Sektor perikanan sebagai salah
satu pendukung sektor ekonomi memiliki peran dalam pembangunan ekonomi
nasional, yaitu memberikan nilai tambah dan mempunyai nilai strategis, serta
dapat memberikan manfaat finansial maupun ekonomi, khususnya dalam penyediaan
bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja.
Sejauh ini, pembangunan perikanan
yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang nyata dan positif terhadap
pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari sumbangan Produk Domestik Bruto
(PDB) sektor perikanan terhadap PDB Nasional yang terus meningkat. Kontribusi
sektor perikanan dan kelautan terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 12,4%.
Bahkan industri perikanan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara
langsung. (Dahuri, 2004).
Ikan asin merupakan bahan makanan
yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam.
Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu
singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan,
walaupun biasanya harus ditutup rapat. Ikan sebagai bahan makanan yang
mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial yang diperlukan
oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan
pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh konsumen (Adawyah, 2007). Dengan
demikian prinsip pembuatan olahan ikan asin merupakan salah satu cara untuk
memperpanjang daya simpan dan menambah nilai jual dari poduk tersebut. Sehingga
hal ini sangat penting diketahui bagi kita terutama seorang praktikan jurusan
perikanan sebagai seorang akademisi dan merupakan ranah bidang ilmu pengetahuan
kita. Cara pengawetan ini merupakan usaha yang paling mudah dalam menyelamatkan
hasil tangkapan nelayan. Dengan penggaraman proses pembusukan dapat dihambat
sehingga ikan dapat disimpan lebih lama. Penggunaan garam sebagai bahan
pengawet terutama diandalkan pada kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri
dan kegiatan enzim penyebab pembusukan ikan yang terdapat dalam tubuh ikan
(Afrianto dan Liviawaty, 1989).
Ikan
merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai
komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan
bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan
pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya.
Tanda ikan yang sudah
busuk:
- mata suram dan tenggelam;
- sisik suram dan mudah
lepas;
- warna kulit suram dengan
lendir tebal;
- insang berwarna kelabu
dengan lendir tebal;
- dinding perut lembek;
- warna keseluruhan suram
dan berbau busuk.
Tanda ikan yang masih
segar:
- daging kenyal;
- mata jernih menonjol;
- sisik kuat dan mengkilat;
- sirip kuat;
- warna keseluruhan
termasuk kulit cemerlang;
- insang berwarna merah;
- dinding perut kuat;
- bau ikan segar.
Ikan
merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat,
mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami proses
pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan
masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar
air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk
berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan
perlakukan yang baik selama proses pengawetan seperti : menjaga kebersihan
bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam
yang bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain dengan cara:
penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan, peragian, dan pendinginan
ikan.
Ikan
asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan
dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang
biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka
waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat. Ikan sebagai bahan
makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial yang
diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%, dengan
jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh konsumen (Adawyah, 2007).
Sejauh
ini, pembangunan perikanan yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang nyata
dan positif terhadap pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari sumbangan
Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan terhadap PDB Nasional yang terus
meningkat. Kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap PDB Nasional
mencapai sekitar 12,4%. Bahkan industri perikanan menyerap lebih dari 16 juta
tenaga kerja secara langsung. (Dahuri, 2004).
Ikan
asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan
menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang
biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka
waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat.Selain itu daging
ikan yang diasinkan akan bertahan lebih lama dan terhindar dari kerusakan fisik
akibat infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak lainnya
(Afrianto,1989
Dari
tabel di atas, dapat dilihat bahwa ikan mempunyai nilai protein tinggi, dan
kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan bagi
tubuh manusia.
Manfaat
makan ikan sudah banyak diketahui orang, seperti di negara Jepang dan Taiwan,
ikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang memberikan efek awet
muda dan harapan hidup lebih tinggi dari negara lainnya. Penggolahan ikan
dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih banyak.
Ikan
asin adalah makanan awetan yang diolah dengan cara penggaraman dan pengeringan.
Ada 3 cara pembuatan : (1) Penggaraman kering dengan pengeringan; (2)
Penggaraman basah (perebusan dalam air garam) dengan pengneringan; dan (3)
Penggaraman yang dikombinasikan dengan peragian (pembuatan ikan peda).
BAHAN
1. Ikan segar 10 KG
2. Garam dapur 4 kg
ALAT
1) Panci
2) Bak penggaraman
3) Tampah (nyiru)
CARA PEMBUATAN
1)
Masukkan garam ke dalam 10 liter air;
2) Masukan
ikan , kemudian rebus selama 5-10 menit atau rendam selama 3-4 jam, dan tutup
dengan diberi pemberat;
3)
Tiriskan sekitar 15 menit kemudian jemur sampai kering (3 hari);
4)
Biarkan beberapa saat (angin-anginkan) kemudian kemas dalam kantong.
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN IKAN
ASIN CARA PENGGARAMAN BASAH
Catatan:
1)
Ikan asin yang bermutu baik adalah jika memenuhi syarat Standar Industri
Indonesia (SII), yaitu :
Mempunyai bau, rasa, dan warna normal, serta bentuk yang baik;
Berkadar air paling tinggi 25 %
Berkadar garam (NaCl) antara 10 % ~ 20 %;
Tidak mengandung logam jamur, juga tidak terjadi pemerahan bakteri;
2)
Ada beberapa cara untuk mempercepat pengeringan ikan asin :
Menjemur ikan di atas para-para setinggi ± 1 m dari atas tanah, di halaman
terbuka;
Menjemur ikan di dalam ruang pengering dari plastik (solar dryer);
Mengalir udara panas ke permukaan ikan dalam ruangan (mechanical dryer);
Mengatur cara penjemuran ikan, jangan sampai bertumbuk;
Membelah daging ikan;
Membuat sayatan pada daging ikan.
3)
Perbandingan komposisi ikan asin dan ikan teri kering per 100 gram bahan adalah
sebagai berikut :
SUMBER:
http://www.ristek.go.id
Daftar
komposisi bahan makanan. Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1979.
Pembuatan ikan asin. Jakarta : Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Hasil Pertanian, Departemen Perindustrian, 1982.
Publikasi No. 4.
mantaap maju perikanan
BalasHapus