Minggu, 26 Juni 2022

JENIS-JENIS IKAN LELE


Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke dalam ordo `Siluriformes` dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Lele dicirikan dengan tubuhnya yang licin dan pipih memanjang, serta adanya sungut yang menyembul dari daerah sekitar mulutnya.

Nama ilmiah lele adalah Clarias sp. Yang berasal dari bahasa Yunani "Chlaros", yang berarti kuat dan lincah. Dalam bahasa Inggris lele disebut dengan beberapa nama, seperti catfish, walking catfish dan mudfish.


Berikut ini Klasifikasi ikan lele berdasarkan Saanin (1984) dalam Hilwa (2004):


Filum      : Chordata
Kelas      : Pisces
Subkelas: Teleostei
Ordo       : Ostarophysi
Subordo  : Siluroidae
Famili      : Clariidae
Genus     : Clarias

Nah itulah beberapa klasifikasi ikan lele, namun tidak cukup sampai di situ saja, kami yakin di antara sobat semua pasti ada yang bertanya-tanya, Ikan lele itu kok banyak sekali jenisnya, apa saja sih jenisnya? Nah, di sini kami akan menjawab semua rasa penasaran sobat.


Dengan seiring bergulirnya waktu, pertumbuhan pengetahuan kian meningkat tajam, tidak hanya saja dalam bidang ilmu sosial (humaniora), namun juga meliputi ilmu sains.


Baiklah jangan menunggu lama lagi, langsung saja kami berikan beberapa jenis ikan lele yang telah berhasil dikembangkan oleh para pakar ilmu perikanan.
Berikut jenis-jenisnya seperti dilansir dari berbagai sumber:

1. Lele Dumbo


Lele Dumbo (
Clarias gariepinus) merupakan jenis ikan lele yang berasal dari Afrika yang diimpor ke Indonesia untuk dikawin silangkan dengan lele Lokal dan ikan ini dinamakan lele Dumbo. 

Lele Dumbo memiliki tubuh yang lebih besar 6-8 kali panjang standar dibandingkan lele Lokal dan memiliki gen pertumbuhan yang lebih cepat, memiliki ukuran kepala 3-3,5 kali lebih besar, kepala agak persegi panjang dan lancip ke garis dorsal.


Moncongnya bulat melebar. Mata memiliki posisi supero lateral dan relatif kecil. Gigi pada premaxilla dan rahang bawah kecil, halus dan diatur dalam beberapa baris. Barbels 1/5 sampai ½ kali dari ukuran kepala dan ½ sampai 4/5 kali dari ukuran kepala ketika individu masih kecil.


Sirip pektoral hanya bergerigi di bagian luar dan tidak beracun. Jumlah gerigi semakin banyak seiring bertumbuhnya individu. Berwarna abu ungu kemerahan dan bercorak marble. Warnanya akan semakin pucat dan corak tampak lebih jelas apabila stress.


Bagian perut, ventral dan sirip yang berpasangan berwarna keputih-putihan. Selain itu juga lele Dumbo dapat dibudidayakan dalam tingkat kepadatan yang tinggi, tingkat kematangan gonad yang relatif lebih cepat dan dapat mengkonsumsi.


2. Lele Lokal


Lele Lokal (Clarias batrachus) atau ikan ini sering dipanggil “walking catfish” merupakan lele habitat asli di Indonesia. Dinamakan walking catfish karena kemampuannya untuk berjalan di daratan untuk mencari makanan atau lingkungan yang cocok.


Lele ini berjalan dengan menggunakan sirip pektoral untuk mengangkat tubuhnya dan berjalan menyerupai ular. Lele Lokal memiliki tubuh yang pipih dibagian posterior. Rahang atas yang lebih menjorok. Ujung dari sirip pectoral mengeras menyerupai duri dan kasar dibagian sisi luar serta bergerigi di bagian ujung dalam.


Duri atau sirip pektoral mengandung racun, dan memiliki panjang 2 kali dari lebar tubuh. Genital jantan panjang dan meruncing, serta memiliki warna hitam ke abuan walaupun dalam keadaan stress disertai bintik putih.

Lele Lokal dapat bertahan hidup dengan berpindah tempat selama tempat itu tetap menjaga lele dalam keadaan lembab dan basah seperti berpindah dari kolam air stagnan, rawa, sungai, atau bahkan lahan padi yang terkena banjir.


Ikan lele Lokal mampu bertahan cukup lama di daratan karena memiliki alat bantu pernapasan berupa arborescent. Lele Lokal memiliki tubuh paling panjang rata-rata 30 cm, lele Lokal biasanya mengkonsumsi ikan kecil, moluska, invertebrata lain, detritus, bahkan gulma air di habitat alaminya.

3. Lele Sangkuriang


Lele Dumbo yang ada di Indonesia mengalami penurunan kualitas diakibatkan sering terjadinya perkawinan satu keturunan (inbreeding). Untuk itu Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) memutuskan untuk melakukan pemurnian kembali.





Betina keturunan kedua lele Dumbo asli dari Afrika Selatan (F2) dikawinkan dengan pejantan keturunan keenam yang Lokal (F6). Dari proses pemurnian Back cross ini anakan yang dihasilkan kemudian dinamakan Lele Sangkuriang. Melihat hal diatas bahwa lele Sangkuriang adalah lele Dumbo hasil pemuliaan atau peremajaan.

Secara garis besar ikan lele Sangkuriang memiliki tingkat pertumbuhan dan kualitas dan kuantitas fekunditas yang lebih baik dibanding dengan lele Dumbo sebelumnya. Sangkuriang memiliki fekunditas 33.33% lebih tinggi dibandingkan lele Dumbo dan umur pertama matang gonad yang lebih tua.


Pada pemeliharaan umur 5-26 hari ikan ini menghasilkan laju pertumbuhan harian 43.57% lebih tinggi dibandingkan lele Dumbo sedangkan pada pemeliharaan umur 26-40 hari 14.61% lebih tinggi.

Pada pembesaran calon tetua tingkat pertama dan kedua, lele Sangkuriang menghasilkan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan lele Dumbo yaitu 11.36% dan 16.44%. sedangkan pada pembesaran kelas konsumsi, konversi pakan pada lele Sangkuriang mencapai 0.8 dibandingkan lele Dumbo yang mencapai >1 (Sunarma et al. dalam Hilwa 2004).


4. Lele Albino


Lele Albino merupakan lele jenis apa saja yang memiliki gen resesif dari parental, tercermin dari warnanya yang putih akibat gen yang tidak dapat membentuk pigmen melanin.


Biasanya ikan lele Albino ini dipertahankan dan diperbanyak oleh beberapa pembudidaya karena tergolong ikan lele hias serta memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan ikan lele konsumsi pada umumnya.


5. Lele Phyton


Lele phyton atau yang biasa disebutkan dengan nama paiton adalah jenis lele baru, ikan ini merupakan hasil perkawinan silang anatara lele Dumbo thailand dan Dumbo lokal. Ikan ini juga merupakan jenis lele terbaik, karena ikan ini mudah dibudidayakan.


Lele phyton adalah varietas unggul sebagai pengganti lele Dumbo yang bisa disebut sebagai rajanya lele yang memiliki kualitas di atas ikan lele sangkuriang. Ikan ini pertaman kali ditemukan pada tahun 2004 di Kabupaten Pandeglang Banten.


Awal mulanya lahri jenis ikan ini karena coba-coba dari sekelompok pelaku budidaya ternak lele dan dari kreasi mereka lahirlah ikan lele Phyton sebagai ikan lele unggulan terbaru dan raja lele atau lele raksasa ukuran konsumsi. 


Ikan ini memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari pada ikan lele jenis lain. Ikan mampu menyaingi keunggulan lele Sangkkuriang. Selain itu ikan ini juga lebih tahan terhadap perubahan kualitas air, seperti suhu dan pH daripada lele Sangkuriang.


Tingkat mortalitas lele Phyton juga terbilang rendah, kerena ikan ini lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan.

Daftar Pustaka:
Amri dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
http://www.superperikanan.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar