Senin, 20 Mei 2019

TEKNIK BUDIDAYA IKAN JELAWAT


PENDAHULUAN
Sekarang ini di Indonesia, budidaya ikan air tawar memegang peranan penting sebagai salah satu sumber protein bagi masyarakat.  Sementara budidaya laut merupakan salah satu usaha yang penting untuk pendapatan luar negri. 
Budidaya ikan air tawar terutama ikan Jelawat mengalami peningkatan produksi disemua negara karena ikan-ikan ini memiliki nilai jual bagi pembudidaya untuk mendapatkan uang dengan teknik sederhana dan investasi kecil.

DESKRIPSI IKAN JELAWAT
Klasifikasi Ikan Jelawat
Class                                : Pisces
Sub class                         : Tolestei
Ordo                                : Ostariophysi
Sub ordo                          : Cyprinoidea
Family                             : Cyprinidae
Sub Family                      : Cyprininae
Genus                              : Leptobarbus
Spesies                            : Leptobarbus hoevani
Ikan jelawat mempunyai sisik yang besar- besar  ini mempunyai bentuk badan yang memanjang indah seperti torpedo dan berenang sangat cepat.  Reaksinya terhadap sesuatu rangsangan dari luar cekatan.  Mulutnya lebarnya terletak di ujung moncongnya agak ke bawah, dan dapat dijulurkan ke depan seperti bibir- bibir ikan karper.  Ikan jelawat mempunyai empat kumis.
Badannya berwarna coklat kehitam - hitaman di bagian punggungnya, dan putih keperak - perakan di bagian perutnya, sedangkan sirip- siripnya dan ekornya berwarna merah. Dibandingkan ikan karper, Ikan Jelawat ini memang lebih menarik, karena bentuk tubuhnya yang gagah indah, dan warnanya yang berseri-seri. Di waktu muda, pada sisi badannya ada garis hitam yang memanjang dari kepala ke pangkal sirip ekor, tetapi kalau sudah tua, garis itu hilang.

Habitat dan Makanannya
Sebagai ikan di sungai, ikan jelawat hanya terkenal mendiami perairan bebas Kalimantan dan Sumatra, sedangkan pulau lain tidak diketemukan.  Tempat- tempat yang mereka senangi adalah bagian-bagian sungai yang banyak tunggul yang terbenam dalam air atau bagian- bagian lain yang dinaungi pohon besar, terutama pohon- pohon yang buahnya dapat mereka makan bila jatuh ke air. Misalnya buah Tengkawang, bijinya banyak mengandung lemak, biji karet, atau bunga- bunga di permukaan air seperti kambing menyikat rumput. Ikan jelawat tergolong ikan pemakan segala- galanya, makanan antara lain umbi singkong, daun pepaya, ampas kelapa, dan daging- daging ikan yang telah dicincang.
Dari bentuk tubuhnya yang memanjang seperti torpedo dapat diketahui mereka adalah perenang cepat.  Ikan jelawat beruaya ke hulu pada setiap permulaan musim kemarau (Juni - Juli) kalau permukaan air mulai turun. Sebaliknya, mereka akan beruaya ke hilir pada setiap permulaan musim hujan (Desember - Januari) kalau permukaan mulai naik.  Hal ini dilakukan oleh ikan- ikan sudah dewasa.
Tempat- tempat yang dituju saat beruaya ke hilir ini selalu bekas - bekas daerah kering yang baru saja tergenang air.  Di tempat itulah terdapat makanan- makanan yang disukai. Dan mereka pun umumnya lebih gemuk daripada di waktu-waktu lain diluar musim hujan.
Pada saat-saat jelawat beruaya inilah (umumnya berlangsung pada malam hari) para nelayan menangkap secara besar- besaran.  Memang pada saat - saat demikian ikan mudah diketahui tempatnya, karena timbulnya julur - julur di permukaan liar.

PEMBENIHAN IKAN JELAWAT
Pematangan Gonad
·      Induk dipelihara dalam kolam khusus berukuran 500-700 m2 penebaran 0,1-0,25 kg/m2
·      Selama pemeliharaan, induk diberikan pakan pelet dengan kandungan protein 25-28%
·      Pakan diberikan sebanyak 3 % dari total berat badan dengan frekwensi 2-3 per hari
·      Selain pelet diberikan juga pakan berupa hijauan seperti daun singkong secukupnya
·      Lama pemeliharaan induk lebih kurang 8 bulan
·      Induk yang siap pijah diperoleh dengan cara seleksi

Pemijahan
Pemijahan jelawat dapat dilakukan secara alami dan buatan. Dalam paket teknologi ini dilakukan pemijahan buatan.
1) Ciri induk matang gonad
·   Induk jelawat betina matang gonad dengan ciri bentuk perut agak menggelembung ke arah anus, bila dipijit terasa lembut.
·   Induk jelawat jantan matang gonad dengan ciri sirip dada terasa kasar, bila dipijit bagian testis mengeluarkan sperma.   .
2) Alat:
·   Jaring, hapa, serok, baskom, alat suntik, bulu ayam, corong penetasan telur, akuarium, corong tetas artemia.
3) Bahan
·   Induk jantan dan betina matang gonad
·   Hormon Ovaprim
4) Metode:             
·   Pemijahan secara buatan (induced breeding):
·   Induk terseleksi perlu diberok selama satu hari
·   Penyuntikkan dengan hormon ovaprim dosis 0,5 ml/kg/induk.
·   Penyuntikkan I pada induk betina 1/3 dari dosis dan penyuntikkan II sebanyak   2/3 dari dosis.
·   Penyuntikkan pada induk jantan hanya satu kali bersamaan penyuntikkan II pada induk betina.
·   4 - 7 jam setelah penyuntikkan II, induk sudah ovulasi dan dapat dilakukan stripping.
·   Pembuahan telur dilakukan dengan mencampurkan sperma dan telur di baskom plastik
·   Jika telur telah mengembang,  siap untuk disimpan dalam wadah penetasan

5) Penetasan
·   Penetasan telur dalam wadah inkubasi berbentuk corong dengan diameter     60 cm dan tinggi 50 cm.  Padat tebar 400 - 500 butir telur per liter
·   Selama penetasan air harus dijaga kualitasnya (O2 4 - 8 ppm; pH 7,0 - 8,0 ; suhu 25 - 28 derajat 0C)
·   Pada suhu air 25 - 28 derajat 0C telur akan menetas 18-24 jam setelah pembuahan.

6) Hasil
·   Fekunditas berkisar 29.000 - 44.000 butir telur/Kg induk,  fertilisasi 80%, dan Hatching Rate (derajat penetasan) 70%.

Pemeliharaan Larva
·      Larva dipelihara langsung ditempat penetasan telur
·      Cangkang dan telur yang tidak menetas dibersihkan secara penyiponan
·      1 - 2 hari setelah menetas, telur dapat dipindahkan ke akuarium
·      Hari ke 3 larva diberikan pakan Nauplii Artemia (yang baru menetas) secukupnya
·      Pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang ,sore)
·      Hari ke 7 setelah menetas benih ikan siap untuk didederkan di kolam.

Pendederan
·      Persiapan kolam meliputi pengeringan 2 - 3 hari, perbaikan pematang, pembuatan saluran tengah (kemalir) dan pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 500 - 700 gr per m2. Kolam diisi air sampai ketinggian 80 - 100 cm. Pada saluran pemasukan dipasang saringan berupa hapa halus untuk menghindari masuknya ikan liar.
·      Benih ditebarkan 3 hari setelah pengisian air kolam dengan padat penebaran 100 - 150 ekor/m2.
·      Benih ikan diberi pakan berupa tepung hancuran pelet dengan dosis 10 - 20% /hari yang mengandung lebih kurang 25% protein
·      Lama pemeliharaan 2 - 3 minggu
·      Benih yang dihasilkan ukuran 2 - 3 cm dan siap untuk pendederan lanjutan.


DAFTAR PUSTAKA
http :// www.dkp.go.id/content.php?c= 550. Informasi Teknologi Budidaya  Ikan Jelawat. 01/09/03
Maksoem,S.O,. dkk. 2000.”Peta Geografis Penyebaran Penyakit Ikan Air Tawar”. Direktorat Jendral Dinas Perikanan dan Kelautan. Jakarta.
Syofan dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Jelawat Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Yuasa.K,. dkk.2003. ” Paduan Diagnosa Penyakit Ikan Air Tawar “.JICA. Departemen Kelautan dan Perikanan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar