Modal adalah barang atau uang yang bersama – sama dengan faktor produksi lain yang digunakan untuk menghasilkan barang baru, yaitu produk pertanian. Modal dapat dibedakan berdasarkan sifatnya menjadi modal tetap dan modal bergerak. Modal tetap adalah modal yang tidak habis dalam satu periode, meliputi tanah dan bangunan. Sedangkan modal bergerak adalah modal yang habis dalam satu periode, meliputi uang tunai dan sarana produksi.
Manajemen atau pengelolaan merupakan unsur terakhir dalam kegiatan usaha. Manajemen dalam usaha perikanan adalah kemampuan pelaku usaha perikana dalam menentukan, mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor – faktor  produksi yang dikuasai untuk mencapai tujuan yang diharapkan.  Manajemen merupakan unsur usaha yang tidak berbentuk fisik akan tetapi unsur yang paling menentukan dalam keberhasilan usaha.
Keberadaan dan harga input usaha perikanan sangat menentukan dalam keberlanjutan usaha perikanan, sementara ketersediaannya bergantung kepada kondisi permintaan dan penawaran di pasar.  Dengan demikian, maka pelaku usaha perikanan perlu memahami prinsip-prinsip analisis biaya dalam penyelenggaraan usaha perikanannya.
Prinsip analisis biaya sangat penting karena  pelaku usaha perikanan dapat menguasai pengaturan biaya produksi dalam usahataninya tetapi tidak mampu mengatur harga komoditi (hasil produksi)  yang dijualnya atau memberikan nilai kepada komoditi tersebut.  Harga-harga tersebut ditentukan oleh berbagai faktor di luar usaha perikanan, termasuk pula faktor-faktor di luar negeri.  Apabila keadaan lainnya tidak berubah, pelaku usaha perikanan  harus mengurangi biaya persatuan komoditi yang dihasilkan bila ia ingin meningkatkan pendapatan bersih usahanya.
Penggolongan biaya produksi dilakukan berdasarkan sifatnya, meliputi  : 1) biaya tetap (fixed cost), dan  2) biaya tidak tetap (variable cost).  Biaya tetap ialah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi.  Petani rumput laut harus mampu membayarnya, berapapun jumlah produksi yang dihasilkan dari  usaha budidayanya.  Biaya tetap menjadi sangat penting apabila petani rumput laut memikirkan tambahan investasi  seperti mesin, perahu, bangunan dan alat-alat lainnya.  Tiap tambahan investasi hanya dapat dibenarkan apabila petani rumput laut mampu membelinya dan dalam jangka panjang dapat memberikan arus keuntungan.
Biaya tidak tetap (variable cost) ialah biaya yang berubah apabila luas usahanya berubah.  Biaya ini ada apabila ada sesuatu barang yang diproduksi.   Sebagai contoh, banyaknya tenaga  kerja yang diperlukan dalam usaha rumput laut.  Apabila pelaku utama atau nelayan juragan  mengupah tenaga kerja (buruh perikanan), maka ketika produksi dapat meningkat, kebutuhan terhadap buruh/tenaga kerja  juga meningkat.  Tetapi apabila tidak ada produksi, maka tidak ada kebutuhan terhadap tenaga kerja (buruh perikanan) tersebut.
  1. M.  Analisis Pendapatan Usaha
Pendapatan dalam suatu kegiatan usaha  adalah balas jasa terhadap setiap faktor produksi dan merupakan ukuran keberhasilan kegiatan usaha.  Analisis pendapatan usaha perikanan  dilakukan untuk menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan usaha perikanan  atau untuk menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan dalam kegiatan usaha perikanan.  Bagi pelaku usaha perikanan, analisis pendapatan dapat digunakan untuk mengukur apakah kegiatan usaha yang dilaksanakan berhasil atau tidak.  Informasi yang diperlukan dalam analisis pendapatan adalah jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran usaha perikanan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Pada analisis pendapatan usaha perikanan ini,  perhitungan didasarkan kepada biaya tunai dan biaya tidak tunai atau biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai digunakan untuk melihat seberapa besar likuiditas tunai yang dibutuhkan pelaku utama perikanan untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perikanan.   Biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja pelaku utama jika bunga modal dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.
Penerimaan total merupakan nilai produk dari suatu usaha yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi. Total biaya atau pengeluaran dari suatu usaha agribisnis merupakan jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan budidaya dalam memproduksi komoditi perikanan. Pendapatan total usaha merupakan selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total.
Umumnya pendapatan usaha (keuntungan) dihitung untuk satu tahun kegiatan usaha.    Keuntungan usaha dapat pula dihitung per musim tanam, dengan tetap menyesuaikan perhitunan besarnya beberapa jenis biaya secara proporsional, misalnya besarnya biaya penyusutan yang merupakan salah satu komponen dari biaya tetap (fixed cost).  Berarti apabila telah dilakukan perhitungan biaya penyusutan untuk satu tahun, maka jika akan dihitung besarnya keuntungan per musim tanam, harus dilakukan pembagian dengan angka 8.
Pendapatan usaha (keuntungan) dihitung dengan menggunakan rumus :



1 komentar:

  1. Artikelnya dapat menginfiratif untuk berusaha semoga yg lain juga terinfiratif

    BalasHapus