MEMAHAMI KONSEP
MAKANAN IKAN DAN ILMU PENDUKUNGNYA
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan oleh makhluk hidup mendapatkan tenaga dan nutrisi. Cairan yang dipakai untuk maksud ini
sering disebut minuman, tetapi kata 'makanan' juga bisa
dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai dengan kiasan, seperti "makanan
untuk pemikiran". Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status gizi
secara antropometri.
Makanan yang dibutuhkan
manusia biasanya diperoleh dari hasil bertani atau berkebun yang meliputi
sumber hewan, dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk memakan makanan dari
hewan seperti, daging, telur, dan lain-lain. Mereka yang tidak suka memakan
daging, dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan
sayuran sebagai makanan pokok mereka.
Pada umumnya bahan makanan
mengandung beberapa unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain-lain.
Pakan perikanan adalah pakan yang
digunakan untuk memberikan nutrisi bagi ikan, udang, dan hewan air lainnya yang dipelihara oleh manusia,
secara komersial
maupun tidak. Pakan ikan dibuat dalam berbagai bentuk, seperti pelet, butiran,
dan konsentrat untuk memudahkan pemberian pakan.
Feeding habits atau
kebiasaan makan pada suatu jenis ikan melingkupi dua aspek, yakni jenis makanan
dan cara makan dari ikan tersebut.
Oleh sebab itu, pemahaman
mengenai kebiasaan makan jenis ikan tertentu merupakan hal yang penting, agar
makanan yang diberikan cocok dengan ikan yang akhirnya dapat termakan.
Dalam memberikan makanan
ikan, pelaku budi daya harus memahami karakteristik ikan sehingga makanan
tersebut dapat termakan, dicerna, dan dapat menghasilkan energi untuk
pertumbuhan. Untuk itu, sangat penting bagi pembudidaya ilmu makanan ikan dan
pendukungya.
A. Arti Penting Makanan
Bagi Ikan
Salah satu ciri makhluk
hidup yang membedakan dari benda mati adalah terjadinya proses metabolisme,
yaitu proses pertukaran molekul yang berlangsung secara terus-menerus.
Pertukaran molekul tersebut dapat terjadi di antara bagian-bagian tubuh makhluk
hidup itu sendiri dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Proses metabolisme terdiri
dari 2 proses, yaitu proses anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan
proses pembentukan (sintesis) bahan-bahan atau subtansi sederhana menjadi
bentuk yang lebih kompleks. Proses katabolisme merupakan proses pemecahan
substansi yang kompleks menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana.
Pada proses anabolisme
membutuhkan bahan baku yang berasal dari energi dalam makanan. Pada proses
katabolisme menghasilkan sejumlah energi yang didahului dengan pemecahan bahan
kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Energi ini dapat diubah menjadi
energi panas, energi mekanik, energi kimia, atau energi listrik yang dibutuhkan
oleh tubuh ikan. Agar proses katabolisme berlangsung terus-menerus, dibutuhkan
bahan bakar yang berasal dari bahan makanan. Proses anabolisme dan katabolisme
akan menghasilkan bahan-bahan sisa (limbah) yang dibuang keluar tubuh organisme
berupa kotoran.
Sejumlah besar organisme
membutuhkan penyediaan materi dan energi yang berasal dari molekul organik yang
dimakannya. Nutrisi atau zat makanan yang berupa molekul organik dan telah
terbentuk sebelumnya disebut heterotrofik. Organisme yang memanfaatkan makanan
jenis ini disebut organisme heterotrof. Mikroorganisme, tanaman yang tidak
berklorofil, dan semua hewan, termasuk ikan bersifat heterofik sehingga supaya
tetap hidup organisme yang memanfaatkan nutrisi yang berkloforil termasuk
organisme golongan ini.
Semua makanan yang akan
diberikan pada ikan harus memperhatikan beberapa syarat, seperti jenis makanan,
bentuk, ukuran, keras dan lunak, bau, rasa, serta kandungan gizinya. Ilmu yang
mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan makan, makanan, dan cara makan
ikan disebut ilmu makanan ikan (fish nutrition).
B. Pentingnya Mempelajari
Ilmu Makanan Ikan
Ikan dapat tumbuh optimal
jika memperoleh makanan dalam jumlah yang cukup dan gizi seimbang. Dengan kata
lain, ikan membutuhkan makanan yang lengkap dalam jumlah yang cukup.
Dalam budi daya perikanan
saat ini terjadi kecenderungan bahwa semakin besar perusahaan maka perusahaan
tersebut akan dikelola semakin intensif. Artinya, pada lahan yang kapasitas
volumenya sama, padat penebarannya semakin bertambah banyak agar hasil
produksinya meningkat. Namun, pengelolaan pada tingkat padat penebaran tinggi
dilakukan dengan biaya produksi yang rendah. Untuk mencapai hal tersebut, ikan
harus diberi makanan ikan, terutama pakan buatan.
Tujuan penggunaan pakan
buatan adalah untuk meningkatkan produksi dengan waktu pemeliharaan yang
singkat, ekonomis, dan masih memberikan keuntungan meskipun padat penebarannya
tinggi. Oleh karena itu, bahan baku pakan yang digunakan harus bergizi tinggi,
harganya murah, mudah didapat, dan tersedia secara berkesinambungan dalam
jumlah memadai. Bahan baku yang memenuhi syarat untuk dgunakan sebagai bahan makanan
ikan adalah bahan-bahan sisa atau hasil samping dari indutri atau dari
pertanian, seperti dedek halus, bungkil kelapa, bungkil kacang, ampas tahu,
peperutan (jeroan) ikan, kepala udang, kepompong ulat sutera, isi perut hewan
ternak, dan darah hewan ternak. Supaya ekonomis dan menguntungkan, penggunaan
bahan pakan tersebut harus efesien. Efisien yang dimaksud adalah dalam hal
jumlah pemberian ransum dan komposisi gizi pakannya. Kedua faktor tersebut erat
sekali hubungannya dengan kebutuhan nutrisi ikan yang dipelihara. Jumlah ransum
dan komposisi gizi dibutuhkan oleh seekor ikan berbeda-beda dan selalu berubah.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh jenis ikan, umur ikan, dan ketersediaan
makanan ikan alami di dalam tempat peliharaannya. Semua masalah tersebut di
atas perlu dikaji secara seksama.
C. Ilmu-Ilmu Pendukung
Dalam mempelajari dan
mengembangkan ilmu makanan ikan, banyak ilmu-ilmu lain yang diperlukan untuk
mendukungnya, seperti biologi ikan, biologi perikanan, kimia, biokimia, gizi,
fisika, mikrobiologi, matematika, statistika, teknik, dan sosial ekonomi.
Biologi ikan berkaitan
dengan jenis makanan ikan dan perubahan makanan ikan sesuai dengan perubahan
umur atau ukuran, cara makan, sistem pencernaan, serta konsumsi harian. Biologi
perikanan berhubungan dengan pengkajian-pengkajian terhadap ikan sebagai suatu
populasi. Misalnya, laju pertumbuhan, laju kematian, dan migrasi (ruaya).
Ilmu kimia digunakan untuk
melakukan analisis mengenai komposisi kimia pakan dan bahan bakunya. Biokimia
diperlukan untuk menganalisis proses metabolisme. Ilmu fisika berguna untuk
mempelajari pengaruh faktor-faktor fisik pakan, lingkungan, transfer energi
terhadap proses fisiologis perubahan mutu pakan yang diakibatkan aktivitas
mikroorganisme (jasad renik) dan juga untuk mempelajari organisme parasit pada
ikan,
Matematika berguna dalam
membuat perhitungan-perhitungan berdasarkan rumus-rumus tertentu, sedangkan
statistik dapat membantu membuat kesimpulan-kesimpulan dengan membandingkan
data-data yang ada. Ilmu teknik sangat berperan dalam desain dan penciptaan alat-alat
modern yang digunakan untuk kelancaran kegiatan usaha budi daya ikan.
Ilmu sosial berkaitan
dengan pertimbangan kompetisi dalam penggunaan bahan baku dengan konsumsi manusia.
Jika tejadi persaingan maka perlu dibatasi penggunaannya dan dicarikan bahan
pengganti atau substitusinya. Ilmu ekonomi berkaitan dengan pertimbangan
untung-ruginya dalam pengadaan maupun penggunaan pakan yang bersangkutan.
Keuntungan dan kerugian ditinjau dari pihak produsen maupun petani selaku
pengguna pakannya.
Semakin baik penguasaan
akan ilmu-ilmu pendukung tersebut, pemahaman terhadap ilmu makanan ikan juga
akan meningkat. Hal tersebut dikarenakan ilmu makanan ikan adalah ilmu terapan
(applied science) maka baik dan tidaknya akan langsung terlihat di dalam
penggunaannya secara praktis di lapangan.
Sumber :
http://www.sdi.kkp.go.id/index.php/arsip/c/798/Makanan-Ikan-dan-Ilmu-Pendukungnya/?category_id=27
http://saunggroup.blogspot.com/2011/10/tips-pemberian-pakan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar