Senin, 27 Mei 2019

TEKNIK BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

PENDAHULUAN
Lele dumbo merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang dikenal masyarakat karena harganya relatif murah dibanding ikan lainnya, namun cita rasanya banyak disukai masyarakat. Ikan lele dumbo senang hidup dalam eadaan air yang agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin akan oksigen seperti air genangan, air limbah atau buangan. Hal itu disebabkan ikan lele mempunyai pernapasan tambahan disamping insangnya yang biasa.
Masalah yang banyak timbul dimasyarakat dalam usaha budidaya lele dumbo adalah cara menghasilkan benih yang lebih banyak namun tetap dapat berkesinambungan. Salah satu upaya peningkatan produksi benih lele dumbo adalah dengan pembenihan secara buatan, pemeliharaan secara intensif dan pengendalian penyakit.

DISKRIPSI
Klasifikasi lele dumbo
                Phylum    : Chordata
Kelas       : Pisces
Subkelas  : Teleostei
Ordo        : Ostareophyci
Famili      : Claridae
Genus      : Clarias
Spesies    : Clarias gariepinus
Morfologi
Bentuk badan memanjang, bagian kepala gepeng atau pipih, batok kepala umumnya keras dan meruncing kebelakang. Seluruh bagian tubuhnya mulai dari ujung moncong mulut hinga bagian ekornya tidak bersisik.
Seluruh bagian tubuhnya menjadi pucat bila terkena sinar matahari, dan akan diwarnai noda hitam atau putih dan totol-totol bila stress, naun keadaan ini akan segera normal apabila habitatnya sesuai dengan kemampuannya. Ikan ini dijuluki catfish, karena kumisnya mirip dengan kumis kucing, yakni memiliki empat pasang sungut disekitar mulut. Sepasang sungut hidung,, sepasang sungut maksilar dan dua pasang sungut mandibular. Sungut maksilar berfungsi sebagai tentakel yakni alat untuk meraba. Insangnya berukuran keci dan terletak dikepala bagian belakang. Lele dumbo mempunyai lima buah sirip yang terdiri dari sirip pasangan dan sirip tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip dada, dan sirip perut. Sedangkan yang tunggal adalh sirip punggun dan sirip ekor. Serta sirip dubur. Pada sirip dada dilengkapi dengan patil atau taji tidak beracun. Selain kemampuannya meloloskan diri dari kolam piaraan dengan cara melompat, iapun sanggup merangkak diatas tanah tanpa air dalam  waktu cukup lama asalkan lembab. (Santoso 1994).
Habitat
Semua perairan tawar dapat menjadi lingkungan hidup atau habitat lele dumbo seperti waduk, danau, rawa dan genangan air tawar lainnya. Dialalm bebas, ikan ini lebih menyukai air yang arusnya mengalir secara perlahan atau lambat. Lele dumbo awalnya hidup liar disungai- sungai ,rawa dan semua habitat air tawar. Setelah diternakan secara intensif, ternyata lele dumbo dapat tumbuh dengan cepat. Sungai, karamba, drum, adalah tempat yang cocok untuk pemeliharaan atau pembesaran., bahkan air comberan, tanah sawah dengan kedalaman 10 cm sekalipun asalkan terdapat tempat berlindung seperti bebatuan, karang atau kaleng bekas bisa digunakan.
Tingkah laku
Salah satu sifat lele dumbo adalah suka menloncat kedarat terutama pada malam hari. Munculnya sifat ini karena lele dumbo merupakan binatang malam yakni banyak melakukan aktivitasnya dimalam hari (nocturnal). Sifat ini akan tampak saat lele dumbo akan mencari makan. Itulah sebabnya lele dumbo akan lebih suka berada ditempat gelap dibanding ditempat yang terang.
Kebiasaan makan
Lele dumbo memiliki kebiasaan mencari makan didasar kolam  (bottom feeder) sehingga air kolam sering menjadi keruh. Lele dumbo juga dikenal rakus, karena mempunyai ukuran mulut yang cukup lebar sehingga mampu menyantap makanan alami didasar perairan, dan pakan buatan seopert pellet. Oeh karenanya lele dumbo digolongkan sebagai pemakan segala (omnivora). Makanan seperti bangkai ayam, bebek ,angsa, dan      unggas  lainnya di lahapnya dengan menggunakan gigi nya yang terletak pada rahang dan mencabik-cabiknya higga tinggal tulang (scavenger).

BUDIDAYA
Perkembang biakan
Perkembang biakan lele dumbo dapat dilakukan secara alami dan atau secara buatan. Pemijahan alami dapat dilakukan dalam bak semen atau bak kayu yang dilapisi plastik berukuran 2x1x1 meter, dilengkapi kakaban sebagai substrat untuk penempel telur dan penutup bak dari kayu, seng atau kawat kasa agar lele tidak meloncat keluar. Sedangkan pemijahan buatan atau lebih populer dengan istilah kawin suntik, dilakukan dengan jalan menyuntikan hormon tertentu kedalam tubuh ikan yang akan dipijahkan untuk merangsang terjadinya ovulasi. Hormon yang digunakan untuk penyuntikan biasanya menggunakan kelenjar hypophisa ikan sejenis atau ikan mas yang bersifat universal, dan atau menggunakan hormon buatan seperti HCG, LHRH atau ovaprim yang sudah banyak dijual dipasaran. Dalam prosesnya, pemijahan buatan pada lele dumbo dapat dilakukan melalui pembuahan alami dan pembuahan buatan.
Pemeliharaan larva
Larva lele yang baru menetas masih mempunyai persediaan makanan dalam bentuk kuning telur(yolk salc) sehingga tidak perlu diberi pakan sampai umur 4 hari. Mulai hari ke 5, larva diberi pakan cacing tubifek yang telah di cincang halus atau daphnia sampai larva siap ditebar kekolam atau bak pendederan.
Pendederan
Persiapan kolam pendederan untuk lele dumbo sama halnya seperti persiapan kolam pendederan untuk jenis ikan budidaya lainnya, Benih yang akan ditebar sebaiknya sudah kuat dan lincah serta sudah terbiasa memakan makanan tambahan. Padat tebar bisa bervariasi, dan tergantung  pada kesuburan kolam, yang penting tidak melebihi ambang daya dukung kolam (carrying capacity). Pakan tambahan yang diberikan adalah pelllet yang telah digiling halus sebanyak 10-15 %, diberikan 3 kali perhari. Lama pemeliharaan di kolam penderan I selama 21 hari, atau setelah benih mencapai ukuran 2-3 cm. Produksi benih yang dihasilkan perkilogram induk bisa mencapai 40.000 – 60.000 ekor ukuran 2-3 cm.

PENGELOLAAN PENYAKIT IKAN
7
 
Lele dumbo merupakan jenis ikan tidak besisik sehingga lendir merupakan salahsatu pelindung dari gangguan lingkungan. Akibatnya  bila terluka dengan sangat mudah terjadi pengeluaran lendir yang berlebihan dari tubuhnya. Lendir ini dapat dijadikan media hidup bakteri, dan dengan menempelnya bakteri pada lendir, maka dengan segera kuman penyakit masuk hingga kedalam tubuh lele dumbo. Terjadinya luka inilah yang menjadikan ketahanan tubuh lele dumbo menurun dan menyebabkan sakit.  Namun kebanyakan patogen yang terlibat biasanya bersifat fakultatif yaitu organisme yang hanya menimbulkan penyakit dalam kondisi tertentu saja. Organisme semacam ini secara normal memang hidup dan berada pada berbagai jenis perairan, dan hanya menyebabkan terjadinya penyakit bila daya tahan tubuh lele dumbo menurun atau kelimpahan mahluk tersebut kelewat tinggi. Daya tahan tubuh lele dumbo  biasanya berkurang bila ada dalam kondisi stress yang diakibatkan berbagai faktor terutama lingkungan yang meliputi faktor fisik, kimiawi maupun biologis.
Dengan demikian terjadinya wabah sebetulnya merupakan akibat interaksi yang tidak seimbang antara ikan sebagai subyek patogen, patogen itu sendiri serta kondisi lingkungan. Sebenarnya, semua jenis ikan mempunyai kekebalan terhadap penyakit selama ikan tersebut hidup dalam kondisi lingkungan yang baik dan tidak ada faktor yang memperlemah badannya. Penyakit ikan dapat berkembang akibat bermacam macam faktor antara lain trauma pengangkutan, kekurangan pakan, perubahan sifat fisika dan kimia air serta epidemi dari suatu penyakit. Untuk mencegah dan mengobati suatu penyakit maka perlu diketahui hal- hal yang berkaitan dengan timbulnya penyakit, cara cara dan dosis pengobatan yang tepat agar diperoleh hasil yang baik.

4.1.       UPAYA PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan terutama ditujukan untuk mencegah masuknya wabah penyakit kedalam tempat budidaya ikan,  atau mencegah meluasnya wilayah yang terkena serangan penyakit dalam upaya mengurangi kerugian produksi akibat timbulnya wabah penyakit.
Beberapa tindakan upaya pencegahan antara lain melalui sanitasi kolam, alat-alat, ikan yang akan dipelihara serta lingkungan tempat budidaya.
a. Sanitasi kolam
Sanitasi kolam dilaksanakan melalui pengeringan, pemjemuran dan pengapuran dengan kapur tohor atau kapur pertanian sebanyak 50-100 gram/m2  yang ditebar secara merata dipermukaan tanah dasar kolam dan sekeliling pematang kolam. Setelah dikapur biarkan dalam keadaan kering selama 3-5 hari, baru kemudian kolam dipupuk dan diairi. Bahan lain yang bisa digunakan untuk sanitasi kolam diantaranya kalium permanganat (PK) yang ditebarkan pada kolam yang telah diairi sebanyak 10-20 gram/m3 air dan dibiarkan selama 2 jam, baru kemudian dimasukan air baru dan ditebari ikan setelah kondisi air normal kembali.
b. Sanitasi perlengkapan dan peralatan.
Perlengkapan dan peralatan kerja sebaiknya selalu dalam keadaaan suci hama, dengan cara merendamnya dalam larutan PK atau larutan kaporit selam 30-60 menit. Pengunjung dari luarpun sebaiknya tidak sembarangan memegang dan atau mencelupkan bagian tubuh kedalam media air pemeliharaan sebelum disuci hamakan.
c. Sanitasi Ikan tebaran
Lele dumbo yang akan ditebarkan sebaiknya selalu diperiksa dahulu. Bila menunjukan gejala kelainan atau sakit maka lele tersebut harus dikarantinakan terlebih dahulu untuk diobati. Namun lele dumbo yang akan ditebar dan dianggap sehat pun, sebelum ditebar sebaiknya direndam dahulu dalam larutan PK dengan dosisi 20 gr/m3 air, atau dalam larutan methylin blue 20 ppm, atau dengan formalin 1cc/10 liter air, masing – masing selama 10 -15 menit. Bila sanitasi ikan tebaran akan menggunakan obat-obatan alami dapat dilakukan dengan cara merendam lele dumbo yang akan di tebar dalam ektrak cair sambiloto dengan dosis 25 ppm, atau dalam ektrak cair rimpang kunyit dengan dosis 15 ppm atau dapat juga menggunkan ektrak cair daun dewa dengan dosis 25 ppm, perendaman masing masing selama 30 -60 menit. 
d. Menjaga lingkungan tempat budidaya
Upaya perlindungan gangguan dari penyakit lele dumbo adalah dengan menjaga kondisi lingkungan atau kondisi ekologis perairan dengan cara setiap kolam /bak pemeliharaan lele dumbo diusahakan mendapat air yang baru dan masih segar, telah melalui sistem filtrasi dan diusahakan agar bahan- bahan organik seperti sampah yag memungkinkan masuk kedalam kolam sedapat mungkin dihindari.

DAFTAR PUSTAKA
Prihartono Eko, Juansyah R, dan Usni Arie, Mengatasi Permasalahan   Budidaya Lele dumbo. Penebar swadaya, Jakarta   2001.
Susanto, H. Ikan Lele. Kanisius Yogyakarta
Sudewo, Bambang. Tanaman Obat Populer, Agro Media Pustaka, Jakarta. 2004.
Syambas M. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Lele Dumbo Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar