Senin, 01 April 2019

MENGENAL BUDIDAYA BAWAL AIR PAYAU


Ibarat orang akan memilih pasangan hidup yang harus mengerahui dulu asal-usulnya, memilih ikan yang akan dipelihara juga harus mengetahui seluk beluknya. Ini bukan berarti ikan tersebut harus menuruti kemauan manusia tetapi manusialah yang harus menuruti kemauan ikan agar kehidupannya dan perkembangannya sesuai dengan yang diharapkan. Ada lima hal penting yang harus diketahui dari ikan bawal yaitu silsilah, morfologi, lingkungan hidup, kebiasaan makan, dan kebiasaan berkembang biak.

A.  Silsilah
Seorang ahli perikanan bernama Bryner mengemukakan silsilah (sistematika) ikan bawal air tawar sebagai berikut :
Filum                : Chordata
Subfilum           : Craniata
Kelas                : Pisces
Subkelas          : Neoptergii
Ordo                 : Cypriniformes
Subordo           : Cyprinoidea
Famili               : Characidae
Genus               : Colossoma
Spesies            : Colossoma macropomum

B.  Morfologi
Bila silsilah ikan bawal sudah diketahui, hal kedua yang perlu diketahui adalah morfologi (bagian luar tubuh). Dari arah samping, tubuh bawal tampak membulat (oval) dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila dipotong secara vertikal, bawal memiliki bentuk  tubuh  pipih  (compresed)  dengan  perbandingan  antara  tinggi  dan  lebar  tubuh 4 : 1.   Bentuk   tubuh  seperti   ini   menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele atau gross carp. Tetapi lambat seperti ikan gurame dan tambakan. Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, di mana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian hawah berwarna  putih.  Pada bawal  dewasa,  bagian tepi sirip perut, sirip anus, dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Warna merah ini merupakan dri khusus bawal sehingga oleh orang Inggris dan Amerika disebut red bally pacu.
Dibanding dengan badannya, bawal memiliki kepala kecil dengan mulut terletak di ujung kepala, tetapi agak sedikit ke atas. Matanya kecil dengan lingkaran berbentuk seperti cincin. Rahangnya pendek dan kuat serta memiliki gigi seri yang tajam. Bawal memiliki 5 buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut,  sirip  anus,  dan  sirip  ekor.  Sirip  punggung  tinggi  kecil dengan sehuah jari-jari agak keras, tetapi tidak tajam, sedangkan jari- jari lainnya lemah.  Berbeda  dengan  sirip  punggung  bawal  laut  yang agak panjang, letak sirip ini pada bawal air tawar agak ke belakang. Sirip dada,  sirip  perut,  dan  sirip  anus  kecil  dan  jari-jarinya  lemah. Demikian pula dengan sirip ekor, jari-jarinya lemah, tetapi berbentuk cagak.

C.  Lingkungan Hidup
Sama seperti ikan lain, bawal pun menghendaki lingkungan yang baik dan sesuai untuk hidupnya. Untuk mengetahuinya, dilakukan pengamatan di habitat aslinya. Di Brasil, bawal banyak ditemukan di sungai Amazon dan sering juga ditemukan di sungai Orinoco, Venezuela. Hidupnya bergerombol di daerah yang aliran sungainya deras  tetapi ditemukan pula di daerah yang airnya tenang, terutama saat benih. Untuk menciptakan lingkungan yang baik bagi bawal ada banyak hal yang hams diperhatikan, terutama dalam memilih lahan usaha, di antaranya ketinggian tempat, jenis tanah, dan air.

1.  Ketinggian tempat
Ketinggian tempat merupakan letak suatu tempat atau daeral yang diukur dari permukaan laut sebagai titik nolnya. Ketinggian suatu tempat erat hubungannya dengan suhu karena semakin tinggi letak suatu tempat maka suhunya semakin rendah. Suhu sangat berpengaruh terhadap makhluk hidup, terutama dalam proses metabolisme, semakin tinggi suhu maka semakin tinggi metabolisme Dari hasil pengamatan, bawal dapat hidup dengan baik pad ketinggian antara 100 - 800 m di atas permukaan laut dengan suhu air  25 - 30°  C.  Ini  berarti banyak  daerah di Indonesia yang bisa dijadikan lahan budidaya bawal.

2.  Jenis tanah
Jenis tanah perlu diketahui agar kolam yang akan dibuat memenuhi persyaratan dan subur. Dalam kolam yang subur akan tumbuh pakan alami yang dibutuhkan ikan bawal. Dengan pakan alami yang melimpah, ikan bawal akan hidup dengan baik dan tumbuh dengan cepat.
Di Indonesia, ada empat jenis tanah yang sudah dikenal, yaitu tanah liat (lempung berpasir), tanah terapan, tanah berfraksi kasar, dan tanah berkerikil (berbatu). Dari keempat jenis tanah tersebut, tanah liat merupakan jenis tanah yang paling cocok dibuat kolam budidaya bawal karena mudah dibuat kolam dengan pematang yang kokoh dan kondisinya subur. Cara mudah mengetahui jenis tanah dilakukan dengan cara menggenggam. Tanah liat dicirikan dengan tanah tersebut mudah dibentuk, tidak pecah, dan tidak melekat di tangan. Petunjuk lain di lapangan adalah dengan melihat pertumbuhan padi. Bila tanaman padi dapat tumbuh subur, berarti tanah tersebut termasuk tanah liat.

3.  Air
Sebagai media hidup ikan, air perlu diketahui sebelum memulai usaha budi daya ikan. Berhasil atau tidaknya budidaya ikan tersebut sangat ditentukan oleh kondisi airnya. Demikian juga air untuk budi daya bawal. Air yang kondisinya baik dapat memberikan hasil yang memuaskan. Sebaliknya bila kondisi kurang baik tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Ada tiga faktor yang harus diperhatikan pada air, yaitu sumber, kuantitas, dan kualitas.

a.  Sumber air
Air untuk kolam budi daya ikan dapat berasal dari sungai, irigasi, atau saluran air lainnya. Ketiga sumber air itu memiliki kelebihan dan kekurangan, terutama bila ditinjau dari segi ekonomis dan skala usahanya.
1).  Air  sungai
Air sungai sebelum dialirkan ke kolam-kolam, harus dibuat dulu bendungan besar. Namun, pembuatan bendungan ini akan membutuhkan biaya yang besar sehingga bila digunakan untuk perkolaman yang sempit agak kurang efisien. Air sungai cocok untuk perkolaman yang sangat luas, minimal 100 kolam, karena debit airnya sangat besar.
2).  Air irigasi
Air irigasi sebelum dialirkan ke kolam-kolam juga harus dibuat dulu pintu air. Ini pun memerlukan biaya yang tidak sedikit sehingga air yang berasal dari irigasi ini akan cocok untuk perkolaman yang luasnya sedang, minimal 10 kolam. Bila digunakan untuk perkolaman yang sempit kurang cocok karena airnya banyak yang terbuang.
3).  Air dari saluran kecil
Air yang berasal dari saluran kecil cocok untuk kolam yang sempit atau kecil karena tidak diperlukan pembuatan bendungan atau pintu air, tetapi cukup dibuat gundukan batu. Air ini kurang cocok untuk perkolaman yang luas karena debit airnya sangat kecil.
Khusus untuk hatchery (bangsal benih) airnya harus berasal dari mata air atau sumur karena air yang dibutuhkan harus jernih, tidak perlu debit yang besar.





b.  Kuantitas
Kuantitas atau lebih dikenal dengan debit air perlu menjadi bahan pertimbangan sebelum memulai budidaya. Debit air diukur dengan alat yang disebut current meter. Cara pengukuran lainnya dengan perhitungan matematis dan pengukuran langsung.
Setiap kolam pemeliharaan bawal, mulai dari pembenihan sampai pembesaran memerlukan debit air yang berbeda-beda. Untuk kolam pembesaran, debit air yang diperlukan lebih besar dibandingkan dengan kolam pembenihan. Sebuah kolam pembesaran yang luasnya 500 m  memerlukan air dengan debit rata-rata 11/dtk. Kolam pembenihan dengan luas yang sama memerlukan air dengan debit 0,5 1/dtk. Dengan demikian, sungai yang debit airnya 100 1/dtk dapat dimanfaatkan untuk 100 - 200 kolam pembenihan atau pembesaran. Saluran irigasi yang debit airnya 20 1/dtk dapat digunakan untuk 20 - 40 kolam pembenihan atau pembesaran. Sedangkan saluran kecil dengan debit 5 1/dtk dapat dimanfaatkan untuk 5 - 10 kolam pembenihan atau pembesaran.

c.  Kualitas
Faktor terakhir yang harus diperhatikan dari air adalah kualitas. Kelangsungan hidup ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas airnya. Kualitas airlah yang menjadikan ikan hidup dengan baik dan tumbuh dengan cepat. Bila kualitasnya kurang baik, air dapat menyebabkan ikan lemah, nafsu makan menurun, dan mudah terserang penyakit. Oleh sebab itu, kualitas air untuk ikan bawal harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Parameter untuk mengetahui kualitas air meliputi sifat fisika (warna, kekeruhan, suhu), sifat kimia (kandungan oksigen, karbondioksida, pH, amoniak, alkalinitas), serta sifat biologi (binatang-binatang yang hidup di perairan tersebut).

TABEL 1. PARAMETER KUALITAS AIR UNTUK IKAN BAWAL

Parameter
Nilai
Suhu
Warna
Kekeruhan
Oksigen
Karbondioksida
pH
amoniak
alkalinitas
25-300 C
hijau kecoklatan
20-40 cm oleh plankton
minimal 4 mg/l
maksimal 25 mg/l
7-8
maksimal 0,1 mg/l
50-300 mg/l

d.  Makanan
Setiap ikan mempunyai kebiasaan makan yang berbeda. Ada tiga golongan ikan berdasarkan kebiasaan  makan  yaitu  ikan  yang biasanya makan (feed habit) di dasar perairan, di tengah, dan di permukaan. Apabila dilihat dari jenis makanannya, ikan digolongan dalam tiga golongan pula, yaitu herbivora (pemakan tumbuhan), karnivora (pemakan hewan/daging), dan omnivora (pemakan tumbuhan maupun hewan/daging).
Hasil penelitian menunjukan, bahwa bawal tergolong omnivora. Meskipun tergolong omnivora, ternyata pada masa kecilnya (larva), bawal lebih bersifat karnivora. Jenis hewan yang paling disukai adalah Crustacea, Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda.
Pada umur dua hari setelah menetas, mulut larva mulai terbuka,  tetapi  belum  bisa  menerima  makanan  dari  luar  tubuh,  makanannya masih dari kuning telurnya. Umur empat hari, kuning yang diserap tubuh sudah habis dan pada saat itulah larva mulai mengonsumsi makanan dari luar. Dalam pembenihan buatan, larva ikan bawal hingga umur 8 - 9 hari diberi pakan tambahan berupa artemia. Setelah itu, diberi cacing sutera sampai larva umur 14 hari. Selain artemia dan cacing sutera, larva bawal juga bisa diberi rotifera, jenis brachionus untuk larva umur 3 - 6 hari, Moina yang baru menetas untuk larva umur 6 - 9 hari dan Moina dewasa untuk larva umur 9 - 14 hari. Perlu diketahui pula bahwa larva bawal yang habis kuning telurnya mempunyai sifat kanibal yang tinggi. Terlebih lagi pada saat pakannya kurang. Oleh karenanya, pada saat itu pakan harus cukup tersedia. Meskipun ikan bawal tergolong ikan omnivor, dalam pemeliharaannya dapat diberi pakan tambahan berupa pelet, ikan-ikan kecil, dan daging keong mas.
Apabila diamati kebiasaan makannya, bawal tergolong ikan yang lebih suka makan di bagian tengah perairan. Dengan kata lain, bawal bukanlah ikan yang biasa makan di dasar (bottom feeder) atau di permukaan (surface feeder).

e.  Kebiasaan berkembang biak
Hal penting lainnya yang perlu diketahui dari ikan bawal adalah kebiasaan berkembang biaknya. Pengetahuan ini penting terutama untuk keberhasilan kegiatan pembenihan sabagai tahap awal  dalam budi daya bawal. Membedakan bawal jantan dan bawal betina pada saat kecil masih sulit. Beberapa tanda yang bisa dilihat adalah bawal betina memiliki tubuh yang lebih gemuk, sedangkan bawal jantan selain lebih langsing, warna merah pada perutnya Iebih menyala. Apabila sudah matang gonad, perut betina akan terlihat gendut dan gerakannya lamban. Adapun bawal jantan selain agresif dan bila dipijat ke arah anus akan keluar cairan berwarna putih susu.
Seperti ikan lainnya, bawal pun biasanya memijah pada awal dan selama musim hujan. Di Brazil dan Venezuela, kejadian itu terjadi pada bulan Juni dan Juli. Adapun di negara-negara lainnya, bawal dapat mengikuti musim yang ada, misalnya di Indonesia kematangan gonad bawal terjadi pada bulan Oktober sampai April.
Sebelum musim pemijahan tiba, induk yang sudah matang gonad akan mencari tempat yang cocok untuk melakukan pemijahan, Daerah yang paling disukai adalah hulu sungai yang biasanya pada musim kemarau kering, sedangkan  pada musim hujan tergenang. Daerah seperti ini dapat memberi rangsangan dalam memijah.
Saat pemijahan berlangsung, induk jantan akan mengejar induk betina. Induk betina kerap kali akan membalas dengan cara menempelkan perut ke kepala induk jantan. Apabila telah sampai puncaknya, induk jantan dan induk betina akan bergerak lebih gesit. Pada saat itu, induk betina akan mengeluarkan telur dan induk  jantan mengeluarkan sperma. Telur yang sudah keluar akan dibuahi dalam air (di luar tubuh).
Telur-telur yang sudah dibuahi akan tenggelam, tetapi tidak menempel pada tanah atau benda lainnya. Dalam beberapa menit, telur akan mengembang 3 - 5  kali lipat diameter dan bila kena aliran air akan melayang. Bila suhu airnya optimal, telur akan menetas dalam waktu  18 - 24 jam. Larva yang baru menetas akan mencari daerah yang aman dengan air yang tenang agar tidak terbawa arus.
Seperti kebanyakan ikan, kematangan gonad antara induk jantan dan induk betina berbeda. Biasanya kematangan induk jantan lebih cepat dibandingkan induk betina. Salah satu sumber/literature menyebutkan, induk betina bawal sudah mulai memijah pada umur 4 tahun dengan berat 4 kg, sedangkan induk jantan berumur 3 tahun dengan berat 3 kg. Namun, beberapa petani mengungkapkan pengalamannya bahwa bawal betina yang berumur 3 tahun dengan berat 3 kg sudah matang gonad dan berhasil dipijahkan. Adapun bawal jantan matang gonad lebih awal, yaitu umur 2,5 tahun dengan berat 2,5 kg. Satu ekor induk betina yang beratnya 4 kg dapat menghasilkan telur sebanyak 500.000 butir. Induk-induk ini akan bertelur setahun kemudian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar