Kamis, 05 Desember 2019

IKAN KERAPU


 
Ikan kerapu merupakan ikan bernilai ekonomis tinggi dan permintaan kerapu hidup untuk konsumsi semakin meningkat. Selama ini kebutuhan akan ikan kerapu ukuran konsumsi diperoleh dari penangkapan di alam, yaitu di perairan karang. 
            Dalam budidaya, keberhasilan di bidang produksi sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain penyediaan benih, kualitas air, pengelolaan dan sebagainya. Penyakit merupakan salah satu kendala utama dalam keberhasilan produksi yang sangat merugikan. Timbulnya penyakit adalah suatu proses yang dinamis dan merupakan interaksi antara inang (host), jasad penyakit (patogen) dan lingkungan. Lingkungan terutama sifat fisik, kimia dan biologi perairan akan sangat mempengaruhi keseimbangan ikan sebagai inang dan organisme penyebab penyakit. Lingkungan yang baik akan meningkatkan daya tahan ikan, sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menyebabkan ikan mudah stress dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan patogen.
            Tingkat keberhasilan usaha budidaya ikan selain ditentukan oleh pemberian pakan yang tepat juga sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan tempat hidupnya. Dinamika kondisinya sangat mudah terpengaruh oleh bahan kimia terlarut, iklim mikro dan perlakuan yang dilakukan. Oleh karena itu kita harus memahami kualitas air dan interaksinya.
KLASIFIKASI
             Klasifikasi Ikan kerapu macan (Epinehelus fuscoguttatus) digolongkan pada :
Class                            : Chondrichthyes
Sub class                      : Ellasmobranchii
Ordo                            : Percomorphi
Divisi                           : Perciformes
Famili                          : Serranidae
Genus                          : Epinephelus
Species                        : Epinepheus sp

MORFOLOGI
            Ikan kerapu bentuk tubuhnya agak rendah, moncong panjang memipih dan menajam, maxillarry lebar diluar                           mata, gigi pada bagian sisi dentary 3 atau 4 baris, terdapat bintik putih coklat pada kepala, badan dan sirip, bintik hitam pada bagian dorsal dan poterior. 

HABITAT  DAN KEBIASAAN MAKAN
            benih ikan kerapu macan adalah pantai yang banyak ditumbuhi algae jenis reticulata dan Gracilaria sp, setelah dewasa hidup di perairan yang lebih dalam                           dengan dasar terdiri dari pasar berlumpur. Ikan kerapu termasuk jenis karnivora dan cara makannya "mencaplok" satu persatu makan yang diberikan sebelum makanan
sampai ke dasar. Pakan yang paling disukai kenis krustaceae (rebon, dogol dan krosok), selain itu jenis ikan-ikan (tembang, teri dan belanak).

CARA BERKEMBANG BIAK
            Di dalam tangki percobaan ikan betina yang telah dewasa bila akan memijah mendekati jantan. Bila waktu memijah tiba, ikan jantan dan betina akan berenang                           bersama-sama dipermukaan air. Pemijahan terjadi pada malam hari, antara pukul 18.00 sampai pukul 22.00. jumlah telur yang dihasilkan tergantung dari berat  tubuh betina, contoh betina berat 8 kg dapat menghasilkan telur 1.500.000 butir. Telur yang telah dibuahi bersifat "non adhesive" yaitu telur yang satu tidak melekat pada telur yang lainnya. Bentuk telur adalah bulat dan transparan dengan garis tengah sekitar 0,80 -0,85 mm. Telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi benih yang aktif berenang. Benih inilah yang umum tertangkap oleh nelayan. Kelimpahan  benih ikan kerapu ini sepanjang tahun tidak sama. Kelimpahan yang paling tinggi disekitar Teluk Banten terjadi pada bulan Februari sampai April.

            Ikan kerapu yang telah berhasil dibenihkan diantaranya adalah ikan kerapu tikus, kerapu macan, kerapu lumpur dan kerapu malabar.  Sedangkan kerapu alis/Napoleon dan kerapu sunu masih dalam penelitian.   Dalam teknik pembenihan untuk ikan kerapu tikus, macan, malabar dan lumpur pada prinsipnya sama.

TEKNIK PEMBENIHAN
Pemijahan induk
            Keberhasilan pemijahan induk ikan kerapu merupakan kunci awal dari seluruh mata rantai kegiatan produksi benih ikan kerapu.  Dengan pengelolaan induk yang baik akan dihasilkan produksi telur dengan mutu yang baik sehingga pada akhirnya akan diharapkan produksi benih ikan kerapu dengan sintasan yang tinggi.
a.    Pengelolaan induk
            Induk ikan kerapu berasal dari hasil penangkapan di alam. Induk dipelihara dalam bak beton berbentuk bulat  (Æ 10 meter dan kedalaman 3 meter). Bak pemeliharaan induk juga sekaligus merupakan bak pemijahan. Sirkulasi air dalam bak pemeliharaan induk dilakukan terus menerus sebanyak 200 - 300 % setiap harinya dengan menggunakan pompa elektromotor 20 PK (Æ pipa 8”) kemudian dilengkapi pipa distribusi ke dalam bak induk dengan Æ 4”. Dalam bak diberi aerasi sebanyak 20 titik dengan jarak titik satu dengan yang lainnya kurang lebih 2 meter. Untuk menjaga kualitas air dalam bak induk tetap prima dilakukan dengan mengatur pembuangan air atas dan air bawah. Siang hari dilakukan pembuangan air bawah dan malam hari dilakukan pembuangan air atas. Selama masa pemeliharaan induk, dilakukan pemberian pakan berupa ikan segar dengan kandungan lemak rendah. Jenis-jenis ikan yang biasa diberikan pada induk ikan kerapu  adalah ikan layang, ikan selar, ikan teri, ikan belanak dan cumi-cumi. Dosis pemberian pakan adalah 3-5 % dari total berat induk Pemberian pakan dilakukan pagi hari antara jam 07.00 – 08.00 I setiap harinya. Induk juga diberikan tambahan vitamin E @ tocopherol (Nature E) dengan dosis 100 IU per kg induk per minggu yang bertujuan untuk memacu perkembangan gonade ikan. Sedangkan untuk menambah daya tahan induk terhadap serangan penyakit diberikan vitamin C dengan dosis 50 mg/kg induk setiap  2 minggu sekali. Induk juga diberikan vitamin B-Compleks dengan dosis 50 mg/kg induk per 2 minggu sekali dengan tujuan untuk menambah nafsu makan ikan.
b.   Pemijahan induk  
Metoda pemijahan ikan kerapu pada dasarnya dapat dilakukan dengan manipulasi hormonal (aplikasi hormon steroid) dan manipulasi lingkungan.  Pemijahan alami dengan manipulasi lingkungan. Setiap pagi, setelah induk kerapu diberi makan, air dalam bak pemijahan diturunkan sampai kedalaman ± 50 cm diatas sirip punggung. Kondisi ini dibiarkan selama 5-7 jam dan air masuk (inlet) tetap dibiarkan mengalir. Perlakuan ini dapat menaikkan suhu air + 1-3o C. Kemudian pada sore hari mulai jam 15.00, dilakukan penambahan air laut segar sampai mencapai ketinggian optimal (3 meter) dan dilakukan sirkulasi sepanjang malam hari. Perlakuan ini dilakukan secara terus menerus sampai terlihat tanda-tanda birahi. Ciri-ciri induk ikan kerapu betina yang siap memijah adalah perut gendut dan lubang genital kemerahan. Sedangkan untuk induk jantan yang matang gonade mempunyai ciri-ciri kulit lebih terang, agresif (selalu mengejar betina) dan lubang genital kemerahan. Pemijahan ikan kerapu terjadi pada bulan gelap (bulan lunar) yaitu antara tanggal 20 – 10 bulan lunar dan terjadi pada malam hari antara jam 20.00 – 02.00
c.   Panen telur
            Telur ikan kerapu  hasil pemijahan yang baik mempunyai ciri-ciri berbentuk bulat, Æ 700-800 mikron, melayang di permukaan air dan transparan. Sedangkan telur yang jelek atau tidak berkembang selnya dengan sempurna mempunyai kenampakan keruh dan setelah beberapa saat ditampung akan mengendap. Setiap kali terjadi pemijahan induk, telur ditampung dalam bak penampungan telur yang dilengkapi jaring hapa (egg collector). Pemanenan telur dilakukan pada pagi hari antara jam 06.00 – 07.00. Telur hasil panenan ditampung dalam akuarium dan dilakukan seleksi dan penghitungan jumlah telur dengan metoda volumetri. Setelah 18 – 25 jam dari saat pembuahan, pada suhu 27 – 28o C  telur ikan kerapu akan menetas.

Pemeliharaan larva
            Kegiatan pemeliharaan larva dimulai dari persiapan bak, penebaran dan penetasan telur, perkembangan larva,  pakan dan pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, penanggulangan penyakit dan panen benih.
a.    Persiapan bak
-       Bak pemeliharaan larva berbentuk segi empat dengan volume 12,5 ton (5 x 2 x 1,25 meter).
-       Sebelum diisi bak dibersihkan dengan kaporit (100-150 ppm), dibilas dengan air tawar dan sabun serta kemudian dikeringkan.
-       Aerasi yang digunakan untuk mensuplai oksigen dipasang dengan jarak antar titik sekitar 50 cm.
-       bak diisi dengan air laut. Air laut disaring melalui filter pasir. Salinitas air laut berkisar 30 – 32 ppt. Pengisian dilakukan sehari sebelum penebaran telur serta diberi aerasi kuat selama 24 jam. Hal ini dimaksudkan untuk mempertinggi kadar oksigen terlarut yang berguna untuk penetasan telur.

1 komentar: