Selasa, 27 September 2022

IKAN BETOK


Ikan betok ini merupakan salah satu ikan yang berhabitat di perairan tawar. Jadi ikan ini hanya bisa dijumpai di sungai – sungai dan danau saja. Nama lain dari ikan betok ini adalah ikan bethik yang mana ikan ini banyak dijumpai didaerah jawa. Salah satu keunikan dari ikan betok adalah kemampuannya untuk memanjat ke daratan. Jadi ikan betok ini termasuk ikan yang liar. Saat memancing ikan ini harus hati – hati agar jangan sampai sesudah dipancing ikan ini malah lepas lagi. Letakkan ikan betok yang sudah dipancing kedalam ember yang tertutup dengan rapat. Adapun ikan betok memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

  • Ikan betok memiliki warna sedikit coklat dan hijau pada bagian atas kulitnya.
  • Untuk dibagian samping ikan betok ini berwarna kuning.
  • Jika dilihat pada bagian bawah ikan ini memiliki warna yang gelap melintang dan tidak beraturan.
  • Untuk ukuran ikan yang hidup diperaian tawar ikan ini tergolong kecil dengan panjang maksimal dari ikan betok adalah 25 sentimeter.
  • Dibagian kepala ikan ini terdapat sisik yang keras dan kaku sekali.
  • Dan di insang ikan betok ini terdapat tutup dengan gigi yang tajam. Diharapkan berhati – hati saat membersihkan insang dari ikan ini agar tidak melukai tangan Anda.
  • Ikan betok memiliki usia yang cukup panjang yakni sekitar 6 tahunan.
Ciri – ciri pada ikan betok ini mudah sekali untuk diketahui sekali Anda melihatnya.

Ikan Betok adalah sejenis ikan yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia ,karna dapat mnjaga daya tahan tubuh , terlebih pada lali laki karna dapat menambah setamina dan kesetabilan tubuh pria , sehingga tubuh tidak cepat letih dan capek ,hal tersebut juga ada pada Testo Ultra karna kandungan dan manfaat nya sama.
Ikan betok ini merupakan salah satu ikan yang berhabitat di perairan tawar seperti di sungai- sungai, jadi ikan ini hanya bisa dijumpai di hanya di perairan seperti itu saja.
Nama lain dari ikan betok ini adalah ikan (bethik) yang mana ikan ini banyak dijumpai didaerah jawa, Salah satu keunikan dari ikan betok adalah kemampuannya yang istimewa adalah untuk memanjat ke daratan.
Jadi ikan betok ini termasuk ikan yang liar, saat memancing ikan ini harus hati-hati agar jangan sampai sesudah dipancing ikan ini malah lepas lagi embali ke air.
Jadi sebainya letakkan ikan betok yang sudah dipancing tadi langsung kedalam ember yang tertutup dengan rapat.
Ikan betok banyak dikonsumsi karena bermanfaat dibidang kesehatan untuk tubuh, selain itu daging dari ikan betok ini sangat enak sekali dan harganya juga sangat ekonomis.
Ini berhubungan dengan kandungan yang terdapat didalam daging ikan betok antara lain adalah :
  • Omega 3
  • Protein
  • Zat besi
  • Fosfor
Itulah beberapa kandungan yang terdapat didalam daging ikan betok untuk dikonsumsi sebagai lauk pelengkap saat menikmati nasi.
Manfaat Ikan Betok untuk Kesehatan
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa ikan betok ini menjadi kegemaran untuk dikonsumsi karena banyaknya manfaat yang terkandung pada daging nya.
Berikut ini ulasan mengenai manfaat mengonsumsi ikan betok bagi tubuh manusia:

1. Meningkatkan nafsu makan

Anak anda kurang nafsu untuk makan? Cobalah untuk mengonsumsi sirip ikan sebagai hidangan lauk pauknya karena ternyata manfaa sirip ikan hiu juga berguna sebagai penambah nafsu makan.

2. Meningkatkan kesehatan tulang

Mengonsumsi ikan tuna secara teratur, dapat mencegah penurunan kognitif dan penyakit Alzheimer, hal ini dapat terjadi, karena asam lemak omega- 3 yang ada pada ikan tuna.
Dapat juga untuk mencegah terjadinya peradangan dan selalu mengedarkan darah menuju ke otak. 

3. Mencegah osteoporosis

Selain lemak tak jenuh, terdapat pula kalsium dan vitamin yang dapat mengurangi risiko pengeroposan tulang atau biasa disebut (osteoporosis).
Kalsium di dalam ikan betook juga akan memberikan perlindungan pada gigi, sehingga gigi akan tetap kuat, sehat dan tidak mudah berlubang.

4. Menghindari kepikunan

Penyakit kepikunan bisa disebakan karena faktor usia yang sudah tua, kepikunan juga dapat dihindari untuk datang lebih awal jika dibiasakan untuk mengkonsumsi lauk yang sehat.
Salah satu lauk yang sehat bagi kesehatan adalah daging dari ikan betook, daging dari ikan betok ini dipercaya mampu mencegah kepikunan bagi usia tua.

5. Sirkulasi darah menjadi lancar

Peredaran darah didalam tubuh yang lancar dapat menyegarkan tubuh dan pikiran.
Kelancaran peredaran darah dapat terganggu karena beberapa hal seperti komplikasi atau penyakit tertentu yang menyerang tubuh.
Dan untuk beberapa alasan ikan betook mampu berguna untuk pengobatan alami untuk membantu melancarkan sirkulasi darah.
Jadi ikan betok ini dapat kalian olah dengan cara digoreng atau digulai sesuai dengan selera Anda saja.
Sehingga mengkonsumsi ikan ini menjadi kesenangan sendiri karena rasanya daging ikan betok ini yang juga lezat, enak dan juga gurih.

6. Mengobati Luka Bakar Pada Kulit

Luka bakar yang terjadi pada kulit rasanya sakit dan perih sekali, warna kulit akan berubah menjadi coklat apabila sembuh pasti akan tetap membekas.
Jika anda mengalami luka bakar pada kulit anda, segeralah mengonsumsi ikan hiu, karena kerangka tulang rawan yang ada pada hiu sangat membantu sekali dalam mengobati.

7. Penyembuhan Anemia

Anemia banyak sekali masyarakat yang terkena penyakit ini, penyakit akibat kekurangan zat besi dalam darah, anemia bisa membuat pengidapnya jadi lemas dan pusing berhari- hari.
Meski tidak tergolong penyakit yang serius, namun Anemia patut diobati dan dicegah karena bila dibiarkan, lama- kelamaan bisa jadi Leukimia alias kanker darah.
Karena tubuh terus memproduksi sel darah putih sebagai respon atas rasa sakit, obat Anemia yang ampuh adalah makanan yang kaya akan zat besi, seperti Ikan Tongkol dan juga Hati Ayam.

8. Membentuk otot tubuh

Jika seseorang membutuhkan menu makanan untuk program dietnya, sebenarnya ikanbetok sangatlah cocok bagi mereka yang sedang menjalankan program diet.
Karena ikan betok mengandung lemak yang mampu menimbulkan lambung terasa terisi penuh, alias membuat rasa kenyang yang lebih cepat dibandingkan makanan lainnya.
Bahkan dengan mengkonsumsi ikan betok beberapa kali dalam seminggu, mampu menurunkan berat badan hingga 5 pon beratnya.
Itulah beberapa manfaat yang bisa kita dapat dari mengkonsumsi ikan betok dalam kehidupan sehari-hari.
Cara Membersihkan Ikan Betok
Ikan betok memang aman untuk dikonsumsi karena manfaatnya yang banyak untuk kesehatan. Namun ada beberapa langkah – langkah yang haru Anda lakukan sebelum mengonsumsi ikan betok ini. Yaitu membersihkan ikan ini terlebih dahulu dari kotoran dan sisik yang melekat pada badannya. Cara pertama yang harus dilakukan antara lain :
  • Ikan betok yang sudah mati dicuci dulu hingga bersih. baru kemudian tidurkan ikan dan buang sisik yang menempel disekujur tubuhnya dan juga sisi yang kaku dibagian atas kepala.
  • Setelah sisi dari ikan betok ini dibuang selanjuntya membelah bagian insang untuk mengeluarkan isis perut dari ikan ini hingga bersih.
  • Jangan lupa untuk berhati – hati memegang bagian dekat dengan insang karena takut akan menyebabkan tangan Anda tertusuk oleh durinya yang tajam.
  • Setelah semua kotoran yang menempel pada ikan dibuang selanjutnya Anda dapat memotong bagian – bagian dari ikan betok ini menjadi beberapa buah sesuai dengan selera.
  • Setelah itu bersihkan kembali daging ikan betok ini.
Kemudian selanjutnya Anda dapat langsung memasak ikan betok ini dengan digoreng ataupun digulai. Dan jika Anda ingin mengolah dengan cara lain banyak terdapat artikel yang bisa dicari di internet untuk dicoba.



Sumber :
http://manfaatikanbetokbagitulang.blogspot.com/2017/04/manfaat-ikan-betok.html

Senin, 26 September 2022

ARTEMIA


  Artemia adalah pakan hidup alami yang digunakan pada usaha pembenihan udang dan ikan. Penggunaan artemia mulai galak digunakan karena artemia dikenal memiliki kandungan gizi yang baik bagi pertumbuhan udang dan ikan.
Menurut beberapa ahli, artemia dewasa memiliki kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan dengan artemia yang baru menetas. Maka dari itu, sebelum memberikan artemia sebagai pakan, ada baiknya anda melakukan pendewasaan artemia atau kultur artemia.
Klasifikasi dan Morfologi Artemia
Artemia merupakan zooplankton yang diklasifikasikan ke dalam filum Arthropoda dan kelas Crustacea. Secara lengkap sistemarika artemia dapat dijelaskan sebagai berikut.
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Subkelas : Branchiophoda
Ordo : Anostraca
Famili : Artemiidae
Genus : Artemia
Spesies : Artemia salina linn.
Morfologi
Artemia sp. yang ditetaskan pada salinitas 15-35 ppt akan menetas dalam waktu 24-36 jam. Larva artemia yang baru menetas dikenal dengan nauplius. Nauplius dalam pertumbuhannya mengalami 15 kali perubahan bentuk, masing-masing perubahan merupakan satu tingkatan yang disebut instar (Pitoyo, 2004) . Pertama kali menetas larva artemia disebut Instar I. Nauplius stadia I (Instar I) ukuran 400 mikron, lebar 170 mikron dan berat 15 mikrongram, berwarna orange kecoklatan. Setelah 24 jam menetas, naupli akan berubah menjadi Instar II, Gnatobasen sudah berbulu, bermulut, terdapat saluran pencernakan dan dubur. Tingkatan selanjutnya pada kanan dan kiri mata nauplius terbentuk sepasang mata majemuk. Bagian samping badannya mulai tumbuh tunas-tunas kaki setelah instar XV kakinya sudah lengkap sebanyak 11 pasang. Nauplius menjadi artemia dewasa (Proses instar I-XV) antara 1-3 minggu (Mukti, 2004).
Telur artemia yang kering atau kista berbentuk bulat cekung, berwarna coklat, berdiameter 200–300 mikron dan di dalamnya terdapat embrio yang tidak aktif. Nauplius artemia mempunyai tiga pasang anggota badan yakni antenna I yang berfungsi sebagai alat sensor, antena II berfungsi sebagai alat gerak atau penyaring pakan dan rahang bawah belum sempurna. Di bagian kepala antara ke dua antenna terdapat bintik merah (ocellus) yang berfungsi sebagai mata nauplius. Artemia dewasa berukuran 1–2 cm dengan sepasang mata majemuk dan 11 pasang thoracopoda. Setiap thoracopoda mempunyai eksopodit, endopodit dan epipodit yang masing-masing berfungsi sebagai alat pengumpul pakan, alat berenang dan alat pernapasan. Pada yang jantan, antenna II berkembang menjadi alat penjepit dan pada bagian belakang perut terdapat sepasang penis. Pada yang betina, antenna menjadi alat sensor dan pada kedua sisi saluran pencernaan terdapat sepasang ovari. Telur-telur yang telah masak dipindahkan dari ovari ke dalam sebuah kantong telur atau uterus (Sumeru, 1984).
Pada tiap tahapan perubahan instar nauplius mengalami moulting, artemia dewasa memiliki panjang 8-10 mm ditandai dengan terlihat jelas tangkai mata pada kedua sisi bagian kepala, antena berfungsi untuk sensori. Pada jenis jantan antena berubah menjadi alat penjepit (muscular grasper), sepasang penis terdapat pada bagian belakang tubuh, pada jenis betina antena mengalami penyusutan.

Ekologi
Artemia sp. secara umum tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25-30 °C. Kista artemia kering tahan terhadap suhu -273 hingga 100 °C. Artemia dapat ditemui di danau dengan kadar garam tinggi, disebut dengan brain shrimp. Kultur biomasa artemia yang baik pada kadar garam 30-50 ppt. Untuk artemia yang mampu menghasilkan kista membutuhkan kadar garam diatas 100 ppt (Kurniastuty dan Isnansetyo, 1995).
Reproduksi
Chumaidi et al., (1990) menyatakan bahwa perkembangbiakan artemia ada dua cara yakni partenhogenesis dan biseksual. Pada artemia yang termasuk jenis parthenogenesis populasinya terdiri dari betina semua yang dapat membentuk telur dan embrio berkembang dari telur yang tidak dibuahi. Sedangkan pada artemia jenis biseksual, populasinya terdiri dari jantan dan betina yang berkembang melalui perkawinan dan embrio berkembang dari telur yang dibuahi.
Penetasan cystae Artemia
Sutaman (1993) mengatakan bahwa penetasan cystae artemia dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu penetasan langsung dan penetasan dengan cara dekapsulasi. Cara dekapsulasi dilakukan dengan mengupas bagian luar kista menggunakan larutan hipoklorit tanpa mempengaruhi kelangsungan hidup embrio. Cara dekapsulasi merupakan cara yang tidak umum digunakan pada panti-panti benih namun untuk meningkatkan daya tetas dan meneghilangkan penyakit yang dibawa oleh cytae artemia cara dekapsulasi lebih baik digunakan (Pramudjo dan Sofiati, 2004).
Subaidah dan Mulyadi (2004) memberikan penjelasan langkah-langkah penetasan dengan cara dekapsulasi, sebagai berikut:
  1. Cystae artemia dihidrasi dengan menggunakan air tawar selama 1-2 jam;
  2. Cystae disaring menggunakan plankton net 120 mikronm dan dicuci bersih;
  3. Cystae dicampur dengan larutan kaporit/klorin dengan dosis 1,5 ml per 1 gram cystae, kemudian diaduk hingga warna menjadi merah bata;
  4. Cystae segera disaring menggunakan plankton net 120 mikronm dan dibilas menggunakan air tawar sampai bau klorin hilang, barulah siap untuk ditetaskan;
  5. Cystae akan menetas setelah 18-24 jam pemanenan dilakukan dengan cara mematikan aerasi untuk memisahkan cytae yang tidah menetas dengan naupli artemia.
Pramudjo dan Sofiati (2004) cystae hasil dekapsulasi dapat segera digunakan (ditetaskan) atau disimpan dalam suhu 0°C–(-4°C) dan digunakan sesuai kebutuhan. Dalam kaitannya dengan proses penetasan Chumaidi et al. (1990) mengatakan kista setelah dimasukan ke dalam air laut (5-70 ppt) akan mengalami hidrasi berbentuk bulat dan di dalamnya terjadi metabolisme embrio yang aktif sekitar 24 jam kemudian cangkang kista pecah dan muncul embrio yang masih dibungkus dengan selaput dan pada saat ini panen segera akan dilakukan.
Pengayaan Artemia
Pengayaan (enrichment) artemia dengan menggunakan beberapa jenis pengkaya misalnya scout emultion, selco atau vitamin C dan B kompleks powder dilakukan selama 2 jam (Suriawan,2004). Selanjutnya diperjelas oleh Subyakto dan Cahyaningsih (2003) bahwa pengayaan pakan alami menggunakan minyak ikan, minyak cumi-cumi, vitamin ataupun produk komersial lainnya membutuhkan waktu 2-4 jam untuk mendapatkan hasil yang baik. Artemia yang akan dilakukan pengayaan adalah yang baru menetas (nauplius) (Mukti, 2004). BBAP Situbondo (2004) mencatat bahwa pemberian tambahan vitamin C dengan cara pengayaan dengan dosis 0,1-0,5 ppm pada media pengayaan artemia dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva kerapu. Syaprizal (2006) juga memperoleh hasil dengan pengayaan vitamin C sebanyak 2 mg/l ke artemia dapat meningkatkan kelulusan hidup benur udang windu dan diperoleh kemungkinan adanya kelulusan hidup lebih tinggi dengan penambahan dosis vitamin C.
Dekapsulasi Artemia
Dekapsulasi merupakan suatu proses untuk menghilangkan lapisan terluar dari kista artemia yang keras (korion). Proses ini dilakukan untuk mempermudah bayi artemia untuk keluar dari sarangnya. Dan kalaupun tidak berhasil menetas kista yang telah didekapsulisasi masih bisa diberikan kepada ikan/burayak dengan aman karena korionnya sudah hilang sehingga akan dapat dicerna dengan mudah. Disamping itu proses ini juga sekaligus merupakan proses disinfeksi terhadap kontaminan seperti bakteri, jamur dll. Berikut merupakan keuntugan dekapsulasi artemia tidak perlu adanya pemisahan nauplius dari cangkang karena chorion cyst sudah dihilangkan, kandungan energi lebih tinggi karena tidak dipakai untuk proses penetasan, cyst telah disucihamakan melalui larutan hipokhlorit dapat langsung digunakan untuk makanan larva.

Selasa, 20 September 2022

PENYAKIT PADA IKAN KERAPU LUMPUR





Di lingkungan alam, ikan dapat diserang penyakit berbagai macam penyakit atau parasit. Demikian juga dalam pembudidayaan, bahkan penyakit atau parasit dapat menyerang dalam jumlah yang lebih besar dan dapat menyebabkan kematian pada ikan.
            Penyakit di definisikan sebagai gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh. Penyakit dapat menyebabkan kematian, kekerdilan, periode pemeliharaan lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang lebih rendah,dan hilangnya/ menurunya produksi.
            Penyebab-penyebab penyakit antara lain strs, organisme patogen (seperti protozoa,bakteri,dan virus), perubahan lingkungan (sepertimadanyan blooming yang berkembang dalam jumlah yang banyak misalnya alga).faktor racun (seperti dosis obat yang berlenihan),dan kekurangan nutrisi. Penyebab yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan tanda-tanda eksternal ikan yang sakit, misalnya kematian mendadak, perubahan tingkah laku,tidak mau makan,dan sisik terlepas.

Pengontrolan penyakit pada ikan kerapu
            Penyakit yang sering menyerang ikan kerapu adalah kutu kulit (skin flukes) seperti Neobendenia spp, dan Bendenia spp. Parasit ini bisa dihilangkan dari ikan yang terserang dengan cara merendam ikan di air tawar selama 15 menit, parasit tersebut tidak berwarna (transparan) tetapi akan berubah menjadi putih di dalam air tawar.
            Penyakit lain yang sering terjadi pada budidaya ikan kerapu adalah sirip busuk dan kulit keabu-abuan dengan luka kemerahan. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, terutama Flexibacter spp dan Vibrio spp. Pemberian Oxytetracycline (OTC) sebanyak 50 mg atau Oxolinic acid (10- 30 mg) per kg berat badan ikan secara oral cukup efektif untuk mengatasi infeksi tersebut.
            Dua jenis penyakit virus yaitu, Viral Nervous Necrosis (VNN) dan Iridovirus jika menyerang pada ikan budidaya dapat menyebabkan kematian, karena penyakit ini belum ada obatny
7

a. Untuk mencegah agar tidak berkelanjutan dilakukan dengan cara mengurangi stress pada ikan.
            Beberapa organisme yang dapat menyebabkan penyakit ikan ialah dari golongan crustacea, cacing, protozoa, jamur, bakteri dan virus. Dari berbagai organisme tersebut yang sering menyerang ikan kerapu budidaya antara lain :

Pengobatan secara alami
            Untuk pengobatan alami pada penyakit ikan kerapu lumpur digunakan yang terserang penyakit karena luka bisa digunakan bahan-bahan obat alami yang bahan kandungannya hampir sama dengan pengobatan kimia 
1.Kikisan kayu jati/kayu cendana 1 sendok makan, ditaburkan pada luka yang sudah membusuk.
2.Daun sri kaya 10 lembar, di cuci lalu di tumbuk halus bubuhi air kapur seperlunya kemudian urapkan padaluka yang berdarah dan di balut
3.Daun murbei 8 lembar, buah 1 biji gula enau 1jari,bahan ini di giling halus lalu di beri air kapur sirih seperlunya. 

JENIS-JENIS PARASIT  YANG MENYERANG KERAPU LUMPUR
1. Protozoa
8

            Protozoa merupakan kelompok penyebab penyakit yang paling penting karena dapat menyebabkan patogen pada ikan budidaya. Protozoa adalah hewan bersel satu, berukuran 10-500 um, dan dapat dilihat dengan bantuan nmikroskop. Jenis protozoa yang sering menyerang ikan kerapu yaitu Cryptocayon sp. Penyakitnya disebut cryptocaryoniosis atau bintik putih (white spot) Organisme ini menyerang ikan pada bagian kulit dan insang. Tanda-tanda ikan yang diserang penyakit ini yaitu hilangnya selera makan, lesu, mata menjadi buta, sisik terkupas, kadang–kadang ada pendarahan, dan kerusakan sirip serta insang mengalami kerusakan dan terlihat  banyak lendir yang menempel. Cara penanggulagan penyakit dengan obat kimia yaitu: perendaman dengan Acrivalin konsentrasi 5-10 g selama 3 hari berturut-turut.

2. Infeksi Trichodina
            Jenis Cilliata, menyerang insang dan permukaan kulit. Parasit ini tidak terlalu berbahaya tetapi jika serangannya berat dapat merangsang produksi lendir atau dapat pula menimbulkan peradangan. Penanganan parasit ini sama dengan penanganan pada parasit insang yaitu dengan perendaman formalin 30 ppm selama 24 jam.cara penangulangan dengan bahan kimia yaitu : Infestasi monogenia perendaman dengan H2O2 150 ppm selama 30 menit. Pengobatan dengan obat alami dengan menggunakan daun sambiloto dengan dosis 1-3 ppm.
3.   Nerocila sp
Nerocila sp termasuk golongan crutacea (hewan yang beruas-ruas) dan bersifat vivipar, yaitu telur-telur di inkubasi di bagian sisi bawah perut, setelah menetas baru di lepaskan agar berenang bebas dan menyerang ikan lain.hewan ini merupakan parasit yang menyerang ikan berukuran lebih 50 g. Ukuran tubuh nerocila yang dewasa sekitar 2-3 cm dan mudah dilihat dengan mata biasanya nerocila menyerang bagian insang ikan sehingga pernapasan ikan terganggu. Namun, kadang-kadang ditemukan juga di rongga hidung ikan yang berukuran besar. Parasit ini ditanggulangi dengan cara sebagai berikut. Keramba diangkat dan ikan dimasukkan dalam bak, kemudian keramba tersebut disemprot dengan larutan formalin, sedangkan ikan-ikan yang ada di dalam bak direndam dalam formalin 200 ppm beberapa menit sampai nerocila rontok sendiri dan bisa di buang.

4.   Cacing
            Cacing yang menjadi perasit ikan kerapu budidaya biasanya jenis Diplectanum. Cacing ini berukuran 0,5-1,9 mm dan mempunyai ciri khusus, pada ujung depan terdapat 2 pasang mata. Cacing menyerang insang. Ikan sehingga warna insang menjadi pucat dan kelihatan berlendir. Penyerangan penyakit ini sering di barengi dengan penyakit lain, seperti vibnriosis (bakteri vibrio)
Beberapa cara penanggulangan ikan yang diserang parasit Diplectanum sebagai berikut:
o   Ikan- ikan yang terserang direndam dalam larutan formalin dengan dosis 200 ppm selama 0,5 -1 jam dan diulang setelah 3 hari.
o   Ikan kerapu yang diserang direndam dalam air tawar selama 1 jam atau dalam air yang mengandung acrivlavin 100 ppm selama 1 menit atau 10 ppm selama 1jam.

5. Oodiniasis 
            Oodiniasis  disebabkan oleh protozoa Amyloodium ocellatum. Biasanya menyerang pada lamella insang sehingga insang yang terserang berwarna pucat. Pengendalian parasit ini dapat dilakukan dengan perendaman 200 ppm formalin selama 1jam.

6. Skin Monogenic Trematode/ Cacing Kulit 
Skin Monogenic Trematoda sering disebut juga dengan Skin Flukes. Spesies yang sering menyerang ikan kerapu adalah Benedenia sp. dan Neobenedenia sp. Parasit ini menyerang pada mata sehingga mata menjadi opaque, berwarna putih keruh dan dapat menyebabkan kebutaan. Apabila parasit ini menyerang permukaan tubuh ikan maka kulit ikan menjadi luka sehingga memudahkan serangan sekunder bakteri menyerang ikan. Pengendalian parasit ini adalah dengan perendaman 150 ppm
H2O2  30 % selama 30 menit atau dengan air tawar selama 5 - 10 menit. Treatment ini diulangi 7 hari kemudian. pengobatan dengan obat alami yaitu dengan menggunankan daun murbei karena fungsinya megobati radang mata merah. Dosis 5-10g

7. Gill Monogenic Trematode/ Cacing Insang
            Gill monogenic trematode disebut juga gill flukes, spesifik menyerang insang. Ikan yang terserang kehilangan nafsu makan dan berenang di permukaan air, warna tubuh menjadi pucat. Ada 3 golongan yang sering  menyerang insang yaitu Haliotrema, Pseudorhabdosynochus dan Diplectanum. Gyrodactylus sp dan Dactylogyrus sp banyak menyerang pada ikan kakap putih dan kerapu. Insang yang terserang lamellanya akan mengalami hiperplasia jika diamati secara histologi. Penanganan parasit ini yaitu dengan perendaman 30 ppm formalin dalam air laut selama 24 jam dilakukan 2 – 3 kali dengan interval waktu 7 hari.

JENIS-JENIS BAKTERI YANG MENYERANG KERAPU LUMPUR
            Ada 3 jenis golongan bakteri yang sering menyebabkan penyakit pada ikan laut, yaitu bakteri perusak sirip (bakterial fin rot), bakteri vibrio, dan Streptococcus sp.
1. Bakteri perusak sirip (Bactarial fin rot) 
            Biasanya sirip-sirip ikan mengalami kerusakan, terutama pada ujung-ujungnya. Pada bagian sirip ekor rusak sehingga hanya tersisa bagian peduncle        (dekat pangkal ekor). Ikan
yang sakit ini biasanya diserang juga oleh bakteri Myxobacter,Vibrio, Pseudomonas, dan bakteri cocus gram negatif. Penyerangan oleh bakteri ini biasanya terjadi pada waktu

penanganan hasil (pasca panen), mulanya ikan-ikan saling menggigit dan lukanya kemudian terinfeksi oleh bakteri tersebut.
            Banyak jenis antibiotik dipasar yang digunanakan untuk penanggulangan bakteri ini. Antibiotik tersebut antara lain nitrofurazone 15 ppm atau sulphonamid 50 ppm selama 2 jam, chlorampenicol 50 ppm selama 2 jam,dan acriflavin 100 ppm selama 1 menit.
 2.  Bakteri Vibrio sp
            Bakteri ini merupakan gram negatif yang berbentuk batang dan menyebabkan penyakit vibriosis. Dua species bakteri vibrio yang biasa menyerang ikan kerapu, yaitu Vibrio alginolyticus dan V. Parahaemolyticus. Ikan yang terserang oleh bakteri ini tampak berwarna gelap. Penanggulangan dapat dengan memberi Oxytetracyclin sebanyak 0,5 g per kg pakan selama 7 hari atau chloramphenicol 0,2 g per kg pakan selama 4 hari (untuk ikan yang masih mau makan atau dengan perendaman nitrofurazone 15 ppm paling sedikitnya 4 jam
3. Bakteri Streptococcus sp 
            Bakteri ini menyebabkan penyakit streptococcus dengan tanda- tanda ikan kelihatan kelelahan, berenang tidak teratur, dan terjadi pendarahan pada mata. Bakteri streptococcus tahan terhadap sejumlah anti biotik yang biasa digunakan untuk penanggulangan sebagai saran untuk pengobatan penyakit ini yaitu dengan pemberian ampixillin 0,5 per kg pakan selama 5 hari atau erythromycin estolat 1g per pakan selama 5 hari. Bila tidak mau makan, dapat diberikan suntikan dengan penicillin 3.000 unit per kg pakan ikan.

Tabel1. jenis penyakit yang menyerang ikan kerapu lumpur
NO
PENYAKIT
GEJALA
PENANGGULANGAN DENGAN BHN KIMIA
OBAT
DOSIS
PERLAKUAN
1
Cryptocaryoniosis
(White spot)
Hilang selera makan,lesu mata menjadi buta
Formalin
 200 ppm
Di rendam +air laut 0,5-1jam
2
Bakteri perusak sirip (bacterial fin rot)
Ikan-ikan saling menggigt dan luka pada bagian sirip ekor
Acrivlavin,nitrofurazone
100 ppm
Direndam +airlaut selama 1menit

DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. III No. 4 Tahub 1997
Koran pak Oles Edisi 72, minggu Ke-1Januari 2005. 
Sunyoto, P. 1994, Pembesaran kerapu dengan keramba jaring apung, Penebar Swadaya, Jakarta. 

Purwono dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Kerapu Lumpur Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.