Selasa, 12 November 2019

BUDIDAYA IKAN KERAPU PART 2





Pendederan
Yang dimaksud dengan pendederan adalah kegiatan pemeliharaan benih sampai uuran tertentu hingga siap untuk dipelihara dikurungan pembesaran. Lamanya pendederan tergantung dari ukuran awal, tingkat kepadatan dari benih yang dipelihara. berukuran kurang dari 10 cm dengan padat penebaran 100-150 cm diperlukan waktu satu bulan pada kurungan pendederan yang memiliki lebar mata8 mm (5/16 inch). Selanjutnya dipindahkan ke kurungan pendederan yang memiliki lebar mata 25 mm (1 Inch) dengan kepadatan 40-60 ek/m2 selama 2-3 bulan. Benih ikan kerapu ukuran panjang 4–5 cm dari hasil tangkapan maupun dari hasil pembenihan, didederkan terlebih dahulu dalam jaring nylon berukuran 1,5×3×3 m dengan kepadatan ± 500 ekor. Sebulan kemudian, dilakuan grading (pemilahan ukuran) dan pergantian jaring. Ukuran jaringnya tetap, hanya kepadatannya 250 ekor per jaring sampai mencapai ukuran glondongan (20 – 25 cm atau 100 gram). Setelah itu dipindahkan ke jaring besar ukuran 3×3×3 m dengan kepadatan optimum 500 ekor untuk kemudian dipindahkan ke dalam keramba pembesaran sampai mencapai ukuran konsumsi (500 gram).
  • Pembesaran
Benih ikan yang sudah mencapai ukuran 50-75 gram/ekor dengan panjang 15 cm atau lebih dari hasil pendederan, selanjutnya dipelihara dalam kurungan pembesaran yang memiliki lebar mata jaring 25-50 mm (1-2 inchi) dengan kepadatan 15-25 ek/m3 dan waktu pemeliharaan dikurungan pembesaran berkisar antara 6-8 bulan.
  • Pakan
Pakan adalah salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan moralitas ikan yang dipelihara. Oleh kjarena itu masalah kuantitas dan kualitas dari pakan yang diberikan layak dipenuhi. Dalam hal ini ikan Kerapu yang dipelihara dikurungan apung. Biaya pakan merupakan biaya operasional terbesar dalam budidaya ikan kerapu dalam KJA. Oleh karena itu pemilihan jenis pakan harus benar-benar tepat dengan mempertimbangkan kualitas nutrisi selera ikan dan harganya. Pemberian pakan diusahakan untuk ditebar seluas mungkin, sehingga setiap ikan memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan pakan. Pada tahap pendederan, pakan diberikan secara adlibitum (sampai kenyang) sedangkan untuk pembesaran adalah 8-10% dari total berat badan per hari.

Pemberian pakan sebaiknya pada pagi dan sore hari sedangkan pakan alami dari ikan kerapu adalah ikan rucah (potongan ikan) dari jenis ikan tanjan, tembang, dan lemuru. Benih kerapu yang baru ditebar dapat diberi pakan pelet komersial. Untuk jumlah 1000 ekor ikan dapat diberikan 100 gram pelet per hari. Setelah ± 3-4 hari, pelet dapat dicampur dengan ikan rucah. Produk NASA yang dapat digunakan adalah Viterna dan POC NASA, kedua produk ini dicampur terlebih dahulu menjadi satu. Dosis : 1 tutup botol campuran dari 2 produk NASA tersebut dicampurkan pada 1 liter air kemudian disemprotkan atau direndam pada 5 kg pelet atau pakan ikan kerapu lainnya. Selanjutnya dikeringanginkan secukupnya sekitar 15 menit kemudian baru pakan atau pelet ditebar di kolam. Pemberian 1–2 kali/hari pemberian pada pagi atau sore hari.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
Hama Menurut Kordi (2002) mengatakan bahwa hama merupakan organisme yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan budidaya di dalam kolam. Hama pada budidaya ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) ada beberapa macam yaitu : predator dan kompotitor Penyakit yang sering di menyerang ikan kerapu ada dua macam yaitu penyakit infeksi adalah penyakit yang dapat mengingfeksi ikan kerapu yaitu berupa jamur, bakteri maupun virus. Sedangkan yang ke dua yaitu penyakit non infeksi adalah penyakit pada ikan kerapu yang di sebabkan oleh tidak sesuaiannya media pemeliharaan ikan kerapu yang ada di tambak dengan kondisi aslinya di alam sehingga menyabakan iksnkerapu tersebut dapat. Sejalan dengan perkembangan usaha budidaya ikan di laut muncul pula beberapa masalah yang dapat menggangu bahkan menghambat perkembangan usaha tersebut misalnya hama dan penyakit ikan.
  • Hama
Hama yang menyerang pada usaha budidaya ikan laut lebih banyak disebabkan oleh hewan pemangsa atau pengganggu lainnya. Hama dapat menyerang apabila kerusakan pada sistem jaring-jaring yang dipergunakan sebagai kurungan pemeliharaan ilan. Kerusakan tersebut mengakibatkan masuknya hewan penggangu atau pemangsa lainnya seperi burung dan lingsang. Walaupun akibat yang ditimbulkan sangat terbatas atau relatif kecil namun hal tersebut tidak boleh diabaikan begitu saja termasuk kerugian akibat adanya pencurian yang dilakukan oleh manusia.
  • Penyakit
Secara umum penyakit dapat diartikan sebagai gangguan dalam fungsi atau struktur suatu organ atau bagian tubuh. Penyakit timbul dikarenakan satu atau berbagai sebab baik berasal dari lingkungan maupun dari tubuh ikan itu sendiri. Hal-hal yang menyebabkan ikan terserang penyakit adalah :
– Cara perawatan yang kurang baik
– Makanan tidak cukup (giji dan jumlah)
– Kekurangan zat asam
– Perubahan suhu dan sifat-sifat air yang mendadak.
Gejala ikan yang terserang penyakit antara lain: kelainan tingkah laku, kurang nafsu makan, kelainan bentuk ikan, kelainan pada permukaan tubuh iakn, Penyakit insang, anus tidak normal, mata tidak normal dll. Penyakit dapat dibagi menjadi 2 golongan bila dilihat dari penyebabnya.
  1. Penyakit non Parasiter : adalah penyakit yang disebabkan oleh factor faktor kimia dan fisika air yang tida cocok bagi ikan seperti: perubahan salinitas air secara mendadak, polusi dan lain sebagainnya. Selain dari itu bisa juga disebabkan oleh kekurangan makanan dan gizi yang buruk, serta stress akibat penanganan yang kurang baik.
  2. Penyakit Parasiter: Penyakit yang biasa menyerang ikan budidaya laut adalah :
    – Golongan virus
    – Golongan bakteri
    – Golongan crustacea
    – Golongan cacing
    – Golongan Protozoa
    – Golongan jamur
    Penanganan terhadap ikan sakit dapat dibagi atas 2 langkah yaitu :
    a) Berdasarkan teknis budidaya tindakan-tindakan yang dilakukan antara lain :
    – menghentikan pemberian pakan terhadap ikan
    – mengganti pakan dengan jenis yang lain
    – memisah-misahkan ikan tersebut dalam beberapa komponen, sehingga densitasnya menjadi rendah.
    b) Berdasarkan terapi kimia hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah:
    – memeriksa sensifitas dari masing-masing obat yang diberikan pada ikan.
    – memperhatikan batas dari dosis masing-masing obat.
    – Tidak memberikan obat sembarangan kepada ikan yang sakit.
Cara pemberian obat :
– Ditenggelamkan dalam tempat budidaya.
– Disebarkan pada permukaan air
– Dicampurkan dalam pakan
– Dengan cara disuntikan
Jenis hama yang potensial mengganggu usaha budidaya ikan kerapu dalam KJA adalah ikan buntal, burung, dan penyu. Sedang jenis penyakit infeksi yang sering menyerang ikan kerapu adalah :
– penyakit akibat serangan parasit seperti : parasit crustacea dan flatworm
– penyakit akibat protozoa seperti : cryptocariniasis dan broollynelliasis
– penyakit akibat jamur (fungi) seperti : saprolegniasis dan ichthyosporidosis
– penyakit akibat serangan bakteri
– penyakit akibat serangan virus yaitu VNN (Viral Neorotic Nerveus).
Panen
Panen dilakukan dan disesuaikan dengan ukuran ikan yang dikehendaki atau permintaan pasar. Untuk mencapai ukuran 600-800 gram per ekor dibutuhkan waktu pemeliharaan selama 6-8 bulan dengan survival rate 80-90%. Panen dilakukan secara total di dalam satu kurungan bisa juga dilakukan secara persial tergantung dari ukuran panen yang dikehendaki. Beberapa hal yang perlu diperhatikan udanntuk menjaga kualitas ikan kerapu yang dibudidayakan dengan KJA antara lain : penentuan waktu panen, peralatan panen, teknik panen, serta penanganan pasca panen. Watu panen, biasanya ditentukan oleh ukuran permintaan pasar. Ukuran super biasanya berukuran 500 – 1000 gram dan merupakan ukuran yang mempunyai nilai jual tinggi.
Panen sebaiknya dilakukan pada padi atau sore hari sehingga dapat mengurangi stress ikan pada saat panen. Peralatan yang digunakan pada saat panen berupa : scoop, kerancang, timbangan, alat tulis, perahu, bak pengangkut dan peralatan aerasi. Teknik pemanenan yang dilakukan pada usaha budidaya ikan kerapu dalam KJA dengan metoda panen selektif dan panen total. Panen selektif adalah pemanenan terhadap ikan yang sudah mencapai ukuran tertentu sesuai keinginan pasar terutama pada saat harga tinggi. Sedang panen total adalah pemanenan secara keseluruhan yang biasanya dilakukan bila permintaan pasar sangat besar atau ukuran ikan seluruhnya sudah memenuhi kriteria jual.
Penanganan pasca panen yang utama adalah masalah pengangkutan sampai di tempat tujuan hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar kesegaran ikan tetap dalam kondisi baik. Ini dilakukan dengan dua cara yaitu pengangkutan terbuka dan pengangkutan tertutup. Pengangkutan terbuka digunakan untuk jarak angkut dekat atau dengan jalan darat yang waktu angkutnya maksimal hanya 7 jam. Wadah angkutnya berupa drum plastik atau fiberglass yang sudah diisi air laut sebanyak ½-2/3 bagian wadah sesuai jumlah ikan. Suhu laut diusahakan tetap konstan selama perjalanan yaitu 19-21°C. Selama pengangkutan air perlu diberi aerasi dan kepadatan ikan sekitar 50kg/wadah. Cara pengangkutan yang umum digunakan adalah dengan pengangkutan tertutup dan umumnya untuk pengangkutan dengan pesawat udara untuk itu 1 kemasan untuk 1 ekor ikan dengan berat rata-rata 500 gram.


1 komentar: