Cara budidaya belut
yang telah terbukti dapat mempercepat panen. Mulai dari penyiapan tempat
budidaya, pemilihan bibit belut, pakan belut, hingga cara pemanenan belut.
Semua akan kami bahas secara detail pada panduan artikel berikut.
Budidaya belut sawah (Monopterus
albus) saat ini mulai berkembang pesat. Hal ini tidak terlepas dari
kandungan gizi belut yang cukup tinggi, selain itu cara budidaya belut tidak
terlalu ribet jika dibandingkan dengan budidaya jenis ikan lainnya.
Untuk memenuhi
kebutuhan pasar yang terus meningkat terhadap belut, maka diperlukan usaha
intensifikasi dan pembaharuan pola usaha budidaya belut. Salah satu usaha
intensifikasi budidaya belut yaitu dengan menggunakan probiotik suplemen
organik cair GDM spesialis ikan dan GDM Black
BOS.
Cara budidaya belut
secara intensif dengan menggunakan metode GDM ini adalah
1. Cara Budidaya Belut Dimulai Dengan Lokasi Budidaya
Cara budidaya belut
yang pertama dimulai dengan menyesuaikan lokasi budidaya belut dengan habitat
aslinya di alam. Dengan menyesuaikan lokasi budidaya belut sesuai habitat
aslinya, maka akan dapat dipastikan belut dapat tumbuh secara maksimal.
Dengan begitu cara
budidaya belut akan mendapatkan hasil panen yang melimpah.
Berikut
syarat lokasi budidaya belut :
1.
Ketinggian lokasi budidaya
belut yaitu berada di ketinggian 0 – 1200 M dpl.
2.
Suhu air ideal 25 –
32°C
3.
pH air 6 – 9
4.
Kadar Oksigen (O₂)
terlarut 3 – 5 ppm
5.
Kadar Karbondioksida
(CO₂) terlarut 5 – 15 ppm
2. Siapkan Tempat Untuk Budidaya Belut
Setelah dulur-dulur
memahami syarat lokasi budidaya belut, maka langkah selanjutnya yaitu
menyiapkan tempat untuk ternak belut. Dalam budidaya belut, terdapat 3 pilihan
jenis kolam yaitu drum, kolam terpal, dan kolam tembok.
Semua pilihan ini
tentu saja memiliki keuntungan dan kelemahan yang berbeda-beda.
A. Drum
Kolam drum merupakan
kolam belut yang semi permanen. Yang artinya, drum yang digunakan untuk
budidaya belut akan mengalami kerusakan lebih cepat daripada menggunakan kolam
tembok atau terpal.
Namun kolam drum ini
cukup mudah untuk dibuatnya, berikut adalah langkah-langkah membuat kolam drum
:
1. Bersihkan drum
hingga bersih (terutama bagian dalam drum)2. Membuat lubang memanjang dibagian atas drum
3. Taruh drum di tanah yang datar, kemudian kasih pengganjal dibagian kiri dan kanan. Agar drum tidak terguling.
4. Buatlah saluran pembuangan dibawah drum
5. Buatlah peneduh di atas drum, yang bertujuan untuk melindungi belut dari sengatan sinar matahari.
Agar pertumbuhan lebih
maksimal, maka dalam 1 drum bisa diisi 2kg bibit belut dengan ukuran bibit
belut 10-12cm.
B. Kolam Terpal
Penggunaan kolam
terpal ini sangat fleksibel dan efisien, karena kolam terpal dapat dibangun
dimana saja dan dapat dengan mudah dibongkar pasang.
Pembuatan kolam terpal
ini tidak membutuhkan banyak biaya, hanya dengan membeli terpal, bambu atau
kayu sebagai penyangganya, serta perlengkapan lainnya. Berbeda dengan pembuatan
kolam tembok permanen yang membutuhkan biaya lebih mahal.
Meski hanya berbahan
terpal, kekuatan kolam terpal sudah teruji dan bisa dikatakan awet. Kolam
terpal sendiri mampu bertahan 1 hingga 2 tahun, tergantung dari kualitas bahan
terpal dan perawatan kolam saat budidaya belut.
Dalam budidaya belut,
ukuran kolam terpal harus disesuaikan dengan jumlah belut. Ukuran idealnya
yaitu 50 hingga 100 ekor belut per meter perseginya.
Jangan lupa juga,
untuk membuat saluran pembuangan air pada kolam terpal.
C. Kolam Tembok
Kolam tembok merupakan
kolam permanen yang dibangun dengan menggunakan semen atau batako. Untuk
membangun kolam tembok ini membutuhkan biaya yang lumayan tinggi jika
dibandingkan dengan drum ataupun kolam terpal.
Namun, kolam tembok
tahan terhadap kebocoran akibat hewan perusak kolam, serta dapat memudahkan
dulur-dulur untuk mengontrol air dan hewan pengganggu.
Sama seperti halnya
kolam terpal, ukuran idelnya kolam tembok yaitu disesuaikan dengan jumlah
belut, yaitu 50 hingga 100 ekor belut per meter perseginya. Jangan lupa untuk
membuat sistem pembuangan air pada kolam tembok ya lur.
3. Buat Media Tumbuh Budidaya Belut
Setelah memutuskan
untuk menggunakan jenis kolam yang digunakan dalam budidaya belut. Maka langkah
selanjutnya dalam budidaya belut yaitu dengan menambahkan media pertumbuhan
untuk belut.
Media tumbuh belut
merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan belut. Media
tumbuh belut ini dimasukan ke dalam kolam.
Pada umumnya, media tumbuh belut terdiri dari :
- Jerami
- GDM Black Bos
- Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Ikan
- Kompos
- Pupuk TSP (Triple Super Phosphate)
- Tanah lumpur
- Air Bersih
- Eceng Gondok (Alternative)
Berikut cara membuat media tumbuh belut :
1.
Lapisi dasar kolam
dengan menggunakan jerami (tebal jerami kurang lebih 20cm)
3.
Setelah itu, berikan
lapisan kompos dengan tepat 5cm.
4.
Taburkan campuran
Pupuk TSP 1kg/M²
5.
Kemudian tutup dengan
menggunakan lumpur kering (ketebalan 25cm).
6.
Masukan air bersih ke
dalam kolam dengan ketinggian 20cm.
8.
Biarkan kolam yang
berisi media tumbuh selama kurang lebih 14 hari untuk proses fermentasi.
9.
Masukan Eceng Gondok
diatas kolam
Fungsi GDM Black Bos
sebagai pengganti desinfektan pada persiapan kolam, mempercepat proses
fermentasi media organik, mencegah hama penyakit melalui media. Sedangkan
fungsi suplemen organik cair GDM Spesialis Ikan yaitu untuk menjaga kualitas
air dan dapat menumbuhkan pakan alami belut.
Setelah dulur-dulur
membuat media tumbuh belut, jangan lupa untuk menutup rapat kolam agar proses
fermentasi berjalan lancar.
4. Pilihlah Bibit Belut Yang Baik
Setelah kolam belut
terfermentasi dengan baik, maka langkah selanjutnya dalam budidaya belut yaitu
dengan memilih bibit belut. Namun jangan sembarangan dalam memilih bibit belut,
ada beberapa hal yang perlu dulur-dulur perhatikan dalam ternak belut, yaitu :
A. Bibit Belut Bebas Luka
Hal utama dalam
memilih bibit belut yang baik yaitu pilihlah bibit belut yang terbebas dari
luka. Baik luka lecet karena gesekan, ataupun luka karena penyakit. Karena luka
pada belut ini dapat menular ke belut yang lainnya.
B. Belut Tidak Lemas Saat Dipegang
Setelah memilih belut
yang bebas luka, langkah selanjutnya yaitu memilih belut yang tidak lemas saat
dipegang. Jika bibit belut lemas ketika dipegang, maka dapat dipastikan bibit
belut tersebut memiliki daya tahan yang lemah.
Dengan memilih bibit
belut yang kuat / tidak lemas, diharapkan belut akan bertahan hingga dewasa dan
siap untuk dipanen.
C. Pilih Belut Yang Lincah
Pilihlah bibit belut
yang lincah, karena pada dasarnya belut memiliki sifat dasar yang agesif bahkan
ketika belut tersebut kita pegang, belut akan berusaha untuk melepaskan diri.
Belut yang baik
memiliki ciri-ciri yang tenang namun lincah.
D. Ukuran Bibit Belut Yang Seragam
Ukuran bibit belut
yang seragam ini cukup penting. Karena dengan ukuran bibit belut yang seragam,
maka tidak akan adanya dominasi dalam makan.
Jika ukuran bibit
belut tidak seragam, maka yang belut yang besar akan mendominasi makanan. Hal
ini akan membuat belut yang besar akan menjadi semakin besar, dan yang kecil
akan menjadi kecil.
5. Tebar bibit Belut
Setelah dulur-dulur
mendapatkan bibit belut yang sesuai dengan kriteria diatas, maka langkah
selanjutnya yaitu menebar bibit belut. Saat melakukan tebar bibit belut,
usahakan kapasitas kolam sesuai dengan jumlah bibit belut yang akan ditebar.
Bila kapasitas kolam
tidak sesuai dengan jumlah tebar bibit belut, maka pertumbuhan belut akan
lambat dan air akan cepat rusak. Berikut jumlah tebar bibit belut sesuai dengan
jenis kolam :
Jenis Kolam
|
Jumlah Bibit
|
Drum
|
200-400 bibit
|
Kolam Terpal
|
50-100 bibit /m2
|
Kolam Tembok
|
50-100 bibit/m2
|
Dulur-dulur bisa
melakukan tebar bibit belut kedalam kolam pada pagi hari ataupun sore hari
menjelang malam, karena suhu lingkungan sekitar kolam pada saat itu sudah dingin
dan sejuk. Suhu dingin dan sejuk inilah yang membuat bibit belut tidak mudah
stres.
Lakukan penebaran
bibit belut secara perlahan agar belut tidak mengalami stres dan mati.
6. Perawatan Belut
Setelah dulur-dulur
melakukan penebaran bibit belut, maka cara budidaya belut berikutnya yaitu
proses merawat belut.
Ada 3 hal yang perlu
dulur-dulur lakukan dalam budidaya belut, yaitu :
A. Pengaturan Air Kolam
Pastikan air kolam
memiliki kadar oksigen yang terjaga, serta kadar pH air kolam diantara 6-9.
Atur juga sirkulasi air kolam dengan baik, atur seperti genangan pada habitat
aslinya yaitu genangan air sawah.
Kemudian atur kedalam
air kolam dengan ketinggian 20cm. Jangan terlalu dalam memberi air pada kolam,
hal ini akan berpengaruh pada postur tubuh belut.
Air yang terlalu dalam
dapat membuat belut lebih banyak bergerak untuk mengambil napas, sehingga
pertumbuhan belut tidak akan maksimal.
B. Berikan Pakan Belut
Salah satu cara
budidaya belut yang dapat memberikan hasil maksimal yaitu pemberian pakan
secara tepat. Pemberian pakan yang tepat pada belut, akan dapat membuat
budidaya belut menjadi lebih maksimal.
Pakan alami belut yang
baik untuk pertumbuhan belut yaitu zooplankton, maggot/belatung, cacing tanah
dan ikan-ikan kecil. Lakukan pemberian pakan dengan dosis 5-20% dari dosis
bobot belut/hari, pemberian pakan ini dilakukan satu kali sehari yaitu pada
sore hari.
Selain pakan alami,
dulur-dulur juga harus memberikan pakan tambahan berula pellet yang diberikan
1x sehari dengan dosis 5% dari bobot belut/hari. Pellet harus disemprot dengan
menggunakan Suplemen organik cair GDM spesialis ikan dengan dosis 10ml/kg
pakan.
Dengan menggunakan
suplemen organik cair GDM yang disemprotkan pada pellet, maka dapat
meningkatkan kecernaan pakan dan penyerapan nutrisi pada pakan.
Usahakan pemberian
pakan ini tercukupi ya lur, karena kalau tidak belut akan menjadi kanibal.
C. Berikan Suplemen Organik
Berikan suplemen
organik cair GDM Spesialis Ikan yang bertujuan untuk menjaga kualitas air dan dapat
menumbuhkan pakan alami belut. Dosis penggunaan Suplemen organik cair GDM ini
yaitu 10ml/m² dengan interval seminggu sekali.
Cara penggunaan
suplemen organik cair GDM pada budidaya belut yaitu dengan cara dicampurkan
langsung pada kolam belut.
7.
Proses Panen Belut
Waktu panen belut
inilah yang ditunggu dulur-dulur semua. Belut sebenarnya tidak memiliki ukuran
dan masa panen, karena semua tergantung dari permintaan pasar.
Namun pada umumnya
waktu panen belut yang tepat adalah saat belut berumur 3 – 4 bulan atau
beratnya berkisar antara 200 – 300 gram/ekor.
Namun, jika
dulur-dulur melakukan cara budidaya belut sesuai dengan apa yang kami jelaskan
diatas dan tidak terkendala apapun maka berat belut saat panen bisa mencapai
400 gram/ekor hanya dalam waktu 3 bulan.
Demikianlah cara
budidaya belut yang terbukti dapat meningkatkan dan mempercepat hasil panen.
Jika dulur-dulur ada kendala dalam proses budidaya belut, silakan kita
diskusikan bareng melalui kolom komentar, livechat, ataupun whatsapp.
SUMBER :
https://gdmorganic.com/cara-budidaya-belut/
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
BalasHapushanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^