Lele atau ikan keli,
adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya
yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang
panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.
Ikan-ikan marga Clarias
dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung
dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang
menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya tampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di
bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak
di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels)
yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat
pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni
duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa
patil ini tidak hanya tajam tetapi juga beracun dan mengakibatkan panas tinggi
jika orang tak sengaja terkena patil tersebut.
Lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Produksi
budidaya meningkat tajam tiap tahun, selama lima tahun terakhir, antara lain
karena luasnya pasar bagi lele. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak,
sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya, lele relatif
tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat.
Pengolahan yang paling populer adalah dengan digoreng, dan disajikan sebagai pecel lele. Bentuk pengolahan lain adalah
dengan diberi bumbu mangut (mangut lele)
Ikan lele kerap
hadir dalam menu makanan khas Indonesia sehingga lahan bisnisnya pun menarik
banyak orang untuk menggelutinya. Sayangnya proses budidaya ikan lele memiliki
hambatan besar salah satunya karena pakan buatan pabrik yang mahal sehingga
perlu modal besar dengan perolehan keuntungan minim. Belum lagi kandungan gizi
yang kadang minim dalam pakan asal pabrik sehingga perlu alokasi dana lebih
untuk menjaga kesehatan lele.
Pakan perikanan adalah pakan yang
digunakan untuk memberikan nutrisi bagi ikan, udang, dan hewan air lainnya yang dipelihara oleh manusia,
secara komersial
maupun tidak. Pakan ikan dibuat dalam berbagai bentuk, seperti pelet, butiran,
dan konsentrat untuk memudahkan pemberian pakan. Bahan pakan terdiri dari
bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung dalam bahan pakan,
protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan
anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium. Kandungan bahan
organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis
terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral
yang terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan
alat yang spesifik. (Anonim a, 2009).
Ikan yang baru menetas dari telur (bibit ikan), pertama akan menyerap nutrisi dari
kuning telur yang masih menempel di tubuhnya. Setelah habis, bibit ikan siap
untuk memakan pakan yang disediakan oleh manusia. Bibit dari beberapa jenis
ikan yang dipelihara hanya memakan mangsa yang masih hidup, terutama ikan yang
tidak memangsa fitoplankton
dan zooplankton di habitat aslinya.[1] Eksperimen pertama untuk menentukan
nutrisi yang tepat bagi ikan karnivora pertama kali dilakukan oleh John Hanson
pada tahun 1950an untuk memberi makan ikan trout yang dibudidayakan.
Sebelumnya, ikan ini diberikan potongan daging kuda yang dicincang. Hasil eksperimen
telah menghasilkan pakan yang mampu mengefisiensikan produksi ikan.[2]
Umumnya ada dua komponen utama yang menjadi bahan baku pakan ikan,
yaitu tepung ikan dan minyak ikan, yang keduanya merupakan produk samping dari pemrosesan ikan dan tidak layak dikonsumsi oleh
manusia. Minyak ikan mengandung asam lemak yang bermanfaat untuk pertumbuhan
ikan dan sesuai dengan nutrisi yang diterima ikan di habitat aslinya, terutama
bagi budi daya ikan
laut. Tepung dan minyak ikan juga mengandung cukup vitamin dan mineral
Salah satu alternatif pakan lele yang murah, bergizi, dan mudah didapat adalah
ampas tahu. Pakan lele dari ampas tahu merupakan salah satu makanan sehat bagi
lele yang juga telah terbukti mengurangi kematian bibit lele hingga 10-20% juga
membuat pertumbuhan lele lebih cepat. Ampas tahu sendiri mudah didapat dari
pabrik tahu rumahan yang bisa diperoleh dengan harga murah karena merupakan
limbah yang tidak digunakan.
Membuat Pakan Lele dari Ampas Tahu
- Keunggulan Ampas Tahu Untuk Pakan Lele
Sebelum membahas cara membuat pakan ikan lele dari ampas tahu, ada baiknya membahas keunggulan ampas tahu baik bagi ikan lele juga orang yang memeliharanya. Bagi ikan lele, pelet ampas tahu artinya pakan segar dan organik, selain itu kandungan komposisi gizi dalam ampas tahu sangat baik dan seimbang untuk kesehatan juga pertumbuhan.
Sementara bagi pemeliharanya, penggunaan ampas tahu menekan biaya produksi secara umum dan juga ketersediaan pelet yang lebih mudah diperoleh dan dibuat. Selain itu, pemelihara lele juga membantu mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh industri tahu dari limbah ampasnya.
Kandungan Gizi dan
Nutrisi Ampas Tahu
Ampas tahu meski
tampak seperti limbah, sebenarnya memiliki kandungan nutrisi yang tinggi bahkan
lebih dari yang distandarisasi untuk pelet ikan lele. Pelet yang dibuat dari
ampas tahu mengandung mineral, kalsium, fosfor, zat besi, dan vitamin B. Selain
itu kebutuhan kombinasi seimbang 20 asam amino esensial dan non-esensial yang
dibutuhkan lele juga terpenuhi oleh kandungan ampas tahu, mendukung pencernaan
lele dalam memanfaatkan seluruh nutrisi untuk pertumbuhannya.
Berikut nutrisi dalam ampas tahu secara lengkap:
Berikut nutrisi dalam ampas tahu secara lengkap:
Protein 4.9 g 4.0 kkal/g
Lemak 17.4 g 9.0 kkal/g
Karbohidrat 67.5 g 4.0 kkal/g
Lemak 17.4 g 9.0 kkal/g
Karbohidrat 67.5 g 4.0 kkal/g
- Pembuatan Pelet Ampas Tahu
Cara membuat pakan ikan lele dari ampas tahu bertujuan untuk
mengurangi kadar air sehingga bisa dibentuk seperti pelet ikan. Di bawah ini
adalah bahan dasar untuk membuat pelet dari ampas tahu yang sifatnya organik.
Prosesnya berlangsung selama kurang lebih seminggu. Bila ingin membuatnya lebih
sehat bisa ditambahkan probiotik yang bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun
ikan lele dan menghindarkannya dari penyakit, juga berfungsi sebagai pengganti antibiotic.
Alat:
1. Ember besar/ drum dengan penutup yang dilubangi (untuk menempatkan selang)
2. Selang
3. Pencetak pelet
4. Kain kasa
1. Ember besar/ drum dengan penutup yang dilubangi (untuk menempatkan selang)
2. Selang
3. Pencetak pelet
4. Kain kasa
Bahan:
1. Ampas tahu 5 kg
2. Bekatul 6 kg
3. Tepung jagung 4 kg
4. Tepung udang 1,5 kg
5. EM4 0,5 liter
6. Minyak ikan 20 butir
7. Suplemen vitamin 2 bungkus
8. Air bersih
Cara pembuatan:
1.
Sambung selang lewat lubang yang ada di ember/ drum dan tutup ujun
2.
selang dengan kain kasa. Ini berfungsi untuk mengalirkan udara.2.
Campur seluruh bahan hingga merata dan menyerupai adonan kue agar mudah
dicetak.
3.
Masukkan adonan ke dalam drum/ ember dengan penutup yang telah
disiapkan.
4.
Biarkan selama 5-7 hari agar berfermentasi.
5.
Keluarkan adonan dan cetak dengan alat.
6.
Keringkan adonan yang telah dicetak untuk membuatnya tidak berjamur
dan lebih tahan lama.
7.
Pelet siap digunakan sebagai pakan lele.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pakan_perikanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar