Sepat adalah nama
segolongan ikan air
tawar yang termasuk ke dalam marga Trichogaster, anggota suku gurami (Osphronemidae).
Di Indonesia,
ikan ini lebih dikenal sebagai ikan konsumsi, meskipun beberapa jenisnya
diperdagangkan sebagai ikan hias.
Ikan yang bertubuh
pipih jorong, dengan moncong runcing dan mulut kecil. Sisik
kecil-kecil, bersusun miring, dalam aneka ukuran. Gurat sisi
sempurna, bentuk tabung yang kadang-kadang agak lengkung. Sirip punggung (dorsal)
terletak jauh ke belakang, namun berakhir agak jauh di depan sirip ekor. Sirip
perut (ventral) berubah bentuk; sepasang jari-jari lunak yang pertama
berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk
panjang sepanjang badan, ditambah dengan sepasang duri pendek dan beberapa
pasang jumbai pendek yang tak seberapa terlihat. Sirip dubur (anal)
memanjang mulai dari di bawah dada hingga pangkal ekor. Sirip dada (pectoral)
kurang lebih meruncing, sementara sirip ekor sedikit membagi
Jenis- jenis Ikan Sepat
Ada dua jenis ikan
sepat yang banyak di temukan di perairan Indonesia, yaitu sepat rawa dan jenis
lainnya yaitu sepat siam. Sepat rawa dalam bahasa latin (Trichogaster
Trichopterus), merupakan ikan konsumsi yang paling disukai orang, meski umumnya
hanya bernilai lokal. Namun di samping itu, terdapat pula varian -varian
hiasnya yang berwarna- warni serta menarik, yang populer sebagai ikan hiasan
akuarium. Sebutan lain ikan sepat rawa di Indonesia adalah sepat sawah, sepat
jawa, sepat biru, sepat ronggeng (Malaysia), dan masih banyak lain -lain.
Untuk sepat yang
bisa dijadikan ikan hias tergantung dari varietasnya, dimana lebih banyak
dikenal dengan nama -nama Inggris seperti: Three spot gourami, Cosby gourami,
Blue gourami, Golden gourami, Gold gourami, serta Opaline gourami.
Ikan ini biasanya
hidup di rawa -rawa, danau, aliran -aliran air yang tenang, sawah -sawah,
saluran irigasi dan di lahan basah lainnya yang terletak di dataran rendah dan
tenang.
Pada saat musim
banjir, penyebaran ikan ini meluas mengikuti aliran banjir, makanan sepat rawa
biasanya dengan memangsa zooplankton, krustasea kecil dan aneka larva serangga
kecil lainnya.
Pada musim
berkembang biak, ikan jantan senantiasa membangun sebuah sarang busa yang
berguna untuk menampung dan memelihara telur -telur sepat dari sepat betina.Sepat
rawa mulai menyebar di Indocina, terutama di lembah Sungai Mekong, dan di
Indonesia barat, yakni di Sumatra,
Ciri pada ikan sepat
rawa adalah, bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang total hingga
120 mm, berwarna perak buram kebiruan atau kehijauan.
Dengan beberapa
antenna mirip pita miring berwarna gelap, serta bercak hitam yang masing
-masing berada pada tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor.
Warna tubuh ikan
sepat ini amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun bentuk pada
pola -pola warna tubuhnya, begitu juga dengan bilangan jari -jari pada sirip
-siripnya.
Sepasang jari -jari
terdepan pada sirip perut dapat berubah menjadi alat peraba yang menyerupai
cambuk atau pecut.
Berbentuk yang
memanjang hingga ke bagian ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2 -3
jumbai yang pendek.
Sepat Siam bila
dalam bahasa latin (Trichogaster pectoralis), merupakan ikan konsumsi yang
cukup penting, terutama sebagai sumber protein bagi tubuh.
Selain dijual dalam
keadaan segar di pasar- pasar, sepat siam kerap diawetkan dalam bentuk ikan
asin dan diperdagangkan antar pulau di daerah Indonesia.
Tidak seperti jenis
sepat air tawar yang lainnya, sepat siam kurang populer sebagai ikan hias untuk
di pasangkan dengan akuarium.
Sebutan lain dari
sepat siam adalah Siamese gourami atau snake skin gouramy (Inggris), slipper
(Jawa Timur).
Sebagaimana ikan
sepat rawa umumnya, ikan ini sangat menyukai rawa- rawa, danau, sungai dan
parit -parit yang berair tenang terutama yang banyak air dan makanannya serta
ditumbuhi tumbuhan air.
Penyebaran asli ikan
ini adalah di wilayah Asia Tenggara, terutama di lembah Sungai Mekong di darah
Laos,
Sepat siam mulai
masuk ke perairan Indonesia pada tahun 1934, yang kemudian dikembangkan
pembudidayaannya di kolam -kolam dan sawah.
Pada tahun 1937,
sepat ini dimasukkan ke Danau Tempe di Sulawesi dan kemudian sedemikian
berhasil di kembang biakan, sehingga dua tahun kemudian ikan ini mulai
mendominasi.
A.
Sepat Siam
Pada umumnya ikan sepat siam ini memiliki bentuk tubuh sedang,
dengan panjang mencapai 20-25 cm bahkan lebih, berbentuk pipih, dengan mulut
yang meruncing. Berdasarkan penelitian dari beberapa pakar ikan sepat siam ini
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Klasifikasi ikan
sepat siam
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Osphronemidae
Genus : Trichogaster
Spesies : Trichogaster pectoralis
Morfologi ikan sepat siam
Secara umumnya ikan
sepat siam ini memiliki ukuran sedang, dengan panjang mencapai 20 – 25 cm
bahkan lebih tergantung dengan varietes, berbentuk lebar dan pipih, serta
memiliki mulut yang meruncing. Bagian sirip punggung, ekors sirip dada da sirip
dubur dewasa berwarna gelap. Pada bafian sirp perut akan berupa menjadi alat
peraba yang hampir menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ekornya,
biasanya dilengkapi dengan sepasang duri dan 2-3 jumbai dengan ukuran yang
pendek.
Ikan sepat siam ini
liar yang biasanya berwarna kusam kehitaman hingga kehijuaan yang menutupi
seluruh tubuhnya. Namun, terkadang bagian sisi tubuh bagian belakang tampak
belang – belang kemiringan yang sejalur dengan bintik besar kehitaman. Selain
itu, bagian sisi lainnya akan tampak lebih terang apabila di lihat dari
belakang mata hingga kepanagkal ekornya.
B. Sepat Rawa
Sepat rawa adalah sejenis ikan air tawar. Di Jawa Barat dan seputaran Jakarta ikan ini disebut sepat
siam, sedangkan di Jawa Timur ia juga dikenal
dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris disebut snake-skin
gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya. Nama
ilmiahnya adalah Trichogaster pectoralis (Regan, 1910).
Ikan rawa yang
bertubuh sedang, panjang total mencapai 25 cm; namun umumnya kurang dari 20 cm.
Lebar pipih, dengan mulut agak meruncing.
Warna ikan yang liar
biasanya kehitaman sampai agak kehijauan pada hampir seluruh tubuhnya.
Terkadang sisi tubuh nampak agak terang berbelang-belang miring. Sejalur bintik
besar kehitaman, yang hanya terlihat pada individu berwarna terang, terdapat di
sisi tubuh mulai dari belakang mata hingga ke pangkal ekor.
Sirip-sirip punggung
(dorsal), ekor, sirip dada dan sirip anal berwarna gelap. Sepasang duri terdepan
pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, memanjang hingga ke ekornya.
Kebiasaan dan Penyebaran
Seperti umumnya
sepat, ikan ini menyukai rawa-rawa, danau, sungai dan parit-parit yang berair tenang; terutama yang banyak
ditumbuhi tumbuhan
air. Juga kerap terbawa oleh banjir dan masuk ke kolam-kolam serta saluran-saluran air hingga ke sawah.
Sebagian besar
makanan sepat rawa adalah tumbuh-tumbuhan air dan lumut. Namun
ikan ini juga mau memangsa hewan-hewan kecil di air, termasuk ikan-ikan kecil
yang dapat termuat di mulutnya. Ikan ini sering ditemui di tempat-tempat yang
kelindungan oleh vegetasi atau sampah-sampah yang menyangkut di tepi air.
Ikan sepat rawa
menyimpan telur-telurnya dalam sebuah sarang busa yang dijagai oleh si jantan. Setelah menetas,
anak-anak sepat diasuh oleh bapaknya itu hingga dapat mencari makanan sendiri.
Sepat rawa diketahui
dapat bernafas langsung dari udara, selain menggunakan insangnya untuk menyerap
oksigen
dari air. Akan tetapi, tak seperti ikan-ikan yang mempunyai kemampuan serupa
(lihat misalnya ikan gabus, betok atau lele), ikan sepat tak mampu bertahan lama di luar air.
Ikan ini justru dikenal sebagai ikan yang amat mudah mabuk dan mati jika
ditangkap.
Penyebaran asli ikan
ini adalah dari Asia Tenggara, terutama dari lembah Sungai Mekong di Laos, Thailand,
Kamboja
dan Vietnam;
juga dari lembah Chao Phraya. Di Indonesia
ikan ini merupakan hewan introduksi (??) yang telah meliar dan berbiak di alam,
termasuk di Jawa.
Nilai ekonomi
Ikan sepat memiliki
nilai ekonomi yang tinggi, terutama sebagai sumber protein
di daerah pedesaan.
Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, ikan
sepat kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin,
bekasam
dan lain-lain, sehingga dapat dikirimkan ke tempat-tempat lain.
Beberapa daerah yang
banyak menghasilkan ikan sepat olahan di antaranya adalah Jambi, terutama
dari Kumpeh dan Kumpeh Ulu; Sumatera Selatan,
dan Kalimantan Selatan.
Di tingkat dunia,
sepat rawa juga diperdagangkan sebagai ikan akuarium.
Manfaat Ikan Sepat Bila Dikonsumsi
- Mencegah Dimensia
- Mencegah Terjadinya Peradangan
- Mengurangi resiko terkena alzheimer
- Ibu Hamil dan Masalah Prematur
- Menstabilkan Tekanan Darah Tinggi
- Mencegah Depresi
- Mengurangi risiko stroke
- Mencegah Diabetes
- Mata dan kulit menjadi lebih sehat
- Mengurangi risiko adanya kanker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar