HAMA
DAN PENYAKIT
I.
PENDAHULUAN
Beberapa jenis
penyakit ikan dan hama telah dikenal sering menimbulkan kematian terutama
terhadap benih. Jenis ikan berukuran besarpun tidak luput dari
serangan penyakit terutama penyakit bakterial.
Mengingat
bahwa masalah hama dan penyakit telah merupakan salah satu hambatan utama dalam
setiap usaha budidaya ikan, maka seyogyanyalah pengetahuan tentang cara
penanggulangannya mutlak diketahui.
II.
TANDA-TANDA IKAN SAKIT
Untuk dapat
menentukan cara penanggulangan yang tepat, perlu diketahui sedini mungkin jenis
penyebabnya. Secara kasar beberapa jenis penyakit dapat diketahui menurut
tanda-tanda atau gejala umum yang tampak pada tubuh ikan.
1.
Gerakan lemah, hilang keseimbangan serta hilang
nafsu makan.
2.
Menggosok-gosokan tubuh pada benda-benda keras
yang terdapat dikolam atau pada pinggiran bak-bak pemeliharaan.
3.
Tubuhnya mengeluarkan lendir secara berlebihan
atau sebaliknya lendirnya hilang atau berkurang kalau diraba kulitnya terasa
kasar.
4.
Kulit, sisik dan insang rusak serta warnanya berubah
menjadi pucat.
5.
Terdapat luka borok di badan.
6.
Perdarahan (bercak-bercak merah) di permukaan
tubuh dan sirip ikan.
7.
Mata menonjol keluar dan diselaputi selaput
berwarna putih dan keruh.
8.
Timbul bisul pada tubuh dan insang ikan.
9.
Bercak-bercak atau bintik putih di permukaan
tubuh.
Di dalam budidaya
ikan, hal-hal yang dapat mempercepat proses terjadinya penyerangan penyakit
pada ikan yang dipelihara adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan yang
kurang baik seperti keadaan media air yang kurang baik, adanya sampah atau
buangan lain dan adanya sisa makanan yang diberikan.
2.
Padat penebaran yang sangat tinggi.
3.
Mutu makanan tambahan kurang baik.
4. Daya tahan ikan
yang dipelihara lemah, karena benih jelek dan perawatan kurang baik.
Untuk mencegah
terjadinya wabah penyakit dapat dilakukan beberapa cara, diantaranya :
1.
Usahakan lingkungan tempat pemeliharaan ikan tetap
bersih.
2. Gunakanlah benih
yang benar baik dan sehat.
3. Lakukanlah
perawatan terhadap ikan budidaya secara baik.
III.
PENYAKIT IKAN YANG SERING TERJADI
1. Penyakit Jamur
Tanda-tanda ikan yang terserang penyakit ini adalah:
- Tubuh
ikan ditumbuhi oleh kumpulan benang-benang halus seperti kapas yang berwarna
putih atau putih kecoklatan, terutama tumbuh pada luka-luka yang ada pada ikan.
Pencegahan : Dengan menjaga kebersihan
tempat pemeliharaan dan penanganan ikan yang baik, jangan sampai ada luka pada
ikan.
Pengobatan : Ikan yang
terserang direndam dalam larutan Malachite Green Oxalat (MGO) sebanyak 2-3
mg/m3 air selama 1 jam. Atau diolesi dengan kalium permanganat (PK) atau MGO.
2. Penyakit Bintik
Putih
Tanda-tanda ikan yang terserang :
-
Ikan berenang sangat lemah/gerakan ikan sangat
lambat dan selalu timbul di permukaan air serta megap-megap.
-
Ada bintik putih pada kulit, sirip dan insang.
-
Terjadi pendarahan pada sirip dan insang.
-
Ikan sering menggosok-gosokan tubuh pada
benda-benda yang keras.
Pengobatan : - Direndam
dalam larutan methylen blue 3 gr/m3
selama 24 jam.
-
Direndam dalam larutan malachite green 3 gr/m3
selama 15 menit.
-
Direndam dalam larutan formalin tehnis 25 ml/m3
selama 15 menit.
Pengobatan
dilakukan 3 kali berturut-turut dengan jarak waktu 3-5 hari sekali.
3. Penyakit Borok
Tanda-tandanya
:
- Pendarahan terjadi pada kulit.
- Luka pada kulit yang selanjutnya menjadi
borok.
Pengobatan : Disuntik
dengan oxytetracycline, misalnya tertamycin dengan dosis 25 mg/kg per hari.
Pengobatan dilakukan selama 7-10 hari berturut-turut.
TANDA-TANDA
PENYAKIT IKAN DAN
CARA PENGOBATANNYA
No.
|
Ciri-ciri dan Kelakuan Ikan
|
Diagnosa
|
Penyakit
|
Cara Pengobatan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
|
Kelainan
pada tulang belakang (bengkak), Scoliosis & Lordosis
Kelainan
pada rahang atas/bawah
Rontok
sirip
Perut
gembung (Dhophy)
Ikan
menjadi kurus
Sisik
kasar
Mata
menonjol
Mata
masuk ke dalam
Serabut
seperti kapas pada kulit
Pendarahan
(hemorrhagi)
Kulit
terasa kasar, bintik hitam
Insang
pucat (anesia)
Insang
rontok
Bintil
putih kemerahan pd insang
Frekuensi pernapasan
bertambah
Bintik putih pada kulit
|
a. Keturunan
b. M. Cerebralis
a. Infeksi bakteri/
virus
b. Kekurangan Vit.
a. M. Cerebralis
b. Kelainan
kelenjar thyroid
a. Infeksi bakteri
Flexibacter
b. Parasit Costia
c. Sifat air
terlalu basah
d. Gyrodactylus sp.
a. Bakterial haemor
hagis septicaemi
b. Virul haemorhagi
septicaemi
a. Tuberculosis
b. Penyakit Cacing
c. Octomitus sp.
a. Infeksi bakteri
b. Air terlalu asam
a. Tuberculosis
b. Infeksi Cacing
c. Infeksi Virus
a. Infeksi bakteri
b. Trypanoplasar
(Cryptobial)
a. Jamur Saprolegni
a. Sengatan Argulus
b. Infeksi Bakteri
c. Infeksi Trichodina
d. Gigitan lintah
a. Ichthyosporidius
a. Infeksi Bakteri
b. Infeksi virus
a. Bakteri
Flexibatter
b. Myxobacteria
c. Dactylogirus
a. Myxobolus
a. Myxobacteria
b. Flexibacter
c. Dactythirus
a. Ichthyopthirius
|
a. Columnaris
b. Peduncle
c. Pseudomonas
d. Edwardsiella
e. Vibriosis
f. Aeromonas
septicaemia
g. Furunculosis
h. Ginjal
i. Tuberculosis
|
-
Perendaman dalam Copper sulfat dosis 1:2.000 selama 1-2
menit
-
Perendaman dalam
Gxytetracyclin HCl dosis 10 mg/lt selama 30 mt
-
Makanan dicampur Oxytetracyclin
75 mg/kg ikan/hari
-
Perendaman dalam
Oxytetracyclin 10 ppm selama 30 menit
-
Makanan dicampur
Sulfisoxazole 100 mg/kg ikan/hari selama 10 sampai 20 hari berturut-turut
-
Makanan dicampur
Oxytetracyclin HCl dosis 25-30 mg/kg ikan/hari selama 7-10 hari
berturut-turut
-
Makanan dicampur
Sulfamerazine 100-200 mg/kg ikan/hari selama 3 hari
- Makanan dicampur
Oxytetracyclin 50 mg/kg ikan/hari selama 7-10 hari berturut-turut
- Suntikan
Oxytetracyclin HCl dosis 25-30 mg/kg ikan
- Suntikan
Oxytetracyclin HCl 30 mg/kg ikan diulang tiap 3 hari sekali selama 3 kali
- Makanan dicampur
Oxytetracyclin HCl 50 mg/kg ikan selama 7-10 hari berturut-turut
- Suntikan
Terramicine 25-30 mg/kg ikan/hari selama 7-10 hari
- Makanan dicampur
Terramicine 50 mg/kg ikan/hari selama 7-10 hari berturut-turut
-
Makanan dicampur Sulphonamid
100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari
- Makanan dicampur
Sulfamerazine 100 mg/kg ikan/hari selama 4 hari berturut-turut
-
Makanan dicampur
Oxytetracyclin 50 mg/kg ikan/hari selama 7-10 hari
-
Suntikan Oxytetracyclin HCl
30 mg/kg ikan
-
Makanan dicampur Sulphonamid
100-200 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari
- Belum ditemukan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
|
Luka pada daging
Bintil putih pada hati,
limpa, jantung dan otak
Bintil
berwarna pada hati dan jantung
Hati
berwarna seperti tembaga
Hati
berwarna coklat kekuning-kuningan
Pendarahan
dan bengkak pada anus
Pembengkakan
dan pendarahan pada gelembung renang
Tonjolan
seperti bunga kol pada rahang
Tonjolan
kecil didaerah dekat sirip
Tutup
insang selalu terbuka
|
a. Ichthyospori-dium
b. Tuberculosis
c. Bacterial
Septicaemia
d. F. Columnaris
a. Ichthyospori-
dium
a. Sporozoasis
b. Tuberculosis
a. Livoid Liver
Degeneration (LLD)
a. Infeksi bakteri
a. Infeksi bakteri
b. Infeksi virus
c. Octomitus
a. Infeksi bakteri
a. Infeksi virus
a. Infeksi virus
a. Myxobacteria
b. Columnaris
c. Dactylogirus
|
j. Saprolegnisis
k. Bintik putih
l. Trichodiniasis
(gatal)
m. Gyrodactylus,
Dactylogyrus
n. Cacing Trematoda
(Clinostonum)
o. Cacing
Acanthocephala
p. Myxosporoasis (Myxosomo,
the lohanalus)
q. Lerneae
r. Kutu ikan
(Argulus)
|
- Pencelupan telur
ikan dalam MHO 60 gr/m3 selama 15 menit atau 2-3 gr/m3 selama 1 jam
-
Ikan direndam dalam MGO 3
gr/m3 air selama 30 menit
-
Ikan direndam dalam formalin
1,5-2 cc/l selama 15 menit
- Perendaman dalam
campuran larutan formalin 25 ml/m3 air + MG 0,1 gr/m3 selama 12-24 jam
-
Rendam ikan dalam larutan
garam 1-3 gr garam dapur diencerkan dalam 100 cc air selama 5-10 mt
- Pengobatan
diulang 2-3 kali selama 1 minggu
-
Celup ikan dalam formalin
150-200 ppm selama 15 menit
- Rendam dalam MG
0,1 gr/m3 air selama 24 jam
- Celup ikan dalam
formalin 250 ml/m3 air selama 15 menit atau dalam larutan Methylen Blue 3
gr/m3 air selama 24 jam
-
Rendam dalam larutan formalin
25 ppm atau PK 5-10 ppm
-
Formalin 25 ppm atau garam
dapur 2,5 %
- Belum
diketemukan
-
Benih direndam dalam formalin
25 ppm (25 cc/m3) air selama 15 menit
- Semprot kolam
dengan Dipterex atau Sumithion 50 EC dosis 1 cc/m3 air
-
Celup dalam larutan garam dapur 20 gr/lt selama 5
menit atau larutan garam amoniak (NH4Cl) 12,5 gr/lt selama 5-10 menit
|
PESTISIDA
YANG DILARANG DAN YANG DIPERBOLEHKAN DALAM SISTEM BUDIDAYA
Jenis-jenis pastisida yang
dilarang digunakan dalam budidaya perikanan adalah :
1.
Brestan 60
2.
Besudrin 60 EC
3.
Diazinon 10 G
4.
Diazinon 90 ULV
5.
Thiodan 35 EC
6.
Thiodan 25 ULV
7.
Bayluside
8.
Retenon powder
9.
Sumithion 50 EC
10. Sumithion L 100
11. Brantasan 450 EC
dan Brantasan 1300 EC
12. Aquatic
13. Treflan
Pestisida yang diijinkan
digunakan pada budidaya perikanan serta telah terdaftar antara lain :
1.
Boss 250 EC
2.
Dyvon 95 SP
3.
Safrofon 95 SP
4.
Fish free
artikel ini sangat bagus
BalasHapus