Kamis, 27 Januari 2022

PENYUSUNAN BUKU ADMINISTRASI KELOMPOK

















Varietas Ikan Nila dan Keunggulannya


Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar konsumsi ikan ini didatangkan langsung dari Afrika dan tahun produksinya ke Indonesia 1967, saat ini ikan nila adalah menjadi komoditas penting di dunia budidaya perikanan.

Di alam ikan nila bisa mencapai ukuran panjang 30 cm dan kadang-kadang ada juga yang ukurannya lebih dari yang telah kami Sebutkan itu di alam ikan nila bisa mencapai ukuran panjang 30 cm dan kadang-kadang ada juga yang ukurannya ada juga yang ukurannya lebih dari yang telah kami Sebutkan itu.

Ciri-ciri ikan nila

Untuk teman-teman yang masih bingung bagaimana sih cara membedakan ikan nila. Ciri-ciri tubuh ikan nila berwarna kehitaman dengan beberapa pita gelap melintang (belang) dan warna itu pun Kian mengabur piring pertumbuhan usia ikan nila.

Ikan nila yang masih usia kecil belum bisa dilihat perbedaan alat kelaminnya, setelah berat badan yang mencapai 50 gram barulah dapat diketahui perbedaan antara ikan nila betina dan jantan.

Cara melihat perbedaan yaitu terletak pada lubang serta ciri-ciri kelamin sekundernya, pada ikan jantan di samping lubang anus ada lubang genital yang berbentuk tonjolan kecil meruncing fungsinya sebagai saluran pengeluaran sperma dan kencing.

Kebiasaan makan

Untuk urusan kebiasaan makan sendiri ikan nila diketahui sebagai pemakan segala  (omnivora). Di alam ikan nila biasa memakan Plankton, tumbuh-tumbuhan kecil, hewan-hewan kecil dan juga beberapa jenis makanan kecil lainnya.



Baiklah, dengan bergulirnya waktu perkembangan ilmu pengetahuan juga semakin meningkat pesat, hadirnya beberapa ilmuwan tentu saja memberikan angin segar dalam dunia perikanan, khususnya untuk ikan nila sendiri hingga saat ini sudah ada beberapa varietas baru yang lahir melalui kombinasi dan ilmu pengetahuan alam yang semakin hari semakin berkembang kerja, untuk mengetahui lebih lanjut ikan nila apa saja atau varietas baru yang telah dikembangkan oleh para ilmuwan, kami hadir secara khusus memberikan informasi tersebut kepada teman-teman khususnya.

Berikut Varietas ikan nila yang telah dikembangkan:

1. Nila hitam


Nila hitam atau juga dikenal dengan nila Taiwan, dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1969, Nila hasil kawin silang (hibrit) antara O.niloticua dan O.aureus yang didatangkan  langsung oleh Balai Penelitian air mawar (BPPAT) dari Taiwan titik dari Taiwan.

Nili yang didatangkan dari Taiwan ini berwarna gelap atau juga kelabu kehijauan dengan garis-garis vertikal sebanyak 6-8 buah.

Ikan nila dari negara Taiwan ini masuk ke dalam jenis unggul, tapi karena ikan nila ini sangat mudah untuk melakukan perkawinan silang secara alami dengan ikan mujair (O. mossambicus) serta varietas lainnya hingga makan sulit untuk membedakan kemurniannya lagi.

2. Nila Gift


Nila gift (genetik improvment of farmed tilapias) didatangkan langsung dari Filipina. Nila gift adalah hasil seleksi serta persilangan dari 8 varietas ikan nila yang diambil dari 8 negara di dunia, yakni; Mesir, Taiwan,Filipina, Singapura kayaknya, Israel, dan Senegal Pada tahun 1987 ICLARM (International centre for living aquatik devlemopment bank) dalam hal melakukan riset varietas ikan nila dari berbagai belahan dunia.

Ikan nila gift didatangkan ke Indonesia pada tahun 1994 yang dilakukan oleh Balai Penelitian ikan nila gift didatangkan didatangkan ke Indonesia pada tahun 1994 yang dilakukan oleh Balai Penelitian Perikanan  Air tawar.

Ikan nila gift yang pertama diperkenalkan di Indonesia adalah dari generasi ketiga atau yang biasa dikenal dengan nama Nila gift G-3. Pada tahun 1996, di datang kan kembali ikan nila gift dari negara Filipina generasi G-6, ada beberapa keunggulan, salah satunya adalah pertumbuhannya relatif baik dibandingkan varietas-varietas nila yang sudah terlebih dahulu ada di Indonesia termasuk juga varietas gif G-3.

Tingginya penyebaran ikan nila yang akhir-akhir ini terjadi menyebabkan kualitasnya menjadi tidak terkontrol dan juga cenderung menurun tingginya penyebaran ikan nila yang akhir-akhir ini terjadi menyebabkan kualitasnya menjadi tidak tidak menjadi tidak terkontrol dan juga cenderung menurun,  Kejadian ini diduga lantaran banyak terjadinya perkawinan silang (inbreeding) dalam usaha akuakultur.

Hal ini terlihat dari sifat-sifat dari ikan nila seperti pertumbuhannya yang lambat, tingkat kematian juga tinggi dan maraknya terjadi kematangan kelamin secara dini.

3. Nila nirwana


Ikan nila Nirwana juga termasuk salah satu varietas unggul yang dihasilkan oleh peneliti inilah di negara kita tercinta ini Indonesia, Nirwana ialah akronim dari "nila ras wanasaya" yang berhasil dikembangkan oleh Balai pengembangan benih ikan (BPBI). Wanayasa Purwakarta, Villa ini sudah dirilis oleh Dirjen perikanan budidaya (DKP) tepatnya pada 15 Desember 2006.

Ikan nila Nirwana adalah nilai hasil seleksi dengan memakai metode "seleksi famili" terhadap 18 famili ikan nila gift serta 24 family Nila Gesit selama kurun waktu 3 tahun. Proses seleksi dilakukan dengan sangat ketat terhadap benih benih yang dihasilkan dari jenis ikan nila get dan gift.

Prosesnya dilakukan mulai dari mencari bekal induk yang sehat dan baik, selanjutnya di pijakan. Anakan ikan nila yang telah dihasilkan di seleksi dengan ketat terkait kesempurnaan tubuh dan juga pola pertumbuhannya.

Dari 500 ekor bibit bibit yang telah dihasilkan tiap pasang family yang diseleksi, maka hasil yang didapatkan adalah 10 pasang yang layak layak yang layak layak yang layak layak untuk dijadikan sebagai induk, inilah yang dinamakan dengan ikan nila Nirwana.

Menurut penerangan kepala menurut penerangan kepala (BPBI) wanasaya Sri Judantari, keunggulan dari ikan nirwana adalah pada laju pertumbuhannya, untuk menghasilkan bobot tubuh diatas 650 gram/ekor. Bisa dipacu dalam durasi waktu 6 bulan.

 Bukan hanya itu saja, ikan nila Nirwana memiliki bentuk tubuh yang lumayan lebar dibandingkan panjang kepala yang sedikit pendek. Hal ini membuat ikan tersebut memiliki struktur daging lebih tebal bila dibandingkan dengan varietas ikan nila lainnya.

4. Nila gesit



Nila gesit (Genetikally Supermale Indonesian Tilapia) juga masuk satu diantara banyak hasil karya peneliti di Indonesia, Nila Gesit adalah hasil kerja sama antara badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT) Balai Besar pengembangan budidaya air tawar (BBPBAT) serta Institut Pertanian Bogor (IPB). Nila Gesit lahir karena teknologi rekayasa kromosom yang dikenal "nila jantan super (NJSY.

5. Nila get



Nila get (Genetically Enchanced Tilapia) yang di bawah langsung dari Philipina. Ikan nila ini didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah provinsi Jawa Barat pada tahun 2002. Pengenalan ikan nila ini dalam upaya memperbanyak keanekaragaman jenis dan genetiknya. Kelebihan ikan nila get menjadi salah satu penyumbang genetik dalam upaya menghasilkan Nila Nirwana oleh BPBI wanasaya, purwakarta.

7. Nila jica

Nila jica (The Japan Interntional Cooperation Agency) atau juga dikenal ''nila kagosyima'' bisa dijumpai di Jambi dan Sumatera Barat, Nilai ni sendiri adalah hasil produksi dari Balai budidaya air tawar Nilai ni sendiri sendiri adalah hasil produksi dari Balai budidaya air tawar Jambi (BBAT) Jambi, dalam hal sebagai upaya kerjasama antara pemerintah Jepang dan Indonesia dalam hal sebagai upaya kerjasama antara pemerintah Jepang dan Indonesia (JICA).

Habitat dan kebiasaan hidup ikan nila

Seperti yang kita ketahui bersama, habitat ikan nila dan mujair adalah di perairan tawar, seperti sungai, waduk, danau.

Daftar Pustaka:
Amri dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
http://www.superperikanan.com/2017/04/pembesaran-ikan-nila.html



TEKNIK PEMBESARAN IKAN NILA



ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang dapat hidup dalam kondisi linkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas air yang rendah, ikan nila memiliki bentuk panjang  ramping berwarna kemerah-merahan atau putih.

Budidaya ikan nila tidaklah susah, ikan nila masih memiliki hubungan kekerabatan dengan ikan mujair, kedua jenis ikan ini memiliki kemiripan sifat. Mempunyai kemampuan adaptasi yang baik dan mudah berkembang biak. Di alam, ikan nila sering didapatkan di perairan tawar seperti, danau, sungai, rawa dan waduk. ikan nila membutuhkan suhu untuk bisa tumbuh optimal 25-30oC  dan dengan kadar pH air 7-8.

Ikan nila termasuk dalam golongan omnivora (pemakan segala). Makanan alaminya adalah plankton, hewan air dan berbagai tumbuhan lainnya . Pemberian pakan buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya yang memiliki kadar protein sekitar 25%. Biaya untuk pakan budidaya ikan nila  tidaklah tergolong mahal. karena ikan nila tidak membutuhkan protein yang tinggi, hanya sekitar 30-45%. Ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan Untuk memulai usaha budidaya ikan nila, yaitu sortir benih, persiapan wadah/kolam, pemberian pakan sampai penanganan penyakit

Memilih benih ikan nila
Untuk menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan nila pemilihan benih merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Untuk mendapatakam hasil maksimal lebih baik gunakan benih ikan yang  berjenis kelamin jantan. Dikarenakan laju pertumbuhan ikan nila jantan  lebih cepat 40 % dibandingkan dengan ikan nila betina.

Untuk mendapatkan hasil budiddaya yang maksimal sebaiknya gunakan benih yang berjenis kelamin monosex (satu jenis kelamin). Karena ikan nila memiliki sifat gampang kawin (memijah). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, ikan akan menghabiskan energi untuk memijah dan akan memyebabkan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat. Seiring berjalannya waktu, para penyedia benih banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex.

Persiapan wadah/kolam  budidaya
Ada beberapa jenis kolam yang bisa digunakan untuk bdidaya ikan nila, mulai dari kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, tambak air payau hinnga jaring terapung,  Dari beberapa jenis kolam tersebut, yang paling banyak digunakan  oleh para petani adalah kolam dari tanah, karena biaya kontruksinya murah dan cara membuatnya cukup gampang.

Kelebihan lain menggunakan kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai hewan dan tumbuhan yang bermanfaat sebagai makanan alami bagi ikan. Sehingga bisa menekan pengeluaran biaya untuk membeli pakan. Untuk memulai pemeliharaan ikan nila di kolam tanah, harus dibuat persiapan dan langkah-langkah pengolahan tanah,  mulai dari penjemuran tanah, pembajakan, pengapuran, pemupukan sampai pengisian air.

Langkah-Langkah Persiapan Tanah:
Langkah dasar adalah pengeringan dasar kolam. kolam harus dijemur untuk dikeringkan. Penjemuran biasanya selama 3-7 hari, tergantung intensitas cahaya matahari. Bila permukaan tanah sudah terlihat retak-retak maka tanah sudah cukup untuk dijemur, namun jangan sampai terlalu keras. Bila saat diinjak masih memberikan jejak kaki sedalam 1-2 cm. Langkah selanjutnya, permukaan tanah dicangkul atau dibajak sedalam kurang lebih 10 cm, kerikil, sampah dan kotoran lainnya harus dibersihkan dari dasar kolam. Lumpur hitam yang berbau busuk juga harus dibersihkan.

Kolam yang sudah terpakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah), kurang dari 6. Kondisi pH yang baik untuk budidaya ikan nila berada pada kisaran 7-8. pH bisa dinetralkan dengan cara diberikan pengapuran dengan kapur pertanian atau donlomit. Dosis pengapuran harus disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah. Untuk ukuran pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, dan untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha.

 Kapur diaduk dengan merata, usahakan kapur menyerap kedalam permukaan tanah sedalam 10 cm. selanjutnya diamkan 2-3 hari lamanya.
Selanjutnya gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, seperti pupuk kompos. Tujuan pemberian pupuk organik adalah untuk mengembalikan kesuburan tanah, dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar.

Penebaran pupuk harus secara merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Selanjutnya, bila kira-kira perlu bisa ditambahkan dengan pupuk kimia berupa Urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan juga selama 1-2 hari. Tujuan pemberian pupuk untuk menyuntik nutrisi bagi tumbuhan renik dan hewan yang berada di sekitaran kolam. Sehingga tumbuhan yang ada tersebut bisa untuk pakan alami.

kolam sudah bisa diisikan air. Pengisian dilakukan secara bertahap. Pertama, masukkan air sedalam 10-20 cm kedalam kolam. Biarkan selama 3-5 hari ,biarkan juga matahari menembus ke dasar kolam secara sempurna, tujuannya untuk menumbuhkan ganggag atau organisme air lainnya. Lalu isikan air hingga ketinggian mencapai 60-75 cm.


Penebaran benih ikan nila
Kolam yang sudah diisi air 60-75 cm siap ditebari benih ikan nila. Padat tebar untuk ukuran kolam tanah adalah 15-30 ekor/m2. Sebelum ditebar benih, sebaiknya lakukan adaptasi dulu. Tujuannya untuk membiasakan benih ikan dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa diminimalisir. Caranya masukkan wadah yang telah berisi bibit ikan nila ke dalam kolam. Biarkan beberapa jam, selanjutnya buka wadah tersebut agar ikan keluar dengan sendirinya.


Pemeliharaan budidaya ikan nila
Setelah selesai dilakukan semua persiapan dan benih sudah dimasukkan ke dalam kolam, langkah berikutnya adalah merawat ikan hingga bisa dipanen. Tiga hal yang sangat berpengaruh dalam pemeliharaan ikan nila adalah pengentrolan kualitas air, pemberian pakan serta pencegahan hama dan penyakit.


Pengelolaan air
Pemantauan kualitas air kolam harus tejaga, supaya pertumbuhannya maksimal, parameter penentuan kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Lakukan juga pemantauan kadar CO2, H2S dan NH3 bila memungkinkan. Apabila kandungan oksigen kolam menurun cepat, perderas sirkulasi air.

Bila kolam sudah banyak mengandung H2S dan NH3 yang ditandai dengan bau busuk, Lakukan penggantian air dengan cepat. Caranya dengan membuang air kotor sebesar ⅓ , dan tambahkan dengan air yang baru. Pada kolam seluas 100 m2 dalam keadaan normal, atur debit air sebesar 1 liter/detik.


Pemberian pakan
Pakan dan pengontrolan sangat penting, dalam pembesaran ikan nila. komponen paling besar  adalah biaya pembelian pakan. Berikan pelet dengan kadar protein 20-30%.
Ikan nila memerlukan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari, pakan diberikan dua kali perhari, pagi dan sore. Ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya setiap dua minggu sekali, kemudian sesuaikan pula jumlah pakan yang harus diberikan.


Perhitungan dosis pakan untuk pembesaran ikan nila:
Satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari.
Setiap dua minggu sekali lakukan pengecekan ikan untuk menyesuaikan jumlah pakan


Pengendalian hama dan penyakit
Ikan nila adalah salah satu jenis ikan air tawar yang tahan banting. Pada keadaan normal, penyakit ikan nila tidak mengkhawatirkan. Namun apabila budidaya ikan nila sudah dilakukan secara massal dan intensif, resiko terjangkit penyakit harus diwaspadai.
Penyebaran penyakit ikan cepat sekali, khususnya jenis penyakit infeksi yang dapat menular. Air salah satu media penyebaran penyakit.


Pemanenan ikan nila
Waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran bibit hingga panen tergantung pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar antara 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga mencapai ukuran 300-500 gram memerlukan waktu sekitar 4-6 bulan.


Daftar Pustaka:
Amri dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
http://www.superperikanan.com/2017/04/pembesaran-ikan-nila.html



Senin, 24 Januari 2022

KONVERSI SUMBERDAYA PERIKANAN





Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di Indonesia menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.
Sumberdaya Perikanan
Dunia telah mengakui bahwa indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dimana terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sekitar 81.000 km. Indonesia memiliki luas wilayah lautan sekitar 5,8 juta km2 atau sekitar 70% dari luas total teritorial Indonesia. Dengan potensi fisik ini, tentunya kita harus berbangga atas potensi ini, serta mampu mengelolanya dengan baik. Sayangnya, dengan potensi yang cukup besar ini, kita (bangsa indonesia) belum mampu menunjukan kerdiriannya sebagai bangsa bahari. Indikasinya sangat jelas, sampai hari ini masyarakat kita yang berprofesi sebagai nelayan masih hidup di bawah garis kemiskinan. Harusnya dengan potensi kekayaan bahari tersebut, sudah mampu membuat bangsa ini sejahtera. Ini merupakan bukti kegagalan pemerintah kita dalam penegelolaan sektor kelautan dan perikanan. Sekaligus mengindikasikan perhatian pemerintah terhadap sektor ini masih dipandang sebelah mata.
Laut kita memiliki karakteristik yang sangat spesifik Dikatakan spesifik, karena memiliki keaneragaman biota laut (ikan dan vegetasi laut) dan potensi lainnya seperti kandungan bahan mineral. Dalam definisi undang-undang no 31 tahun 2004 tentang perikanan, dikatakan bahwa ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebahagian hidupnya berada dalam lingkungan perairan. Sumber daya perikanan, merupakan hasil kekayaan laut yang memiliki potensi besar untuk menambah devisa negara. Menurut Rohmin Dahuri, bahwa potensi pembangunan pesisir dan lautan kita terbagi dalam tiga kelompok yaitu: (1) sumber daya dapat pulih (renewable recorces), (2) sumberdaya tak dapat pulih (non-renewable recorces) dalam hal ini mineral dan bahan tambang, (3) jasa-jasa lingkungan (Environmental service). Sayangnya ketiga potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu akan menarik kiranya bila kita membeberkan ketiga kelompok potensi kelautan kita.
Sumberdaya dapat pulih terdiri dari ikan dan vegetasi lainnya. Namun yang menjadi primadona kita selama ini adalah pada sebatas ikan konsumsi seperti ikan pelagis, ikan demersal, ikan karang, udang dan cumi-cumi. Sedangkan untuk vegetasinya adalah terumbu karang, padang lamun, rumput laut, dan hutan mangrove. Sumber daya perikanan laut sebagai sumber daya yang dapat pulih sering kita salah tafsirkan sebagai sumber daya yang dapat eksploitasi secara terus menerus tanpa batas. Dalam data Ditjen Perikanan, (1995), Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri dari sumberdaya perikanan pelagis besar dengan potensi produksi sebesar 451.830 ton/tahun dan pelagis kecil sebesar 2.423.000 ton/tahun sedangkan sumberdaya perikanan demersal memiliki potensi produksi sebesar 3.163.630 ton/tahun, udang sebesar 100.728 ton/tahun, ikan karang dengan potensi produksi sebesar 80.082 ton/tahun dan cumi-cumi sebesar 328.968 ton/tahun. Dengan demikian potensi lestari sumber daya perikanan laut dengan tingkat pemanfaatan baru sekitar 48%.
Sementara itu potensi vegetasi biota laut juga sangat besar. Salah satunya adalah terumbu karang. Dimana terumbu karang ini memilki fungsi yang sangat startegis bagi kelangsungan hidup ekosistem laut yakni fungsi ekologis yaitu sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan berbagai biota. Terumbu karang juga menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang dan kerang mutiara Data Ditjen Perikanan tahun 1991 menunjukan, potensi lestari sumberdaya ikan pada terumbu karang di perairan indonesia diperkirakan sebesar 80.802 ton/km2/tahun, dengan luas total terumbu karang 50.000 km2. Vegetasi lainnya adalah rumput laut. Rumput laut memiliki potensi lahan untuk budidaya sekitar 26.700 ha dengan kemampuan potensi produksi sebesar 482.400 ton/tahun (Ditjen Perikanan, 1991).
Disamping potensi sumber daya dapat pulih (renewable recources), wilayah pesisir dan laut kita juga memiliki potensi sumber daya tak terbaharukan (non-renewable recources). Potensi ini meliputi mineral dan bahan tambang diantaranya berupa minyak, gas, batu bara, emas, timah, nikel, bauksit dan juga granit, kapur dan pasir. Potensi lain yang tidak kalah pentingnya lagi adalah kawasan pesisir dan laut kita sangat potensial untuk pengelolaan jasa lingkungan (environmental service). Yang dimaksud dengan jasa lingkungan adalah pemanfaatan kawasan pesisir dan lautan sebagai sarana rekreasi dan pariwisata, media transportasi dan komunikasi, sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan, kawasan perlindungan dan sistem penunjang kehidupan serta fungsi ekologis lainnya.
Potensi lain yang juga belum tergarap adalah pemanfaatan wilayah pesisir dan laut sebagai penghasil daya energi, belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal wilayah pesisir dan lautan merupakan salah satu sumber energi alternatif yang sangat ramah lingkungan. Sumber energi yang dapat dimanfaatkan antara lain berupa : arus pasang surut, gelombang, perbedaan salinitas, angin, dan pemanfaatan perbedaan suhu air laut di lapisan permukaan dan lapisan dalam perairan atau yang kita kenal dengan OTEC (Ocean Thermal Energy Convertion).
Gambaran potensi wilayah laut dan pesisir kita tersebut hanyalah sebahagian kecil yang dimanfaat secara optimal. Tentunya masih banyak potensi lain yang dapat dikembangkan guna kemakmuran rakyat. Namun sangat disayangkan potensi sumber daya pesisir dan lautan belum bisa mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya nelayan. Hal yang terjadi justru sebaliknya ditengah kebanggaan kita sebagai bangsa bahari justru nelayan kitalah yang paling termarjinalkan. Suatu fenomena yang kontras. Rohmin Dahuri pernah mengatakan seandainya saja potensi wilayah pesisir dan laut dikelola secara baik maka hasilnya akan baik. Namun model pengelolaan wilayah pesisir dan laut selama ini sangat berorientasi pada aspek eksploitasi. Hal ini terlihat jelas selama pemerintahan orde baru kegiatan pengelolaan wilayah pesisir dan laut hanya sebatas untuk pemenuhan pundi uang bagi negara. Sementara pengelolaan secara terpadu dan berkelanjutan belum sepenuhnya dilakukan. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan bisa jadi suatu saat nanti akan menjadi penyedia primer bahan pangan. Tidak berlebihan kiranya mengingat jumlah penduduk yang meningkat tiap tahunnya serta semakin kurangnya lahan pertanian akibat adanya aktivitas pembangunan perumahan dan jalan. Dengan demikian mau tidak mau, suka tidak suka potensi sumberdaya wilayah pesisir dan lautan akan menjadi kiblat ekonomi Indonesia masa depan. Jika potensi kekayaan ini dibiarkan merana tidak dikelola dengan baik maka indonesia sebagai negara bahari bisa jadi hanya tinggal nama (Abidin, 2006).
Konservasi Sumberdaya Ikan
Pengertian konservasi, khususnya konservasi sumberdaya ikan telah dipahami sebagai upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan. Nyata bahwa konservasi bukan hanya upaya perlindungan semata, namun juga secara seimbang melestarikan dan memanfaatkan berkelanjutan sumberdaya yang ujung-ujungnya tentu saja untuk kesejahteraan masyarakat. Upaya Konservasi sumberdaya ikan dilakukan pada level ekosistem, jenis dan genetik.
Penetapan Kawasan konservasi perairan merupakan salah satu upaya konservasi ekosistem yang dapat dilakukan terhadap semua tipe ekosistem, yaitu terhadap satu atau beberapa tipe ekosistem penting untuk dikonservasi berdasarkan kriteria ekologis, sosial budaya dan ekonomis. Kawasan Konservasi Perairan didefinisikan sebagai kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.
Kata kunci pengelolaan kawasan konservasi perairan adalah dikelola dengan sistem zonasi dengan tujuan untuk perikanan yang berkelanjutan. Paling tidak ada 4 (empat) pembagian zona yang dapat dikembangkan di dalam KKP, yaitu zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan dan zona lainnya. Melalui pengaturan zonasi serta perkembangan desentralisasi dalam pengelolaan kawasan konservasi, ini merupakan pemenuhan hak-hak bagi masyarakat khususnya nelayan. Kekhawatiran akan mengurangi akses nelayan yang disinyalir banyak pihak dirasakan sangat tidak mungkin. Justru hak-hak tradisional masyarakat sangat diakui dalam pengelolaan kawasan konservasi. Masyarakat diberikan ruang pemanfaatan untuk perikanan di dalam kawasan konservasi (zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan maupun zona lainnya), misalnya untuk budidaya dan penangkapan ramah lingkungan maupun pariwisata bahari dan lain sebagainya. Pola-pola seperti ini dalam konteks pemahaman konservasi terdahulu (sentralistis) hal ini belum banyak dilakukan.
Konservasi saat ini telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang musti dipenuhi sebagai harmonisasi atas kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada bagi masa depan. Data direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut (KTNL) menyebutkan bahwa sampai bulan Mei 2009 tercatat seluas 13,5 juta hektar kawasan konservasi perairan laut di Indonesia. Jumlah ini melampaui target kawasan konservasi, sebagai komitmen pemerintah indonesia yang disampaikan yaitu 10 juta hektar kawasan konservasi pada tahun 2010. Dari jumlah luasan tersebut DKP menginisiasi dan memfasilitasi + 8,1 juta hektar, sedangkan inisiasi Dephut + 5,4 juta hektar. Luasan 8,1 juta hektar tersebut terdiri dari sebuah taman nasional perairan laut sawu seluas 3,5 juta hektar dan 35 lokasi kawasan konservasi laut daerah (KKLD) yang luasnya mencapai 4,6 juta hektar. Pada dasarnya Luasan kawasan konservasi itu sendiri bukan merupakan target utama, Target ke depan adalah melakukan pengelolaan kawasan konservasi tersebut secara efektif mendukung pengelolaan perikanan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
Kawasan konservasi perairan (KKP) laut secara individu maupun jaringan merupakan alat utama dalam melindungi keanekaragaman hayati perairan laut. Namun, kesepakatan tentang seberapa besar habitat yang harus dilindungi keanekaragaman hayati lautnya dalam menjamin konektivitas ekologi belum ada kata putus. Di Indonesia diharapkan sedikitnya 10 persen dari luasan KKP dijadikan zona inti untuk perlindungan mutlak habitat sumberdaya ikan. Lebih lanjut dengan pengelolaan yang konsisten selama beberapa tahun diharapkan mampu menyokong hasil tangkapan ikan di luar kawasan konservasi meningkat 40 persen.

Rabu, 19 Januari 2022

CARA MEMILIH PAKAN IKAN NILA




Sifat makan

Ikan nila sendiri merupakan jenis ikan air tawar yang memiliki pola makan bersifat omnivora artinya ikan nila akan memakan segalanya, kualitas pakan yang baik akan menunjang proses terjadinya pertumbuhan pada ikan buruknya kualitas pakan juga akan berdampak negatif pada kegiatan budidaya ikan.

Nah, Saya akan membantu teman-teman memberikan sebuah tip-tips Bagaimana membuat ikan nila agar cepat membesar. Oke Langsung saja jangan kemana-mana teman-teman harus menyimak dengan seksama dan kami sarankan agar tidak melompat-laompati supaya teman-teman bisa mendapatkan ilmu dengan penuh.



1. Cacing Sutera



Cacing sutera (Tubifex sP) merupakan  pakan alami yang sangat penting dalam budidaya ikan. biasanya cacing diberikan untuk budidaya ikan hias, sebab protein yang tersimpan dalam tubifek ini sangat tinggi, oleh karenanya tak ayal jika ikan hias kerap disodori dengan pakan dari tubifex ini.


Untuk ikan nila, tubifex akan sangat cocok diberikan, lantaran banyak kandungan vitamin yang dibutuhkan oleh ikan nila, dengan karena itu, ikan nila budidaya rakan akan cepat tumbuh sesuai dengan harapan kita bersama.


Nilai gizi cacing sutera


·                     Protein 57 %
·                     Lemak 13,3 %
·                     Serat kasar 2,04%
·                     Kadar abu 3,6 %
·                     Lemak 7,7
2. Azola


Azzola ialah tumbuhan paku air dari suku Azzollaceae, sifat hidupnya mengapung di atas permukaan air. Penggunaan azzola sebagai pakan ikan memang belum banyak tercium oleh kalangan petani ikan. Padahal pemberian pakan azzola untuk ikan nila sangat menjanjikan,  salah satu keunggulan terbesar ialah pemberian pakan alternatif ini akan menekan pengeluara budget untuk membeli pakan.

Tak hanya itu saja, rupanya pemberian  azzola ke ikan nila juga cukup ampuh untuk menggenjot pertumbuhan ikan nila, sebab pakan alami itu memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan ikan nila.

Apa saja kandungan yang ada dalam azolla ini?

Karbohidrat, lemak, Kandungan gizi terbesar dari azzola ialah protein, yakni sebanyak 33%.  Oleh karenanya, sangat tepat pemberian Azzola untuk mempercepat pertumbuhan ikan nila. Namun, untuk budidaya ikan lain masih dapat diberikan juga azolla itu.

3. Pelet


Pelet merupakan pakan ikan yang dibuat khusus dan umumnya dalam pelet sudah ada takaran nilai gizi untuk pertuumbuhan ikan, artinya segala kebutuhan ikan sudah disediakan dalam pelet, kendati demikian, Anda juga harus sadar, bahwa tinggi rendahnya nilai gizi dalam suatu pakan juga dipengaruhi oleh banderol pakan itu sendiri.


Artinya, jika Anda membeli pakan dengan harga yang murah, protein yang ditawarkan juga sejalur dengan harga. Sehingga pakan ada yang nilai proteinnya tinggi dan ada yang rendah. Saran kami, belilah pakan yang kandungan protein paling tinggi, Anda mengeluarkann biaya yang tinggi, hasil yang anda dapatkan juga tidak mengecewakan.

Kami kira cukup sekian dulu terkait "jenis pakan ikan nila agar cepat besar", semoga ini bisa memberikan angin segar bagi handai taulan yang mungkin sedang dilanda rasa bingun dalam menggali cara untuk memaksimalkan pertuumbuhan ikan rakan.

Rumus pemberian pakan pelet untuk ikan nila:

Dalam sebuah wadah ada 1500 ekor ikan nila dengan ukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya  adalah → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek pertumbuhan bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.


Daftar Pustaka:
Amri dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
http://www.superperikanan.com/2017/04/pembesaran-ikan-nila.html