Kamis, 27 Januari 2022

TEKNIK PEMBESARAN IKAN NILA



ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang dapat hidup dalam kondisi linkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas air yang rendah, ikan nila memiliki bentuk panjang  ramping berwarna kemerah-merahan atau putih.

Budidaya ikan nila tidaklah susah, ikan nila masih memiliki hubungan kekerabatan dengan ikan mujair, kedua jenis ikan ini memiliki kemiripan sifat. Mempunyai kemampuan adaptasi yang baik dan mudah berkembang biak. Di alam, ikan nila sering didapatkan di perairan tawar seperti, danau, sungai, rawa dan waduk. ikan nila membutuhkan suhu untuk bisa tumbuh optimal 25-30oC  dan dengan kadar pH air 7-8.

Ikan nila termasuk dalam golongan omnivora (pemakan segala). Makanan alaminya adalah plankton, hewan air dan berbagai tumbuhan lainnya . Pemberian pakan buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya yang memiliki kadar protein sekitar 25%. Biaya untuk pakan budidaya ikan nila  tidaklah tergolong mahal. karena ikan nila tidak membutuhkan protein yang tinggi, hanya sekitar 30-45%. Ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan Untuk memulai usaha budidaya ikan nila, yaitu sortir benih, persiapan wadah/kolam, pemberian pakan sampai penanganan penyakit

Memilih benih ikan nila
Untuk menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan nila pemilihan benih merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Untuk mendapatakam hasil maksimal lebih baik gunakan benih ikan yang  berjenis kelamin jantan. Dikarenakan laju pertumbuhan ikan nila jantan  lebih cepat 40 % dibandingkan dengan ikan nila betina.

Untuk mendapatkan hasil budiddaya yang maksimal sebaiknya gunakan benih yang berjenis kelamin monosex (satu jenis kelamin). Karena ikan nila memiliki sifat gampang kawin (memijah). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, ikan akan menghabiskan energi untuk memijah dan akan memyebabkan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat. Seiring berjalannya waktu, para penyedia benih banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex.

Persiapan wadah/kolam  budidaya
Ada beberapa jenis kolam yang bisa digunakan untuk bdidaya ikan nila, mulai dari kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, tambak air payau hinnga jaring terapung,  Dari beberapa jenis kolam tersebut, yang paling banyak digunakan  oleh para petani adalah kolam dari tanah, karena biaya kontruksinya murah dan cara membuatnya cukup gampang.

Kelebihan lain menggunakan kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai hewan dan tumbuhan yang bermanfaat sebagai makanan alami bagi ikan. Sehingga bisa menekan pengeluaran biaya untuk membeli pakan. Untuk memulai pemeliharaan ikan nila di kolam tanah, harus dibuat persiapan dan langkah-langkah pengolahan tanah,  mulai dari penjemuran tanah, pembajakan, pengapuran, pemupukan sampai pengisian air.

Langkah-Langkah Persiapan Tanah:
Langkah dasar adalah pengeringan dasar kolam. kolam harus dijemur untuk dikeringkan. Penjemuran biasanya selama 3-7 hari, tergantung intensitas cahaya matahari. Bila permukaan tanah sudah terlihat retak-retak maka tanah sudah cukup untuk dijemur, namun jangan sampai terlalu keras. Bila saat diinjak masih memberikan jejak kaki sedalam 1-2 cm. Langkah selanjutnya, permukaan tanah dicangkul atau dibajak sedalam kurang lebih 10 cm, kerikil, sampah dan kotoran lainnya harus dibersihkan dari dasar kolam. Lumpur hitam yang berbau busuk juga harus dibersihkan.

Kolam yang sudah terpakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah), kurang dari 6. Kondisi pH yang baik untuk budidaya ikan nila berada pada kisaran 7-8. pH bisa dinetralkan dengan cara diberikan pengapuran dengan kapur pertanian atau donlomit. Dosis pengapuran harus disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah. Untuk ukuran pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, dan untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha.

 Kapur diaduk dengan merata, usahakan kapur menyerap kedalam permukaan tanah sedalam 10 cm. selanjutnya diamkan 2-3 hari lamanya.
Selanjutnya gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, seperti pupuk kompos. Tujuan pemberian pupuk organik adalah untuk mengembalikan kesuburan tanah, dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar.

Penebaran pupuk harus secara merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Selanjutnya, bila kira-kira perlu bisa ditambahkan dengan pupuk kimia berupa Urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan juga selama 1-2 hari. Tujuan pemberian pupuk untuk menyuntik nutrisi bagi tumbuhan renik dan hewan yang berada di sekitaran kolam. Sehingga tumbuhan yang ada tersebut bisa untuk pakan alami.

kolam sudah bisa diisikan air. Pengisian dilakukan secara bertahap. Pertama, masukkan air sedalam 10-20 cm kedalam kolam. Biarkan selama 3-5 hari ,biarkan juga matahari menembus ke dasar kolam secara sempurna, tujuannya untuk menumbuhkan ganggag atau organisme air lainnya. Lalu isikan air hingga ketinggian mencapai 60-75 cm.


Penebaran benih ikan nila
Kolam yang sudah diisi air 60-75 cm siap ditebari benih ikan nila. Padat tebar untuk ukuran kolam tanah adalah 15-30 ekor/m2. Sebelum ditebar benih, sebaiknya lakukan adaptasi dulu. Tujuannya untuk membiasakan benih ikan dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa diminimalisir. Caranya masukkan wadah yang telah berisi bibit ikan nila ke dalam kolam. Biarkan beberapa jam, selanjutnya buka wadah tersebut agar ikan keluar dengan sendirinya.


Pemeliharaan budidaya ikan nila
Setelah selesai dilakukan semua persiapan dan benih sudah dimasukkan ke dalam kolam, langkah berikutnya adalah merawat ikan hingga bisa dipanen. Tiga hal yang sangat berpengaruh dalam pemeliharaan ikan nila adalah pengentrolan kualitas air, pemberian pakan serta pencegahan hama dan penyakit.


Pengelolaan air
Pemantauan kualitas air kolam harus tejaga, supaya pertumbuhannya maksimal, parameter penentuan kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Lakukan juga pemantauan kadar CO2, H2S dan NH3 bila memungkinkan. Apabila kandungan oksigen kolam menurun cepat, perderas sirkulasi air.

Bila kolam sudah banyak mengandung H2S dan NH3 yang ditandai dengan bau busuk, Lakukan penggantian air dengan cepat. Caranya dengan membuang air kotor sebesar ⅓ , dan tambahkan dengan air yang baru. Pada kolam seluas 100 m2 dalam keadaan normal, atur debit air sebesar 1 liter/detik.


Pemberian pakan
Pakan dan pengontrolan sangat penting, dalam pembesaran ikan nila. komponen paling besar  adalah biaya pembelian pakan. Berikan pelet dengan kadar protein 20-30%.
Ikan nila memerlukan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari, pakan diberikan dua kali perhari, pagi dan sore. Ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya setiap dua minggu sekali, kemudian sesuaikan pula jumlah pakan yang harus diberikan.


Perhitungan dosis pakan untuk pembesaran ikan nila:
Satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari.
Setiap dua minggu sekali lakukan pengecekan ikan untuk menyesuaikan jumlah pakan


Pengendalian hama dan penyakit
Ikan nila adalah salah satu jenis ikan air tawar yang tahan banting. Pada keadaan normal, penyakit ikan nila tidak mengkhawatirkan. Namun apabila budidaya ikan nila sudah dilakukan secara massal dan intensif, resiko terjangkit penyakit harus diwaspadai.
Penyebaran penyakit ikan cepat sekali, khususnya jenis penyakit infeksi yang dapat menular. Air salah satu media penyebaran penyakit.


Pemanenan ikan nila
Waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran bibit hingga panen tergantung pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar antara 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga mencapai ukuran 300-500 gram memerlukan waktu sekitar 4-6 bulan.


Daftar Pustaka:
Amri dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
http://www.superperikanan.com/2017/04/pembesaran-ikan-nila.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar