Rabu, 13 Juli 2022

MORFOLOGI Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis Regan)









Sistematika
:

Ordo
:
Labyritnhici
Subordo
:
Anabantoidea
Famili
:
Anabantidae
Genus
:
Trichogaster
Spesies
:
Trichogaster pectoralis
Nama Indonesia
:
Sepat siam, Sepat siem, Sape siam

Ciri-ciri Morfologis
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Sepat Siam – Ikan sepat siam atau rawa adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk dalam genus Trichogaster dengan famili osphronemidae ( ikan gurami ). Ikan sepat ini memiliki sebutan Siamese gouram dalam bahasa inggris dan thalaindikan ini sering disebut sebagai snake – skin gourami.
Pada umumnya ikan sepat siam ini memiliki bentuk tubuh sedang, dengan panjang mencapai 20-25 cm bahkan lebih, berbentuk pipih, dengan mulut yang meruncing.
Secara umumnya ikan sepat siam ini memiliki ukuran sedang, dengan panjang mencapai 20 – 25 cm bahkan lebih tergantung dengan varietes, berbentuk lebar dan pipih, serta memiliki mulut yang meruncing. Bagian sirip punggung, ekors sirip dada da sirip dubur dewasa berwarna gelap. Pada bafian sirp perut akan berupa menjadi alat peraba yang hampir menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ekornya, biasanya dilengkapi dengan sepasang duri dan 2-3 jumbai dengan ukuran yang pendekIkan sepat siam ini liar yang biasanya berwarna kusam kehitaman hingga kehijuaan yang menutupi seluruh tubuhnya. Namun, terkadang bagian sisi tubuh bagian belakang tampak belang – belang kemiringan yang sejalur dengan bintik besar kehitaman. Selain itu, bagian sisi lainnya akan tampak lebih terang apabila di lihat dari belakang mata hingga kepanagkal ekornya.
      Bentuk badan agak panjang dan pipih kesamping. Mulutnya mungil dengan bibir yang tipis. Sisik kecil termasuk tipe sisik otoneoid. Mempunyai alat pernafasantambahan yang berbentuk mirip bunga mawar yaitu alat “labyrinth”. Jari-jari sirip perut berubah menjadi sepasang benang yang memanjang dan bisa digerak-gerakkan. Bentuk sirip ekor berlekuk tunggal. Bagian punggung bewarna hijau kehitaman, sedangkan bagian perut agak lebih terang. Bagian kepala dan sepanang badan terdapat garis-garis memanjang yang terputus-putus.

Sifat-sifat biologis
Pemijahan ikan sepat siam dapat berlangsung sepanjang tahun, biasnya hasil pemijahan yang baik pada musim kemarau, terutama pemijahan yang dilakukan di kola yang tidak terkontrol.
Ikan sepat siam adlaah ikan asli perairan sungai dan rawa-rawa. Termasuk golongan ikan herbivore, yang lebih menyukai plankton terutama pada bagian stadia benih.
Makanan ikan yang dewasa terdiri dari tumbuhan air yang lunak, misalnya ganggang (Hydrilia verticilata), kangkung (ipoemor aquatic) dan mata lele (Lenna SP), selain itu mamakan phytoplankton (baciillariophycene, Cyannphyceae, dan Cholophycene) dan zooplankton (rotifera, copepoda, Cladocera).
Ikan sepat siam dapat hidup di perairan yang berpli rendah, seperti daerah rawa-rawa. Selain itu juga tahan hidup pada perairan yang miskin oksigen, karena mempunyai alat pernafasan tumbuhan “labyrinth organ”.
Pada saat akan memijah induk ikan akan membuat sarang lebih dahulu, yaitu berupa gelembung-gelembung busa yang biasanya ditemepelkan pada tanaman. Yang membuat sarang tersebut adalah induk jantan.
Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan induk sepat siam biasanya dicampur dengan jenis – jenis ikan lainnya, misalanya ikan tawes, ikan mas adan ikan lele. Kolam pemeliharaan induk dapat dipupuk dengan pupuk organic, yang berupa pupuk kandang maupun pupuk hijau, atau bisa juga ditambah dengan pupuk buatan. Pemupukan ini bertujuan untuk meningkatkan kesubran kolam, sehingga jumlah makanan alami akan meningkat.
Untuk mendapatkan induk-induk ikan yang baik pertumbuhannya, pemeliharaan induk sebaiknya dilakukan secara terpisah dari jenis – jenis ikan lainnya.
Apabila makanan alami yang tersedia di kolam mulai tampak berkurang, dapat diberikanan makanan tambahan berupa remeh yang berkadar protein berkisar antara 20-30% dengan jumlah pemberian sebanyak 2-3% dari berat badan per hari.
Pemijahan
Seperti halnya ikan tambakan, pemijahan ikan sepat siam dapat dilakukan di kolam khusus ataupun di sawah. Dalam hal ini kolam atau sawah merangkap fungsi sebagai kolam penetasan dan kolam pendederan.
Sebagai persiapan, dasar kolam dikeringkan, dipupuk secukupnya dan dialiri air hingga kedalaman air mencapai 50-75 cm. Di kolam atau sawah tersebut hendaknya di Tanami tumbuhan air, seperti Hydrilla verticilata, Coratophyllum sp, Myriophyllum sp atau eceng gondok (Eicornia crassiocs).
Sebelum pemijahan berlangsung perlu dilakukan seleksi induk terlebih dahulu, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Induk betina
:
warna badan pada bagian tutup insang dan perut lebih terang. Ujung sirip punggung membulat dan panjangnya tidak mencapai ujung batang ekor. Perut membesar kearah anus dan bila diraba terasa lemak.
Induk Jantan
:
Warna badan pada tutup insang dan bagian perut lebih gelap daripada induk betina. Ujung sirip punggung meruncing dan mencapai ujung batang ekor. Perut lebih langsing.

Kematangan kelamin induk dan induk betina dicapai pada umur sekitar 7-8 bulan.
Pembuatan sarang dilakukan induk jantan selama sekitar 1-2 hari. Sarang tersebut berupa gelembung-gelembung busa yang menempel pada tanaman air. Garis tengah sarang ± 5 cm. Setelah sarang selesai maka pemijahan ekor berlangsung dibawahnya.
Telur hasil pemijahan akan menempel pada sarang. Selama berlangsung penetasan, sarang dijaga oleh induk jantan sampai menetas. Dalam satu sarang biasanya terdapa telur sebanya 4000-7000 butir.
Penetasan
Penetasan telur akan terjadi selama 2-3 hari setelah pemijahan. Kantong kuning telurnya mulai habis setelah 4 hari kemudian. Karena telur dan carvornya yang baru menetas bersifat mengapung, maka sebaiknua diberi naungan atau lindung agar terhindar dari tetesan air hujan ataupun sinar matahari secara langsung.
Pemanenan anak ikan dilakukan setelah berumur 20-30 hari.
Informasi tambahan :
  • Pada umumnya ikan sepat siam atau rawa ini dapat di temukan pada rawa – rawa, daunau, sungai dan parit – parit yang berair serta di tumbuhi dengan tumbuhan air.
  • Ikan ini asli berasal dari Asia Tenggara, terutamanya Sungai Mekong, Laos, Thailand dan Vietnam
Penyebaran asli ikan ini adalah di wilayah Asia Tenggara, terutama di lembah Sungai Mekong di Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam; juga dari lembah Sungai Chao Phraya. Ikan ini diintroduksi ke Filipina, Malaysia, Indonesia, Singapura, Papua Nugini, Sri Lanka, dan Kaledonia Baru. Sepat siam dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1934, untuk dikembangkan pembudidayaannya di kolam-kolam dan sawah. Tahun 1937, sepat ini dimasukkan ke Danau Tempe di Sulawesi dan sedemikian berhasil, sehingga dua tahun kemudian ikan ini mendominasi 70% hasil ikan Danau Tempe. Saat ini sepat siam telah meliar dan berbiak di berbagai tempat di alam bebas, termasuk di Jawa.
Nilai ekonomi
Sepat siam merupakan ikan konsumsi yang penting, terutama sebagai sumber protein di daerah pedesaan. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, sepat siam kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin dan diperdagangkan antar pulau di Indonesia.
Tidak seperti jenis sepat yang lain, sepat siam kurang populer sebagai ikan akuarium. Namun terdapat beberapa varian yang berwarna cerah (putih, kuning atau merah) yang diperdagangkan sebagai ikan hias. Di Thailand, sepat siam merupakan salah satu dari lima ikan air tawar terpenting yang dibudidayakan untuk konsumsi maupun untuk akuarium.


1 komentar: