Kamis, 18 Agustus 2022

PENGEMASAN DAN PENGANGKUTAN BENIH PADA PENDEDERAN IKAN KERAPU



Ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan yang mendiami laut dangkal, lut dalam bahkan muara sungai. Ikan kerapu tergolong ke dalam ikan predator karena memilikki gigi yang tajam serta rongga mulut yang lebar.
Ikan kerapu juga termasuk ikan yang digemari oleh masyarakat, karena dagingnya yang empuk dan enak. Kandungan gizi ikan kerapu juga sangat baik bagi kesehatan. Maka tak heran jika ikan kerapu memiliki harga yang mahal.
Benih ikan kerapu yang telah dipanen selanjutnya akan dipelihara di karamba jaring apung (KJA) laut.  Lokasi pendederan benih ikan kerapu dengan lokasi pembesaran ikan kerapu ini tidak selalu berdekatan. Oleh karena itu dibutuhkan waktu pengangkutan untuk mencapai lokasi pembesaran dan harus disiapkan bagaimana cara mengemas benih ikan kerapu dengan benar agar sampai di tujuan dengan kondisi yang tetap sehat serta kelangsungan hidup yang tinggi.
       Pengemasan benih ikan kerapu hasil pendederan ini sebaiknya harus memperhatikan jarak dan waktu tempuh, serta jumlah benih yang diangkut dalam wadah. Kondisi parameter kualitas air yang penting selama pengangkutan adalah suhu, salinitas, oksigen terlarut dan pH air di dalam wadah pengangkutan. Suhu air yang baik untuk pengemasan ikan hidup  adalah 15–200C dan pH air 7–8. Jumlah oksigen yang ditambahkan pada wadah pengemasan harus 3 kali jumlah air.
       Pengemasan benih ikan kerapu bebek dapat dilakukan dengan sistem pengemasan terbuka atau tertutup.  Sistem pengemasan terbuka digunakan untuk ikan yang akan diangkut dengan cara angkutan terbuka, sedangkan sistem pengemasan tertutup digunakan untuk ikan kerapu yang akan diangkut dengan cara angkutan tertutup.

PERSIAPAN PENGEMASAN
1.      Ikan yang akan dikemas dipuasakan terlebih dahulu sekitar 12-24 jam.
2.      Ikan yang akan dikemas ukurannya harus seragam untuk menghindari kanibalisme.
3.      Air laut yang akan digunakan untuk pengangkutan harus jernih dan mempunyai salinitas yang sama dengan media budidaya.
4.      Siapkan bahan dan peralatan pengemasan yaitu oksigen murni, kantong plastik, karet pengikat, stirofom, es batu, wadah/ember dan lakban.
SISTEM PENGEMASAN TERBUKA 
       Sistem ini biasanya digunakan untuk pengangkutan melalui jalur darat dan jarak yang akan ditempuh relatif dekat.  Pengemasan tertutup dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.      Isilah wadah pengangkutan berupa drum plastik atau fiberglass dengan air laut hingga ½ atau 2/3 bagian wadah disesuaikan dengan jumlah ikan yang akan diangkut.
2.      Oksigen dialirkan ke dalam wadah melalui selang oksigen yang telah diberi pemberat dan batu aerasi serta dilengkapi dengan regulator yang berfungsi mengatur keluarnya oksigen.
3.      Masukkan ikan yang akan diangkut.
4.      Masukkan es yang dibungkus kantong plastik untuk menghindari menurunnya salinitas akibat mencairnya es.




SISTEM PENGEMASAN TERTUTUP
       Sistem ini merupakan sistem pengemasan yang dianggap paling aman untuk digunakan, baik untuk pengangkutan jarak pendek maupun jarak jauh.  Pengemasan terbuka dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.      Bahan-bahan yang harus disiapkan adalah oksigen murni, kantong plastik, karet, stirofom, es batu dan lakban.
2.      Kantong plastik dengan ukuran 150 cm diikat pada bagian tengahnya sehingga terbagi dua bagian, setelah itu bagian yang satu dibalik sehingga plastik nampak terlihat rangkap.
3.      Air laut dimasukkan ke dalam kantong plastik sebanyak sepertiga bagian dari volume kantong plastik untu kepadatan benih 110-120 ekor/wadah.
4.      Udara yang ada di dalam kantong plastik dibuang dan kemudian dimasukkan oksigen murni ke dalamnya melalui selang yang yang disambungkan dengan tabung oksigen.
5.      Kantong plastik kemudian diikat dengan karet dan hindari adanya gelembung udara.
6.      Kantong plastik dimasukkan ke dalam stirofom dengan posisi kantong plastik ditidurkan.
7.      Untuk mempertahankan suhu, dimasukkan es batu yang sudah dibungkus plastik  ke dalam stirofom.
 


SUMBER:
Sumantadinata K., 2003.  Modul Pemanenan dan Pengemasan pada Pendederan Ikan Kerapu Bebek. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:
SEAFDEC Agriculture Department. Pembudidayaan dan Manajemen Kesehatan Ikan Kerapu. APEC, Singapore dan SEAFDEC, Iloilo. Philipines.
Sunyoto, P. dan Mustahal. 2002. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis: Kerapu, Kakap, Beronang. Penebar Swadaya, Jakarta.

PEMANENAN PADA PENDEDERAN IKAN KERAPU

Kegiatan pembesaran ikan kerapu bebek oleh petani ikan umumnya mempunyai dua fase kegiatan yaitu fase pendederan yang dilakukan di jaring hapa atau di dalam tangki serta fase pembesaran yang umumnya dilakukan di karamba jaring apung (KJA) di laut.
         Kegiatan pendederan adalah suatu usaha budidaya ikan kerapu yang memelihara benih yang berukuran 1,5-2,0 cm berasal dari pembenihan atau yang tertangkap dari alam dan dibesarkan dijaring hapa atau bak sampai berukuran 5-7 cm (fingerling). Kegiatan pembesaran adalah suatu usaha budidaya ikan  kerapu yang memelihara benih ikan kerapu ukuran 5-7cm (fingerling) sampai berukuran konsumsi.


         Pemanenan benih ikan kerapu bebek harus dilakukan secara benar karena ikan ini termasuk peka terhadap perubahan lingkungan.  Panen yang dilakukan secara tidak tepat dapat mengakibatkan tingginya kematian benih.   Persiapan panen yang harus dilakukan meliputi:
1.      Sebelum panen benih diberokan atau dipuasakan dulu sekitar 12-24 jam. Pemberokan ini dilakukan dengan tujuan mengurangi kegiatan metabolisme sehingga kualitas air selama proses pemanenan dan pengangkutan tetap terjaga.
2.      Alat panen yang harus disiapkan diantaranya adalah seser atau skop net, ember, bambu panjang, waring, dan peralatan aerasi.
3.      Pemanenan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari, sore hari atau malam untuk menghindari fluktuasi suhu yang terlalu tinggi.
         Pemanenan benih ikan kerapu hasil pendederan ini dapat dilakukan dengan cara disesuaikan dengan tempat pemeliharaannya.
1.  Pemanenan benih kerapu bebek dari jaring hapa
·         Jaring hapa yang digunakan untuk mendederkan ikan kerapu ini dapat diletakkan di karamba jaring apung atau tambak.  Pemeliharaan benih didalam hapa sangat memudahkan untuk melakukan pemanenan setelah ikan berukuran 5-7 cm atau sekitar 65-85 hari dipelihara di pendederan.






·         Hapa diangkat secara perlahan-lahan dan diangkat menuju satu sudut sehingga benih berkumpul. Benih yang sudah terkumpul dalam satu sudut ini akan mudah diambil dengan menggunakan seser halus. Benih tersebut dimasukkan kedalam ember atau baskom plastik dan dipindahkan ke tempat penampungan benih. Selanjutnya benih siap diangkut dan dipasarkan.
2.  Pemanenan benih kerapu bebek dari bak/tangki
  • Dasar bak harus dalam keadaan bersih, kalau perlu disipon dahulu.
  • Volume air dikurangi perlahan-lahan sampai tinggi permukaan air mencapai sekitar 30 cm.
  • Benih kerapu digiring ke sudut bak dengan waring ukuran 250 mm, dengan bagian sisi kanan dan sisi kiri waring berbingkai yang menempel pada dinding bak sedangkan bagian bawah waring menempel pada dasar bak.
  • Setelah terkumpul pada sudut bak, benih ditangkap dengan seser atau serok, serta ditampung dalam ember dan diberi aerasi.
  • Benih dihitung dan dimasukkan ke dalam wadah fiberglass yang telah disiapkan.

SUMBER:
Sumantadinata K., 2003.  Modul Pemanenan dan Pengemasan pada Pendederan Ikan Kerapu Bebek. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:
SEAFDEC Agriculture Department. Pembudidayaan dan Manajemen Kesehatan Ikan Kerapu. APEC, Singapore dan SEAFDEC, Iloilo. Philipines.
Sunyoto, P. dan Mustahal. 2002. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis: Kerapu, Kakap, Beronang. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rabu, 17 Agustus 2022

Jenis Kelamin Ikan Cupang


Cara Menentukan Jenis Kelamin Ikan Cupang


Ikan cupang umumnya dikenal sebagai ikan petarung. Anda mungkin mengira semua ikan cupang memiliki tampilan dan perilaku yang hampir sama karena dijual dalam wadah terpisah. Anda bisa menentukan jenis kelamin ikan cupang dengan memperhatikan perbedaan penampilan dari perilaku dari ikan. Jika Anda berniat untuk mengembangbiakkan ikan cupang, tentunya hal ini sangat penting bagi Anda.

1.   Menentukan Jenis Kelamin Berdasarkan Penampilan

Tunggu sampai ikan agak dewasa. Ketika masih muda ikan cupang jantan dan betina kelihatan sangat mirip. Hal ini disebabkan karakteristik kelamin pada tubuh ikan masih belum berkembang. Tunggulah sampai ikan berusia dua bulan untuk melihat perkembangan ciri-ciri kelamin jantan maupun betina dengan jelas.
Perhatikan bentuk dan ukuran sirip ikan cupang.  Ikan cupang jantan umumnya memiliki sirip belakang, perut dan ekor yang panjang. Umumnya, panjang sirip 2-3 kali panjang tubuh. Sirip belakang dan ekor ikan cupang sering terkulai karena amat panjang. Ikan cupang betina memiliki sirip yang lebih pendek. Sirip perut ikan cupang betina bentuknya mirip sisir rambut.
  • Sirip yang pendek adalah ciri-ciri ikan cupang betina. Namun, ciri ini sebaiknya digabungkan dengan karakteristik lain untuk memastikan jenis kelamin ikan cupang dengan pasti.
Perhatikan warna ikan cupang. Ikan cupang jantan umumnya memiliki warna lebih cerah, berlawanan dengan ikan cupang betina. Ikan cupang betina biasanya berwarna kusam, terutama di bagian tubuh. Warna biru, hijau atau merah yang cerah merupakan pertanda ikan cupang jantan yang bagus.
  • Warna tubuh dapat berubah tergantung pada tingkat stres ikan. Ikan cupang betina yang stres memiliki warna lebih cerah dibandingkan ikan yang tidak stres.
Lihat lubang telur ikan. Ikan cupang betina memiliki titik putih kecil (saluran \ovipositor) di bagian bawah tubuh. Titik ini mirip sebutir garam. Letaknya berada di dekat tepi sirip perut di dekat kepala ikan cupang. Cara ini dijamin manjur karena ikan cupang jantan tidak memiliki organ ini.
  • Titik ini sulit ditemukan pada ikan cupang betina yang masih muda. Seiring pertambahan usia organ ini akan membesar dan semakin mudah dilihat.
  • Jika Anda kesulitan menemukan titik ini, berilah makan kepada ikan. Ikan cupang akan naik ke permukaan air untuk makan dan Anda bisa melihat bagian bawah ikan dengan lebih jelas.
·         Bandingkan bentuk tubuh ikan cupang. Ikan cupang jantan dan betina memiliki perbedaan bentuk tubuh yang samar. Ikan jantan cenderung lebih tipis dan panjang. Ikan cupang betina tubuhnya lebih pendek dan tebal. Perbedaan ini tidak terlihat jelas. Sebaiknya Anda melihat ikan-ikan jantan lain untuk membiasakan diri dengan bentuk tubuh ikan jantan. Ikan cupang betina tampak seperti ikan jantan yang gemuk dan pendek saat diperbandingkan.
Letakkan cermin di sisi akuarium. Ikan cupang jantan akan memelototi jantan lainnya. Ikan cupang jantan dan betina cenderung bersifat agresif. Namun, ikan jantan biasanya lebih agresif dari betina. Ketika sebuah cermin diletakkan di sisi akuarium, ikan cupang akan mengira sedang melihat ikan lain di cermin. Ikan cupang jantan akan mengobarkan insangnya untuk menunjukkan dominasinya. Ikan bahkan akan mencoba menyerang cermin.
  • Ikan cupang betina juga akan melebarkan insangnya, tetapi semangatnya kurang. Ikan cupang jantan akan terobsesi dengan kehadiran ikan jantan lain.
  • Jangan terlalu lama menaruh cermin di dekat akuarium. Walaupun menarik ditonton, hal ini bisa membuat ikan cupang stres dan mengganggu kesehatannya. Jika ikan terlalu stres dalam waktu lama, sirip ikan cupang jantan akan memendek.

2.   Menentukan Jenis Kelamin Ikan Cupang Berdasarkan Perilaku

Lihat metode pembelian. Cara Anda membeli ikan cupang akan memberikan sedikit petunjuk terkait jenis kelaminnya. Ikan cupang jantan umumnya dijual di toko hewan atau ikan biasa. Ikan cupang jantan memiliki warna yang cerah dan sirip yang besar sehingga toko-toko lebih suka menjual ikan jantan yang lebih menarik. Ikan cupang betina biasanya dijual di toko ikan khusus bagi pembiak dan kolektor.
  • Biasanya staf toko hewan memiliki pengetahuan terkait hewan peliharaan lebih banyak dari Anda. Tetapi, terkadang pengetahuan ini terbatas pada hewan peliharaan staf tersebut. Saat berkonsultasi dengan staf toko terkait jenis kelamin ikan cupang, tanyakanlah apakah dia pernah mencoba membiakkan ikan cupang, atau lihat apakah staf harus mengecek label untuk menentukan jenis kelamin ikan. Jika hasilnya meragukan, asumsikan ikan yang dibeli adalah jantan.
Cari sarang-sarang gelembung.  Ketika ikan jantan siap untuk kawin, biasanya ikan membuat gelembung pada permukaan air. Ikan jantan membuat ratusan atau ribuan gelembung kecil yang saling mengelompok. Gelembung-gelembung ini adalah persiapan untuk membuahi telur. Ikan cupang jantan biasanya menjadi pengasuh utama bagi keturunannya.
Periksa janggut pada insang ikan. Ikan cupang jantan dan betina memiliki membran di bawah insang yang warnanya berbeda dengan warna badan. Biasanya janggut ini berwarna cokelat atau hitam. Janggut ikan cupang jantan lebih besar dari ikan betina. Janggut ikan cupang hanya bisa dilihat dengan saksama ketika insang sedang tertutup. Janggut ikan jantan lebih jelas terlihat bahkan jika insangnya terbuka.
Tips
  • Seiring latihan Anda akan bisa menentukan jenis kelamin ikan cupang dengan lebih akurat. Pembiak berpengalaman bisa menemukan ikan cupang jantan ketika masih sepanjang 2 cm!
  • Jika Anda ragu, carilah ahli ikan cupang di toko hewan atau ikan. Cari toko yang khusus menjual ikan-ikan untuk akuarium.
  • Saat menentukan jenis kelamin ikan cupang, sebaiknya dimulai dari ukuran badan. Ikan cupang betina tubuhnya lebih kecil dari ikan jantan.
Peringatan
  • Ikan cupang betina bisa dipelihara bersama-sama asalkan dengan kondisi yang tepat. Tetapi, ikan-ikan cupang jantan tidak boleh dipelihara dalam satu akuarium. Selain itu, ikan cupang jantan dan betina tidak boleh disatukan, kecuali ketika masa kawin


Cara Memilih Indukan Cupang Betina
Sama seperti pada indukan jantan, pemilihan indukan betina pun wajib memiliki umur yang cukup. Umur indukan cupang betina yang baik adalah minimal 6 bulan, atau idealnya diatas 7 bulan. Ini untuk memastikan telur-telur yang dihasilkan nanti menjadi burayak yang kuat, tidak gampang mati. Maka dari itu usia adalah faktor paling utama dalam pemilihan indukan cupang betina.
Pastikan Indukan Cupang Betina Sudah Cukup Umur
Indukan betina yang memiliki usia masih dibawah 5 bulan sangatlah rentan. Walaupun nantinya indukan tetap akan menghasilkan telur, namun biasanya burayak yang dihasilkan dari indukan muda tidak cukup kuat untuk bertahan. Itulah yang terkadang menjadi permasalahan bagi para breeder cupang pemula, mereka terkadang sering mendapati burayak mati secara tiba-tiba. Penyebab utamanya adalah karena indukan yang masih terlalu muda.
Dari segi ukuran, terkadang cupang betina dapat sedikit mengecoh. Beberapa badan cupang betina akan terlihat besar, padahal usianya masih sangat muda. Untuk itu jika anda membeli indukan, jangan ragu untuk bertanya berapa usia indukan betina tersebut. Jangan hanya melihat ukuran badan yang sudah besar, anda langsung mengawinkannya dengan indukan cupang jantan.
Lalu bagaimana jika kita hanya memiliki atau sudah membeli indukan yang masih mudah dibawah 5 bulan?. Saran terbaik adalah bersabar dan tunggu sampai ikan cupang tersebut berusia minimal 6 bulan. Alternaatif lain tentu saja anda langsung membeli indukan yang sudah cukup umur, tentu saja dengan harga yang lebih mahal.

Calon Indukan Dalam Kondisi Sehat

Setelah mendapati betina yang sudah cukup umur untuk dijadikan indukan, selanjutnya adalah memastika calon indukan betina dalam kondisi sehat. Untuk melihat ciri-ciri kondisi calon indukan adalah dengan melihat pergerakan ikan tersebut. Cupang yang sehat akan memiliki insang yang aktif bergerak, selain itu dia akan lebih sering berenang di tengah. Nah jika kondisi ini terpenuhi, berarti cupang dalam keadan sehat dan bisa dijadikan calon indukan.
Sama seperti pemilihan calon indukan jantan, faktor kecerahan warna juga perlu diperhatikan. Calon Indukan haruslah memiliki warna yang cerah. Meski umumnya warna pada betina tidak secerah jantan, tapi pastikan calon betina tidak memiliki warna yang pudar atau pucat.

Indukan Cupang Betina Yang Siap Kawin

Tips ini jika anda memutuskan untuk memilih indukan yang sudah siap kawin. Selain usia yang cukup dan kondisi sehat, anda juga dapat melihat dari ukuran perutnya. Betina siap kawin umumnya memiliki perut yang besar karena sudah terisi dengan telur. Untuk memastikan perut betina tersebut besar karena terisi telur, anda dapat melihat semacam titik putih pada bagian bawah perut. Titik putih ini adalah tempat betina akan mengeluarkan telur-telur nya.

Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah saat melihat betina gendut, bisa jadi karena dia baru saja habis makan. Untuk itu cara terbaik dalam menentukan si betina ini gendut karena makan atau karena berisi telur adalah dengan mempuasakan selama sehari. Jika setelah puasa perutnya tetap gendut, dipastikan betina tersebut sudah memiliki telur didalam perutnya.

Calon Indukan Cupang Berkualitas Super

Sebenarnya dari ketiga tips sebelumnya sudah lebih dari cukup untuk memastikan indukan betina berkualitas baik. Namun jika anda ingin memiliki indukan yang benar-benar berkualitas, anda dapat mengikuti tips berikut :

Memiliki Ekor Lebar

Beberapa cupang betina juga ada yang memiliki ekor yang lebar, walaupun tidak selebar ekor cupang jantan. Nah jika ingin memastikan anakan cupang nantinya memiliki ekor yang lebar, maka pilihlah indukan jantan dan betina yang juga memiliki ekor yang lebar.

Memiliki Warna Yang Indah

Selain ekor yang lebar, anda juga dapat mencari betina yang memiliki warna yang cantik. Namun tentu saja indukan yang memiliki kriteria seperti ini juga memiliki harga yang cukup mahal tentunya. Namun jika memang anda memiliki budget berlebih dan ingin memastikan anakan cupang nantinya juga memiliki kualitas yang super, tidak ada salahnya memenuhi semua kriteria diatas.
Dari semua ciri-ciri calon indukan cupang betina tersebut, hal yang sangat teramat penting adalah usianya. Pastikan calon indukan berusia paling minimal adalah 6 bulan, tapi akan lebih bagus jika diatas 6 bulan. Usia ini sangat mutlak harus dipenuhi, untuk masalah form yang kurang bagus, warna yang kurang cantik, ini semua dapat ditutupi oleh indukan jantan.





Sumber :
https://www.ikan.info/cara-memilih-indukan-cupang-betina/