Optimasi Kandungan Nutrisi Pakan Ikan Buatan dengan Menggunakan Multi Objective (Goal) Programming Model
Vera Devani 1, Sri Basriati2
1Jurusan Teknik Industri, 2Jurusan Matematika Fakultas Sains
dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas No. 155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru,
28293 Email: veradevani@gmail.com, sribasriati@hotmail.com
(Received: 24 Maret 2015; Revised: 25 Mei 2015; Accepted: 22 Juni 2015)
ABSTRAK
Budi daya ikan air tawar telah menjadi sebuah kegiatan
agrobisnis yang tak terpisahkan dengan industri pakan ikan. Pakan ikan harus
mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan. Terdapat tiga kandungan
nutrisi dalam pakan ikan yaitu protein, karbohidrat, dan lemak. Untuk
menentukan kombinasi bahan baku pakan ikan buatan yang mengandung ketiga
nutrisi tersebut diperlukan suatu metode yang tepat. Dengan menggunakan metode Multi Objective (Goal) Programming dapat
diketahui kebutuhan nutrisi untuk setiap bahan baku pakan ikan buatan,
kandungan nutrisi pada bahan baku pakan ikan buatan dan biaya operasional
pembuatan pakan ikan buatan. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan software LINGO diperoleh kandungan nutrisi
dalam 100 kg bahan baku pakan ikan buatan yaitu 20 kg protein, 30 kg
karbohidrat, dan 5,2 kg lemak dengan penghematan biaya pembuatan pakan ikan
buatan sebesar Rp 35.139,76 (20%).
Kata
Kunci: multi objective (Goal)
programming, nutrisi, pakan buatan
ABSTRACT
Freshwater
fish farming has become an inseparable agribusiness activities with fish feed
industry. Fish food must contain nutrients in accordance with the needs of
fish. There are three nutrients in fish feed are protein, carbohydrates, and
fats. To determine the combination of artificial fish feed raw materials that
contain all three nutrients required an appropriate method. By using the
Multi-Objective (Goal) Programming can be known nutrient needs of each
artificial fish feed raw materials, the content of nutrients in feed raw
material and operating costs of artificial fish feed manufacturing artificial
fish. Based on the results obtained by using the software LINGO nutrients in
100 kg of fish feed raw materials made of 20 kg of protein, carbohydrates 30
kg, and 5.2 kg of fat with fish feed manufacturing cost savings made by Rp
35139.76 (20%).
Keywords: artificial
feeding, multi-objective (Goal) programming, nutritions
Corresponding Author:
Vera
Devani,
Program Studi Teknik Industri,
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau,
Email:
veradevani@gmail.com
Pendahuluan
Budi daya ikan air tawar sekarang telah menjadi sebuah
kegiatan agribisnis yang tak terpisahkan dengan industri pakan ikan. Dikalangan
peternak ikan air tawar, pakan ikan buatan dikenal dengan nama pelet. Kisaran
harga pelet, saat ini Rp
7.500
per kg. Untuk meningkatkan keuntungan peternak ikan harus melakukan penghematan
pada biaya pakan ikan. Peternak ikan dapat membuat pakan buatan
dengan memanfaatkan limbah
pertanian
seperti tepung jagung, tepung ubi, bungkil kelapa sawit, bungkil kacang tanah,
dan ampas tahu. Apabila peternak ikan
dapat memanfaatkan limbah pertanian untuk membuat pakan
ikan buatan memungkinkan biaya pakan ikan 70% dari biaya operasional
dapat berkurang dan dapat lebih meningkat produksi ikan sehingga ketergantungan
terhadap palet dapat berkurang pula.
Charles,
D dan Timothy Simpson (2002) dikutip oleh Anis (2007), dalam jurnal “Goal Programming Applications in
Multidisciplinary
Design Optimization”, menyatakan bahwa Goal Programming
sangat cocok digunakan untuk masalah-masalah multi tujuan melalui variabel
deviasinya, Goal Programming secara
otomatis menangkap informasi tentang pencapaian relatif dari tujuan-tujuan yang
ada. Oleh karena itu, solusi optimal yang diberikan dapat dibatasi pada solusi
feasibel yang menggabungkan ukuran-ukuran performansi yang diinginkan.
Menurut (F. Zhang and W. B. Roush, [9]) dalam jurnal “Multiple-Objective (Goal) Programming Model
for Feed Formulation: An Example for Reducing Nutrient Variation” mengemukan bahwa Multiple Objective Programming Model (MOP) mampu menangani beberapa
tujuan yang bertentangan secara bersamaan dibandingkan dengan pendekatan
pemrograman linier tradisional yang hanya bisa menangani satu tujuan.
Selain itu, Goal
Programming juga merupakan satu pendekatan yang baik untuk menyelesaikan
masalah pembuatan keputusan berbagai kriteria dengan objektif yang berkonflik
(Charnes & Cooper, 1961; Ignizio, [5] dikutip oleh Pati, [6]). Oleh itu
boleh dikatakan bahwa Goal Programming merupakan
suatu alat pembuat keputusan yang baik dalam pemodelan terutama sekali
melibatkan keadaan masalah dunia yang sebenar yaitu yang melibatkan tujuan yang
bermacam-macam.
Menurut (Soekartawi, [8]) beberapa keuntungan penggunaan
metoda Multi Objective Programming,
yaitu mencakup beberapa tujuan yang dapat ditangani sekaligus, memberlakukan
fungsi tujuan dengan perbedaan skala prioritas, mudah dikerjakan bila ada
program komputer dan prolematiknya agak mendekati dunia nyata.
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini
adalah untuk menentukan kebutuhan nutrisi bahan baku pakan ikan buatan,
kandungan nutrisi pakan ikan buatan serta memberikan solusi alternatif
pengganti pelet sebagai upaya untuk meminimasi biaya operasional peternak ikan
air tawar dengan menggunakan Multi
Objective (Goal) Programming.
Pakan Ikan Buatan (Atrificial Feed)
Pakan buatan (atrificial
feed) adalah campuran dari berbagai sumber bahan baku yang disusun secara
khusus berdasarkan komposisi yang dibutuhkan untuk digunakan sebagai pakan (Afrianto,
dkk., [1]). Berdasarkan tingkat kebutuhannya, maka pakan buatan dapat dibagi
menjadi tiga kelompok (Afrianto, dkk., [1]):
1.
Pakan tambahan
Ikan sudah mendapat pakan dari alam, namum jumlahnya belum mencukupi
untuk tumbuh
dengan baik sehingga perlu diberi pakan buatan sebagai bahan tambahan.
2.
Pakan suplemen
Pakan yang sengaja dibuat untuk menambah nutrisi tertentu yang tidak
mampu disediakan pakan alami
3. Pakan utama
Pakan yang sengaja dibuat untuk menggantikan sebagian besar atau
keseluruhan pakan alami.
Kebutuhan Nutrisi
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan
organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan
kesehatan (Afrianto, dkk., [1]). Nutrisi didapat dari makanan dan cairan yang
selanjutnya diasimilasikan oleh tubuh.
Jumlah dan komposisi zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh ikan sangat bervariasi.
Zat-zat yang dibutuhkan oleh ikan dapat digolongkan
menjadi dua kelompok (Afrianto, dkk., [1]):
1.
Kelompok yang menghasilkan energi
Zat-zat yang termasuk dalam kelompok ikan akan menghasilkan energi bila
dicerna oleh ikan. Beberapa komponen zat
gizi yang dapat menghasilkan energi, yaitu protein, lemak, dan karbohidrat.
Komponen tersebut juga disebut sebagai komponen makro karena dibutuhkan oleh
ikan dalam jumlah relatif besar.
2.
Kelompok yang tidak menghasilkan energi Komponen
pakan yang tidak menghasilkan energi adalah vitamin dan mineral. Komponen
tersebut juga disebut dengan komponen mikro karena dibutuhkan oleh ikan dalam
jumlah relatif kecil.
Pemilihan Bahan Pakan Ikan
Bahan pakan buatan merupakan bahan hasil pertanian,
perikanan, peternakan dan hasil industri yang mengandung zat gizi dan layak
digunakan sebagai pakan. Beberapa persyaratan dalam pemilihan bahan baku pakan
(Afrianto, dkk., [1]):
1.
Nilai gizi,
Kandungan gizi paka buatan dapat disesuaikan menurut kebutuhan.
2.
Mudah dicerna
Bahan baku pakan buatan hendaklah mudah dicerna oleh ikan agar nilai
efisiensi pakannya cukup tinggi.
3.
Tidak mengandung
racun
Racun adalah zat yang dapat menyebabkan sakit atau kematian ikan. Racun
yang mencemari bahan baku pakan antara lain obat pemberantas hama dan buangan
industri.
4.
Mudah diperoleh
Biaya terbesar dalam budi daya ikan adalah biaya pakan. Apabila bahan
baku pembuatan
pakan sulit diperoleh, biaya pengadaan pakan juga akan meningkat.
5.
Nilai ekonomi
Dalam pemilihan bahan baku pakan ikan, hendaklah mempertimbangkan
efisiensi pakan yang akan dibuat dengan memilih bahan baku yang lebih murah.
Kebutuhan ikan akan beberapa kandungan nutrisi adalah
sebagai berikut:
1.
Protein
Kebutuhannya berkisar antara 20-60%. Untuk ikan-ikan laut biasanya
kebutuhan protein cukup tinggi karena merupakan kelompok ikan karnivora yaitu
berkisar antara 30-60%. Sumber protein dapat diperoleh dari hewani atau nabati
tetapi untuk ikan laut lebih menyukai sumber protein diambil dari hewani.
2. Lemak
Kebutuhannya berkisar antara 4-18%. Sumber lemak/lipid biasanya adalah:
·
Hewani: lemak sapi, ayam, kelinci, dan minyak ikan.
·
Nabati: jagung, biji kapas, kelapa, kelapa sawit,
kacang tanah, dan kacang kedelai.
3.
Karbohidrat
Karbohidrat terdiri dari serat kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
(BETN), kebutuhannya berkisar antara 20-30%. Sumber karbohidrat biasanya dari
nabati seperti jagung, beras, dedak, tepung terigu, tapioka, sagu, dan lain-
lain. Kandungan serat kasar kurang dari 8% akan menambah struktur pellet, jika
lebih dari 8% akan mengurangi kualitas pelet
ikan.
4.
Vitamin dan mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral berkisar antara 2-5%.
Linear Programming
Tipe penerapan Linear
Programming pada umumnya meliputi
permasalahan pengalokasian sumber daya yang terbatas di tengah-tengah aktivitas
yang saling bersaing melalui jalan/cara yang terbaik (optimal). Pilihan tingkat
aktivitas akan menentukan besarnya setiap sumber daya yang akan digunakan oleh setiap aktivitas.
Linear Programming menggunakan model matematika untuk menggambarkan suatu masalah. Linear Programming meliputi perencanaan
perencanaan aktivitas untuk mendapatkan hasil maksimal, yaitu sebuah hasil yang
mencapai tujuan terbaik (menurut model matematika) di antara semuan kemungkinan
alternatif yang ada (Hillier dan Lieberman, [4]).
Untuk membuat suatu model Linear Programming kata kuncinya adalah sumber daya dan kegiatan,
dimana jumlah masing-masingnya ditandai dengan m dan sumber daya diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan, dimana ketersediaan
sumber
daya yang terbatas perlu dibuatkan alokasi dengan cara seksama. Menentukan
alokasi ini mencakup memilih tingkat-tingkat kegiatan (nilai- nilai
variabel-variabel keputusan) yang mencapai nilai terbaik dari untuk kinerja Z
secara keseluruhan. Model matematis dari Linear
Programming, adalah memilih nilai-nilai untuk x1, x2,...
xn (variabel-variabel keputusan). Model matematis dari Linear Programming adalah sebagai
berikut:
Model matematis dari Linear Programming
adalah sebagai berikut:
Maksimumkan (Minimumkan):
z = c1x1, + c2x2
+ ….+ cnxn (1)
Kendala:
a11x1 + a12x2
+ … a1nxn ≤ b1 (2)
a21x1 + a22x2
+ … a2nxn ≤ b2 (3)
am1x1 + am2x2
+ … amnxn ≤ bm (4)
x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, … xn
≥ 0 (5)
dimana:
xj =
variabel keputusan aij = koefisien
teknologi
cj =
koefisien fungsi tujuan bi = koefisien sisi kanan
Syarat-syarat:
1.
Fungsi objective yang dapat berupa memaksimalkan atau meminimalkan.
2.
Semua persamaan diekspresikan dalam bentuk persamaan
3. Semua variabel dibatasi
tidak boleh negatif
4.
Sisi kanan konstan dari setiap batasan adalah
nonnegatif
Goal Programming
Charles D & Timothy Simpson (2002), mendapatkan bahwa
Multi Objective (Goal) Programming sangat
cocok digunakan untuk masalah-masalah multi tujuan karena melalui variabel
deviasinya. Metoda ini secara otomatis menangkap informasi tentang pencapaian
relatif dari tujuan-tujuan yang ada. Oleh karena itu, solusi optimal yang
diberikan dapat dibatasi pada solusi fisibel yang menggabungkan ukuran-ukuran
performansi yang diinginkan.
Pada model Linear
Programming kendala- kendala fungsional menjadi pembatas bagi usaha
pemaksimuman atau peminimuman fungsi tujuan, maka pada Multi Objective (Goal) Programming kendala-kendala itu merupakan
sarana untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai. Sasaran- sasaran, dalam
hal ini, dinyatakan sebagai nilai konstan pada ruas kanan kendala. Sebagai
contoh, sasaran laba, anggaran yang tersedia, resiko investasi, dan lain-lain.
Untuk mewujudkan suatu sasaran, berarti mengusahakan agar
nilai ruas kiri suatu persamaan kendala sama dengan nilai ruas kanannya. Itulah
sebabnya, kendala-kendala di dalam model Multi
Objective (Goal) Programming selalu berupa persamaan dan dinamakan kendala
sasaran. Kendala-kendala di dalam Multi
Objective (Goal) Programming selalu berupa persamaan dan dinamakan kendala
sasaran Di samping itu keberadan sebuah kendala sasaran selalu ditandai oleh
kehadiran deviasional sehingga setiap kendala sasaran pasti memiliki variabel
deviasional (Siswanto, [7]).
Pemodelan optimasi Multi Objective (Goal) Programming terdiri
atas (Azhar, [3]):
1. Penentuan
variabel-variabel keputusan
2. Perumusan fungsi tujuan
3. Penentuan prioritas
4. Perumusan fungsi pencapaian
Model umum dari Multi Objective (Goal) Programming adalah
sebagai berikut: Maksimumkan (Minimumkan):
m
Z = åWi (DAi + DBi )
gkj =
koefisien teknologi fungsi kendala biasa
Ck = jumlah sumber daya k yang tersedia
Metode Penelitian
Data yang digunakan adalah jenis bahan baku, harga bahan
baku pakan ikan buatan perkg, kandungan nutrisi pada pakan ikan buatan, dan
persentase kebutuhan ikan akan kandungan nutrisi.
Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai
berikut:
1.
Mendefinisikan variabel.
Pendefinisian
variabel ini dilakukan penguraian variabel-variabel keputusan, yaitu kadar
kandungan nutrisi
2.
Menentukan kendala.
Kendala
yang digunakan adalah jumlah anggaran biaya bahan baku pakan ikan buatan,
kandungan nutrisi pakan buatan ikan, dan jumlah bahan baku pakan ikan buatan.
3.
Formulasi model Multi
Objective (Goal) Programming.
i=1
m
= WA
DA + WB DB
(6)
Setelah dilakukan pendefinisian variabel keputusan, maka dilanjutkan dengan
å i i i i
i=1
Kendala:
n a X + DB - DA = b , (7)
memformulasikan model Multi Objective (Goal) Programming.
4.
Menentukan solusi
optimal.
Langkah berikutnya adalah pengolahan data
å ij j j=1
i i i
untuk mencari
solusi yang optimal dari
untuk i = 1, 2, …, m sebagai kendala sasaran
formulasi
Multi Objective (Goal) Programming
n
å
j =1
gkj
X j <
atau > Ck
, (8)
dengan
menggunakan software Lingo.
Hasil dan Pembahasan
untuk k = 1, 2, ...,
n sebagai kendala fungsional j = 1, 2, ..., n
Model Multi Objective (Goal) Programming
X
j , DBi , DAi > 0
(9)
Pakan Ikan Buatan
·
Variabel Keputusan
(2.9)
dimana :
DAi , DBi = jumlah unit deviasi yang kekurangan
(B)
atau kelebihan (A) terhadap tujuan (bi)
WAi , WBi = bobot atau imbangan/pinalti (kardinal) yang diberikan
terhadap suatu unit deviasi yang kekurangan
(B)
atau kelebihan (A) terhadap tujuan (bi)
Aij = koefisien teknologi fungsi
kendala tujuan, yaitu yang berhubungan dengan tujuan peubah pengambilan keputusan (Xj)
Xj = peubah pengambilan keputusan atau kegiatan yang
kini dinamakan sebagai sub tujuan
bi = nilai tujuan atau target yang ingin dicapai
Variabel keputusan
untuk model Multi Objective (Goal)
Programming untuk bahan baku pakan ikan buatan adalah sebagai berikut:
X1 = Kandungan
nutrisi dedak padi
X2
= Kandungan nutrisi tepung jagung X3 = Kandungan nutrisi tepung
bekicot
X4
= Kandungan nutrisi bungkil kelapa sawit X5 = Kandungan nutrisi
tepung kepala udang X6 = Kandungan nutrisi ampas tahu
· Fungsi Kendala
Berdasarkan data-data pendukung di atas, fungsi-fungsi
kendala menurut batasan-batasan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1. Jumlah anggaran
biaya bahan baku pakan ikan buatan.
Jumlah anggaran biaya = Harga bahan baku Rp(X1, X2,
X3, X4, X5, X6) x bahan baku yang
diperlukan (X1, X2, X3,
X4, X5, X6) kg, yaitu
d - - d + = 20
(14)
sebesar Rp 177.500. 5 5
Persamaan goal ditulis
sebagai berikut:
·
Batas bawah untuk
karbohidrat
2.000X1 + 2.500X2 + 1.000X3 + 1.500X4 +
0,2862X + 0,7423X + 0,3045X +
4.000X + 1.500X + d - d + = 177.500 (10)
1 2 3
5 6 1 1
0,64X4 + 0 X5 +
0,43X6 ≥20
2.
Batas atas untuk kandungan nutrisi pakan ikan
buatan.
Batas atas untuk
protein, karbohidrat dan lemak adalah sebagai berikut :
Dalam bentuk
kanonik:
0,2862X1 + 0,7423X2 + 0,3045X3 +
·
Batas atas untuk protein
0,1135X1 + 0,0763X2 + 0,5429X3 +
0,64X4 + 0 X5 +
0,43X6
d - - d + = 20
(15)
6 6
0,187X4 + 0,5374X5 + 0,2355X6 ≤60
Dalam bentuk
kanonik:
0,1135X1 +
0,0763X2 + 0,5429X3 +
0,187X4 +
0,5374X5 + 0,2355X6
+
· Batas bawah untuk lemak
0,1215X1 +
0,0443X2 + 0,0418X3
+
0,045X4 + 0,0665X5
+ 0,0554X6 ≥4
d - - d + = 60
(11)
Dalam bentuk kanonik:
2 2
0,1215X1 +
0,0443X2 +
0,0418X3 +
·
Batas atas untuk karbohidrat
0,045X4 + 0,0665X5 + 0,0554X6 +
0,2862X
+ 0,7423X
+ 0,3045X +
d - - d + = 4
(15)
1 2 3 7 7
0,64X4 +
0 X5 + 0,43X6 ≤30
Dalam bentuk
kanonik:
0,2862X1 + 0,7423X2 + 0,3045X3 +
1. Jumlah bahan baku pakan ikan buatan yang dibutuhkan.
|
|
0,64X4 +
0 X5 + 0,43X6 +
X1 + d - - d + = 20
(16)
d - - d + = 30
(12)
X + d - - d + = 15
(17)
|
|
·
|
X3 + d -
+ = 20
(18)
|
+ 0,0418X3 +
X4 + d -
- d + = 20
(19)
|
Dalam bentuk
kanonik:
X5 +
d -
|
|
+
|
|
|
|
(20)
(21)
0,1215X1 +
0,0443X2 + 0,0418X3 +
0,045X4
+ 0,0665X5 + 0,0554X6
+
Peringkat keutamaan untuk
model Multi Objective (Goal Programming) adalah
sebagai
d - - d + = 18
(13)
berikut:
|
|
:
Meminimumkan (d + )
3.
Batas bawah untuk kandungan nutrisi pakan ikan buatan.
Batas bawah untuk protein, karbohidrat dan
2. P2 :
|
d + , d + , d + , d + , d + , d + , d + , d + , d +
2 3 4 8 9 10 11
12 13
lemak adalah
sebagai berikut:
3. P
:
Meminimumkan (d - , d - , d - )
·
Batas bawah untuk protein 3
0,1135X1 + 0,0763X2 + 0,5429X3 +
5 6 7
0,187X4 +
0,5374X5 +
0,2355X6 ≥20
Dengan
menggunakan software LINGO diperoleh
output Model Multi Objective (Goal)
Programming sebagai berikut:
Dalam bentuk kanonik:
0,1135X1 +
0,0763X2 + 0,5429X3 +
0,187X4
+ 0,5374X5 + 0,2355X6
+
Tabel
1. Output model multi objective (Goal) programming dengan menggunakan Software
Lingo
Dengan menggunakan software
LINGO diperoleh kebutuhan nutrisi setiap jenis bahan baku pakan ikan buatan
adalah sebagai berikut:
Tabel
2. Kebutuhan Nutrisi Bahan Baku Pakan Ikan
Buatan
No.
|
Variabel Keputusan
|
Jenis Bahan Baku
|
Kebutuhan Nutrisi (kg)
|
1
|
X1
|
Dedak padi
|
20
|
2
|
X2
|
Tepung jagung
|
14,13
|
3
|
X3
|
Tepung bekicot
|
17
|
4
|
X4
|
Bungkil kelapa
sawit
|
0
|
5
|
X5
|
Tepung
kepala udang
|
5
|
6
|
X6
|
Ampas tahu
|
20
|
Kandungan nutrisi
yang terdapat dalam bahan baku pakan ikan buatan adalah sebagai berikut:
·
Protein =
20 kg
·
Karbohidrat =
30 kg
· Lemak = 5,2 kg
Berdasarkan ouput software
Lingo di atas diperoleh bahwa nilai deviasi positif untuk peringkat
keutamaan pertama dan kedua adalah nol.
Hal
ini menjelaskan bahwa kendala goal untuk
peringkat keutamaan pertama dan kedua dipenuhi sepenuhnya.
Nilai deviasi negatif pada kendala pertama bernilai
35.139,76 menunjukkan bahwa terjadi pengurangan biaya sebesar Rp 35.139,76.
Sehingga biaya pengeluaran yang awalnya sebesar Rp 177.500,00 menjadi Rp.
142.360,24. Artinya, metode pendekatan matematika melalui Multi Objective (Goal) Programming adalah sangat sesuai karena
dapat meminimumkan biaya bahan baku pembuatan pakan ikan buatan, sehingga dapat
menghemat biaya operasional peternak ikan air tawar. Sedangkan untuk peringkat
keutamaan ketiga tidak terpenuhi sepenuhnya karena nilai deviasi positif untuk
kendala goal ke enam (6) dan ke tujuh
(7) bernilai bukan nol.
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan menggunakan software
LINGO kebutuhan nutrisi untuk setiap bahan baku pakan ikan buatan adalah
sebagai berikut:
No.
|
Jenis Bahan Baku
|
Kebutuhan
Nutrisi
(kg)
|
1
|
Dedak padi
|
20
|
2
|
Tepung jagung
|
14,13
|
3
|
Tepung bekicot
|
17
|
4
|
Bungkil kelapa
sawit
|
0
|
5
|
Tepung kepala
udang
|
5
|
6
|
Ampas tahu
|
20
|
2. Kandungan nutrisi
pada bahan baku pakan ikan buatan adalah sebagai berikut:
No.
|
Jenis Jenis
|
Kandungan
Nutrisi (kg)
|
1
|
Protein
|
20
|
2
|
Karbohidrat
|
30
|
3
|
Lemak
|
5,2
|
Dengan membuat pakan ikan buatan peternak ikan dapat
menghemat biaya operasional sebesar Rp 35.139,76 (20%).
Daftar Pustaka
[1] Afrianto, E. dan Evi
L. Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. 2005.
[2]
Anis, dkk. Optimasi Perencanaan Produksi dengan
Metode Goal Programming. Jurnal
Ilmiah
Teknik Industri. 2007. Vol. 5 No. 3, pp.
133-143.
[3] Azhar, A. Model
Optimasi Perencanaan Investasi Galangan Kapal dengan Pendekatan Programasi
Tujuan Ganda. Jurnal Makara Teknologi.
Desember 2002. Vol 6 No.3, pp. 113-118.
[4] Hiller, F. S. dan
Gerald J. L. Pengantar Riset Operasi. Erlangga.
Jakarta. 1990.
[5] Ignizio, J. P. Pengaturcaraaan Linear dalam Sistem Matlamat
Tunggal dan Berbilang. Dewan Bahasa dan Pustaka. Kuala Lumpur. 1992.
[6] Pati, R.K., dkk. A Goal Programming Model for Paper Recycling
System. Omega The International
Journal of Management Science. 2008. Vol 36, pp. 405-417.
[7] Siswanto. Operations Research. Erlangga. Jakarta. 2007.
[8] Soekartawi. Multi Objective Programming (Programasi
Tujuan Ganda): Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Grasindo. 1995.
[9] Zhang, F and W. B.
Roush. Multiple- Objective (Goal)
Programming Model for Feed Formulation:
An Example for Reducing Nutrient Variation. Poultry Science. 2002. Vol. 81, pp.
182–192.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar