Jumat, 11 Maret 2022

MORFOLOGI IKAN TAMBAKAN (Helostoma temnincki C.V)





Sitematika

Ordo
:
Labyrinthici
Subordo
:
Anabantoidea
Famili
:
Anabantidae
Genus
:
Helostoma
Spesies
:
Hellostoma, temmincki
Nama Indonesia
:
Tambakan, Biawan, Tabakang, Ikan Samarinda

Ikan tambakan (Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini pada awalnya berasal dari Thailand hingga Indonesia sebelum akhirnya diintroduksi ke seluruh dunia. Ikan ini juga dikenal dengan nama gurami pencium karena kebiasaannya "mencium" saat mengambil makanan dari permukaan benda padat maup
un saat berduel antara sesama pejantan. Di Indonesia sendiri, ikan ini memiliki banyak nama seperti bawan, biawan, hingga ikan samarinda

Ciri-ciri morfologis
Ikan tambakan memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri berbentuk nyaris bundar atau mengarah cembung ke luar, sementara sirip dadanya yang berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar. Di kedua sisi tubuhnya terdapat gurat sisi, pola berupa garis tipis yang berawal dari pangkal celah insangnya sampai pangkal sirip ekornya. Kurang lebih ada sekitar 43-48 sisik yang menyusun gurat sisi tersebut. Ikan tambakan diketahui bisa tumbuh hingga ukuran 30 sentimeter.
Salah satu ciri khas dari ikan tambakan adalah mulutnya yang memanjang. Karakteristik mulutnya yang menjulur ke depan membantunya mengambil makanan semisal lumut dari tempatnya melekat. Bibirnya diselimuti oleh semacam gigi bertanduk, namun gigi-gigi tersebut tidak ditemukan di bagian mulut lain seperti faring, premaksila, dentary, dan langit-langit mulut. Ikan tambakan juga memiliki tapis insang (gill raker) yang membantunya menyaring partikel-partikel makanan yang masuk bersama dengan air.[3]
Ada dua jenis ikan tambakan berdasarkan warnanya, namun mereka masih termasuk dalam spesies yang sama: ikan tambakan berwarna hijau dan ikan tambakan berwarna pucat atau merah muda. Belakangan, ada juga jenis ikan tambakan yang ukurannya lebih kecil dari ikan tambakan kebanyakan dan bentuknya bundar nyaris menyerupai balon. Variasi genetis ikan tersebut biasa dikenal dengan nama "gurami pencium kerdil" atau "balon merah muda"
 
Badan agak oval memanjang dan pipih kesamping. Bentuk mulut kecil dengan bibir yang tipis dan dapat disembulkan. Bentuk sirip ekor berlekuk tunggal. Ciri khusus garis rusuknya terputus. Sirip punggung bagian depan terdiri tipe sisik jari-jari keras. Sisik kecil-kecil dan termasuk tipe sisik otnoid. Mempunyai alat pernafasan tambahan yang berbentuk seperti bunga mawar dan disebut “lsbyrinth organ”.
Bagian punggung bewarna kelabu kehiauan da bagian perut lebih terang.
Berdasarkan perbedaaan kecepatan pertumbhan dan warna tubuh, serta bentuk sirip-siripnya dikenal dapat empat macam varietas ikan tambakan, yaitu :
Tambakan gibas
:
Pertumbuhannya pasing sepat diantara varietas ikan tambakan lainnya, sehingga mampu mencapai ukuran yang besar, warna badan kehijau-hijauan atau biru tua.
Tambakan kanyere
:
Kecepatan pertumbuhan relative lambat, ukuran lebih kecil dibandingkan dengan varietas gibas. Warna badan kekuning-kuningan.
Tambakan kumpay
:
Warna badan agak kehijau-hijauan. Sirip-siripnya lenih panjang dibandingkan dengan varietas lainnya sudah jarang di dapat.
Tambakan albino
:
Warna badan putih kemerah-merahan, dengan kombinasi warna belang-belang hitam.

Sifat-sifat biologis
Pemijahan ikan tambakan berlangsung pada awal musim penghujan, namunbisa dipijahkan sepanjang tahun di kolam. Ikan tambakan adalah ikan rawa dan sungai. Anak ikan memakan plankton hewani, seperti desmidiaceae, Flagellateae, diatomeae dan lain-lain.
Ikan tambakan ikanan pemakan plankton.
Mampu hidup di perairan yang kadar oksogennya rendah, karena memiliki alat pernafasan tambahan. Alat pernafasan tambahan tersebut berbentuk seperti mawar, yaitu labyrinth organ.
Pemeliharaan Induk.
Ikan tambakan pada umumnya dipelihara bersama-sama dengan jenis – jenis ikan lainnya, seperti ikan mas, tawes dan ikan nilem. Agar mkanan alamii tumbuh, terutama plankton, kolam sebaiknya dipupuk secukupnya dengan pupuk kandang atau pupuk lainnya. Selama penumbuhan makanan alami tersebut, sebaiknya kolam tidak dialiri air lagi, setelah kedalaman air mencapai 50-75 cm.
Pemeliharaan induk akan lebih lagi bila dipelihara dalam kolam khuud ysng telah dipersiapkan sebelumnya. Padat penebaran berkisar anatara 1-2 pasang parameter persegi. Agar kuaitas telurnya baik hendaknya diberi makanan tambahan berupa pellet dengan kadar protein sekitar 20-30%. Makan tersebut diberikan sebanyak 2-3% berat badan per hari.
Induk – induk ikan mulai dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 tahun untuk induk ikan betina dan umur satu tahun untuk induk betina dan umur satu tahun untuk induk jantan. Pemijahan kembali dapat dilakukan setelah 3-4 bulan dari pemijahan sebelumnya. Pada saat induk.
Ikan tambakan juga dijuluki sebagai "ikan gurami pencium" karena kebiasaannya dalam memakai bibirnya untuk "mencium" benda-benda lain maupun ikan tambakan lainnya. Sebenarnya ikan tambakan tidak bena-benar mencium. Saat sedang mencium benda-benda padat semisal batu, ikan ini sebenarnya sedang menggerogoti makanan yang menempel pada permukaan benda padat tersebut. Ikan tambakan jantan juga saling beradu mulut satu sama lain untuk menegaskan supremasinya atas pejantan lain saat menjaga wilayah kekuasaannya. Perilaku adu bibir ini tidak pernah berakibat fatal, namun di dalam tangkapan, ikan tambakan jantan yang terus menerus kalah usai duel adu bibir bisa mati akibat stress.
Ikan tambakan sudah sejak lama membawa manfaat bagi manusia. Di wilayah aslinya di Asia Tenggara, ikan ini dibudidayakan untuk diambil dagingnya. Ikan tambakan juga biasa dipancing di alam liar. Belakangan, ikan tambakan menjadi salah satu komoditas ikan hias air tawar karena wujud dan perilakunya yang unik. Sebagai dampak dari popularitasnya sebagai ikan hias, sejumlah besar ikan tambakan yang masih berukuran kecil diekspor ke negara-negara lain seperti Jepang, Eropa, Amerika Utara, dan Australia.
Ikan tambakan (H. temminckii) merupakan ikan air tawar yang bersifat bentopelagik (hidup di antara permukaan dan wilayah dalam perairan). Wilayah asli tempatnya tinggal umumnya adalah wilayah perairan tropis yang dangkal, berarus tenang, dan banyak terdapat tanaman air. Umumnya di Indonesia ikan ini memiliki nilai ekonomis penting dengan harga jual sekitar Rp. 12.000/kg (Prianto dkk 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis makanan dan reproduksi ikan tambakan. Pengambilan contoh ikan dilakukan di perairan Lubuk Lampam, Sungai Lempuing yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2011 - Desember 2011 dengan interval waktu pengambilan contoh satu bulan sekali. Jumlah total ikan contoh yang diperoleh selama penelitian sebanyak 152 ekor, ikan jantan (84 ekor) ikan betina (68 ekor). Ikan tambakan ditangkap dengan menggunakan alat tangkap Bengkirai Bambu (box trap). Jenis makanan utama ikan tambakan berupa Detritus diatas 55%, dan makan lain berupa Diatom, Desmid, Green alga dan Blue Green Alga. Detritus yang dimakan ikan tambakan berasal dari serasah-serasah tumbuhan air. Pola pertumbuhan ikan tambakan adalah Isometrik yang artinya pertambahan panjang seimbang dengan pertambahan berat. Hasil uji Chi-square diperoleh rasio kelamin jantan dan betina sebesar 1:1,24 yang menunjukan terjadinya keseimbangan populasi. Selama bulan penangkapan Oktober – Desember ikan tambakan yang tertangkap memiliki TKG III dan TKG IV, hal ini diduga pada bulan tersebut merupakan puncak pemijahan. Ikan tambakan jantan pertama kali matang gonad pada ukuran 155 mm, sedangkan ikan betina pertama kali matang gonad pada ukuran 169 mm. Indek kematangan gonad jantan dan betina tertinggi pada bulan Oktober sebesar (3,04 ; 17,95) Fekunditas ikan tambakan berkisar antara 19.000 – 144.104 butir telur. Berdasarkan pola distribusi diameter telur, tipe pemijahan ikan tambakan termasuk partial spawner yaitu ikan mengeluarkan telurnya secara bertahap.

1 komentar: