penyakit ikan adalah merupakan suatu keadaan fisik,
morfologi, atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena
beberapa penyebab, dan terbagi atas dua kelompok yaitu penyebab dari dalam
(internal) dan luar (eksternal). Penyakit ikan umumnya adalah eksternal.
Penyakit internal dari genetic, sekresi
internal, imunodefisiensi, saraf dan metabolik. Penyakit eksternal tergolong
dua yaitu non patogen dan patogen. Non patogen dapat berasal dari
lingkungan (suhu, kualitas air) dan nutrisi ( pakan
yang kurang nutrisi atau bahan beracun ) sedangkan patogen yaitu penyakit
virus, jamur, bakteri, dan parasit. Karakteristik infeksi pada ikan yaitu
ikan merupakan salah satu hewan air yang selalu bersentuhan dengan lingkungan
perairan sehingga mudah terinfeksi patogen melalui air. Infeksi bakteri dan
parasit tidak terjadi pada hewan dara melalui perantara udara, namun pada ikan
sering terjadi melalui air. Pada budidaya, air tidak hanya sebagai tempat
hidup bagi ikan, tapi juga perantara bagi patogen. Pencegahan yang harus
dilakukan yaitu melaui ikan, dan lingkungannya. Dalam manipulasi
lingkungan yang harus diperhatikan
:
1. Kondisi air
Air merupakan media hidup
ikan sehingga untuk menjaga agar ikan tetap sehat perlunya air disaring dengan
filter. Filter tersebut menyaring air dari jenis kotoran yang masuk dan
zat – zat yang dapat mengganggu kondisi ikan dan pembawa penyakit.
2. Pakan
Dalam petumbuhan dan
reproduksi selama hidup ikan perlu di berikan pakan alami dan buatan.
Pakan buatan yang diberikan harus diperhatikan yaitu :
-
Bahan baku yang dibuat
haruslah sesuai dengan kebutuhan gizi ikan ,
-
Suhu pada saat penyimpanan
haruslah sesuai dengan kondisi kamar sehingga tidak cepat rusak.
-
Pakan yang diberikan tidak
kadarluarsa
- Pakan yang diberikan
terbungkus dan tersimpan dengan rapi ( tidak kontak dengan lantai
).
3. Hygienis
Untuk menjaga kondisi ikan
agar tidak sakit salah satunya yaitu dengan menjaga dan menggunakan alat–alat
dan bahan selama pemeliharaan haruslah desinfektan dan diusahakan pada satu
wadah budi daya haruslah mempunyai alat dan bahan sendiri sehingga bila tertular
penyakit ,maka wadah lain tidak langsung terkena penyakit. Selain itu
ikan juga harus desinfektan agar dapat menjaga kesehatan ikan agar baik.
4. Keberadaan Ikan Liar
Ikan liar dalam wadah
budidaya dapat sebagai pembawa penyakit, bertindak sebagai competitor, dan
sebagai tempat menempel inang (parasit, jamur, bakteri). Selain sebagai
competitor, ikan liar juga dianggap sebagai pesaing dalam pemanfaatan pakan,
oksigen dan ruang di dalam wadah budidaya. Agar ikan liar tidak dapat
masuk ke dalam wadah budidaya, pada saluran pemasukan air diberi filter atau
saringan. Selain pemasangan saringan, juga perlu dilakukan seleksi benih
sebelum benih ditebar.
5. Vektor Pest Control (VPC)
VPC adalah suatu usaha
yang dilakukan untuk pengontrolan organisme hidup sebagai pembawa penyakit pada
organisme lainnya, misalnya Argulus sp yang merupakan parasit bagi ikan,
walaupun demikian Argulus sp juga dapat diserang oleh parasit
lain. Ikan seribu juga dapat sebagai pembawa penyakit larnea sp bagi
ikan-ikan peliharaan. Vektor tersebut menggangu ikan peliharaan sehingga
menyebabkan produksi ikan menurun.
6. Pengaturan Air
Pengaturan air dilakukan
pada wadah budidaya agar air masuk dan keluar seimbang, sehingga kondisi air
terjaga sesuai dengan kebutuhan hidup ikan.
7. Tindak Karantina dan
Pemusnahan
Karantina merupakan salah
satu usaha pencegahan masuk dan ke luarnya ikan yang membawa penyakit dari satu
daerah ke daerah lain sehingga penularan penyakit dapat dicegah. Bila
ikan yang baru datang dari tempat lain sebaiknya dipelihara terpisah terlebih
dahulu (1 – 2 hari), dan bila ikan-ikan tersebut tidak
menunjukkan tanda-tanda terserang penyakit barulah ditebar di kolam bersama
ikan-ikan lain.
8. Monitoring
Dalam usaha budidaya
haruslah dilakukan monitoring secara berkala. Monitoring ini bertujuan
untuk melihat gejala-gejala yang timbul pada ikan, apakah ikan tersebut
sakit atau tidak. Misalnya dari perubahan tingkah laku, penurunan nafsu
makan dan perubahan warna tubuh.
9. Saluran Air
Saluran air juga dapat
berperan sebagai faktor pendukung dalam penyebaran penyakit. Saluran air
yang baik digunakan untuk menghambat penyebaran penyakit adalah saluran dengan
system paralel, karena apabila kolam yang satu terserang oleh penyakit, tidak
mudah menyebar langsung ke kolam yang lain. Saluran air secara paralel
pada setiap kolam atau wadah budidaya sudah tersedia masing - masing saluran
pemasukan dan pengeluaran air. Berbeda dengan saluran air sistem seri,
karena air yang ada pada satu kolam dialirkan lagi kekolam yang lain sampai
seluruh kolam yang ingin diairi terpenuhi, karena kolam yang satu dengan kolam
yang lainnya mempunyai saluran yang menyatu sehiungga penyebaran penyakit mudah
terjadi.
10. Seleksi Umur dan Padat Tebar
Seleksi ini dilakukan agar
ikan tidak kanibal. Selain itu juga perlu diperhatikan dosis dan waktu
pemberian pakan untuk mencegah kanibal tersebut.
Upaya untuk memperhatikan ikan itu sendiri, yaitu
:
1. Manipulasi Genetik
Dengan manipulasi genetik, kita dapat menghasilkan ikan dengan kualitas yang
baik, seperti pertumbuhannya cepat dan tahan terhadap serangan penyakit.
Manipulasi genetik merupakan salah satu cara agar benih yang dihasilkan baik
atau normal (tidak cacat).
2. Imunisasi
Imunisasi diberikan pada ikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan.
Vaksin dapat diberikan sewaktu memijah pada ikan dan akan berlanjut pada
keturunannya (imunisasi pasif).
3. Stress
Stress adalah gejala fisiologis pada ikan yang kurang baik sehingga aktifitas
ikan menurun. Seperti nafsu makan, berenang dan metabolismenya.
Gejala stress dipengaruhi oleh saraf dan hormon dalam tubuhnya.
4. Kepadatan
Padat tebar dalam usaha budidaya haruslah sesuai sehingga kebutuhan ruang O²
dan makan tidak kekurangan. Untuk menebar benih perlu diperhatikan ukuran
benih ikan, karena ukuran tertentu akan mempengaruhi padat tebar ikan itu
sendiri.
Pengobatan penyakit ikan sangatlah tidak disarankan, merupakan alternative
terakhir, dengan pertimbangan yang seksama. Teknik pengobatan yang
dilakukan diagnosa yang tepat dan cepat, Jenis dan dosis efektif obat dan
antibiotic , biaya dan ketersediaan, waktu dedah, peluang keberhasilan dan
teknik aplikasi. Teknik aplikasi dapat dilakukan dengan perendaman
(diping, short bat, long bath di akuarium/kolam). Langkah sebelum pengobatan
sebaiknya, ikan dipuasakan, gunakan bahan plastic untuk mencampur, cek kembali
perhitungan dosis dan jumlah, lakukan pada suhu terendah, percobaan skala
kecil, evaluasi hasil percobaan, pengulangan bila diperlukan dan dosis (mg/l)
tergantung jenis sedianya obat serta teknik pemberian.
Tabel 1. Penyakit, gejala
pencegahan dan pengobatan ikan jelawat
PENYAKIT
|
GEJALA
|
PENCEGAHAN/ PENGOBATAN
|
KETERANGAN
|
1.
Trichodina
|
-
Terdapat
bintik putih keabu-abuan pada kulit, insang dan sirip.
-
Produksi
lendir bertambah sehingga tubuh terlihat mengkilat
-
Sirip
kuncup, menyendiri dan nafsu makan merosot.
|
- Pencegahan:
menjaga kualitas air dan diberi ekstrak sambiloto
- Pengobatan
: merendam ikan yang terserang dalam larutan garam 30 ppm. atau larutan
formalin 15 ppm
|
Perendaman ekstrak daun sirih
Bila ada luka diberikan
daun jambu biji
|
2. Ichthyophtirius
multifiliis
|
-
Ikan banyak mengeluarkan
lendir
-
Bagian tubuh yang
terinfeksi terlihat adanya bintik- bintik putih (kulit, sirip dan ingsang)
-
Ikan mengosok- gosokan
tubuh ke dasar kolam/ benda keras lainnya.
|
- Pencegahan: ikan yg baru didatangkan sebaiknya dikarantina
terlebih dahulu dan diberi ekstrak sambiloto
-
Pengobatan:
ikan yang terserang dimasukan ke dalam media air mengalir, secara kimiawi
dapat dilakukan NaCL 100 ppm selama 1 jam
|
Perendaman ekstrak daun sirih
Bila ada luka diberikan
daun jambu biji
|
PENYAKIT
|
GEJALA
|
PENCEGAHAN/ PENGOBATAN
|
KETERANGAN
|
3. Dactylogyrus
|
- Menyerang bagian epidermis terutama sisik ikan
- Frekuensi pernapasan meningkat, Produksi lendir
meningkat, insang rontok, tutup insang selalu terbuka
|
- Pencegahan : sebelum digunakan kolam
didesinfektan dan diberi ekstrak sambiloto
- pengobatan: secara kimiawi: Formalin
200 ppm selama 10 menit
|
Perendaman ekstrak daun sirih
Bila ada luka diberikan daun jambu biji
|
4. Achlya
|
-
Menyerang
pada telur dan benih yang lemah
- Parasit ini menerobos kulit bagian dalam dan masuk ke otot daging
bahkan tulang- tulang
- Serabut spt kapas pada kulit
|
-
Pencegahan : sebelum
kolam digunakan didesinfektan dan pengontrolan kualitas air dan diberi
ekstrak sambiloto
-
Pengobatan
: Formalin 200 ppm selama 10 jam
|
Perendaman ekstrak daun sirih
Bila ada luka diberikan daun jambu biji
|
5. Aeromonas
|
-
Bahan
organic tinggi
-
Warna
tubuh menjadi gelap
-
Ingsang rusak
- Pendarahan pada pangkal sirip, ekor, dan bagian
lainnya
- Sirip lepas, luka dan borok.
- Mati lemas dipermukaan air.
|
-
Pencegahan
: desinfektan alat dan sanitasi, pengontrolan kualitas air, dan
diberi ekstrak sambiloto
-
Pengobatan
: perendaman PK 20 ppm 30- 60 menit.
|
Perendaman ekstrak daun sirih
Bila ada luka diberikan
daun jambu biji
|
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Maksoem,S.O,. dkk. 2000.”Peta Geografis Penyebaran
Penyakit Ikan Air Tawar”. Direktorat Jendral Dinas Perikanan dan Kelautan. Jakarta.
Syofan dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan
Ikan “Jelawat Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian,
Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Yuasa.K,. dkk.2003. ” Paduan
Diagnosa Penyakit Ikan Air Tawar “.JICA. Departemen Kelautan dan Perikanan.
http
Tambah pengetahuan kelompok kami dan pelaku utama desa kami,trima ksh
BalasHapus