Senin, 10 Agustus 2020

BUDIDAYA IKAN DALAM KARAMBA




Budidaya ikan adalah salah satu cara untuk mengembangbiakkan baik di kolam sawah sebagai mina padi maupun dengan keramba yang belum dikembangkan di semua daerah.
Budidaya ikan dalam keramba ini, timbul karena suatu kebetulan, yang semula dilakukan oleh pedagang ikan hidup di daerah Bandung untuk menampung ikan dagangannya yang belurn laku dijual. Ikan-ikan tersebut disimpan di dalam keramba dekat rumah mereka.

Akan tetapi ikan-ikan, tersebut , tetap hidup dan bahkan bertambah besar, sehingga hal ini menimbulkan niat para pedagang untuk membudidayakan ikan dalam keramba. Budidaya ikan dalam keramba ini juga dianjurkan untuk menunjang kegiatan usaha perbaikan gizi keluarga. khususnya untuk daerah-daerah yang dekat dengan perairan untuk (sungai, danau dan rawa -rawa).
Budidaya ikan dalam keramba sangat berperan dalam membantu melestarikan sumber air ini di perairan umum, karena penangkapan yang dilakukan secara terus menerus akan mengganggu kelestarian di perairan tersebut. Penangkapan ikan pada umumnya dilakukan tanpa memperhatikan ukuran ikan. Dengan adanya sistim budidaya ikan dalam keramba, maka diharapkan anak-anak ikan yang ikut tertangkap akan dibudidayakan, sehingga akan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan bila ditangkap waktu masih kecil. Secara garis besar, peranan budidaya ikan dalam keramba adalah :
  • Mendukung usaha peningkatan pembinaan sumber hayati di perairan umum.
  • Meningkatkan produksi ikan yang bernilai ekonomi tinggi serta memenuhi kebutuhan konsumsi ikan secara terus menerus.
  • Meningkatkan pendapatan Para petani ikan serta kesejahteraan petani ikan sepanjang tahun.
  • Menghindari adanya masa paceklik bagi para nelayan dimana pada musim barat para nelayan tidak dapat menangkap ikan.
  • Memperluas lapangan kerja bagi nelayan dan masyarakat secara umum.  


Pemasangan Keramba

Bentuk keramba hanya dibedakan menjadi dua macam yaitu berbentuk empat persegi dan bundar panjang. Keramba berbentuk empat persegi maupun kotak, sebagai bahan pada umumnya dibuat dari bambu maupun papan. Bentuk bundar panjang, yaitu keramba menyerupai bubu pada umumnya dibuat dari bilah bambu.
Cara pemasangan atau penempatan keramba, secara umum , dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Keramba terendam secara keseluruhan. Pemasangannya direndam dalam air kurang lebih 20 Cm di bawah permukaan air. Keramba ini sesuai untuk perairan yang sempit dan tidak begitu dalam. Mempunyai tiga sisi, dua sisi melintang arus dan satu sisi sejajar arus.
2) Keramba terendam sebagian, kurang lebih 10 Cm berada di atas permukaan air. Mempunyai enam sisi, di mana terdiri dari empat sisi, dimana terdiri dari empat sisi memanjang dan dua sisi melintang, jenis keramba ini cocok untuk dipasang di perairan yang dalam dan luas seperti di sungai, danau, waduk dan rawa.
3) Keramba pagar berbentuk pagar keliling yang langsung ditancapkan ke dasar air. Keramba ini harus selalu digenangi air, baik pada waktu air pasang maupun air surut. Pada umumnya dikembangkan oleh penduduk yang tinggal di rumah terapung.
Jenis Ikan
Ada beberapa jenis ikan yang cukup potensial untuk dikembangkan dengan sistem budidaya keramba, diantaranya adalah:
  • ikan karper (Chprinus carpio L.). Jenis ikan ini sangat cocok untuk dikembangkan di daerah yang mempunyai ketinggian antara 150-600 meter di atas permukaan laut, dengan pH perairan antara 7-8, suhu maksimal untuk kehidupannya antara 20-25°C.
  • Kepadatan penebaran sebaiknya antara 30-50 ekor/M3 dengan ukuran ikan 50-80 gram/ekor: Dalam pemeliharaan selama 3-4 bulan, berat Wan bisa mencapai 300-500. gram/ekor, dengan catatan bahwa ikan tersebut juga diberikan makanan tambahan.
  • Ikan tawes (Punctius javanicus Blkr). Jenis ikan ini tumbuh dengan balk pada ketinggian antar 25-3°C. Padat penebaran ikan seberat 20 gram/ekor adalah, 190-125 ekor/M. Pada pemeliharaan selama 3-4 bulan dengan diberikan makanan tambahan dedak halus, beratnya bisa mencapai 300-500 ekor/M3 dengan benih ikan seberat 20 gram/ekor pada pemeliharaan 3-4 bulan, dengan diberikan dedak halus atau ampas tahu, beratnya bisa mencapai 200 300 gram/ekor.
  • Ikan mujair (Tilapia masambica). Jenis ikan, ini cocok dibudidayakan di daerah yang mempunyai ketinggian antara 0-1.000 meter di atas permukaan taut, dengan suhu maksimum antara 25-30°C. Padat penebaran dapat mencapai 500 ekor/M3 dengan benih ikan seberat 20 gram/ekor pada pemeliharaan 3-4 bulan, dengan diberikan dedak halus atau ampas tahu, beratnya bisa mencapai 200 -300 gram/ekor.
  • Ikan sepat siem (Trichogaster pectoralis egen). Ikan ini dapat hidup di dataran yang mempunyai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, dengan pH air antara 7 – 8 dan suhu maksimum antara 25 -35°C. padat penebaran ikan antara 25 – 35 ekor/M3 dengan ukuran panjang 9 Cm.
  • Ikan toman (Ophiocephalus micropeltres). ikan ini banyak dikembangkan di daerah Kalimantan. Termasuk lamban pertumbuhannya. Pada penebaran benih ikan dengan berat 300 gram/ekor adalah, antara .15-20, ekor/M3. Pada pemeliharaan selama 8 bulan ikan sudah dapat dipanen.
  • lkan gabus (Ophiocephalus striatus Blkr). Ada dua macam yaitu yang cepat tumbuh dan lambat tumbuh. Ikan gabus yang cepat tumbuh mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : warna sisik punggung abu-abu muda, bagian dada berwarna putih keperak-perakan. Ikan gabus hidup di air tawar dengan pH antara 4,5 – 6. Pada penebaran ikan gabus dengan berat 100 gram/ekor adalah antara 50-60 ekor/M3. Dalam pemeliharaan selama 3 – 5 bulan berat ikan bisa mencapai 500 gram/ekor. .
  • Ikan betok (Anabes testudineus block). to ini sangat tahan terhadap kekurangan oksigen dan juga air, Bahkan ikan ini dapat hidup dalam lumpur yang mengandung air antar 1 – 2 bulan. Pada keramba ukuran 2 x 2 x 2 M2 dapat ditebarkan benih sebanyak 800 ekor dengan berat 20 gram /ekor. Dalam waktu 6 bulan berat ikan dapat mencapai 400 gram/ekor.
  • Ikan gurami (Osphronemus gouramy L.). Hidup di air tawar. Daerah yang paling cocok adalah dengan ketinggian 50 – 400 meter di atas permukaan laut, dengan suhu maksimum antara 40 – 60 ekor /M3. Dalam membudidayakan ikan ini perlu diberikan makanan tambahan selanq waktu 2 hari sekali dengan jumlah 15 – 20 % dari berat ikan total. Dalam waktu 3 -4 bulan, ikan ini sudah dapat dipanen.
Selain jenis-jenis ikan tersebut di atas, masih banyak lagi jenis ikan lokal lain yang dapat dikembangkan dengan sistem keramba.
Bila hendak mengembangkan ikan dalam keramba, kita tinggal menyesuaikan jenis ikan yang cocok untuk tempat tinggal kita masing – masing.

1 komentar: