Selasa, 05 Juli 2022

OPERASI PENANGKAPAN IKAN



Bagian penting dalam operasi
  • Keadaan kapal saat setting
    Fishing Master dan kapten di ruang kemudi mengemudikan kapal sambil memperhatikan keamanan/keselamatan pada saat setting, kecepatan setting, adanya kapal lain dan jaraknya, lintasan tali pancing, laju kapal, suhu air, pusaran arus, burung laut, lumba–lumba dan kayu yang terbawa arus.
  • Pada saat memasang umpan
    Hal yang perlu diperhatikan adalah pencarian umpan, pemasangan pada mata pancing (biasanya ikan dikait pada bagian kepalanya). Pada ikan kembung pada bagian punggung, urutan mata pancing, melepas gulungan tali cabang, dan memeriksa cacat pada setiap bagian tali cabang.
  • Radio–buoy dan lampu
    Untuk penarikan saat tengah malam, pada tali utama (main line) dipasang lampu sebanyak 5-6 buah dan radio buoy sebanyak 12–13 buah.
Teknik Setting
  • Waktu setting
    Setting dilaksanakan pukul 2–3 pagi. Tali yang di setting terlebih dahulu adalah tali cabang untuk perairan laut dalam. Lama settingkira –kira 5 jam. Panjang tali utama mencapai 100 mil.
  • Pada saat sebelum setting
    Pekerjaan setting dilakukan secara berurutan seperti, mengeluarkan umpan dari palka, mencairkan umpan, mulai menjalankan mesin, mengukur kedalaman air (menggunakan alat yang dioperasikan di ruang kemudi), menyambung antar bagian pancing dari main line ke branch line, memasang snaph, bola tali, memasang umpan pada mata pancing, memasang pelampung di tali bola, radio buoy dan mempersiapkan lampu, serta pembagian kerja diatur oleh Fishing Master dan Bosun. Tali cabang untuk perairan laut dalam dipisahkan di sisi kapal dan tali yang akan dipakai diletakkan di bagian sebelah kiri. Bola yang tidak dipakai dan yang tidak berhubungan dengan tali yang dipasang dikumpulkan di atas ruang kemudi. Pemasangan bola diameter 30 cm dilakukan setelah pemasangan 4 buah bola diameter 20 cm.
Teknik Hauling
a. Waktu hauling
Untuk pengoperasian hauling dimulai kira–kira jam 12 siang. Lamanya hauling antara 12–18 jam.
b. Saat hauling
Sambil menggulung main line perlu diperhatikan, arah bentangan tali, keadaan hasil tangkapan dan pemotongan tali yang kusut jika diperlukan.
– Dilakukan pengaturan dan pengawasan tempat penyimpanan main line
– Penggunaan mesin pengumpul main line
– Melepas snaph
– Mengatur kembali tempat penyimpanan alat–alat
– Mengatur penggunaan tempat bola
– Membetulkan tali cabang, mengganti mata pancing, serta membetulkan tali yang kusut.
CARA MEMASANG UMPAN
1. Jenis umpan
Pada penangkapan dengan long line mengenai masalah umpan sangatlah menentukan jumlah hasil tangkap. Oleh karena itu perlu perhatian yang sebaik – baiknya, perlu kita ketahui bahwa ikan tuna dan sejenis ikan pelagis lainnya tidak suka umpan dalam bentuk irisan. Ikan pelagis tujuan penangkapan adalah jenis ikan perenang cepat dan memiliki kebiasaan memburu mangsa. Untuk memberi kesan bahwa umpan kita itu ikan hidup, maka diusahakan menyediakan umpan dalam bentuk utuh, segar dan tidak rusak. Walaupun tidak dapat memenuhi semua syarat sebagai umpan, jenis umpan Long Line antara lain :
Ø Cumi–cumi (terbaik tapi harganya mahal, jumlahnya terbatas)
Ø Sarden/lemuru, memiliki leher pendek dan kurang kuat
Ø Ikan Terbang (jumlah terbatas dan sulit diperoleh)
Ø Mackerel tuna (tongkol kecil), lehernya kuat dan keras.
2. Cara memasang umpan
Pemasangan umpan pada long line berbeda dengan line fishinglainnya. Prinsip kerja cara pemasangan umpan yang benar menjaga agar umpan tidak terlalu rusak dan menyangkut dengan kuat. Untuk menghasilkan cara pemasangan yang baik, maka terdapat beberapa cara bagian umpan yang terkait pancing, antara lain :
a. Mata tembus mata
b. Kepala bagian bawah atau atas segaris dengan tutup insang
c. Bagian bawah sirip dada tembus sebelah menyebelah
d. Bagian ekor.
Pemilihan cara pemasangan umpan yang benar diharapkan :
– Umpan terkait kuat, karena umpan tergantung dengan menahan arus, ikan umpan melekat kuat.
– Umpan dapat melambai lebih baik, untuk memberi kesan bahwa umpan itu ikan hidup bebas.
3. Kecepatan memasang umpan
Umpan dipasang pada waktu itu juga saat akan dilempar kelaut. Berdasarkan pengalaman kecepatan rata–rata tiap jam dapat menurunkan ± 500 pancing . Berarti tiap satu menit harus dapat memasang umpan antara 8–10 pancing.
4. Syarat umpan
a. Ditinjau dari segi teknis :
Terdiri dari satu ikan utuh
– Warna kontras, mengkilat (hitam, putih atau disesuaikan dengan warna isi perut ikan tuna atau sejenisnya)
– Panjang antara 15–25 cm, lebar 2–5 cm
– Leher kuat dan daging ulet
– Mempunyai bau segar yang menyolok.
a. Ditinjau dari segi teknis :
Terdiri dari satu ikan utuh
– Warna kontras, mengkilat (hitam, putih atau disesuaikan dengan warna isi perut ikan tuna atau sejenisnya)
– Panjang antara 15–25 cm, lebar 2–5 cm
– Leher kuat dan daging ulet
– Mempunyai bau segar yang menyolok.
b. Ditinjau dari segi ekonomis
– Mudah didapat dalam jumlah banyak
– Harganya murah
– Perawatan gampang dan mudah.
HASIL TANGKAPAN
Jenis Ikan Tuna yang tertangkap dengan Long Line :
1. Tuna Mata Besar ( big eye tuna )
– Badannya agak besar pendek gemuk. Yang besar dapat mencapai 2 meter dan beratnya 200 kg.
– Matanya agaknya besar.
2. Madidihang (yellow fin tuna)
– Badannya tidak gemuk seperti tuna mata besar
– Panjangnya mencapai 1,8 meter dan beratnya 100 kg
– Sirip dada dan sirip punggung berwarna kuning
3. Tuna sirip biru (blue fin tuna)
– Panjangnya mencapai 1,6 meter dan beratnya 300 kg
– Warna badan bagian atas biru kehijauan
4. Albakora (albacore)
– Tergolong tuna kecil. Dapat mencapai panjang kurang lebih 1 meter dan berat 15 kg ­
– Sirip dada cukup panjang
5. Ikan pedang (sword fish)
– Dapat mencapai panjang sampai 4,5 meter dan berat 500 kg
– Rahang atas tumbuh panjang sekali dan gepeng
– Badannya bulat
6. Setuhuk (marlin)
– Panjang mencapai 4 meter dan berat 600 kg
7. Ikan layaran (sail fish)
– Panjang dapat mencapai 3 meter dan berat 400 kg
– Tidak memiliki sisik
PENANGANAN IKAN TUNA
1. Mengenal Ikan Tuna.
Ikan tuna merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai tambah yang cukup berarti dipasaran ikan Internasional. Hal ini terbukti dengan adanya permintaan tuna segar dipasaran Jepang yang mencapai 250–350 ton/hari, sehingga hal ini menjadi suatu tantangan bagi Indonesia yang mempunyai potensi lestari khusus untuk ikan tuna sebesar 258,8 ribu ton/tahun. Adapun jenis–jenis tuna segar yang diekspor adalah : Big–eye tuna (Thunnus obesus), Yellow fin tuna (Thunnus albacares). Selanjutnya guna mendukung ekspor tuna segar menjadi produk yang bermutu baik, maka semenjak ikan tertangkap sampai pada tangan konsumen, mutu kesegarannya harus dijaga dengan tetap mempertahankan suhu ikan berkisar 1-2,5 0C, atau selalu dalam keadaan di es.
2. Penanganan (handling) tuna segar
Dalam hal ini ada 2 cara penanganan dengan peng-es-an biasa (Chiling), kedua dengan sistim Pendinginan Air Laut (Refrigerated Sea Water) yang sering terdapat pada kapal–kapal penangkapan. Urutan penanganan dapat dilakukan sebagai berikut :
– Penyiapan palkah dan deck kapal, dengan cara membersihkannya terlebih dahulu
– Pada saat ikan telah naik di atas kapal maka harus dikerjakan secara hati–hati baik saat melepas mata pancing maupun meletakannya di atas deck, dan hindari luka–luka atau memar tubuhnya. Bila masih hidup dapat dimatikan terlebih dahulu dengan menusukan marlin/spike tepat pada bagian otak di kepala.
– Buka salah satu tutup insang, lalu buang lapisan–lapisan insang dengan cara dipotong dengan pisau.
– Keluarkan isi perut melalui rongga insang. Untuk mempermudah penarikan isi perut maka bagian anus disobek sepanjang ± 3 cm. Sehingga usus yang menempel pada anus dapat tercabut dengan mudah.
– Cuci bersih rongga insang dengan perut, juga bagian luar tubuh ikan dengan air laut
– Pada cara peng-es-an biasa (Chiling) rongga insang dan rongga perut diisi dengan butiran Es (Es Curai) , kemudian disimpan di palkah dengan jalan menyelimuti tubuh ikan dengan butiran–butiran es.
– Pada cara RSW (Refrigerated Sea Water), ikan yang telah dibersihkan/dibungkus dengan karung/goni atau plastik, dan selanjutnya disimpan dalam palkah. Perlakuan ini dimaksudkan untuk menghindari rusaknya tubuh ikan oleh benturan dengan dinding palkah, atau sesama ikan itu sendiri. Sistem ini diterapkan pada kapal penangkapan yang telah dilengkapi dengan peralatan Refrigasi.


1 komentar:

  1. Wahuntung di daerah kami di perairan umum sudah byk yg sadar hukum ttg penangkapan ikan ,terima kah tambahan pengetahuan by km

    BalasHapus