DESKRIPSI TEKNOLOGI
Manfaat Teknologi
Aplikasi vaksin HydroVac merupakan upaya pemberian kekebalan spesifik
(antibodi) secara dini pada ikan budidaya untuk mencegah infeksi bakteri
Aeromonas hydrophila, bakteri patogen penyebab penyakit Motile
Aeromonas Septicaemia (MAS).
Aplikasi vaksin StreptoVac merupakan upaya pemberian kekebalan
spesifik (antibodi) secara dini pada ikan budidaya (khusunya ikan nila)
untuk mencegah infeksi bakteri Streptococcus agalactiae, bakteri patogen
penyebab penyakit streptococciosis.
Aplikasi vaksin HydroVac dan StreptoVac pada perikanan budidaya air
tawar dapat menekan tingkat mortalitas yang diakibatkan oleh penyakit
Motile Aeromonas Septicaemia (MAS) pada semua jenis ikan air tawar, dan
penyakit streptococcosis pada ikan nila.
Program vaksinasi akan meningkatkan produksi (food security) dan
menjamin mutu produk perikanan (food safety), serta menjamin
keberlanjutan budidaya ikan (sustainable aquaculture) air tawar yang
ramah lingkungan.
Vaksinasi merupakan salah satu upaya pengendalian penyakit bakterial
pada ikan yang ramah terhadap ikan, lingkungan perairan dan konsumen.
Penggunaan vaksin dapat mencegah timbulnya resistensi bakteri patogen
pada ikan dan lingkungan perairan akibat penggunaan bahan
kimia/antibiotika yang kurang bijaksana dalam pengelolaan kesehatan
ikan.
Secara ekonomi, aplikasi vaksin HydroVac dan StreptoVac pada perikanan
budidaya air tawar akan menambah biaya produksi 1 – 2 rupiah/ekor ikan;
namun keuntungan yang diperoleh akan sangat nyata.
PENGERTIAN/DEFINISI
Vaksin : Vaksin adalah suatu produk biologi yang terbuat dari
mikroorganisme, komponen mikroorganisme yang telah dilemahkan, dimatikan
atau rekayasa genetika dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh
secara aktif (antibodi) sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh
infeksi suatu jenis mikroorganisme patogen.
RINCIAN DAN APLIKASI TEKNIS
Persyaratan Teknis Penerapan Teknologi
Persyaratan yang perlu diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi pada ikan:
Ikan telah berumur lebih dari dua minggu.
Kesehatan ikan harus dalam kondisi prima, hindari pemberian vaksin pada ikan yang sedang sakit.
Suhu air relatif hangat (di atas 25oC) dan stabil.
SOP teknologi
HydroVac dan StreptoVac dapat diberikan melalui 3 (tiga) cara, yaitu perendaman, pakan dan suntik.
(1) Perendaman dalam larutan vaksin selama 15–30 menit. Teknik ini
sangat ideal u n t u k ikan ukuran benih. Perendaman dapat dilakukan
dalam bak beton/fiber glass/ akuarium atau ember plastik. Dosis yang
digunakan adalah 100 ml vaksin untuk 1.000 liter air atau 1 ml vaksin
untuk setiap 10 liter air. Air bekas rendaman pertama, masih dapat
segera (tidak lebih dari 2 jam) digunakan sekali lagi untuk tujuan yang
sama.
(2) Melalui pakan ikan (pellet). Teknik ini cocok untuk ikan yang sudah
dipelihara di kolam/jaring atau sebagai vaksinasi ulang (booster).
Vaksin diencerkan terlebih dahulu dengan air bersih, kemudian dimasukkan
ke dalam alat semprot. Semprotkan larutan vaksin tersebut ke pakan
secara merata, dikeringanginkan dan selanjutnya segera diberikan kepada
ikan. Dosis yang diberikan adalah 2 - 3 ml/kg bobot tubuh ikan.
Pemberian vaksin dilakukan selama 5 – 7 hari berturut-turut.
(3) Melalui penyuntikan. Teknik ini terutama diaplikasikan untuk ikan
yang berukuran lebih dari 5 gram/ekor atau calon induk. Dosis vaksin
yang diberikan adalah 0,1 ml/ekor. Penyuntikan dapat dilakukan melalui
rongga perut (intra peritoneal) atau dimasukkan ke otot/daging (intra
muscular) dengan sudut kemiringan jarum suntik 30 derajat.
Kaji Terap yang Sudah Dilakukan
Laporan aplikasi vaksin Hydrovac tahun 2009 ke beberapa dinas dan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
(DJPB), Kementrian Kelautan dan Perikanan; serta Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan
Kabupaten/Kota diperoleh data-data sebagai berikut:
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, aplikasi vaksin
Hydrovac memberikan hasil yang menggembirakan bagi para pembudidaya ikan
lele, gurame, nila, patin dan ikan mas dengan rataan tingkat
kelangsungan hidup ikan berkisar antara 89% - 90%.
Dinas Pertanian Kota Metro Lampung, aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan
lele dan ikan patin dengan ukuran 5 sampai 7 cm melalui route
perendaman; diperoleh rataan tingkat kelangsungan hidup ikan berkisar
antara 90% - 95%.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, aplikasi vaksin
Hydrovac pada ikan lele dan ikan patin diperoleh tingkat kelangsungan
hidup rata-rata di atas 85%. Sedangkan aplikasi vaksin tersebut pada
budidaya ikan gurame ukuran 1–3 cm, 5-8 cm, 8-12 cm hingga gurame
indukan diperoleh tingkat kelangsungan hidup berkisar antara 70% - 100%.
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
melaporkan penggunaan vaksin Hydrovac pada ikan lele dan ikan mas yang
diaplikasikan melalui route perendaman dan melalui pakan, secara ringkas
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1. Jenis Ikan Ukuran Ikan (cm) Berat
Ikan Tingkat Kelangsungan Hidup (%) Lele 4 - 5 - 82 -86 Lele - 100 – 125
g 97 – 99 Lele - 200 – 250 g 97 Lele - 20 g 95 Mas - 1,8 – 2,5 kg 100
Tabel 1. Ringkasan hasil penggunaan vaksin Hydrovac pada ikan lele dan
mas di wilayah binaan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar
(BBPBAT) Sukabumi. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan
Barat mengaplikasikan vaksin Hydrovac pada ikan nila dan mas umur 1 - 2
bulan dan melaporkan sangat baik responnya dengan tingkat kelangsungan
hidup 60 sampai 80%. Balai Budidaya Perikanan Dinas Kelautan dan
Pertanian Provinsi Daerah DKI Jakarta tidak melaporkan tingkat
kelangsungan hidup ikan, akan tetapi Balai tersebut melaporkan bahwa dua
hari pasca pemberian vaksin Hydrovac, ikan mas dan koi berumur 14 – 45
hari cenderung senang berenang ke permukaan dan kurang nafsu makan.
Perilaku ikan kembali normal setelah hari ke lima pasca vaksinnasi.
Dinas Perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat melakukan
aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan lele dumbo, gurame, mas dan nila
dengan kisaran umur 3 minggu - 3 bulan. Dari aplikasi vaksin tersebut
diperoleh hasil sebagai berikut: pemberikan vaksin terbukti meningkatkan
nafsu makan ikan sehingga pertumbuhannya meningkat sampai Jenis Ikan
Umur Ikan (hari) Ukuran Ikan (inci) Kondisi ikan setelah divaksin
Tingkat Kelangsungan Hidup (%) Gurame 15 0,5 Ikan normal >80 Gurame
20 0,5 Ikan sehat >80 Gurame 30 1 Gerakan kurang lincah, warna
sedikit pucat tapi tidak pudar .>80 Gurame 50 1,5 Tidak terjadi
gripis pada ekor dan sirip, performa lebih baik >80 Gurame 60 2 Ikan
lebih cepat tumbuh dan lebih sehat >80 50%, dan tingkat kelangsungan
hidup ikan mencapai 75% - 99%.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bangka Belitung melaporkan bahwa
aplikasi vaksin Hydrovac meningkatkan respon ikan lele dumbo dan nila
terhadap pakan yang diberikan; dengan rataan tingkat kelangsungan hidup
berkisar antara 75% - 90%.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung (Jawa Barat)
melaporkan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan yang divaksin dengan
vaksin Hydrovac umumnya mencapai 100%.
Balai Benih Ikan (BBI) Punten, Kota Batu – Malang melaporkan bahwa
tingkat kelangsungan hidup ikan yang divaksin dengan vaksin Hydrovac
umumnya mencapai 100%.
Dinas Kelautan dan Perikanan Agam, Sumatera Barat melaporkan bahwa
aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan nila dan mas dapat menurunkan tingkat
kematian.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bangli Bali, melaporkan bahwa
aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan nila dan mas dapat menurunkan
tingkat kematian.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung Jawa Timur,
melaporkan bahwa aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan nila dan mas dapat
menurunkan tingkat kematian. Balai Benih Ikan (BBI) Kepanjen Malang
Jawa Timur, melaporkan bahwa aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan nila dan
mas dapat menurunkan tingkat kematian.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang Jawa Barat melaporkan
bahwa aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan nila dan mas dapat menurunkan
tingkat kematian.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu menyatakan bahwa
penggunaan vaksin Hydrovac mempunyai efek positif, antara lain ikan yang
menderita mata menonjol dapat mengalami penyembuhan dan secara umum
terjadi kenaikan berat ikan.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat dan Timur,
melaporkan bahwa vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit
yang sering terjadi pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin
tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup rata-rata di atas 80%.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, melaporkan bahwa
vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit yang sering terjadi
pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut dapat
meningkatkan kelangsungan hidup rata-rata di atas 80%.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DI Yogyakarta, melaporkan bahwa
vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit yang sering terjadi
pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut dapat
meningkatkan kelangsungan hidup ratarata di atas 80%. Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi NTB, melaporkan bahwa vaksin Hydrovac sangat baik
untuk mencegah penyakit yang sering terjadi pada budidaya ikan air
tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut dapat meningkatkan kelangsungan
hidup rata-rata di atas 80%. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Karawang, melaporkan bahwa vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah
penyakit yang sering terjadi pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi
jenis vaksin tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup ratarata di
atas 80%. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, melaporkan
bahwa vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit yang sering
terjadi pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut
dapat meningkatkan kelangsungan hidup rata-rata di atas 80%. Balai
Budidaya Air Payau (BBAP) Ujung Batee Aceh, melaporkan bahwa vaksin
Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit yang sering terjadi pada
budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut dapat
meningkatkan kelangsungan hidup rata-rata di atas 80%. Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat menjelaskan
secara detail aplikasi vaksin pada ikan gurame umur 15 - 60 hari dan
ukuran berkisar antara 0,5 - 2 inci yang divaksin Hydrovac melalui route
perendaman. Selengkapnya disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil
uji multi lokasi, dapat disarikan bahwa vaksin Hydrovac sangat efektif
diaplikasikan dalam pembudidayaan ikan mas (Cyprinus carpio) di beberapa
lokasi seperti Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Efektivitas vaksin
dihitung dari nilai mortalitas kumulatif, kelangsungan hidup dan
biomasa. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kelompok ikan mas yang
divaksin mempunyai nilai mortalitas kumulatif relatif lebih rendah,
tingkat kelangsungan hidup dan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok ikan yang tidak divaksin di semua lokasi penelitian di Pulau
Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Vaksin Hydrovac juga dapat memberikan
proteksi berdasarkan uji multi lokasi terhadap kemungkinan infeksi dari
A. hydrophila strain yang lain.
KEUNGGULAN TEKNOLOGI
Teknologi Baru
Motile Aeromonas Septicemia (MAS) atau “penyakit merah”, disebabkan oleh
infeksi bakteri Aeromonas hydrophila; merupakan penyakit bakterial yang
bersifat akut, menginfeksi semua umur & semua jenis ikan air tawar,
dapat mengakibatkan kematian hingga 100%, dan sering menimbulkan
kerugian yang sangat signifikan. Komisi Kesehatan Ikan dan Lingkungan
Nasional pada 2006 telah menetapkan jenis penyakit ini sebagai salah
satu penyakit ikan utama di Indonesia. Streptococcosis merupakan
penyakit infeksius yang semakin sering terjadi pada budidaya ikan nila.
Kasus streptococcosis pada ikan nila di Jawa Barat dan Jawa Tengah
disebabkan oleh infeksi bakteri S. agalactiae (85%) dan S. iniae (15%).
Secara laboratoris, infeksi S. agalactiae pada ikan nila bersifat akut;
sedangkan infeksi S. iniae lebih bersifat kronis. Fakta tersebut
mengindikasikan bahwa bakteri S. agalactiae berpotensi sebagai penyebab
streptococcosis yang lebih serius pada budidaya ikan nila. Balai
Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar – Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan Budidaya telah mengembangkan vaksin
anti-Aeromonas hydrophila dengan nama ”HydroVac” dan vaksin
anti-Streptococcus agalactiae dengan nama “StreptoVac” sebagai produk
biologi bagi upaya peningkatan produksi perikanan budidaya air tawar
nasional. Hasil kajian laboratoris dan lapang, aplikasi vaksin
“HydroVac” dapat menekan tingkat kematian ikan akibat penyakit MAS
berkisar 30-40% dibandingkan dengan tanpa aplikasi vaksin yang mencapai
6070%. Sedangkan hasil kajian laboratoris dan lapang, aplikasi vaksin
“StreptoVac” dapat menekan tingkat kematian ikan nila akibat penyakit
streptococcosis berkisar 20-30% dibandingkan dengan tanpa aplikasi
vaksin yang mencapai 50-60%. Salah satu diantara beberapa keunggulan
yang dimiliki oleh kedua jenis vaksin tersebut adalah kemampuannya untuk
menginduksi respon kebal spesifik yang dapat bereaksi silang (cross
reactivity) terhadap beberapa strain bakteri A. hydrophila (untuk vaksin
Hydrovac) dan bakteri S. agalactiae (untuk Streptovac) patogen yang
terdapat di beberapa wilayah pengembangan budidaya ikan air tawar.
Keunggulan ini memberi harapan bahwa produk vaksin ini dapat digunakan
oleh seluruh pembudidaya ikan di seluruh wilayah sentra produksi ikan
air tawar. Vaksinasi ikan adalah memberi bekal kekebalan (immunity) pada
tubuh ikan secara dini. Teknik ini merupakan salah satu alternatif
pengendalian penyakit yang perlu terus dikembangkan, karena lebih ramah
terhadap lingkungan, tidak berdampak negatif terhadap ikan itu sendiri
maupun terhadap manusia. Vaksinasi pada perikanan budidaya diyakini akan
dapat memberi kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan
produksi perikanan budidaya. Keberhasilan program vaksinasi akan
berdampak langsung terhadap, antara lain: (1) menurunnya tingkat
mortalitas ikan budidaya akibat infeksi patogen potensial, (2)
menurunnya penggunaan antibiotik pada budidaya ikan, dan (3) menurunnya
daya resistensi beberapa jenis patogen terhadap antibiotik.
Keberhasilan Teknologi
Penyakit yang menyerang ikan secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu
penyakit infeksius dan non infeksius. Jenis penyakit non-infeksius
disebabkan oleh lingkungan, makanan, dan genetik. Sedangkan jenis
penyakit infeksius terdiri dari penyakit yang disebabkan oleh parasit,
jamur, bakteri, dan virus. Bakteri yang bersifat patogen pada ikan
adalah Aeromonas hydrophila, penyebab penyakit Motile Aeromonas
Septicemia (MAS), dan infeksi bakteri Streptococcus banyak ditemukan
pada ikan nila dan menyebabkan penyakit yang disebut streptococcosis.
Streptococcosis akibat infeksi Streptococcus merupakan penyakit pada
tilapia yang biasa dihadapi petani ikan dalam usaha budidaya dan dapat
menyebabkan kematian ikan yang tinggi.
Vaksin ”HydroVac” dan “StreptoVac” sebagai produk biologi untuk
pencegahan penyakit bakteri potensial diharapkan mampu berkontribusi
dalam peningkatan produksi perikanan budidaya air tawar nasional. Hasil
kajian laboratoris dan lapang, aplikasi vaksin “HydroVac” dapat menekan
tingkat kematian ikan akibat penyakit MAS berkisar 30-40% dibandingkan
dengan tanpa aplikasi vaksin yang mencapai 60-70%. Sedangkan hasil
kajian laboratoris dan lapang, aplikasi vaksin “StreptoVac” dapat
menekan tingkat kematian ikan nila akibat penyakit streptococcosis
berkisar 20-30% dibandingkan dengan tanpa aplikasi vaksin yang mencapai
50-60%. Penggunaan vaksin sebagai upaya pencegahan penyakit ini
merupakan teknologi pengendalian penyakit ikan yang efisien, efektif,
dan ramah lingkungan merupakan satu-satunya alternatif yang harus
dikembangkan untuk mendukung program peningkatan produksi perikanan
budidaya. Vaksinasi pada perikanan budidaya diyakini akan dapat memberi
kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan produksi
perikanan budidaya. Vaksinasi juga merupakan salah satu upaya
pengendalian penyakit bakterial pada ikan yang ramah terhadap ikan,
lingkungan perairan dan konsumen. Program vaksinasi akan meningkatkan
produksi (food security) dan menjamin mutu produk perikanan (food
safety), serta menjamin keberlanjutan budidaya ikan (sustainable
aquaculture) air tawar yang ramah lingkungan.
PENERAPAN DALAM SISTEM USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN
a. Telah lulus uji mutu dari BBPMSOH dengan sertifikat pengujian Vaksin
HydroVac No. TN.720/3 0 8/stfk/ F5.I /V/2012 dan Vaksin StreptoVac No.
TN.720/097/stfk/F.12/II/2013.
b. Telah memiliki nomor register dari KKP, Vaksin HydroVac (KKP RI NO. D
1206203BKC) dan Vaksin StreptoVac (KKP RI NO. D 1305224 BKC).
c. Vaksin HydroVac telah dikerjasamakan dengan PT. CAPRIFARMINDO L A B O
R A T O R I E S t a n g g a l 2 5 O k t o b e r 2 0 1 1 N o .
25.01/BalitbangKP.2/KL.210/X/2011 No. 017/X/11/GM/EKS/CAP-VET dengan
nama Vaksin CapriVac-Aero.
d. Vaksin HydroVac dan StreptoVac mampu menginduksi respon kebal
spesifik (antibodi) pada ikan. Antibodi tersebut mulai bekerja 1 – 2
minggu pasca vaksinasi, dan proteksi berlangsung selama 3 - 4 bulan.
Untuk meningkatkan kadar antibodi serta periode proteksi hingga lebih
dari 4 bulan, perlu dilakukan vaksinasi ulang (booster) yang diberikan 1
- 2 bulan dari saat vaksinasi pertama.
RAMAH LINGKUNGAN
Hydrovac dan Streptovac merupakan vaksin in-aktif bakteri Aeromonas
hydrophila AHL0905-2 dan Streptococcus agalactiae N14G. Kedua jensi
bakteri tersebut merupakan isolat lokal (indigenous species) yang telah
diseleksi secara laboratories. Kedua sediaan vaksin tersebut mengandung
bakteri sel utuh sebanyak 1011 cfu/ml dengan pelarut berupa larutan
phosphate buffered saline (PBS) 0,845%. Botol kemasan berupa plastic PVC
volume 100 ml dengan dua penutup yang kedap air dan tersegel. Produk
akhir dari kedua jenis vaksin tersebut telah lulus dari hasil uji mutu
yang dilakukan oleh lembaga yang sangat kompeten untuk pengujian mutu
vaksin, dan lembaga tersebut (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi
Obat Hewan/BBPMSOH) telah dua kali memperoleh akreditasi regional
(ASEAN). Berdasarkan hasil uji terhadap persyaratan umum yang harus
dipenuhi oleh suatu produk vaksin, maka vaksin Hydrovac dan Streptovac
dinyatakan LULUS. Sertifikat tersebut mengisyaratkan bahwa kedua jenis
vaksin tersebut adalah murni, steril, inaktif dan aman untuk digunakan
untuk ikan, tidak menghasilkan residu yang mengkontaminasi lingkungan
budidaya; serta aman untuk konsumen.
WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Lihat gambar peta distribusi vaksin pada halaman sebelumnya
KEMUNGKINAN DAMPAK NEGATIF Jika umur ikan kurang dari 2 minggu maka
vaksinasi tidak efektif karena organ yang berperan dalam pembentukan
ketahanan tubuh belum berkembang sempurna. Vaksinasi tidak efektif
jika kondisi kesehatan ikan tidak prima atau ikan sakit dan suhu air di
bawah 25 C atau suhu tidak stabil.o Efektifitas vaksin akan menurun
jika cara penyimpanan vaksin tidak dalam kondisi dingin atau pada
refrigerator. KELAYAKAN FINANSIAL DAN ANALISA USAHA Kedua jenis vaksin
sangat ekonomis karena dosis pemakaiannya adalah 100 ml vaksin untuk
1.000 liter air rendaman yang dapat digunakan untuk 50.000 benih ikan.
Kisaran harga vaksin per kemasan isi 100 ml adalah sekitar Rp 60.000 –
75.000,- sehingga harga vaksin hanya Rp. 1,- /benih tetapi dapat
meningkatkan kelulusan hidup ikan dan menekan mortalitasnya.
No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah (Vaksinasi) Jumlah (Tanpa
Vaksinasi ) I INVESTASI Sewa Lahan 500 m2 per thn 1 tahun 1.000.000
1.000.000 1.000.000 Peralatan perikanan 1 set 500 500 Jumlah 1.500.000
1.500.000 II BIAYA VARIABEL Benih (7-8 cm) 40 ekor 150 6.000.000
6.000.000 Pakan (vaksinasi) 147 Bal/30kg 211 31.017.000 - Pakan (tanpa
vaksinasi) 110 Bal/30kg 211 - 23.210.000 Tenaga kerja (2 orang) 3 OB 300
1.800.000 1.800.000 Vaksin 3 botol 60 180 - Jumlah 38.997.000
31.010.000 III BIAYA TETAP Penyusutan Sewa lahan 3 bulan 350 350
Peralatan perikanan 1 set 165 165 Bunga Bank (12% per thn) 1.214.910
975.3 (JmlI+jmlIIx12%/12x3) Jumlah 1.729.910 1.490.300 Jumlah Biaya
II+III 40.726.910 32.500.300
IV PENDAPATAN Ikan konsumsi (vaksinasi) 4 kg 12 48.000.000 - 32 ekor
Ikan konsumsi (tanpa vaksinasi) 3 kg 12 - 36.000.000 24 ekor
V KEUNTUNGAN Periode 1 siklus 7.273.090 3.499.700 Tahun 3 siklus
21.819.270 10.499.100 Tabel 4. Analisa Usaha Pembesaran Ikan Lele dengan
dan tanpa Aplikasi Vaksin HydroVac Tabel 5. Analisa Usaha Pembesaran
Ikan Gurame dengan dan tanpa Aplikasi Vaksin Hydrovac Tabel 6. Analisa
Usaha Pembesaran Ikan Nila di Kolam dengan dan tanpa Menggunakan Vaksin
StreptoVac No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah (Vaksinasi)
Jumlah (Tanpa Vaksinasi)
I INVESTASI Sewa Lahan 500 m2 per thn 1 tahun 1.000.000 1.000.000
1.000.000 Peralatan perikanan 1 set 500 500 Jumlah 1.500.000 1.500.000
II BIAYA VARIABEL Benih (silet) 7.5 ekor 2.25 16.875.000 16.875.000
Pakan (vaksinasi) 173 Bal/30kg 211 36.503.000 - Pakan (tanpa vaksinasi)
125 Bal/30kg 211 - 26.375.000 Tenaga kerja (2 orang) 8 OB 300 4.800.000
4.800.000 Vaksin 1 botol 60 60 - Vaksin Booster 2 botol 60 120 - Jumlah
58.358.000 48.050.000
III BIAYA TETAP Penyusutan Sewa lahan 1 tahun 1.000.000 1.000.000
Peralatan perikanan 1 set 165 165 Bunga Bank (12% per thn) 7.182.960
5.946.000 (JmlI+jmlIIx12%) Jumlah 8.347.960 7.111.000 Jumlah Biaya
II+III 66.705.960 55.161.000 IV PENDAPATAN Ikan konsumsi (vaksinasi)
2.813 kg 30 84.390.000 - 5.625 ekor Ikan konsumsi (tanpa vaksinasi)
2.063 kg 30 - 61.890.000 4.125 ekor V KEUNTUNGAN Periode 1 siklus
17.684.040 6.729.000 Tabel 5. Analisa Usaha Pembesaran Ikan Gurame
dengan dan tanpa Aplikasi Vaksin Hydrovac No Uraian Volume Satuan Harga
Satuan Jumlah (Vaksinasi) Jumlah (Tanpa Vaksinasi) I INVESTASI Sewa
Lahan 500 m2 per thn 1 tahun 1.000.000 1.000.000 1.000.000 Peralatan
perikanan 1 set 500 500 Jumlah 1.500.000 1.500.000 II BIAYA VARIABEL
Benih (sangkal) 7.5 ekor 150 1.125.000 1.125.000 Pakan (vaksinasi) 63
Bal/30kg 211 13.293.000 - Pakan (tanpa vaksinasi) 51 Bal/30kg 211 -
10.761.000 Tenaga kerja (2 orang) 3 OB 300 1.800.000 1.800.000 Vaksin 1
botol 75 75 - Jumlah 16.293.000 13.686.000 III BIAYA TETAP Penyusutan
Sewa lahan 3 bulan 350 350 Peralatan perikanan 1 set 165 165 Bunga Bank
(12% per thn) 533.79 455.58 (JmlI+jmlIIx12%/12x3) Jumlah 1.048.790
970.58 Jumlah Biaya II+III 17.341.790 14.656.580 IV PENDAPATAN Ikan
konsumsi (vaksinasi) 1.594 kg 13.5 21.519.000 - 6.375 ekor Ikan konsumsi
(tanpa vaksinasi) 1.312 kg 13.5 - 17.712.000 5.25 ekor V KEUNTUNGAN
Periode 1 siklus 4.177.210 3.055.420 Tahun 3 siklus 12.531.630 9.166.260
TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
Isolat lokal asli Indonesia (indigenous spesies) dan masing-masing
master seed vaksin telah dilengkapi dengan data sequencing-DNA
Indikasi : HydroVac merupakan vaksin inaktif bakteri Aeromonas
hydrophila-AHL0905-2 untuk pencegahan penyakit Motile Aeromonas
Septicemia pada ikan air tawar
Komposisi : HydroVac mengandung 1011 cfu/ml sel utuh (whole cell)
bakteri Aeromonas hydrophila-AHL0905-2 yang merupakan isolat lokal
terseleksi, dan Phosphate Buffered Saline (PBS) sebagai pelarut
Indikasi : StreptoVac merupakan vaksin inaktif bakteri Streptococcus
agalactiae-N14G untuk pencegahan penyakit Streptococcosis pada ikan
nila.
Komposisi : StreptoVac mengandung 1011 cfu/ml sel utuh (whole cell)
bakteri S. agalactiae-N14G yang merupakan isolat lokal terseleksi dan
Phosphate Buffered Saline (PBS) sebagai pelarut.
Sumber:
Taukhid, Lusiastuti A.M., Sugiani D., Sumiati T., Uni Purwaningsih,
2013. Penggunaan Vaksin HydroVac dan StreptoVac untuk Pencegahan
Penyakit Potensial pada Ikan Air Tawar. Buku Rekomendasi Teknologi
Kelautan dan Perikanan 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan – Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar