Pendederan
Yang
dimaksud dengan pendederan adalah kegiatan pemeliharaan benih sampai uuran
tertentu hingga siap untuk dipelihara dikurungan pembesaran. Lamanya pendederan
tergantung dari ukuran awal, tingkat kepadatan dari benih yang dipelihara.
berukuran kurang dari 10 cm dengan padat penebaran 100-150 cm diperlukan waktu
satu bulan pada kurungan pendederan yang memiliki lebar mata8 mm (5/16 inch).
Selanjutnya dipindahkan ke kurungan pendederan yang memiliki lebar mata 25 mm
(1 Inch) dengan kepadatan 40-60 ek/m2 selama 2-3 bulan. Benih ikan kerapu
ukuran panjang 4–5 cm dari hasil tangkapan maupun dari hasil pembenihan,
didederkan terlebih dahulu dalam jaring nylon berukuran 1,5×3×3 m dengan
kepadatan ± 500 ekor. Sebulan kemudian, dilakuan grading (pemilahan ukuran) dan
pergantian jaring. Ukuran jaringnya tetap, hanya kepadatannya 250 ekor per
jaring sampai mencapai ukuran glondongan (20 – 25 cm atau 100 gram). Setelah
itu dipindahkan ke jaring besar ukuran 3×3×3 m dengan kepadatan optimum 500
ekor untuk kemudian dipindahkan ke dalam keramba pembesaran sampai mencapai
ukuran konsumsi (500 gram).
- Pembesaran
Benih
ikan yang sudah mencapai ukuran 50-75 gram/ekor dengan panjang 15 cm atau lebih
dari hasil pendederan, selanjutnya dipelihara dalam kurungan pembesaran yang
memiliki lebar mata jaring 25-50 mm (1-2 inchi) dengan kepadatan 15-25 ek/m3
dan waktu pemeliharaan dikurungan pembesaran berkisar antara 6-8 bulan.
- Pakan
Pakan
adalah salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan moralitas ikan yang
dipelihara. Oleh kjarena itu masalah kuantitas dan kualitas dari pakan yang
diberikan layak dipenuhi. Dalam hal ini ikan Kerapu yang dipelihara dikurungan
apung. Biaya pakan merupakan biaya operasional terbesar dalam budidaya ikan
kerapu dalam KJA. Oleh karena itu pemilihan jenis pakan harus benar-benar tepat
dengan mempertimbangkan kualitas nutrisi selera ikan dan harganya. Pemberian
pakan diusahakan untuk ditebar seluas mungkin, sehingga setiap ikan memperoleh
kesempatan yang sama untuk mendapatkan pakan. Pada tahap pendederan, pakan
diberikan secara adlibitum (sampai kenyang) sedangkan untuk pembesaran adalah
8-10% dari total berat badan per hari.
Pemberian
pakan sebaiknya pada pagi dan sore hari sedangkan pakan alami dari ikan kerapu
adalah ikan rucah (potongan ikan) dari jenis ikan tanjan, tembang, dan lemuru.
Benih kerapu yang baru ditebar dapat diberi pakan pelet komersial. Untuk jumlah
1000 ekor ikan dapat diberikan 100 gram pelet per hari. Setelah ± 3-4 hari,
pelet dapat dicampur dengan ikan rucah. Produk NASA yang dapat digunakan adalah
Viterna dan POC NASA, kedua produk ini dicampur terlebih dahulu menjadi satu.
Dosis : 1 tutup botol campuran dari 2 produk NASA tersebut dicampurkan pada 1
liter air kemudian disemprotkan atau direndam pada 5 kg pelet atau pakan ikan
kerapu lainnya. Selanjutnya dikeringanginkan secukupnya sekitar 15 menit
kemudian baru pakan atau pelet ditebar di kolam. Pemberian 1–2 kali/hari
pemberian pada pagi atau sore hari.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
Hama
Menurut Kordi (2002) mengatakan bahwa hama merupakan organisme yang dapat
menimbulkan gangguan pada ikan budidaya di dalam kolam. Hama pada budidaya ikan
kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) ada beberapa macam yaitu : predator
dan kompotitor Penyakit yang sering di menyerang ikan kerapu ada dua macam
yaitu penyakit infeksi adalah penyakit yang dapat mengingfeksi ikan kerapu
yaitu berupa jamur, bakteri maupun virus. Sedangkan yang ke dua yaitu penyakit
non infeksi adalah penyakit pada ikan kerapu yang di sebabkan oleh tidak
sesuaiannya media pemeliharaan ikan kerapu yang ada di tambak dengan kondisi
aslinya di alam sehingga menyabakan iksnkerapu tersebut dapat. Sejalan dengan
perkembangan usaha budidaya ikan di laut muncul pula beberapa masalah yang
dapat menggangu bahkan menghambat perkembangan usaha tersebut misalnya hama dan
penyakit ikan.
- Hama
Hama
yang menyerang pada usaha budidaya ikan laut lebih banyak disebabkan oleh hewan
pemangsa atau pengganggu lainnya. Hama dapat menyerang apabila kerusakan pada
sistem jaring-jaring yang dipergunakan sebagai kurungan pemeliharaan ilan.
Kerusakan tersebut mengakibatkan masuknya hewan penggangu atau pemangsa lainnya
seperi burung dan lingsang. Walaupun akibat yang ditimbulkan sangat terbatas
atau relatif kecil namun hal tersebut tidak boleh diabaikan begitu saja
termasuk kerugian akibat adanya pencurian yang dilakukan oleh manusia.
- Penyakit
Secara
umum penyakit dapat diartikan sebagai gangguan dalam fungsi atau struktur suatu
organ atau bagian tubuh. Penyakit timbul dikarenakan satu atau berbagai sebab
baik berasal dari lingkungan maupun dari tubuh ikan itu sendiri. Hal-hal yang
menyebabkan ikan terserang penyakit adalah :
– Cara perawatan yang kurang baik
– Makanan tidak cukup (giji dan jumlah)
– Kekurangan zat asam
– Perubahan suhu dan sifat-sifat air yang mendadak.
– Cara perawatan yang kurang baik
– Makanan tidak cukup (giji dan jumlah)
– Kekurangan zat asam
– Perubahan suhu dan sifat-sifat air yang mendadak.
Gejala
ikan yang terserang penyakit antara lain: kelainan tingkah laku, kurang nafsu
makan, kelainan bentuk ikan, kelainan pada permukaan tubuh iakn, Penyakit
insang, anus tidak normal, mata tidak normal dll. Penyakit dapat dibagi menjadi
2 golongan bila dilihat dari penyebabnya.
- Penyakit non Parasiter : adalah penyakit yang disebabkan oleh factor faktor kimia dan fisika air yang tida cocok bagi ikan seperti: perubahan salinitas air secara mendadak, polusi dan lain sebagainnya. Selain dari itu bisa juga disebabkan oleh kekurangan makanan dan gizi yang buruk, serta stress akibat penanganan yang kurang baik.
- Penyakit
Parasiter: Penyakit yang biasa menyerang ikan budidaya laut adalah :
– Golongan virus
– Golongan bakteri
– Golongan crustacea
– Golongan cacing
– Golongan Protozoa
– Golongan jamur
Penanganan terhadap ikan sakit dapat dibagi atas 2 langkah yaitu :
a) Berdasarkan teknis budidaya tindakan-tindakan yang dilakukan antara lain :
– menghentikan pemberian pakan terhadap ikan
– mengganti pakan dengan jenis yang lain
– memisah-misahkan ikan tersebut dalam beberapa komponen, sehingga densitasnya menjadi rendah.
b) Berdasarkan terapi kimia hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah:
– memeriksa sensifitas dari masing-masing obat yang diberikan pada ikan.
– memperhatikan batas dari dosis masing-masing obat.
– Tidak memberikan obat sembarangan kepada ikan yang sakit.
Cara
pemberian obat :
– Ditenggelamkan dalam tempat budidaya.
– Disebarkan pada permukaan air
– Dicampurkan dalam pakan
– Dengan cara disuntikan
– Ditenggelamkan dalam tempat budidaya.
– Disebarkan pada permukaan air
– Dicampurkan dalam pakan
– Dengan cara disuntikan
Jenis
hama yang potensial mengganggu usaha budidaya ikan kerapu dalam KJA adalah ikan
buntal, burung, dan penyu. Sedang jenis penyakit infeksi yang sering menyerang
ikan kerapu adalah :
– penyakit akibat serangan parasit seperti : parasit crustacea dan flatworm
– penyakit akibat protozoa seperti : cryptocariniasis dan broollynelliasis
– penyakit akibat jamur (fungi) seperti : saprolegniasis dan ichthyosporidosis
– penyakit akibat serangan bakteri
– penyakit akibat serangan virus yaitu VNN (Viral Neorotic Nerveus).
– penyakit akibat serangan parasit seperti : parasit crustacea dan flatworm
– penyakit akibat protozoa seperti : cryptocariniasis dan broollynelliasis
– penyakit akibat jamur (fungi) seperti : saprolegniasis dan ichthyosporidosis
– penyakit akibat serangan bakteri
– penyakit akibat serangan virus yaitu VNN (Viral Neorotic Nerveus).
Panen
Panen
dilakukan dan disesuaikan dengan ukuran ikan yang dikehendaki atau permintaan
pasar. Untuk mencapai ukuran 600-800 gram per ekor dibutuhkan waktu
pemeliharaan selama 6-8 bulan dengan survival rate 80-90%. Panen dilakukan
secara total di dalam satu kurungan bisa juga dilakukan secara persial
tergantung dari ukuran panen yang dikehendaki. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan udanntuk menjaga kualitas ikan kerapu yang dibudidayakan dengan
KJA antara lain : penentuan waktu panen, peralatan panen, teknik panen, serta
penanganan pasca panen. Watu panen, biasanya ditentukan oleh ukuran permintaan
pasar. Ukuran super biasanya berukuran 500 – 1000 gram dan merupakan ukuran
yang mempunyai nilai jual tinggi.
Panen
sebaiknya dilakukan pada padi atau sore hari sehingga dapat mengurangi stress
ikan pada saat panen. Peralatan yang digunakan pada saat panen berupa : scoop,
kerancang, timbangan, alat tulis, perahu, bak pengangkut dan peralatan aerasi.
Teknik pemanenan yang dilakukan pada usaha budidaya ikan kerapu dalam KJA
dengan metoda panen selektif dan panen total. Panen selektif adalah pemanenan
terhadap ikan yang sudah mencapai ukuran tertentu sesuai keinginan pasar
terutama pada saat harga tinggi. Sedang panen total adalah pemanenan secara
keseluruhan yang biasanya dilakukan bila permintaan pasar sangat besar atau
ukuran ikan seluruhnya sudah memenuhi kriteria jual.
Penanganan
pasca panen yang utama adalah masalah pengangkutan sampai di tempat tujuan hal
ini dimaksudkan untuk menjaga agar kesegaran ikan tetap dalam kondisi baik. Ini
dilakukan dengan dua cara yaitu pengangkutan terbuka dan pengangkutan tertutup.
Pengangkutan terbuka digunakan untuk jarak angkut dekat atau dengan jalan darat
yang waktu angkutnya maksimal hanya 7 jam. Wadah angkutnya berupa drum plastik
atau fiberglass yang sudah diisi air laut sebanyak ½-2/3 bagian wadah sesuai
jumlah ikan. Suhu laut diusahakan tetap konstan selama perjalanan yaitu
19-21°C. Selama pengangkutan air perlu diberi aerasi dan kepadatan ikan sekitar
50kg/wadah. Cara pengangkutan yang umum digunakan adalah dengan pengangkutan
tertutup dan umumnya untuk pengangkutan dengan pesawat udara untuk itu 1
kemasan untuk 1 ekor ikan dengan berat rata-rata 500 gram.
mantap sekali artikelnya
BalasHapus