- Desain dan pengembangan
- Status dan tugas pengembangan (deskripsikan status produk saat ini, apa yang akan dikerjakan agar dapat dipasarkan. Deskripsikan kompetensi dan keahlian dari perusahaan dalam pengembangan
- Kesulitan dan resiko (identifikasi langkah-langkah antisipasi adanya masalah dalam desain dan pengembangan serta pendekatan yang dilakukan dalam solusi. Bahaslah efek yang mungkin terjadi pada jadwal, biaya desain dan pengembangan dan waktu pengenalan produk ke pasar
- Peningkatan produk dan produk baru (kelanjutan desain dan pengembangan yang direncanakan untuk menjaga produk tetap unggul dan langkah-langkah pengembangan produk baru yang terkait pada kelompok pelanggan yang sama)
- Biaya (anggaran desain dan pengembangan, termasuk biaya TK, Material, konsultan dll)
- Lokasi geografis (deskripsikan kekurangan dan kelebihan lokasi dari segi biaya TK, SP, ketersediaan TK, kedekatan dengan pelanggan, pemasok, jalur transportasi. Pajak, dan peraturan setempat
- Fasilitas dan peningkatannya
- Strategi dan rencana (deskripsikan kontrol kualitas, produksi, inventori, prosedur inspeksi, dan kontrol kualitas untuk meminimumkan masalah pelayanan dan keluhan pelanggan
- a. Organisasi
- Rencana Manufaktur dan Operasional
- Tim Manajemen
Menyajikan
peran kunci dari manajemen dalam perusahaan dan individu yang menempati posisi
masing-masing.
- b. Personel Kunci Dalam Manajemen
Diskripsikan
secara tegas tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota kunci dari tim
manajemen.
- c. Kompensasi Manajemen dan Kepemilikan
Keinginan
untuk mendapatkan pendanaan di awal usaha tidak akan besar.
- d. Dewan Direksi
Filosofi
perusahaan terkait dengan ukuran dan komposisi dewan.
- e. Pelayanan dari Profesional yang Mendukung
Organisasi
pelayanan yang mendukung dikenal, memiliki reputasi, dan berkualitas. Hal ini
tidak hanya memberikan asistensi profesional saja, tetapi juga menambah
kredibilitas perusahaan.
- Aspek Risiko Kritis
Dalam
aspek ini ada beberapa masalah yang harus diidentifikasi, yaitu dampak dari
trend yang menguntungkan dalam industri, biaya desain, maupun pabrik yang
melebihi kalkulasi dan pesaing-pesaing baru yang belum diperhitungkan.
- Rencana Keuangan
- a. Perkiraan laba dan Rugi
Persiapan
Pro Forma Laporan Laba Rugi adalah bagian dari perencanaan untuk laba dalam
manajemen keuangan.
- b. Analisis Pro Forma Laporan Arus Kas
Perkiraan
arus kas dapat lebih penting daripada perkiraan laba karena detil dari jumlah
uang dan penentuan waktu dari uang kas masuk dan keluar yang diharapkan.
- c. Pro Forma Neraca Keuangan
Neraca
keuangan dipergunakan untuk mendukung tingkat operasional
- d. Diagram Titik Impas
Merupakan
cara untuk menentukan tingkat penjualan dan produksi yang dapat menutup semua
biaya.
- e. Kontrol Biaya
Meliputi
cara pelaporan biaya, siapa yang bertanggung jawab atas kontrol untuk berbagai
elemen biaya dan seberapa sering memperoleh biaya.
- f. Pendanaan yang diperlukan
Secara
umum jelaskan berapa dana yang diperlukan, apa yang ditawarkan perusahaan untuk
dana yang diterima, penggunaan apa dari dana yang diterima
- L. Prinsip Analisis Biaya
Usaha
perikanan merupakan suatu kegiatan ekonomi di bidang perikanan
dimana terdapat sejumlah unsur (input) yang digunakan dan
setiap input tersebut mengandung suatu nilai yang merupakan korbanan bagi
pelaku usaha perikanan, yaitu sebagai biaya usaha perikanannnya. Input
usaha perikanan yang umumnya dibutuhkan oleh pekau usaha perikanan meliputi
benih, lahan, mesin (alat), tenaga kerja, modal dan pengelolaan atau manajemen.
Input
produksi saling berkaitan dan kedudukannya dalam usaha perikanan sama penting
sehingga sering disebut sebagai faktor produksi. Pemahaman faktor
produksi menyangkut masalah penguasaan dan pemilikan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut, dimana pemilikan memberikan kekuatan dan kekuasaan untuk
berbuat terhadap faktor-faktor produksi dalam penggunaan pada proses produksi.
Seseorang yang menguasai atau memiliki faktor produksi, dapat memberikan posisi
atau status sosial yang tinggi di lingkungan masyarakatnya.
Lahan
merupakan faktor produksi yang relatif langka dibanding dengan faktor produksi
lain, selain itu distribusi penguasaannya dimasyarakat tidak merata dan tidak
dapat dipindah-pindah walaupun dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan.
Tenaga kerja dalam usahatani terbagi atas tenaga keja manusia, tenaga kerja
ternak dan tenaga kerja mesin, dimana tenaga kerja manusia terbagi menjadi
tenaga kerja pria, wanita dan anak – anak. Terdapat perbedaan konversi dalam
penentuan kerja, sehingga perlu diseragamkan agar memudahkan dalam penentuan
kerja. Untuk menyeragamkan, maka konversi tenaga kerja yang digunakan adalah
Hari Kerja Pria (HKP).
Modal
adalah barang atau uang yang bersama – sama dengan faktor produksi lain yang
digunakan untuk menghasilkan barang baru, yaitu produk pertanian. Modal dapat
dibedakan berdasarkan sifatnya menjadi modal tetap dan modal bergerak. Modal
tetap adalah modal yang tidak habis dalam satu periode, meliputi tanah dan
bangunan. Sedangkan modal bergerak adalah modal yang habis dalam satu periode,
meliputi uang tunai dan sarana produksi.
Manajemen
atau pengelolaan merupakan unsur terakhir dalam kegiatan usaha. Manajemen dalam
usaha perikanan adalah kemampuan pelaku usaha perikana dalam menentukan,
mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor – faktor produksi yang
dikuasai untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Manajemen merupakan unsur
usaha yang tidak berbentuk fisik akan tetapi unsur yang paling menentukan dalam
keberhasilan usaha.
Keberadaan
dan harga input usaha perikanan sangat menentukan dalam keberlanjutan usaha
perikanan, sementara ketersediaannya bergantung kepada kondisi permintaan dan
penawaran di pasar. Dengan demikian, maka pelaku usaha perikanan perlu
memahami prinsip-prinsip analisis biaya dalam penyelenggaraan usaha
perikanannya.
Prinsip
analisis biaya sangat penting karena pelaku usaha perikanan dapat
menguasai pengaturan biaya produksi dalam usahataninya tetapi tidak mampu
mengatur harga komoditi (hasil produksi) yang dijualnya atau memberikan
nilai kepada komoditi tersebut. Harga-harga tersebut ditentukan oleh
berbagai faktor di luar usaha perikanan, termasuk pula faktor-faktor di luar
negeri. Apabila keadaan lainnya tidak berubah, pelaku usaha
perikanan harus mengurangi biaya persatuan komoditi yang dihasilkan bila
ia ingin meningkatkan pendapatan bersih usahanya.
Penggolongan
biaya produksi dilakukan berdasarkan sifatnya, meliputi : 1) biaya
tetap (fixed cost), dan 2) biaya tidak tetap (variable
cost). Biaya tetap ialah biaya yang tidak ada kaitannya dengan
jumlah barang yang diproduksi. Petani rumput laut harus mampu membayarnya,
berapapun jumlah produksi yang dihasilkan dari usaha budidayanya.
Biaya tetap menjadi sangat penting apabila petani rumput laut memikirkan
tambahan investasi seperti mesin, perahu, bangunan dan alat-alat
lainnya. Tiap tambahan investasi hanya dapat dibenarkan apabila petani
rumput laut mampu membelinya dan dalam jangka panjang dapat memberikan arus
keuntungan.
Biaya
tidak tetap (variable cost) ialah biaya yang berubah apabila luas
usahanya berubah. Biaya ini ada apabila ada sesuatu barang yang diproduksi.
Sebagai contoh, banyaknya tenaga kerja yang diperlukan dalam usaha rumput
laut. Apabila pelaku utama atau nelayan juragan mengupah tenaga
kerja (buruh perikanan), maka ketika produksi dapat meningkat, kebutuhan terhadap
buruh/tenaga kerja juga meningkat. Tetapi apabila tidak ada
produksi, maka tidak ada kebutuhan terhadap tenaga kerja (buruh perikanan)
tersebut.
- M. Analisis Pendapatan Usaha
Pendapatan
dalam suatu kegiatan usaha adalah balas jasa terhadap setiap faktor
produksi dan merupakan ukuran keberhasilan kegiatan usaha. Analisis
pendapatan usaha perikanan dilakukan untuk menggambarkan keadaan sekarang
dari suatu kegiatan usaha perikanan atau untuk menggambarkan keadaan yang
akan datang dari perencanaan atau tindakan dalam kegiatan usaha
perikanan. Bagi pelaku usaha perikanan, analisis pendapatan dapat
digunakan untuk mengukur apakah kegiatan usaha yang dilaksanakan berhasil atau
tidak. Informasi yang diperlukan dalam analisis pendapatan adalah jumlah
penerimaan dan jumlah pengeluaran usaha perikanan dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan.
Pada
analisis pendapatan usaha perikanan ini, perhitungan didasarkan kepada
biaya tunai dan biaya tidak tunai atau biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai
digunakan untuk melihat seberapa besar likuiditas tunai yang dibutuhkan pelaku
utama perikanan untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang
perikanan. Biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa
sebenarnya pendapatan kerja pelaku utama jika bunga modal dan nilai kerja
keluarga diperhitungkan.
Penerimaan
total merupakan nilai produk dari suatu usaha yaitu harga produk dikalikan
dengan total produksi. Total biaya atau pengeluaran dari suatu usaha agribisnis
merupakan jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan
budidaya dalam memproduksi komoditi perikanan. Pendapatan total usaha merupakan
selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total.
Umumnya
pendapatan usaha (keuntungan) dihitung untuk satu tahun kegiatan
usaha. Keuntungan usaha dapat pula dihitung per musim tanam,
dengan tetap menyesuaikan perhitunan besarnya beberapa jenis biaya secara
proporsional, misalnya besarnya biaya penyusutan yang merupakan salah satu
komponen dari biaya tetap (fixed cost). Berarti apabila telah
dilakukan perhitungan biaya penyusutan untuk satu tahun, maka jika akan
dihitung besarnya keuntungan per musim tanam, harus dilakukan pembagian dengan
angka 8.
Pendapatan
usaha (keuntungan) dihitung dengan menggunakan rumus :
Artikelnya dapat menginfiratif untuk berusaha semoga yg lain juga terinfiratif
BalasHapus