Di lingkungan alam, ikan
dapat diserang penyakit berbagai macam penyakit atau parasit. Demikian juga
dalam pembudidayaan, bahkan penyakit atau parasit dapat menyerang dalam jumlah
yang lebih besar dan dapat menyebabkan kematian pada ikan.
Penyakit di definisikan sebagai gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat
tubuh. Penyakit dapat menyebabkan kematian, kekerdilan, periode pemeliharaan
lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang lebih rendah,dan
hilangnya/ menurunya produksi.
Penyebab-penyebab penyakit antara lain strs, organisme patogen (seperti
protozoa,bakteri,dan virus), perubahan lingkungan (sepertimadanyan blooming yang
berkembang dalam jumlah yang banyak misalnya alga).faktor racun (seperti dosis
obat yang berlenihan),dan kekurangan nutrisi. Penyebab yang berbeda akan
menyebabkan pula perbedaan tanda-tanda eksternal ikan yang sakit, misalnya
kematian mendadak, perubahan tingkah laku,tidak mau makan,dan sisik terlepas.
Pengontrolan penyakit pada ikan kerapu
Penyakit yang sering menyerang ikan kerapu adalah kutu kulit (skin flukes)
seperti Neobendenia spp, dan Bendenia spp. Parasit ini bisa dihilangkan dari
ikan yang terserang dengan cara merendam ikan di air tawar selama 15 menit,
parasit tersebut tidak berwarna (transparan) tetapi akan berubah menjadi putih
di dalam air tawar.
Penyakit lain yang sering terjadi pada budidaya ikan kerapu adalah sirip busuk
dan kulit keabu-abuan dengan luka kemerahan. Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi bakteri, terutama Flexibacter spp dan Vibrio spp. Pemberian
Oxytetracycline (OTC) sebanyak 50 mg atau Oxolinic acid (10- 30 mg) per kg
berat badan ikan secara oral cukup efektif untuk mengatasi infeksi tersebut.
Dua
jenis penyakit virus yaitu, Viral Nervous Necrosis (VNN) dan Iridovirus jika
menyerang pada ikan budidaya dapat menyebabkan kematian, karena penyakit ini
belum ada obatny
7
|
a. Untuk mencegah agar tidak berkelanjutan dilakukan dengan cara
mengurangi stress pada ikan.
Beberapa organisme yang dapat menyebabkan penyakit ikan ialah dari golongan
crustacea, cacing, protozoa, jamur, bakteri dan virus. Dari berbagai organisme
tersebut yang sering menyerang ikan kerapu budidaya antara lain :
Pengobatan
secara alami
Untuk pengobatan alami pada penyakit ikan kerapu lumpur digunakan yang
terserang penyakit karena luka bisa digunakan bahan-bahan obat alami yang bahan
kandungannya hampir sama dengan pengobatan kimia
1.Kikisan kayu
jati/kayu cendana 1 sendok makan, ditaburkan pada luka yang sudah membusuk.
2.Daun sri
kaya 10 lembar, di cuci lalu di tumbuk halus bubuhi air kapur seperlunya
kemudian urapkan padaluka yang berdarah dan di balut
3.Daun murbei
8 lembar, buah 1 biji gula enau 1jari,bahan ini di giling halus lalu di beri
air kapur sirih seperlunya.
JENIS-JENIS
PARASIT YANG MENYERANG KERAPU LUMPUR
1. Protozoa
8
|
Protozoa merupakan kelompok penyebab penyakit yang paling penting karena dapat
menyebabkan patogen pada ikan budidaya. Protozoa adalah hewan bersel satu,
berukuran 10-500 um, dan dapat dilihat dengan bantuan nmikroskop. Jenis
protozoa yang sering menyerang ikan kerapu yaitu Cryptocayon sp. Penyakitnya
disebut cryptocaryoniosis atau bintik putih (white spot) Organisme ini
menyerang ikan pada bagian kulit dan insang. Tanda-tanda ikan yang diserang
penyakit ini yaitu hilangnya selera makan, lesu, mata menjadi buta, sisik
terkupas, kadang–kadang ada pendarahan, dan kerusakan sirip serta insang mengalami
kerusakan dan terlihat banyak lendir yang menempel. Cara penanggulagan
penyakit dengan obat kimia yaitu: perendaman dengan Acrivalin konsentrasi 5-10
g selama 3 hari berturut-turut.
2. Infeksi
Trichodina
Jenis Cilliata, menyerang insang dan permukaan kulit. Parasit ini tidak terlalu
berbahaya tetapi jika serangannya berat dapat merangsang produksi lendir atau
dapat pula menimbulkan peradangan. Penanganan parasit ini sama dengan
penanganan pada parasit insang yaitu dengan perendaman formalin 30 ppm selama
24 jam.cara penangulangan dengan bahan kimia yaitu : Infestasi monogenia
perendaman dengan H2O2 150 ppm selama 30 menit.
Pengobatan dengan obat alami dengan menggunakan daun sambiloto dengan dosis 1-3
ppm.
3.
Nerocila sp
Nerocila sp
termasuk golongan crutacea (hewan yang beruas-ruas) dan bersifat vivipar, yaitu
telur-telur di inkubasi di bagian sisi bawah perut, setelah menetas baru di
lepaskan agar berenang bebas dan menyerang ikan lain.hewan ini merupakan
parasit yang menyerang ikan berukuran lebih 50 g. Ukuran tubuh nerocila yang
dewasa sekitar 2-3 cm dan mudah dilihat dengan mata biasanya nerocila menyerang
bagian insang ikan sehingga pernapasan ikan terganggu. Namun, kadang-kadang
ditemukan juga di rongga hidung ikan yang berukuran besar. Parasit ini
ditanggulangi dengan cara sebagai berikut. Keramba diangkat dan ikan dimasukkan
dalam bak, kemudian keramba tersebut disemprot dengan larutan formalin,
sedangkan ikan-ikan yang ada di dalam bak direndam dalam formalin 200 ppm
beberapa menit sampai nerocila rontok sendiri dan bisa di buang.
4.
Cacing
Cacing yang menjadi perasit ikan kerapu budidaya biasanya jenis Diplectanum.
Cacing ini berukuran 0,5-1,9 mm dan mempunyai ciri khusus, pada ujung depan
terdapat 2 pasang mata. Cacing menyerang insang. Ikan sehingga warna insang
menjadi pucat dan kelihatan berlendir. Penyerangan penyakit ini sering di
barengi dengan penyakit lain, seperti vibnriosis (bakteri vibrio)
Beberapa cara
penanggulangan ikan yang diserang parasit Diplectanum sebagai berikut:
o Ikan- ikan
yang terserang direndam dalam larutan formalin dengan dosis 200 ppm selama 0,5
-1 jam dan diulang setelah 3 hari.
o
Ikan kerapu yang diserang direndam dalam air tawar selama 1 jam atau dalam
air yang mengandung acrivlavin 100 ppm selama 1 menit atau 10 ppm selama 1jam.
5.
Oodiniasis
Oodiniasis disebabkan oleh protozoa Amyloodium ocellatum. Biasanya
menyerang pada lamella insang sehingga insang yang terserang berwarna pucat.
Pengendalian parasit ini dapat dilakukan dengan perendaman 200 ppm formalin
selama 1jam.
6. Skin
Monogenic Trematode/ Cacing Kulit
Skin Monogenic Trematoda sering disebut juga
dengan Skin Flukes. Spesies yang sering menyerang ikan kerapu adalah Benedenia
sp. dan Neobenedenia sp. Parasit ini menyerang pada mata sehingga mata menjadi
opaque, berwarna putih keruh dan dapat menyebabkan kebutaan. Apabila parasit
ini menyerang permukaan tubuh ikan maka kulit ikan menjadi luka sehingga
memudahkan serangan sekunder bakteri menyerang ikan. Pengendalian parasit ini
adalah dengan perendaman 150 ppm
H2O2 30 % selama 30 menit atau dengan air
tawar selama 5 - 10 menit. Treatment ini diulangi 7 hari kemudian. pengobatan
dengan obat alami yaitu dengan menggunankan daun murbei karena fungsinya
megobati radang mata merah. Dosis 5-10g
7. Gill
Monogenic Trematode/ Cacing Insang
Gill monogenic trematode disebut juga gill flukes, spesifik menyerang insang.
Ikan yang terserang kehilangan nafsu makan dan berenang di permukaan air, warna
tubuh menjadi pucat. Ada 3 golongan yang sering menyerang insang yaitu
Haliotrema, Pseudorhabdosynochus dan Diplectanum. Gyrodactylus sp dan
Dactylogyrus sp banyak menyerang pada ikan kakap putih dan kerapu. Insang yang
terserang lamellanya akan mengalami hiperplasia jika diamati secara histologi.
Penanganan parasit ini yaitu dengan perendaman 30 ppm formalin dalam air laut
selama 24 jam dilakukan 2 – 3 kali dengan interval waktu 7 hari.
JENIS-JENIS
BAKTERI YANG MENYERANG KERAPU LUMPUR
Ada 3 jenis golongan bakteri yang sering menyebabkan penyakit pada ikan laut,
yaitu bakteri perusak sirip (bakterial fin rot), bakteri vibrio, dan
Streptococcus sp.
1. Bakteri
perusak sirip (Bactarial fin rot)
Biasanya sirip-sirip ikan mengalami kerusakan, terutama pada ujung-ujungnya.
Pada bagian sirip ekor rusak sehingga hanya tersisa bagian
peduncle (dekat pangkal ekor). Ikan
yang sakit ini
biasanya diserang juga oleh bakteri Myxobacter,Vibrio, Pseudomonas, dan bakteri
cocus gram negatif. Penyerangan oleh bakteri ini biasanya terjadi pada waktu
penanganan
hasil (pasca panen), mulanya ikan-ikan saling menggigit dan lukanya kemudian
terinfeksi oleh bakteri tersebut.
Banyak jenis antibiotik dipasar yang digunanakan untuk penanggulangan bakteri
ini. Antibiotik tersebut antara lain nitrofurazone 15 ppm atau sulphonamid 50
ppm selama 2 jam, chlorampenicol 50 ppm selama 2 jam,dan acriflavin 100 ppm
selama 1 menit.
2.
Bakteri Vibrio sp
Bakteri ini merupakan gram negatif yang berbentuk batang dan menyebabkan
penyakit vibriosis. Dua species bakteri vibrio yang biasa menyerang ikan
kerapu, yaitu Vibrio alginolyticus dan V. Parahaemolyticus. Ikan yang terserang
oleh bakteri ini tampak berwarna gelap. Penanggulangan dapat dengan memberi
Oxytetracyclin sebanyak 0,5 g per kg pakan selama 7 hari atau chloramphenicol
0,2 g per kg pakan selama 4 hari (untuk ikan yang masih mau makan atau dengan
perendaman nitrofurazone 15 ppm paling sedikitnya 4 jam
3. Bakteri
Streptococcus sp
Bakteri ini menyebabkan penyakit streptococcus dengan tanda- tanda ikan
kelihatan kelelahan, berenang tidak teratur, dan terjadi pendarahan pada mata.
Bakteri streptococcus tahan terhadap sejumlah anti biotik yang biasa digunakan
untuk penanggulangan sebagai saran untuk pengobatan penyakit ini yaitu dengan
pemberian ampixillin 0,5 per kg pakan selama 5 hari atau erythromycin estolat
1g per pakan selama 5 hari. Bila tidak mau makan, dapat diberikan suntikan
dengan penicillin 3.000 unit per kg pakan ikan.
Tabel1. jenis
penyakit yang menyerang ikan kerapu lumpur
NO
|
PENYAKIT
|
GEJALA
|
PENANGGULANGAN DENGAN BHN KIMIA
|
||
OBAT
|
DOSIS
|
PERLAKUAN
|
|||
1
|
Cryptocaryoniosis
(White spot)
|
Hilang selera makan,lesu mata menjadi buta
|
Formalin
|
200 ppm
|
Di rendam +air laut 0,5-1jam
|
2
|
Bakteri perusak sirip (bacterial fin rot)
|
Ikan-ikan saling menggigt dan luka pada bagian sirip ekor
|
Acrivlavin,nitrofurazone
|
100 ppm
|
Direndam +airlaut selama 1menit
|
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. III No. 4 Tahub 1997
Koran pak Oles Edisi 72, minggu Ke-1Januari 2005.
Sunyoto, P. 1994, Pembesaran kerapu dengan keramba jaring apung,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Purwono dan Syafei L.S, 2005. Buku
Seri Kesehatan Ikan “Kerapu Lumpur Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Menambah pengetahuan kub kami trima ksh bu penyuluh
BalasHapus