Kamis, 27 Januari 2022
Varietas Ikan Nila dan Keunggulannya
Ikan nila
merupakan jenis ikan air tawar konsumsi ikan ini didatangkan langsung dari
Afrika dan tahun produksinya ke Indonesia 1967, saat ini ikan nila adalah
menjadi komoditas penting di dunia budidaya perikanan.
Di alam ikan
nila bisa mencapai ukuran panjang 30 cm dan kadang-kadang ada juga yang
ukurannya lebih dari yang telah kami Sebutkan itu di alam ikan nila bisa
mencapai ukuran panjang 30 cm dan kadang-kadang ada juga yang ukurannya ada
juga yang ukurannya lebih dari yang telah kami Sebutkan itu.
Ciri-ciri
ikan nila
Untuk
teman-teman yang masih bingung bagaimana sih cara membedakan ikan nila.
Ciri-ciri tubuh ikan nila berwarna kehitaman dengan beberapa pita gelap
melintang (belang) dan warna itu pun Kian mengabur piring pertumbuhan usia ikan
nila.
Ikan nila
yang masih usia kecil belum bisa dilihat perbedaan alat kelaminnya, setelah
berat badan yang mencapai 50 gram barulah dapat diketahui perbedaan antara ikan
nila betina dan jantan.
Cara melihat
perbedaan yaitu terletak pada lubang serta ciri-ciri kelamin sekundernya, pada
ikan jantan di samping lubang anus ada lubang genital yang berbentuk tonjolan
kecil meruncing fungsinya sebagai saluran pengeluaran sperma dan kencing.
Kebiasaan
makan
Untuk urusan
kebiasaan makan sendiri ikan nila diketahui sebagai pemakan segala
(omnivora). Di alam ikan nila biasa memakan Plankton, tumbuh-tumbuhan
kecil, hewan-hewan kecil dan juga beberapa jenis makanan kecil lainnya.
Baiklah,
dengan bergulirnya waktu perkembangan ilmu pengetahuan juga semakin meningkat
pesat, hadirnya beberapa ilmuwan tentu saja memberikan angin segar dalam dunia
perikanan, khususnya untuk ikan nila sendiri hingga saat ini sudah ada beberapa
varietas baru yang lahir melalui kombinasi dan ilmu pengetahuan alam yang
semakin hari semakin berkembang kerja, untuk mengetahui lebih lanjut ikan nila
apa saja atau varietas baru yang telah dikembangkan oleh para ilmuwan, kami
hadir secara khusus memberikan informasi tersebut kepada teman-teman khususnya.
Berikut
Varietas ikan nila yang telah dikembangkan:
1. Nila hitam
Nila hitam
atau juga dikenal dengan nila Taiwan, dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1969,
Nila hasil kawin silang (hibrit) antara O.niloticua dan O.aureus yang
didatangkan langsung oleh Balai Penelitian air mawar (BPPAT) dari Taiwan
titik dari Taiwan.
Nili yang
didatangkan dari Taiwan ini berwarna gelap atau juga kelabu kehijauan dengan
garis-garis vertikal sebanyak 6-8 buah.
Ikan nila
dari negara Taiwan ini masuk ke dalam jenis unggul, tapi karena ikan nila ini
sangat mudah untuk melakukan perkawinan silang secara alami dengan ikan mujair
(O. mossambicus) serta varietas lainnya hingga makan sulit untuk membedakan
kemurniannya lagi.
2. Nila Gift
Nila gift (genetik
improvment of farmed tilapias) didatangkan langsung dari Filipina. Nila gift
adalah hasil seleksi serta persilangan dari 8 varietas ikan nila yang diambil
dari 8 negara di dunia, yakni; Mesir, Taiwan,Filipina, Singapura kayaknya,
Israel, dan Senegal Pada tahun 1987 ICLARM (International centre for living
aquatik devlemopment bank) dalam hal melakukan riset varietas ikan nila dari
berbagai belahan dunia.
Ikan nila
gift didatangkan ke Indonesia pada tahun 1994 yang dilakukan oleh Balai
Penelitian ikan nila gift didatangkan didatangkan ke Indonesia pada tahun 1994
yang dilakukan oleh Balai Penelitian Perikanan Air tawar.
Ikan nila gift yang pertama diperkenalkan di Indonesia adalah dari generasi ketiga atau yang biasa dikenal dengan nama Nila gift G-3. Pada tahun 1996, di datang kan kembali ikan nila gift dari negara Filipina generasi G-6, ada beberapa keunggulan, salah satunya adalah pertumbuhannya relatif baik dibandingkan varietas-varietas nila yang sudah terlebih dahulu ada di Indonesia termasuk juga varietas gif G-3.
Tingginya
penyebaran ikan nila yang akhir-akhir ini terjadi menyebabkan kualitasnya
menjadi tidak terkontrol dan juga cenderung menurun tingginya penyebaran ikan
nila yang akhir-akhir ini terjadi menyebabkan kualitasnya menjadi tidak tidak
menjadi tidak terkontrol dan juga cenderung menurun, Kejadian ini diduga
lantaran banyak terjadinya perkawinan silang (inbreeding) dalam usaha
akuakultur.
Hal ini
terlihat dari sifat-sifat dari ikan nila seperti pertumbuhannya yang lambat,
tingkat kematian juga tinggi dan maraknya terjadi kematangan kelamin secara dini.
3. Nila
nirwana
Ikan nila
Nirwana juga termasuk salah satu varietas unggul yang dihasilkan oleh peneliti
inilah di negara kita tercinta ini Indonesia, Nirwana ialah akronim dari
"nila ras wanasaya" yang berhasil dikembangkan oleh Balai
pengembangan benih ikan (BPBI). Wanayasa Purwakarta, Villa ini sudah dirilis
oleh Dirjen perikanan budidaya (DKP) tepatnya pada 15 Desember 2006.
Ikan nila
Nirwana adalah nilai hasil seleksi dengan memakai metode "seleksi
famili" terhadap 18 famili ikan nila gift serta 24 family Nila Gesit
selama kurun waktu 3 tahun. Proses seleksi dilakukan dengan sangat ketat
terhadap benih benih yang dihasilkan dari jenis ikan nila get dan gift.
Prosesnya
dilakukan mulai dari mencari bekal induk yang sehat dan baik, selanjutnya di
pijakan. Anakan ikan nila yang telah dihasilkan di seleksi dengan ketat terkait
kesempurnaan tubuh dan juga pola pertumbuhannya.
Dari 500 ekor
bibit bibit yang telah dihasilkan tiap pasang family yang diseleksi, maka hasil
yang didapatkan adalah 10 pasang yang layak layak yang layak layak yang layak
layak untuk dijadikan sebagai induk, inilah yang dinamakan dengan ikan nila
Nirwana.
Menurut
penerangan kepala menurut penerangan kepala (BPBI) wanasaya Sri Judantari,
keunggulan dari ikan nirwana adalah pada laju pertumbuhannya, untuk
menghasilkan bobot tubuh diatas 650 gram/ekor. Bisa dipacu dalam durasi waktu 6
bulan.
Bukan
hanya itu saja, ikan nila Nirwana memiliki bentuk tubuh yang lumayan lebar
dibandingkan panjang kepala yang sedikit pendek. Hal ini membuat ikan tersebut
memiliki struktur daging lebih tebal bila dibandingkan dengan varietas ikan
nila lainnya.
4. Nila gesit
Nila gesit (Genetikally
Supermale Indonesian Tilapia) juga masuk satu diantara banyak hasil karya
peneliti di Indonesia, Nila Gesit adalah hasil kerja sama antara badan
pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT) Balai Besar pengembangan budidaya air
tawar (BBPBAT) serta Institut Pertanian Bogor (IPB). Nila Gesit lahir karena
teknologi rekayasa kromosom yang dikenal "nila jantan super (NJSY.
5. Nila get
Nila get (Genetically
Enchanced Tilapia) yang di bawah langsung dari Philipina. Ikan nila ini
didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah provinsi Jawa Barat pada tahun 2002.
Pengenalan ikan nila ini dalam upaya memperbanyak keanekaragaman jenis dan
genetiknya. Kelebihan ikan nila get menjadi salah satu penyumbang genetik dalam
upaya menghasilkan Nila Nirwana oleh BPBI wanasaya, purwakarta.
7. Nila jica
Nila jica (The
Japan Interntional Cooperation Agency) atau juga dikenal ''nila kagosyima''
bisa dijumpai di Jambi dan Sumatera Barat, Nilai ni sendiri adalah hasil
produksi dari Balai budidaya air tawar Nilai ni sendiri sendiri adalah hasil
produksi dari Balai budidaya air tawar Jambi (BBAT) Jambi, dalam hal sebagai
upaya kerjasama antara pemerintah Jepang dan Indonesia dalam hal sebagai upaya kerjasama
antara pemerintah Jepang dan Indonesia (JICA).
Habitat dan
kebiasaan hidup ikan nila
Seperti yang
kita ketahui bersama, habitat ikan nila dan mujair adalah di perairan tawar,
seperti sungai, waduk, danau.
Daftar
Pustaka:
Amri dan
Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
http://www.superperikanan.com/2017/04/pembesaran-ikan-nila.html
TEKNIK PEMBESARAN IKAN NILA
ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang
dapat hidup dalam kondisi linkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap
kualitas air yang rendah, ikan nila memiliki bentuk panjang ramping
berwarna kemerah-merahan atau putih.
Budidaya ikan nila tidaklah susah, ikan nila masih memiliki hubungan kekerabatan dengan ikan mujair, kedua jenis ikan ini memiliki kemiripan sifat. Mempunyai kemampuan adaptasi yang baik dan mudah berkembang biak. Di alam, ikan nila sering didapatkan di perairan tawar seperti, danau, sungai, rawa dan waduk. ikan nila membutuhkan suhu untuk bisa tumbuh optimal 25-30oC dan dengan kadar pH air 7-8.
Ikan nila termasuk dalam golongan omnivora (pemakan segala). Makanan alaminya adalah plankton, hewan air dan berbagai tumbuhan lainnya . Pemberian pakan buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya yang memiliki kadar protein sekitar 25%. Biaya untuk pakan budidaya ikan nila tidaklah tergolong mahal. karena ikan nila tidak membutuhkan protein yang tinggi, hanya sekitar 30-45%. Ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan Untuk memulai usaha budidaya ikan nila, yaitu sortir benih, persiapan wadah/kolam, pemberian pakan sampai penanganan penyakit
Memilih benih ikan nila
Budidaya ikan nila tidaklah susah, ikan nila masih memiliki hubungan kekerabatan dengan ikan mujair, kedua jenis ikan ini memiliki kemiripan sifat. Mempunyai kemampuan adaptasi yang baik dan mudah berkembang biak. Di alam, ikan nila sering didapatkan di perairan tawar seperti, danau, sungai, rawa dan waduk. ikan nila membutuhkan suhu untuk bisa tumbuh optimal 25-30oC dan dengan kadar pH air 7-8.
Ikan nila termasuk dalam golongan omnivora (pemakan segala). Makanan alaminya adalah plankton, hewan air dan berbagai tumbuhan lainnya . Pemberian pakan buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya yang memiliki kadar protein sekitar 25%. Biaya untuk pakan budidaya ikan nila tidaklah tergolong mahal. karena ikan nila tidak membutuhkan protein yang tinggi, hanya sekitar 30-45%. Ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan Untuk memulai usaha budidaya ikan nila, yaitu sortir benih, persiapan wadah/kolam, pemberian pakan sampai penanganan penyakit
Memilih benih ikan nila
Untuk menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan nila
pemilihan benih merupakan faktor penting yang harus diperhatikan.
Untuk mendapatakam hasil maksimal lebih baik gunakan benih ikan yang
berjenis kelamin jantan. Dikarenakan laju pertumbuhan ikan nila jantan
lebih cepat 40 % dibandingkan dengan ikan nila betina.
Untuk mendapatkan hasil budiddaya yang maksimal sebaiknya gunakan benih yang berjenis kelamin monosex (satu jenis kelamin). Karena ikan nila memiliki sifat gampang kawin (memijah). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, ikan akan menghabiskan energi untuk memijah dan akan memyebabkan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat. Seiring berjalannya waktu, para penyedia benih banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex.
Persiapan wadah/kolam budidaya
Untuk mendapatkan hasil budiddaya yang maksimal sebaiknya gunakan benih yang berjenis kelamin monosex (satu jenis kelamin). Karena ikan nila memiliki sifat gampang kawin (memijah). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, ikan akan menghabiskan energi untuk memijah dan akan memyebabkan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat. Seiring berjalannya waktu, para penyedia benih banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex.
Persiapan wadah/kolam budidaya
Ada beberapa jenis kolam yang bisa digunakan untuk bdidaya
ikan nila, mulai dari kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, tambak air payau
hinnga jaring terapung, Dari beberapa jenis kolam tersebut, yang paling
banyak digunakan oleh para petani adalah kolam dari tanah, karena biaya
kontruksinya murah dan cara membuatnya cukup gampang.
Kelebihan lain menggunakan kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai hewan dan tumbuhan yang bermanfaat sebagai makanan alami bagi ikan. Sehingga bisa menekan pengeluaran biaya untuk membeli pakan. Untuk memulai pemeliharaan ikan nila di kolam tanah, harus dibuat persiapan dan langkah-langkah pengolahan tanah, mulai dari penjemuran tanah, pembajakan, pengapuran, pemupukan sampai pengisian air.
Kelebihan lain menggunakan kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai hewan dan tumbuhan yang bermanfaat sebagai makanan alami bagi ikan. Sehingga bisa menekan pengeluaran biaya untuk membeli pakan. Untuk memulai pemeliharaan ikan nila di kolam tanah, harus dibuat persiapan dan langkah-langkah pengolahan tanah, mulai dari penjemuran tanah, pembajakan, pengapuran, pemupukan sampai pengisian air.
Langkah-Langkah Persiapan Tanah:
Langkah dasar adalah pengeringan dasar kolam. kolam harus dijemur untuk dikeringkan. Penjemuran biasanya selama 3-7 hari, tergantung intensitas cahaya matahari. Bila permukaan tanah sudah terlihat retak-retak maka tanah sudah cukup untuk dijemur, namun jangan sampai terlalu keras. Bila saat diinjak masih memberikan jejak kaki sedalam 1-2 cm. Langkah selanjutnya, permukaan tanah dicangkul atau dibajak sedalam kurang lebih 10 cm, kerikil, sampah dan kotoran lainnya harus dibersihkan dari dasar kolam. Lumpur hitam yang berbau busuk juga harus dibersihkan.
Kolam yang sudah terpakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah), kurang dari 6. Kondisi pH yang baik untuk budidaya ikan nila berada pada kisaran 7-8. pH bisa dinetralkan dengan cara diberikan pengapuran dengan kapur pertanian atau donlomit. Dosis pengapuran harus disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah. Untuk ukuran pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, dan untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha.
Kapur diaduk dengan merata, usahakan kapur menyerap kedalam permukaan tanah sedalam 10 cm. selanjutnya diamkan 2-3 hari lamanya.
Selanjutnya gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, seperti pupuk kompos. Tujuan pemberian pupuk organik adalah untuk mengembalikan kesuburan tanah, dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar.
Penebaran pupuk harus secara merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Selanjutnya, bila kira-kira perlu bisa ditambahkan dengan pupuk kimia berupa Urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan juga selama 1-2 hari. Tujuan pemberian pupuk untuk menyuntik nutrisi bagi tumbuhan renik dan hewan yang berada di sekitaran kolam. Sehingga tumbuhan yang ada tersebut bisa untuk pakan alami.
kolam sudah bisa diisikan air. Pengisian dilakukan secara bertahap. Pertama, masukkan air sedalam 10-20 cm kedalam kolam. Biarkan selama 3-5 hari ,biarkan juga matahari menembus ke dasar kolam secara sempurna, tujuannya untuk menumbuhkan ganggag atau organisme air lainnya. Lalu isikan air hingga ketinggian mencapai 60-75 cm.
Penebaran benih ikan nila
Kolam yang sudah diisi air 60-75 cm siap ditebari benih ikan
nila. Padat tebar untuk ukuran kolam tanah adalah 15-30 ekor/m2. Sebelum
ditebar benih, sebaiknya lakukan adaptasi dulu. Tujuannya untuk membiasakan
benih ikan dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa
diminimalisir. Caranya masukkan wadah yang telah berisi bibit ikan nila ke
dalam kolam. Biarkan beberapa jam, selanjutnya buka wadah tersebut agar
ikan keluar dengan sendirinya.
Pemeliharaan budidaya ikan nila
Setelah selesai dilakukan semua persiapan dan
benih sudah dimasukkan ke dalam kolam, langkah berikutnya adalah merawat ikan
hingga bisa dipanen. Tiga hal yang sangat berpengaruh dalam pemeliharaan ikan
nila adalah pengentrolan kualitas air, pemberian pakan serta pencegahan hama
dan penyakit.
Pengelolaan air
Pemantauan kualitas air kolam harus tejaga, supaya pertumbuhannya
maksimal, parameter penentuan kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air.
Lakukan juga pemantauan kadar CO2, H2S dan NH3 bila
memungkinkan. Apabila kandungan oksigen kolam menurun cepat, perderas
sirkulasi air.
Bila kolam sudah banyak mengandung H2S dan NH3 yang ditandai dengan bau busuk, Lakukan penggantian air dengan cepat. Caranya dengan membuang air kotor sebesar ⅓ , dan tambahkan dengan air yang baru. Pada kolam seluas 100 m2 dalam keadaan normal, atur debit air sebesar 1 liter/detik.
Bila kolam sudah banyak mengandung H2S dan NH3 yang ditandai dengan bau busuk, Lakukan penggantian air dengan cepat. Caranya dengan membuang air kotor sebesar ⅓ , dan tambahkan dengan air yang baru. Pada kolam seluas 100 m2 dalam keadaan normal, atur debit air sebesar 1 liter/detik.
Pemberian pakan
Pakan dan pengontrolan sangat penting, dalam pembesaran ikan
nila. komponen paling besar adalah biaya pembelian pakan. Berikan pelet
dengan kadar protein 20-30%.
Ikan nila memerlukan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya
setiap hari, pakan diberikan dua kali perhari, pagi dan sore. Ambil sampel ikan
nila secara acak kemudian timbang bobotnya setiap dua minggu sekali, kemudian
sesuaikan pula jumlah pakan yang harus diberikan.
Perhitungan dosis pakan untuk pembesaran ikan nila:
Satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20
gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg
per hari.
Setiap dua minggu sekali lakukan pengecekan ikan untuk
menyesuaikan jumlah pakan
Pengendalian hama dan penyakit
Ikan nila adalah salah satu jenis ikan air tawar yang tahan
banting. Pada keadaan normal, penyakit ikan nila tidak mengkhawatirkan. Namun
apabila budidaya ikan nila sudah dilakukan secara massal dan intensif, resiko
terjangkit penyakit harus diwaspadai.
Penyebaran penyakit ikan cepat sekali, khususnya jenis
penyakit infeksi yang dapat menular. Air salah satu media penyebaran penyakit.
Pemanenan ikan nila
Waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ikan nila mulai
dari penebaran bibit hingga panen tergantung pada kebutuhan pasar.
Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar antara 300-500
gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga mencapai
ukuran 300-500 gram memerlukan waktu sekitar 4-6 bulan.
Daftar Pustaka:
Amri dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara
Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
http://www.superperikanan.com/2017/04/pembesaran-ikan-nila.html
Senin, 24 Januari 2022
KONVERSI SUMBERDAYA PERIKANAN
Perikanan adalah kegiatan manusia yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan.
Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya
mencakup ikan, amfibi dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah
yang berdekatan, serta lingkungannya. Di Indonesia menurut UU RI no. 9/1985 dan
UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan
dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian perikanan dapat dianggap
merupakan usaha agribisnis.
Sumberdaya Perikanan
Dunia telah mengakui bahwa indonesia
adalah negara kepulauan terbesar di dunia dimana terdiri dari 17.508 pulau
dengan garis pantai sekitar 81.000 km. Indonesia memiliki luas wilayah lautan
sekitar 5,8 juta km2 atau sekitar 70% dari luas total teritorial Indonesia.
Dengan potensi fisik ini, tentunya kita harus berbangga atas potensi ini, serta
mampu mengelolanya dengan baik. Sayangnya, dengan potensi yang cukup besar ini,
kita (bangsa indonesia) belum mampu menunjukan kerdiriannya sebagai bangsa
bahari. Indikasinya sangat jelas, sampai hari ini masyarakat kita yang
berprofesi sebagai nelayan masih hidup di bawah garis kemiskinan. Harusnya
dengan potensi kekayaan bahari tersebut, sudah mampu membuat bangsa ini
sejahtera. Ini merupakan bukti kegagalan pemerintah kita dalam penegelolaan
sektor kelautan dan perikanan. Sekaligus mengindikasikan perhatian pemerintah
terhadap sektor ini masih dipandang sebelah mata.
Laut kita memiliki karakteristik yang
sangat spesifik Dikatakan spesifik, karena memiliki keaneragaman biota laut
(ikan dan vegetasi laut) dan potensi lainnya seperti kandungan bahan mineral.
Dalam definisi undang-undang no 31 tahun 2004 tentang perikanan, dikatakan
bahwa ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebahagian hidupnya
berada dalam lingkungan perairan. Sumber daya perikanan, merupakan hasil
kekayaan laut yang memiliki potensi besar untuk menambah devisa negara. Menurut
Rohmin Dahuri, bahwa potensi pembangunan pesisir dan lautan kita terbagi dalam
tiga kelompok yaitu: (1) sumber daya dapat pulih (renewable recorces), (2)
sumberdaya tak dapat pulih (non-renewable recorces) dalam hal ini mineral dan
bahan tambang, (3) jasa-jasa lingkungan (Environmental service). Sayangnya
ketiga potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu akan
menarik kiranya bila kita membeberkan ketiga kelompok potensi kelautan kita.
Sumberdaya dapat pulih terdiri dari
ikan dan vegetasi lainnya. Namun yang menjadi primadona kita selama ini adalah
pada sebatas ikan konsumsi seperti ikan pelagis, ikan demersal, ikan karang,
udang dan cumi-cumi. Sedangkan untuk vegetasinya adalah terumbu karang, padang
lamun, rumput laut, dan hutan mangrove. Sumber daya perikanan laut sebagai
sumber daya yang dapat pulih sering kita salah tafsirkan sebagai sumber daya yang
dapat eksploitasi secara terus menerus tanpa batas. Dalam data Ditjen
Perikanan, (1995), Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri dari
sumberdaya perikanan pelagis besar dengan potensi produksi sebesar 451.830
ton/tahun dan pelagis kecil sebesar 2.423.000 ton/tahun sedangkan sumberdaya
perikanan demersal memiliki potensi produksi sebesar 3.163.630 ton/tahun, udang
sebesar 100.728 ton/tahun, ikan karang dengan potensi produksi sebesar 80.082
ton/tahun dan cumi-cumi sebesar 328.968 ton/tahun. Dengan demikian potensi
lestari sumber daya perikanan laut dengan tingkat pemanfaatan baru sekitar 48%.
Sementara itu potensi vegetasi biota
laut juga sangat besar. Salah satunya adalah terumbu karang. Dimana terumbu
karang ini memilki fungsi yang sangat startegis bagi kelangsungan hidup
ekosistem laut yakni fungsi ekologis yaitu sebagai penyedia nutrien bagi biota
perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan berbagai
biota. Terumbu karang juga menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis
penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang dan
kerang mutiara Data Ditjen Perikanan tahun 1991 menunjukan, potensi lestari
sumberdaya ikan pada terumbu karang di perairan indonesia diperkirakan sebesar
80.802 ton/km2/tahun, dengan luas total terumbu karang 50.000 km2. Vegetasi
lainnya adalah rumput laut. Rumput laut memiliki potensi lahan untuk budidaya
sekitar 26.700 ha dengan kemampuan potensi produksi sebesar 482.400 ton/tahun
(Ditjen Perikanan, 1991).
Disamping potensi sumber daya dapat
pulih (renewable recources), wilayah pesisir dan laut kita juga memiliki
potensi sumber daya tak terbaharukan (non-renewable recources). Potensi ini
meliputi mineral dan bahan tambang diantaranya berupa minyak, gas, batu bara,
emas, timah, nikel, bauksit dan juga granit, kapur dan pasir. Potensi lain yang
tidak kalah pentingnya lagi adalah kawasan pesisir dan laut kita sangat
potensial untuk pengelolaan jasa lingkungan (environmental service). Yang
dimaksud dengan jasa lingkungan adalah pemanfaatan kawasan pesisir dan lautan
sebagai sarana rekreasi dan pariwisata, media transportasi dan komunikasi,
sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan, kawasan perlindungan dan
sistem penunjang kehidupan serta fungsi ekologis lainnya.
Potensi lain yang juga belum tergarap
adalah pemanfaatan wilayah pesisir dan laut sebagai penghasil daya energi,
belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal wilayah pesisir dan lautan merupakan
salah satu sumber energi alternatif yang sangat ramah lingkungan. Sumber energi
yang dapat dimanfaatkan antara lain berupa : arus pasang surut, gelombang,
perbedaan salinitas, angin, dan pemanfaatan perbedaan suhu air laut di lapisan
permukaan dan lapisan dalam perairan atau yang kita kenal dengan OTEC (Ocean Thermal
Energy Convertion).
Gambaran potensi wilayah laut dan
pesisir kita tersebut hanyalah sebahagian kecil yang dimanfaat secara optimal.
Tentunya masih banyak potensi lain yang dapat dikembangkan guna kemakmuran
rakyat. Namun sangat disayangkan potensi sumber daya pesisir dan lautan belum
bisa mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya nelayan. Hal yang
terjadi justru sebaliknya ditengah kebanggaan kita sebagai bangsa bahari justru
nelayan kitalah yang paling termarjinalkan. Suatu fenomena yang kontras. Rohmin
Dahuri pernah mengatakan seandainya saja potensi wilayah pesisir dan laut
dikelola secara baik maka hasilnya akan baik. Namun model pengelolaan wilayah
pesisir dan laut selama ini sangat berorientasi pada aspek eksploitasi. Hal ini
terlihat jelas selama pemerintahan orde baru kegiatan pengelolaan wilayah
pesisir dan laut hanya sebatas untuk pemenuhan pundi uang bagi negara.
Sementara pengelolaan secara terpadu dan berkelanjutan belum sepenuhnya
dilakukan. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan
bisa jadi suatu saat nanti akan menjadi penyedia primer bahan pangan. Tidak
berlebihan kiranya mengingat jumlah penduduk yang meningkat tiap tahunnya serta
semakin kurangnya lahan pertanian akibat adanya aktivitas pembangunan perumahan
dan jalan. Dengan demikian mau tidak mau, suka tidak suka potensi sumberdaya
wilayah pesisir dan lautan akan menjadi kiblat ekonomi Indonesia masa depan.
Jika potensi kekayaan ini dibiarkan merana tidak dikelola dengan baik maka
indonesia sebagai negara bahari bisa jadi hanya tinggal nama (Abidin, 2006).
Konservasi Sumberdaya
Ikan
Pengertian konservasi, khususnya
konservasi sumberdaya ikan telah dipahami sebagai upaya perlindungan,
pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis, dan
genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya
ikan. Nyata bahwa konservasi bukan hanya upaya perlindungan semata, namun juga
secara seimbang melestarikan dan memanfaatkan berkelanjutan sumberdaya yang
ujung-ujungnya tentu saja untuk kesejahteraan masyarakat. Upaya Konservasi
sumberdaya ikan dilakukan pada level ekosistem, jenis dan genetik.
Penetapan Kawasan konservasi perairan
merupakan salah satu upaya konservasi ekosistem yang dapat dilakukan terhadap
semua tipe ekosistem, yaitu terhadap satu atau beberapa tipe ekosistem penting
untuk dikonservasi berdasarkan kriteria ekologis, sosial budaya dan ekonomis.
Kawasan Konservasi Perairan didefinisikan sebagai kawasan perairan yang
dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumber
daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.
Kata kunci pengelolaan kawasan
konservasi perairan adalah dikelola dengan sistem zonasi dengan tujuan untuk
perikanan yang berkelanjutan. Paling tidak ada 4 (empat) pembagian zona yang
dapat dikembangkan di dalam KKP, yaitu zona inti, zona perikanan berkelanjutan,
zona pemanfaatan dan zona lainnya. Melalui pengaturan zonasi serta perkembangan
desentralisasi dalam pengelolaan kawasan konservasi, ini merupakan pemenuhan
hak-hak bagi masyarakat khususnya nelayan. Kekhawatiran akan mengurangi akses
nelayan yang disinyalir banyak pihak dirasakan sangat tidak mungkin. Justru
hak-hak tradisional masyarakat sangat diakui dalam pengelolaan kawasan
konservasi. Masyarakat diberikan ruang pemanfaatan untuk perikanan di dalam
kawasan konservasi (zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan maupun zona
lainnya), misalnya untuk budidaya dan penangkapan ramah lingkungan maupun
pariwisata bahari dan lain sebagainya. Pola-pola seperti ini dalam konteks
pemahaman konservasi terdahulu (sentralistis) hal ini belum banyak dilakukan.
Konservasi saat ini telah menjadi
tuntutan dan kebutuhan yang musti dipenuhi sebagai harmonisasi atas kebutuhan
ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada
bagi masa depan. Data direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut (KTNL)
menyebutkan bahwa sampai bulan Mei 2009 tercatat seluas 13,5 juta hektar kawasan
konservasi perairan laut di Indonesia. Jumlah ini melampaui target kawasan
konservasi, sebagai komitmen pemerintah indonesia yang disampaikan yaitu 10
juta hektar kawasan konservasi pada tahun 2010. Dari jumlah luasan tersebut DKP
menginisiasi dan memfasilitasi + 8,1 juta hektar, sedangkan inisiasi Dephut +
5,4 juta hektar. Luasan 8,1 juta hektar tersebut terdiri dari sebuah taman
nasional perairan laut sawu seluas 3,5 juta hektar dan 35 lokasi kawasan
konservasi laut daerah (KKLD) yang luasnya mencapai 4,6 juta hektar. Pada
dasarnya Luasan kawasan konservasi itu sendiri bukan merupakan target utama,
Target ke depan adalah melakukan pengelolaan kawasan konservasi tersebut secara
efektif mendukung pengelolaan perikanan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan
masyarakat.
Kawasan konservasi perairan (KKP) laut
secara individu maupun jaringan merupakan alat utama dalam melindungi
keanekaragaman hayati perairan laut. Namun, kesepakatan tentang seberapa besar
habitat yang harus dilindungi keanekaragaman hayati lautnya dalam menjamin
konektivitas ekologi belum ada kata putus. Di Indonesia diharapkan sedikitnya
10 persen dari luasan KKP dijadikan zona inti untuk perlindungan mutlak habitat
sumberdaya ikan. Lebih lanjut dengan pengelolaan yang konsisten selama beberapa
tahun diharapkan mampu menyokong hasil tangkapan ikan di luar kawasan
konservasi meningkat 40 persen.
Rabu, 19 Januari 2022
CARA MEMILIH PAKAN IKAN NILA
Sifat
makan
Ikan nila
sendiri merupakan jenis ikan air tawar yang memiliki pola makan bersifat
omnivora artinya ikan nila akan memakan segalanya, kualitas pakan yang baik
akan menunjang proses terjadinya pertumbuhan pada ikan buruknya kualitas pakan
juga akan berdampak negatif pada kegiatan budidaya ikan.
Nah, Saya
akan membantu teman-teman memberikan sebuah tip-tips Bagaimana membuat ikan
nila agar cepat membesar. Oke Langsung saja jangan kemana-mana teman-teman
harus menyimak dengan seksama dan kami sarankan agar tidak melompat-laompati
supaya teman-teman bisa mendapatkan ilmu dengan penuh.
1.
Cacing Sutera
Cacing sutera
(Tubifex sP) merupakan pakan alami yang sangat
penting dalam budidaya ikan. biasanya cacing diberikan untuk budidaya ikan
hias, sebab protein yang tersimpan dalam tubifek ini sangat tinggi, oleh
karenanya tak ayal jika ikan hias kerap disodori dengan pakan dari tubifex ini.
Untuk ikan
nila, tubifex akan sangat cocok diberikan, lantaran banyak kandungan vitamin
yang dibutuhkan oleh ikan nila, dengan karena itu, ikan nila budidaya rakan
akan cepat tumbuh sesuai dengan harapan kita bersama.
Nilai
gizi cacing sutera
·
Protein 57 %
·
Lemak 13,3 %
·
Serat kasar 2,04%
·
Kadar abu 3,6 %
·
Lemak 7,7
2. Azola
Azzola ialah
tumbuhan paku air dari suku Azzollaceae, sifat hidupnya mengapung di atas
permukaan air. Penggunaan azzola sebagai pakan ikan memang belum banyak tercium
oleh kalangan petani ikan. Padahal pemberian pakan azzola untuk ikan nila
sangat menjanjikan, salah satu keunggulan terbesar ialah pemberian pakan
alternatif ini akan menekan pengeluara budget untuk membeli pakan.
Tak hanya itu
saja, rupanya pemberian azzola ke ikan nila juga cukup ampuh untuk
menggenjot pertumbuhan ikan nila, sebab pakan alami itu memiliki kandungan
nutrisi yang baik untuk pertumbuhan ikan nila.
Apa
saja kandungan yang ada dalam azolla ini?
Karbohidrat,
lemak, Kandungan gizi terbesar dari azzola ialah protein, yakni sebanyak 33%.
Oleh karenanya, sangat tepat pemberian Azzola untuk mempercepat
pertumbuhan ikan nila. Namun, untuk budidaya ikan lain masih dapat diberikan
juga azolla itu.
3. Pelet
Pelet
merupakan pakan ikan yang dibuat khusus dan umumnya dalam pelet sudah ada
takaran nilai gizi untuk pertuumbuhan ikan, artinya segala kebutuhan ikan sudah
disediakan dalam pelet, kendati demikian, Anda juga harus sadar, bahwa tinggi
rendahnya nilai gizi dalam suatu pakan juga dipengaruhi oleh banderol pakan itu
sendiri.
Artinya, jika
Anda membeli pakan dengan harga yang murah, protein yang ditawarkan juga
sejalur dengan harga. Sehingga pakan ada yang nilai proteinnya tinggi dan ada
yang rendah. Saran kami, belilah pakan yang kandungan protein paling tinggi,
Anda mengeluarkann biaya yang tinggi, hasil yang anda dapatkan juga tidak
mengecewakan.
Kami kira
cukup sekian dulu terkait "jenis pakan ikan nila agar cepat besar",
semoga ini bisa memberikan angin segar bagi handai taulan yang mungkin sedang
dilanda rasa bingun dalam menggali cara untuk memaksimalkan pertuumbuhan ikan
rakan.
Rumus
pemberian pakan pelet untuk ikan nila:
Dalam sebuah
wadah ada 1500 ekor ikan nila dengan ukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata
bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan
pakannya adalah → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek
pertumbuhan bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.
Daftar
Pustaka:
Amri
dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
http://www.superperikanan.com/2017/04/pembesaran-ikan-nila.html
Langganan:
Postingan (Atom)