Selasa, 21 Januari 2020

IKAN SEPAT


Sepat adalah nama segolongan ikan air tawar yang termasuk ke dalam marga Trichogaster, anggota suku gurami (Osphronemidae). Di Indonesia, ikan ini lebih dikenal sebagai ikan konsumsi, meskipun beberapa jenisnya diperdagangkan sebagai ikan hias.
Ikan yang bertubuh pipih jorong, dengan moncong runcing dan mulut kecil. Sisik kecil-kecil, bersusun miring, dalam aneka ukuran. Gurat sisi sempurna, bentuk tabung yang kadang-kadang agak lengkung. Sirip punggung (dorsal) terletak jauh ke belakang, namun berakhir agak jauh di depan sirip ekor. Sirip perut (ventral) berubah bentuk; sepasang jari-jari lunak yang pertama berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk panjang sepanjang badan, ditambah dengan sepasang duri pendek dan beberapa pasang jumbai pendek yang tak seberapa terlihat. Sirip dubur (anal) memanjang mulai dari di bawah dada hingga pangkal ekor. Sirip dada (pectoral) kurang lebih meruncing, sementara sirip ekor sedikit membagi

Jenis- jenis Ikan Sepat

Ada dua jenis ikan sepat yang banyak di temukan di perairan Indonesia, yaitu sepat rawa dan jenis lainnya yaitu sepat siam. Sepat rawa dalam bahasa latin (Trichogaster Trichopterus), merupakan ikan konsumsi yang paling disukai orang, meski umumnya hanya bernilai lokal. Namun di samping itu, terdapat pula varian -varian hiasnya yang berwarna- warni serta menarik, yang populer sebagai ikan hiasan akuarium. Sebutan lain ikan sepat rawa di Indonesia adalah sepat sawah, sepat jawa, sepat biru, sepat ronggeng (Malaysia), dan masih banyak lain -lain.
Untuk sepat yang bisa dijadikan ikan hias tergantung dari varietasnya, dimana lebih banyak dikenal dengan nama -nama Inggris seperti: Three spot gourami, Cosby gourami, Blue gourami, Golden gourami, Gold gourami, serta Opaline gourami.
Ikan ini biasanya hidup di rawa -rawa, danau, aliran -aliran air yang tenang, sawah -sawah, saluran irigasi dan di lahan basah lainnya yang terletak di dataran rendah dan tenang.
Pada saat musim banjir, penyebaran ikan ini meluas mengikuti aliran banjir, makanan sepat rawa biasanya dengan memangsa zooplankton, krustasea kecil dan aneka larva serangga kecil lainnya.
Pada musim berkembang biak, ikan jantan senantiasa membangun sebuah sarang busa yang berguna untuk menampung dan memelihara telur -telur sepat dari sepat betina.Sepat rawa mulai menyebar di Indocina, terutama di lembah Sungai Mekong, dan di Indonesia barat, yakni di Sumatra,
Ciri pada ikan sepat rawa adalah, bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang total hingga 120 mm, berwarna perak buram kebiruan atau kehijauan.
Dengan beberapa antenna mirip pita miring berwarna gelap, serta bercak hitam yang masing -masing berada pada tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor.
Warna tubuh ikan sepat ini amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun bentuk pada pola -pola warna tubuhnya, begitu juga dengan bilangan jari -jari pada sirip -siripnya.
Sepasang jari -jari terdepan pada sirip perut dapat berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut.
Berbentuk yang memanjang hingga ke bagian ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2 -3 jumbai yang pendek.
Sepat Siam bila dalam bahasa latin (Trichogaster pectoralis), merupakan ikan konsumsi yang cukup penting, terutama sebagai sumber protein bagi tubuh.
Selain dijual dalam keadaan segar di pasar- pasar, sepat siam kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin dan diperdagangkan antar pulau di daerah Indonesia.
Tidak seperti jenis sepat air tawar yang lainnya, sepat siam kurang populer sebagai ikan hias untuk di pasangkan dengan akuarium.
Sebutan lain dari sepat siam adalah Siamese gourami atau snake skin gouramy (Inggris), slipper (Jawa Timur).
Sebagaimana ikan sepat rawa umumnya, ikan ini sangat menyukai rawa- rawa, danau, sungai dan parit -parit yang berair tenang terutama yang banyak air dan makanannya serta ditumbuhi tumbuhan air.
Penyebaran asli ikan ini adalah di wilayah Asia Tenggara, terutama di lembah Sungai Mekong di darah Laos,
Sepat siam mulai masuk ke perairan Indonesia pada tahun 1934, yang kemudian dikembangkan pembudidayaannya di kolam -kolam dan sawah.
Pada tahun 1937, sepat ini  dimasukkan ke Danau Tempe di Sulawesi dan kemudian sedemikian berhasil di kembang biakan, sehingga dua tahun kemudian ikan ini mulai mendominasi.
A.  Sepat Siam
Pada umumnya ikan sepat siam ini memiliki bentuk tubuh sedang, dengan panjang mencapai 20-25 cm bahkan lebih, berbentuk pipih, dengan mulut yang meruncing. Berdasarkan penelitian dari beberapa pakar ikan sepat siam ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Klasifikasi ikan sepat siam
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Osphronemidae
Genus : Trichogaster
Spesies : Trichogaster pectoralis

Morfologi ikan sepat siam

Secara umumnya ikan sepat siam ini memiliki ukuran sedang, dengan panjang mencapai 20 – 25 cm bahkan lebih tergantung dengan varietes, berbentuk lebar dan pipih, serta memiliki mulut yang meruncing. Bagian sirip punggung, ekors sirip dada da sirip dubur dewasa berwarna gelap. Pada bafian sirp perut akan berupa menjadi alat peraba yang hampir menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ekornya, biasanya dilengkapi dengan sepasang duri dan 2-3 jumbai dengan ukuran yang pendek.
Ikan sepat siam ini liar yang biasanya berwarna kusam kehitaman hingga kehijuaan yang menutupi seluruh tubuhnya. Namun, terkadang bagian sisi tubuh bagian belakang tampak belang – belang kemiringan yang sejalur dengan bintik besar kehitaman. Selain itu, bagian sisi lainnya akan tampak lebih terang apabila di lihat dari belakang mata hingga kepanagkal ekornya.
B. Sepat Rawa
Sepat rawa adalah sejenis ikan air tawar. Di Jawa Barat dan seputaran Jakarta ikan ini disebut sepat siam, sedangkan di Jawa Timur ia juga dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris disebut snake-skin gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya. Nama ilmiahnya adalah Trichogaster pectoralis (Regan, 1910).
Ikan rawa yang bertubuh sedang, panjang total mencapai 25 cm; namun umumnya kurang dari 20 cm. Lebar pipih, dengan mulut agak meruncing.

Warna ikan yang liar biasanya kehitaman sampai agak kehijauan pada hampir seluruh tubuhnya. Terkadang sisi tubuh nampak agak terang berbelang-belang miring. Sejalur bintik besar kehitaman, yang hanya terlihat pada individu berwarna terang, terdapat di sisi tubuh mulai dari belakang mata hingga ke pangkal ekor.
Sirip-sirip punggung (dorsal), ekor, sirip dada dan sirip anal berwarna gelap. Sepasang duri terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, memanjang hingga ke ekornya.

Kebiasaan dan Penyebaran

Seperti umumnya sepat, ikan ini menyukai rawa-rawa, danau, sungai dan parit-parit yang berair tenang; terutama yang banyak ditumbuhi tumbuhan air. Juga kerap terbawa oleh banjir dan masuk ke kolam-kolam serta saluran-saluran air hingga ke sawah.
Sebagian besar makanan sepat rawa adalah tumbuh-tumbuhan air dan lumut. Namun ikan ini juga mau memangsa hewan-hewan kecil di air, termasuk ikan-ikan kecil yang dapat termuat di mulutnya. Ikan ini sering ditemui di tempat-tempat yang kelindungan oleh vegetasi atau sampah-sampah yang menyangkut di tepi air.
Ikan sepat rawa menyimpan telur-telurnya dalam sebuah sarang busa yang dijagai oleh si jantan. Setelah menetas, anak-anak sepat diasuh oleh bapaknya itu hingga dapat mencari makanan sendiri.
Sepat rawa diketahui dapat bernafas langsung dari udara, selain menggunakan insangnya untuk menyerap oksigen dari air. Akan tetapi, tak seperti ikan-ikan yang mempunyai kemampuan serupa (lihat misalnya ikan gabus, betok atau lele), ikan sepat tak mampu bertahan lama di luar air. Ikan ini justru dikenal sebagai ikan yang amat mudah mabuk dan mati jika ditangkap.
Penyebaran asli ikan ini adalah dari Asia Tenggara, terutama dari lembah Sungai Mekong di Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam; juga dari lembah Chao Phraya. Di Indonesia ikan ini merupakan hewan introduksi (??) yang telah meliar dan berbiak di alam, termasuk di Jawa.

Nilai ekonomi

Ikan sepat memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama sebagai sumber protein di daerah pedesaan. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, ikan sepat kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin, bekasam dan lain-lain, sehingga dapat dikirimkan ke tempat-tempat lain.
Beberapa daerah yang banyak menghasilkan ikan sepat olahan di antaranya adalah Jambi, terutama dari Kumpeh dan Kumpeh Ulu; Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Di tingkat dunia, sepat rawa juga diperdagangkan sebagai ikan akuarium.

Manfaat Ikan Sepat Bila Dikonsumsi

  • Mencegah Dimensia
  • Mencegah Terjadinya Peradangan
  • Mengurangi resiko terkena alzheimer
  • Ibu Hamil dan Masalah Prematur
  • Menstabilkan Tekanan Darah Tinggi
  • Mencegah Depresi
  • Mengurangi risiko stroke
  • Mencegah Diabetes
  • Mata dan kulit menjadi lebih sehat
  • Mengurangi risiko adanya kanker

Senin, 20 Januari 2020

SEJARAH IKAN MAS


Ikan mas adalah ikan konsumsi yang permintaan dan harganya paling tinggi.  Setiap tahun kebutuhannya terus meningkat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung.
Olahan ikan jenis ini banyak yang di sajikan di restoran-restoran kelas atas karena memang rasanya yang enak.
Variasinya pun banyak, mulai di goreng, dipepes, di bakar, ataupun olahan-olahan lainnya yang tentu lezat-lezat.


Sejarah Ikan Mas
Ikan ini ada yang mengatakan berasal dari Cina dan Rusia.  Kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1810.  Namun baru dibudidayakan di tahun 1860 an di Galuh, Ciamis, Jawa Barat.
Sejak mulai abad ke-20, budidayanya mulai banyak menyebar ke wilayah di luar pulau Jawa, misalnya di daerah Bukittingi, Sumatera Barat.
Tidak hanya wilayah Sumatera, ikan ini juga mulai menyebar di wilayah Sulawesi dan Bali hingga ke Flores.
Penyebaran yang luas ini tentu saja karena memang ikan jenis ini memiliki kelebihan mudah beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan.
Sehingga ketika dikembangkan di wilayah-wilayah lain juga dapat berkembang dan bertahan hidup.

Perkembangbiakan

Pemijahan ikan ini sebenarnya bisa terjadi sepanjang tahun, namun di habitat aslinya, ia sering memijah di awal musim hujan.
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam hingga akhir fajar.
Pada saat ikan ini akan memijah, induk-induknya akan aktif untuk mencari tempat yang rimbun.
Tempat-tempat itu misalnya adalah tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air.
Tempat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempelkan telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Telurnya memiliki bentuk yang bulat, warnanya bening,  memiliki diameter 1,5 – 1,8 mm serta memiliki bobot 0,17 – 0,20 mg.  Ukuran telur bervariasi, tergantung umur dan ukuran atau bobot induk.

Jenis-jenis Ikan Mas Konsumsi

1.      Ikan Mas Punten

Banyak dikembangkan di desa Punten, Malang, Jawa Timur.  Memiliki tubuh yang pendek, dengan bagian punggung lebar dan tinggi.
Warna sisiknya hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan bersifat jinak.

2.      Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya

Ikan sinyonya memiliki bentuk tubuh yang memanjang dan punggungnya akan lebih rendah bila dibandingkan dengan jenis ikan Punten.
Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus.  Mata ikan Sinyonya yang masih berusia muda agak menonjol.  Namun kemudian akan berubah menjadi sipit ketika ikan berusia semakin tua.

3.      Ikan Mas Taiwan

Bentuk badan ikan ini memanjang dan punggungnya berbentuk busur agak membulat.  Ciri lainnya adalah memiliki sisik yang berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di tepi sirip anus serta di bawah sirip ekor.
kan ini sangat responsif, suka berebut makanan terapung yang diberikan. (Baca Juga : Makanan Ikan)

4.      Ikan Mas Merah

Ciri-ciri ikan ini adalah memiliki warna sisik yang merah keemasan.  Ia senang bergerak aktif dan mengaduk-aduk kolam.
gak sulit untuk ditangkap karena sifatnya yang tidak terlalu jinak. Bentuk badannya relatif memanjang dengan mata yang agak menonjol.

5.      Ikan Mas Majalaya

Sesuai dengan namanya, ikan ini berkembang pertama kali di Kecamatan Majalaya, kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Ukuran tubuh ikan jenis Majalaya relatif lebih pendek dan punggungnya lebih membungkuk bila dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya.   Dia jinak dan biasa berenang di permukaan air.
Ikan Malajaya ini memiliki sisik yang berwarna hijau keabuan.  Warna bagian tepi badannya berwarna lebih gelap sedangkan di bagian bawah insang dan bagian bawah sirip ekor memiliki warna kekuningan.
Dari kepala hingga punggung warna sisiknya akan semakin gelap.

6.      Ikan Mas Yamato

Bentuk tubuh ikan ini memanjang.  Sisiknya berwarna hijau kecoklatan.  Banyak ditemukan di Cina dan Jepang

7.      Ikan Mas Lokal

Jenis ikan ini adalah yang paling banyak ditemukan di Indonesia.  Bentuk tubuhnya seperti kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang ada yaitu memanjang dan tidak sipit.
Sepertinya ikan mas lokal merupakan ikan mas hasil dari perkawinan silang di masyarakat yang tidak terkontrol.