Usaha budidaya ikan air tawar semakin hari semakin
menggiurkan. Menurut laporan Badan Pangan PBB, pada tahun 2021 konsumsi
ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun. Meski saat
ini konsumsi ikan lebih banyak dipasok oleh ikan laut, namun pada tahun
2018 produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan tangkap. Mengapa
demikian, karena produksi perikanan tangkap akan mengalami penurunan
akibat overfishing.
Ikan di laut semakin sulit didapatkan. Bahkan bila tidak ada perubahan model
produksi, para peneliti meramalkan pada tahun 2048 tak ada lagi ikan untuk
ditangkap. Dengan kata lain tidak akan ada lagi menu seafood di piring kita! Oleh
karena itu diperlukan peningkatan produksi budidaya ikan air tawar sebagai
subtitusi ikan laut. Sehingga kita bisa memberikan ruang kepada biota laut
untuk berkembang biak.
Budidaya ikan air tawar secara tradisional maupun intensif bisa
dilakukan di kolam/empang. budidaya juga bisa dilakukan di perairan umum
menggunakan karamba atau karamba jaring apung. Berbagai metode budidaya bisa
digunakan dengan disesuaikan potensi daerah. Berikut ini dibahas berbagai
metode budidaya ikan air tawar.
Usaha
budidaya ikan merupakan sektor yang akan terus ada permintaannya. Bahkan saat
ini kebutuhan ikan terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan jumlah penduduk dari waktu ke waktu.
Hasil
budidaya ikan air tawar yang ada sekarang ini belumlah mampu mencukupi
permintaan pasar dalam negeri. Apalagi untuk kebutuhan luar negeri.
Tentu
prospek yang ada semakin terbuka jika kita mampu memahami perdagangan ekspor
impor. Selain itu, budidaya ikan air tawar terbilang sangat mudah jika
dibandingkan dengan ikan air laut.
A. Metode Kolam/Empang
Kolam pembesaran ikan air
tawar bisa dibuat di daerah pegunungan maupun di dataran rendah. Pemilih lokasi
yang tepat dan benar sangat mempengaruhi keberasilann budidaya ikan air tawar.
Beberapa persyaratan untuk dapat melakukan budidaya ikan air tawar adalah
sebagai berikut :
1.
Sumber air, lokasi
budidaya harus mempunyai sumber air yang memadai. Untuk sumber air ini bisa
berupa sungai, aliran irigasi, maupun mata air. Suplai air sedapat mungkin
tersedia sepanjang tahun dengan debit yang memadai. Contoh, untuk budidaya ikan
karper (Cyprinus carpio) memerlukan suplai air dengan debit 10-16
liter/detik/Ha
2.
Jenis tanah dan
kemiringan, dasar pertimbangan utama untuk membangun kolam adalah jenis dan
kemiringan. Lahan untuk kolam sebaiknya adalah tanah yang liat atau lempung
berpasir (sandy clay) sehingga tidak porus. Tanah harus mampu menahan
massa air yang besar dan tidak mudah bocor sehingga dapat dibuat pematang.
Syarat ini tidak berlaku bila kolam dibuat permanen, misalnya dengan kontruksi
semen. Lahan untuk lokasi kolam budidaya sebaiknya mempunyai kemiringan 5-10
derajat. Kondisi yang demikian akan memudahkan pengairan air secara gravitasi.
3.
Kualitas air, kualitas
air pada lokasi budidaya harus memenuhi persyaratan untuk hidup sehat ikan yang
di budidayakan. Air harus jernih dan mudah dialirkan, tidak tercemar senyawa
beracun, dan juga dapat menumbuhkan pakan alami. Nilai kualitas air untuk
masing-masing jenis ikan air tawar berbeda. Secara umum parameter kualitas air
untuk budidaya ikan yang baik adalah : Suhu air : 25-30 drajat C. pH
air :6,5-8,5. DO (Oksigen terlarut) :minimal 3 ppm Kadar Amonia (NH3)
:maksimal 0,5 ppm
4.
Jauh dari tempat
pembuangan limbah, lokasi budidaya harus jauh dari limah industri maupun
limbah rumah tangga. Limbah akan mencemari air sehingga kualitas air tidak
memenuhi syarat untuk pertumbuhan ikan. Bila kadar pencemaran limbahnya tinggi
maka ikan yang dibudidayakan akan mati.
Selain faktor-faktor di
atas, perlu dipertimbangkan juga kemudahan pengadaan sarana produksi. Bila
bibit, pakan, dan obat-obatan mudah di peroleh maka biaya produksi akan dapat
ditekan. Yang tidak kalah pentingnya adalah pemasaran, seperti pasar
tradisonal, supermarket, restoran, hotel, swalayan. Sarana transportasin untuk
menuju ke tempat pemasaran pun perlu mendapatkan perhatian.
Faktor keamanan perlu
dipertimbangkan sebelum usaha budidaya dimulai. Gangguan kejahatan, hama
penyakit, dan bencana alam dapat mengurangi prduksi, bahkan mendatangkan
kerugian yang tidak sedikit.
Kolam untuk
budidaya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kolam air tenang, kolam air deras,
dan kolam terpal.
Kolam Air tenang
Kolam air tenang cocok
untuk budidaya ikan yang bisa hidup di air tenang, seperti gurami, nila, lele,
dan gabus. Kolam air tenang mempuny7ai berbagai komponen penting sebagai
berikut:
1.
Pematang, pematang dibuat
dengan bentuk trapesium, lebih lebar bagian bawah. Hal ini di maksudkan agar
tidak mudah longsor. Kemiringan pematang sebaiknya tidak lebih dari 45 drajat.
Untuk membuat kolam perlu dilakukan pencangkulan bagian tengah, memindakan
tanahnya ke tepi, membentuk pematang. Untuk mencegah tebing pematang longsor,
tebing bisa ditanami rumput pahit (paspalum conjugatum), atau rumput
gerinting (cynodon daction). kedalaman kolam pembesaran adalah 100-150
cm. Ketinggian air dari dasar kolam bisa diatur dari ketinggian 50-120 cm,
tergantung ukuran bibit dan padat penebaran. Saat ikan sudah mulai besar dengan
populasi yang padat, ketinggian air bisa ditambahi hingga 120 cm.
2.
Saluran pemasukan dan
pembuangan air, saluran pemasukan air (in-let) dibuat di dekat saluran utama
(main-inlet). atau dari air masuk yang jernih. Saluran pemasukan air harus
dibuat terpisah dengan saluran pembuangan (out-let). Dengan adanya sistem air
masuk dan keluar yang terpisah, air bersih tidak akan tercampur denan air
pembuangan sehingga apabila terjadi serangan penyakit, air yang tercemar
penakit tidak akan menulari kolam lain yang masih sehat. Hanya air yang bersih
yang boleh masuk ke kolam budidaya.
3.
Pemasukan dan pengeluaran
air, pemasukan air pada petakan kolam melalui pipa paralon yang sudah disusun
sebagai sistem sifron, juga dengan pipa goyang. Mekanisme kerjanya adalah
dengan sistem pipa U. Jika akan memasukan air, sistem pemasukanya diangkat dan
saat membuang air pipa pembuangan diangkat. Pipa goyang terbuat dari pipa
pralon (PVC) dengan diameter 3-4 cm.
4.
Dasar kolam, untuk
memudahkan pengeringan kolam, dasar kolam dibuat miring. Drajat kemiringan
cukup 1%, yang artinya tiap 100 cm,dasar kolam miring 1 cm. Kemiringan dasar
kolam arahnya ke kowean dan caren.
5.
Kowean dan caren, kowean
dibuat ditenah kolam atau di pinggir kolam dengan ukuran 1 x 1 x 0,4 m dan
diberi tanggul keliling sehingga terbentuk kolam didalam kolam. Kowean bisa
digunakan untuk menebar bibit, yaitu dengan mengisi kolam hanya pada bagian
kowean saja, ataupun digunakan sebagai tempat menangkap ikan saat panen. Pipa
pralon dan keni dipasang rata dengan dasar kowean dan rata dengan tanah di luar
kolam. Pipa pralon di bawah kolam di buat dengan lubang-lubang kecil dan
dibungkus strimin agar saat pipa goyang di luar kolam maka ikan tidak ikut
tersedot keluar. Caren berfungsi sebagai saluran untuk menggiring ikan ke
kowean saat panen. Caren dibuat dengan lebar 50-70 cm, dalamnya 25-30 cm.
Selain mempermudah pemanenan, caren juga untuk mengalirkan air sehingga
pengeringan bisa tuntas.
SUMBER :
https://www.viternaplus.com/2015/11/tempat-budidaya-ikan-air-tawar.html
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
BalasHapushanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^