Rabu, 04 September 2019

PENYAIT PADA IKAN BAUNG PART 2


PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN BAUNG


Ikan yang dibudidayakan seringkali mengalami serangan penyakit. Penyakit dapat berkembang akibat bermacam-macam faktor antara lain trauma pengangkutan, kekurangan pakan, perubahan sifat fisik kimia air, serta epidemi dari suatu penyakit. Sebenarnya, ikan mempunyai kekebalan terhadap serangan hama dan penyakit selama berada dalam kondisi lingkungan  yang baik dan tidak ada faktor-faktor di atas yang memperlemah badannya.

A. Tanda-tanda Umum Ikan Sakit
Serangan penyakit sering datang mendadak. Untuk itu, gejala awal yang tampak perlu dideteksi agar masalah lebih lanjut dapat ditangani dengan segera. Setelah gejalanya diketahui, selanjutnya dilakukan diagnosa untuk mengetahui faktor penyebabnya, kemudian dilakukan tindakan pengobatan dengan jenis obat dan dosis yang tepat. Untuk itu, tanda –tanda berikut ini perlu dipahami.

1.  Tingkah laku
Ikan yang sakit bisanya memperlihatkan tingkah laku menyimpang, misalnya menggosok-gosokkan badanya pada benda-benda seperti batu, tanaman liar, atau piunggiran pematang /dinding akuarium. Pada kasus lain iakn kehilangan keseimbangan sehingga gerakan tidak terkontrol. Pada akhirnya ikan diam didasar dengan kedua sirip dada terbuka atau sekali-kali muncul kepermukaan air seperti menggantung. Ada pula ikan yang sakit membuka kedua tutup insangnya lebih lebar dari biasanya, frekuensi pernafasannya meningkat, dan tampak terengah-engah dan lamakelamaan ikan kurang nafsu makan.

2.  Kelainan warna tubuh
Jika tubuh ikan berubah menjadi pucat perlu dicurigai, barangkali sudah ditempeli parasit tertentu. Namun ,perubahan warna tubuh itu juga dapat disebabkan oleh kondisi terkejut karena terjadi pergantian intensitas cahaya dari gelap keterang. Jika hal itu terjadi, biasanya warna ikan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama. Perubahan warna tubuh juga sering terjadi jika ikan dalam keadaan takut atau seaat setelah memijah (ikan betina).
Berdasarkan hal itu ,perubahan warna tubuh ikan dapat disebabkan oleh serangan parasit ataupun oleh faktor diluar penyakit. Kelainan warna dapat dianggap sebagai gejala dari suatu penyakit bila tidak ada penyebab lain seperti takut, terkejut, atau habis memijah. Perubahan warna yang disebabkan oelh penyakit biasanya bersifat permanen (berlangsung lama).

3.  Produksi lendir
Ikan sakit sering kali memproduksi lendir berlebihan. Hal ini jelas terlihat pada ikan yang berwarna gelap. Sebaliknya, kelebihan lendir itu agak sulit duketahui pada ikan yang berwarna terang karena warna lendir itu bening hingga keabu-abuan. Produksi lendir yang berlebihan biasanya disebabkab oleh parasit yang menyerang bagian kulit. Banyaknya lendie tergantung pada intensitas serangan.

4.  Kelainan bentuk organ
Serangan parasit tertentu akan menimbulkan kelainan pada bagian tubuh ikan, misalnya berupa bintik-bintik putih pada sirip, sisik, maupun pada bagian lain. Kelainan bentuk juga dapat terjadi pada perbatasan  dua keping tutup insang trdapat tonjolan atau bengkak. Bila serangan sangat hebat, akan terjadi infeksi yang parah sehingga tonjolan itu menyebar keseluruh bagian tubuh seperti insang, mta, dan bahgian kepala. Bagian kulit, termasuk juga otot, tak luput dari resiko terkena serangan parasit yang mengakibatkan bintik-bintik merah atau menunjukkan gejala adanya semacam tumor pada kulit.

5.  Faktor kondisi
Tedapat korelasi antara bobot seekor ikan dengan panjangnya dikaitkan dengan  kondisi kesehatan ikan yang bersangkutan. Bila perbandingan berat dan panjang ikan tidak seimbang dalam arti  hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan  angka indeks faktor kondisi ikan sehat maka ikan tersebut dikategorikan menderita sakit.

B. Penyebab Ikan Sakit
Ikan tidak sehat dapat juga diakibatkan oelh kondisi lingkungan seperti sifat fisika dan kimia air yng tidak cocok bagi ikan atau karena pakan yang tidak cocok.

1.  Kondisi pH
Kondisi pH yang sangat rendah (sangat asam) atau sebaliknya terlalu tinggi (sangat basa) dapat mengganggu kehidupan dan kesehatan ikan. Setiap jenis ikan memperlihatkan respon berbeda terhadap fluktuasi perubahan pH, dan dampak yang ditimbulkannya bermacam-macam. Oleh sebab itu, pengukuran pH untuk mengetahui pola perkembangannya perlu dilakukan agar kesehatan ikan selalu terpantau.

2.  Kekurangan oksigen
Gejala umum ikan yang kekurangan oksigen akan terlihat setres.ikan sering muncul kepermukaan air mengambil oksigen dari udara bebas dan berenang terhentak-hentak. Beberapa hal  yang menjadi penyebab antara lain padat penebaran yang terelalu tinggi, suhu tinggi, kurang ayau tidak ada tanaman air sama sekali, kurang sinar matahari, dan tertimbunya bahan organik sari sisa pakan ataupun tananman air yang mati.
Konsentrasi oksigen terlarut dalam wadah budidaya yang sangat rendah menyebabkan ikan mudah terserang penyakit dan parasit, kadang-kadang tidak mau makan, dan tidak dapat berkembang dengan baik pada konsentrasi oksigen kurang dari 4ppm (4 mg/liter).

3.  Keracunan
Akibat keracunan biasanya fatal karena kematian yang terjadi secara massal/serentak dan berlangsung cepat. Penyebab keracunan biasanya berasal dari pakan yang busuk atau adanya gas beracun seperti gas rawa, amoniak, dan asam belerang.

4.  Pakan tidak baik
Pakan dapat menimbulkan kerugian jika menjadi sumber infeksi penyakit, terutama bila komposisi gizinya buruk, misalnya kekurangan vitamin atau mengandung bahan yang busuk dan beracun. Kualitas pakan yang buruk seracara pemberian ayng kurang tepat akan memacu peradangan yang serius pada saluran pencernaan sehingga perut ikan terlihat membengkak dan terjadi pendarahan.

5.  Perubahan suhu
Perubahan suhu yang menddak mengakibatkan ikan mengalami shock dan menderita setres. Nafsu makan ikan berkurang sejalan dengan penurunan suhu. Jika penurunannya besar dan drastis ikan akan berhenti makan, pertumbuhannya lambat, bahkan terhambat. Sebaliknya,jika terjadi kenaikan suhu yang ekstrim, ikan menjadi sulit bernafas. Jika ini berlangsung lama, ikan menjadi sangat rentan terhadap serangan penyakit dan parasit.



C. Upaya Pencegahan
Ada pepatah kuno yang sangat populer yang menyebutkan bahwa mwncegah lebih baik dari pada mengobati. Tindakan pencegahan bertujuan untuk mencegah masuknya wabah penyakit kedalam wadah budidaya ikan, untuk mencegah melusnya wilayah yang terkena penyakit, dan untuk mengurangi kerugian produksi ikan akibat timbulnya penyakit.

1.  Sanitasi Kolam
Sanitasi kolam dilaksanakan melalui pengeringan, penjemuran, dan pengapuran bak/kolam dengan kepur tembok Ca (OH)sebanyak 200g/m² yang ditebar merata di permukaan tanah dasar kolam. Kondisi ini dibiarkan selama 7-10 hari, setelah itu baru kolam diairi dansiap ditebar ikan. Bisa juga menggunak kalium permanganat (PK) yang ditebar pada kolam berair sebanyak 10-20 g/m3 air dan dibiarkan selama 1 jam. Ikan dimasukan setelah air berubah normal kembali karena adanya pergantian air.

2.  Sanitasi Ikan Tebaran
Ikan yang akan ditebarkan diperiksa dulu, apabila menunjukan adanya kelainan atau sakit harus dikarantina untuk pengobatan. Ikan tebaran yang dianggap sehat  pun harus direndam dalam larutan PK (20g/m3 air), malachyte green (40 mg/10 liter air), atau dengan formalin (1 cc/10 liter air) masing-masing selama 10-15 menit.
Sanitasi Perlengkapan dan peralatan:           Perlengkapan atau peralatan kerja sebaiknya selalu dalam keadaan suci  hama yaitu dengan cara merendamnya dalam larutan PK atau larutan kaporit selama 30-60 menit.

3.  Menjaga Lingkungan Tempat Budidaya
Upaya perlidungan dari gangguan hama dan parasit ikan adalah dengan menjaga lingkungan budidaya dan perairan. Pematang kolam dibersihkan dari tumbuhan liar yang sering menjadi tempat persembunyian hewan darat seperti ular dan kodok. Pohon yang rindang dikurangi agar tidak mengurangi masuknya sinar matahari. Setiap kolam/bak diusahakan mendapatkan pemasukan air yang baru dan segar. Selain itu, bahan-bahan organik seperti sampah yang memungkinkan masuk kewadah budidaya dikurangi.





1 komentar: