Kamis, 14 Februari 2019

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN MOLA


I.  PENDAHULUAN
Ikan   mola   (Hypophtalmichthys molitrix)   berasal   dari   China   dan didatangkan ke Indonesia pada sekitar tahun 1960-an, didatangkan ke pulau jawa dengan tujuan untuk dibudidayakan. Ikan mola atau dikenal juga dengan nama Silver Carp termasuk jenis ikan Plankton Feeder atau pemakan plankton, sehingga ikan jenis ini dapat dipakai sebagai ikan pengendali  kesuburan  perairan  umum terutama dari jenis plankton.

II.  BIOLOGI
Secara sistematis ikan mola termasuk famili       Cyprinidae,       sub       famili Hypophthalmichthyane.  Ikan  mola  dapat mencapai ukuran maksimal panjang 120 cm dengan bobot 20 kg. Ciri-ciri fisik ikan ini adalah bentuk badan pipih, sisik kecil, mulut di depan, mata relatif kecil di bawah garis horizontal badan, warna putih keperakan.
Habitat ikan  ini  di  permukaan air, dimana terdapat banyak plankton. Hal ini sesuai dengan kebiasaan makan ikan ini yang  memanfaatkan  plankton  sebagai makanan utamanya. Suhu optimal yang dikehendaki antara 25 s/d   30° C dan pH optimal 7,5 s/d 8,5.

III.  PEMBENIHAN
A.  Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara pada kolam dengan kedalaman ± 1,5 m, kepadatan 0,5 s/d 1 kg/m2.   Pemberian   pakan   diaplikasikan dengan    cara    pemupukan     untuk menghasilkan   plankton,   diberi   pula makanan tambahan berupa pellet 1 s/d 2% dari  bobot  biomass  dengan  kandungan protein 25%.

B.  Ciri-Ciri Induk Matang Gonad
Induk  matang  gonad  atau  siap dipijahkan    biasanya     pada     musim penghujan  atau  dari  bulan  September sampai  Maret.  Dengan  ciri-ciri  sebagai berikut :
v  Betina   :   Perut   bagian   bawah membesar, bila ditekan terasa lembek, lubang kelamin kemerahan dan agak menyembul keluar.
v  Jantan  :  Jika  dibandingkan  dengan betina sirip pada bagian atas lebih kasar dan bila bagian perut diurut ke arah lubang  kelamin  akan  keluar  cairan berwarna putih.

C.  Pemijahan
Pemijahan ikan mola dapat dilakukan dengan  cara  induced  breeding,  yaitu dengan menyuntikkan hocmon perangsang pada induk jantan dan betina, selanjutnya dilakukan  pembuahan  buatan.  Langkah kerja yang dilakukan adiah sebagai berikut :
v  Induk betina disuntik dua kali dengan selang waktu 8 s/d 9 jam, hormon yang digunakan adalah hCG dengan dosis 1000 ID/kg induk betina. Penyuntikan pertama  sebanyak  250  lU/kg  induk betina    dan    penyuntikan    kedua sebanyak 750 IU/kg induk ditambah 4 mg/kg  hypofisa  segar  ikan  mas. Sedangkan untukjantanjumlah hormon yang diberikan adalah setengah dari dosis  betina,  dengan  penyuntikan sekali pada saat penyuntikan kedua induk betina.
v  Kedua   induk   setelah   disuntik dimasukkan ke dalam bak pemijahan.
v  Pembuahan buatan dilakukan setelah ikan   terlihat   melakukan   aktifitas pemijahan, biasanya dicirikan dengan saling  kejar.  Setelah  tanda tersebut terlihat,   induk   jantan   dan   betina diangkat untuk dilakukan pengurutan. Telur  dari  induk  betina  ditampung dalam wadah/baskom, dan pada saat bersamaan   induk  jantan   diunit spermanya ditampung dalam wadah lain    (gelas)    kemudian   diencerkan dengan larutan fisiologis (NaCI 0,9%) atau  cairan  infus  Sodium  Klorida. Sperma   yang   telah   diencerkan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi telur kemudian dilakukan pengadukan secara perlahan dengan bulu ayam hingga merata. Setelah itu telur diinkubasikan di dalam air yang disimpan dalam air yang disimpan dalam baskom atau wadah lain hingga telur mengembang sempurna.
v  Jumlah telur yang dihasilkan setiap kilogram induk betina antara 100.000 s/d 150.000 butir.

D.  Penetasan Telur
Penetasan  dilakukan  di  dalam fibreglass berbentuk bulat yang dilengkapi dengan aliran dan sistem aerasi sehingga telur  bergerak  dan  tidak  menumpuk  di dasar. Telur akan menetas setelah 16 s/d 24 jam. Setelah menetas, larva dipelihara selama  3  hari  sampai  siap  untuk ditebarkan ke dalam kolam pendederan.

E.  Pemeliharaan Benih
Persiapan       kolam       untuk pemeliharaan  beniri  di  kolam  adalah sebagai berikut :
v  Perbaikan dan pengeringan kolam.
v  Pengapuran dengan dosis 50 s/d 100 gram/m2.
v  Pemupukan dengan pupuk organic sebanyak 500 gram/m2.
v  Pengisian air setinggi ± 50 cm.

Penebaran benih dilakukan sebagai berikut :
v  Penebaran larva ke kolam dilakukan setelah kolam diisi air dan didiamkan selama 5 hari.
v  Penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
v  Pemeliharaan larva selama 3 s/d 4 minggu  dengan  pemberian  pakan tambahan setelah  10 hari pertama berupa pellet yang dihancurkan dengan pemberian                 sebanyak 1kg/10.000 benih/hari.  
v  Ukuran panjang ikan pada saat panen biasanya berukuran   3 s/d 5 cm.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar