Beberapa
aspek biologi ikan patin jambal (Pangasius
jambal) yang dikemukakan untuk menambah aspresiasi bagi petugas teknis antara
lain : morfologi dan klasifikasi , habitat dan penyebaran , kebiasaan makan dan
makanan, pembiakan di alam, gonada perkembangan
telur menjadi larva, dan lingkungan perairan.
Semoga
makalah dapat bermanfaat bagi kita semua mengingat ikan patin jambal mempunyai
keunggulan-keunggulan :
- mempunyai rasa
yang enak, gurih dan disukai masyarakat
- toleransi terhadap
lingkungan
- dapat diberikan
pakan buatan
- pertumbuhan cepat
- teknologi
pembesarannya sudah dikuasai
- mempunyai
pemasaran dan pangsa pasar yang
jelas
- dapat
dikembangbiakan secara buatan
- relatif tahan
terhadap hama dan penyakit
Ikan patin
jambal (Pangasius jambal) memiliki ciri khusus, yaitu kulit halus, dua
pasang sungut yang relatif pendek, jari-jari sirip punggung dan sirip dada
sempurna dengan tujuh jari-jari bercabang, sebuah sirip lemak berpangkal
sempit, sirip dubur panjang dan bersambung dengan sirip ekor, sirip ekor
bercagak dalam, letak mulut agak mengarah ke depan (Kottelat, 1993).
Klasifikasi Ikan Patin Jambal adalah
sebagai berikut :
Ordo :
Ostrariophysi
Famili :
Pangasidae
Genus :
Pangasius
Spesies :
Pangasius jambal
Hamilton (1822), mengemukakan
bahwa Pangasius pangasius
mempunyai nama sebutan lain seperti : Pangas catfish, River catfish, Trey pra, Pa souei, Djuara, Lawang, Patin, Pla sawai, Cá xanh ky, Djambal, Punagas, Pangas, Pangash, Ponga, Jambal.
mempunyai nama sebutan lain seperti : Pangas catfish, River catfish, Trey pra, Pa souei, Djuara, Lawang, Patin, Pla sawai, Cá xanh ky, Djambal, Punagas, Pangas, Pangash, Ponga, Jambal.
Scientific
Name :Pangasius pangasius
Family/Order/Class :Pangasiidae
(Shark catfishes)
SubFamily / :Siluriformes /
Actinopterygii (ray-finned fishes)
Common
Name :Yellowtail
catfish
Famili Pangasidae terdapat
dua genera, yaitu Pangasius Valenciennes, 1840 dan Helicophagus Bleeker, 1858
(Roberts dan Vithayanon, 1991). Genus
Pangasius mempunyai 17 jenis yang terdapat di Indo-China dan Thailand (11
jenis), Malaysia dan Indonesia (9 jenis). Di Malaysia genus ini memiliki tiga
jenis saja.
Nama
ilmiah beberapa jenis Pangasius mengalami perubahan, diantaranya Pangasius pangasius yang dahulu sering
disebut sebagai salah satu jenis patin yang berada di Indonesia, ternyata suatu kekeliruan. Jenis tersebut hanya
terdapat di Asia Selatan seperti Pakistan, Bangladesh, India dan Burma. Jenis
yang diidentifikasi sebagai Pangasius
Pangasius sebenarnya adalah Pangasius djambal yang terdapat di Jawa dan Kalimantan. Jenis patin ini dapat
mencapai panjang (baku) sedikitnya 60 cm. Sedangkan nama jenis patin impor dan
sudah banyak dibudidaya sekarang dikenal dengan nama Pangasius sutchi telah
mengalami perubahan (sinonim) sebagai Pangasius
hypophthalmus (Roberts dan
Vithayanon, 1991). Jenis ikan patin yang dapat mencapai ukuran besar dari
Sumatera (Jambi, Batanghari) dan Kalimantan (Barito dan Kapuas) adalah Pangasius nasutus.
3. Habitat,
kebiasaan makan dan makanan
Di alam, patin jambal ditemukan berukuran lebih dari 24
kg dengan panjang lebih dari satu meter.
Tambahan pula, ikan ini mempunyai
ketahanan yang tinggi terhadap penyakit dan sangat toleran pada
perubahan kondisi kimia dan fisika air dan juga sangat mudah dipelihara
(Praseyto, 1996).
Ikan
patin jambal banyak terdapat di
sungai-sungai, mulai dari bagian hilir (muara sungai) daerah pasang surut, bagian
tengah dan hulu. Jenis patin lokal seperti Pangasius
nasutus bersifat karnivora, pemakan ikan, udang, insekta, siput. Adapula jenis patin yang bersifat omnivora,
seperti pada sadarin (Pangasius
polyuranodon) (Djajadiredja dkk., 1977).
Ikan jambal siam adalah omnivora, yaitu pemakan jasad hewani dan
tumbuh-tumbuhan air, seperti alga benang, kangkung dan sebagainya. Di tempat pemeliharaan jenis ikan sangat
responsif terhadap pakan berbentuk pelet.
Namun saat larva bersifat karnivora. Makanan yang disukainya
Brachinus sp, Crustacea, Caladocera. Larva yang baru habis kuning telurnya
mempunyai sifat kanibal yang tinggi.
4. Pembiakan di
alam
Ikan
patin jambal di perairan alam, seperti
halnya jenis-jenis ikan sungai lainnya memijah pada musim hujan. Di sungai Indragiri (Riau), pada musim pemijahan ikan patin bermigrasi
dari muara ke hulu. Pada musim pemijahan ini ikan patin banyak ditangkap dengan
jaring yang dipasang melintang dan dihanyutkan. Ikan Patin yang tertangkap sedang mengandung telur yang
matang dan pada ikan jantan sudah mengandung sperma.
Ukuran
fingerling (benih mudah) biasanya berada dibatasi oleh musim hujan yaitu bulan
Oktober hingga Maret (Hardjamulia dkk, 1981).
Secara alami, perkembangan gonada ikan jambal dipengaruhi oleh lingkungan
seperti suhu air, fluktuasi ketinggian air, curah hujan. Menurut Huisman dan
Ritcher, (1987) umumnya ikan jambal mengalami kematangan pada musim hujan dari
bulan Oktober – April.
Irama tahunan perkembangan gonada terbagi atas tiga
periode. Periode pemijahan pada bulan Mei
sampai Agustus dimana pituitary
gonadotropin ditemukan mencapai puncak
maksimum. Periode istirahat (Resting
period) (September-February), gonadal steroidogenesis banyak direduksi ,
gametogenesis belum terlihat , pituitary gonadotropin mengalami penurunan. Periode
ketiga adalah pasca pemijahan
(prespawning period) berkarakteristik terjadinya peningkatan kandungan pituitary gonadotropin.
5. Gonada Jantan
dan Betina Ikan Patin Jambal
Induk jambal sudah mulai dapat dipijahkan setelah berumur
4 tahun dan memijah pada musim hujan. Tanda-tanda induk yang matang Gonad :
·
Betina
:
perut
nampak besar, lembek dan lubang kelamin berwarna kemerahan. Khusus untuk ikan betina saja, adalah induk
gelisah, sering bergerak ke per mukaan
air, serta bergerak dengan menggerak-gerakkan ekornya.
·
Jantan
:
lubang
kelamin berwarna kemerahan dan bila dipijit ke arah lubang kelamin akan
keluar cairan berwarna putih (sperma).
6. Perkembangan Telur Menjadi Larva
Bila
kita memijahkan ikan patin jambal secara buatan , telurnya bersifat lekat jika diberi air akan
bergumpal. Untuk mengurangi penggumpalan, telur pada waktu dicuci diaduk terus
dengan bulu ayam dan penambahan larutan garam tertentu. Khususnya pada ikan
jambal siam, sifat daya lekat telur ini bervariasi secara individual. Ada induk
yang menghasilkan telur dengan daya lekatnya tinggi, dan ada pula yang daya
lekatnya rendah.
Berdasarkan
beberapa hasil penelitian telur jambal berukuran sekitar 1,3 – 1,5 mm. Telur menetas sekitar 24 jam pada suhu
24-28o C. Larva yang baru menetas berukuran sekitar 3,1 mm dengan
bobot sekitar 0,6 - 1,6 mg yang mengandung kuning telur. Kuning telur mulai
habis diserap pada hari kedua dan pada hari ketiga kuning telur sudah tidak
nampak lagi. Mulut sudah terbentuk dan
terbuka pada hari pertama.
7. Lingkungan
Perairan Ikan Patin Jambal
Ikan patin
jambal termasuk golongan benthopelagic (perenang cepat ), di alam ikan ini hidup perairan tawar sampai perairan payau, kisaran derajat keasaman (pH): 6 - 7.5 , sedangkan kisaran kedalaman - 50 m, dan suhu perairan berkisar 23 - 28°C. Untuk itu agar budidayanya dapat berjalan
baik, nilai pH hendaknya minimal 6.
Kualitas air lainnya seperti kadar oksigen terlarut di sungai dan danau atau waduk
biasanya tinggi lebih besar dari kadar minimal, yaitu 5 mg/liter. Sebaiknya air
jernih dengan daya cerah minimal 70 cm. Suhu sebaiknya berkisar 23-30o
C.
Daftar Acuan
Djajadiredja, R., Sri Hatimah, Z. Arifin. 1977. Buku pedoman pengenalan
sumber perikanan darat. Direktorat Jenderal Perikanan. Dep. Pertanian. Jakarta.
Hardjamulia, Atmadja. 1975. Budidaya ikan introduksi.
SUPM. Bogor.
Hardjamulia, A., R. Djajadiredja, S. Atmawinata dan D.
Idris. 1981. Pembenihan ikan jambal siam (Pangasius
sutchi) dengan suntikan ekstraks kelenjar hipofisa ikan mas (Cyprinus carpio). Bul.
BPPD, Vol.1 No. 2.
Hardjamulia, A., T. H. Prihadi dan Subagyo, 1986. Pengaruh
salinitas terhadap pertumbuhan dan daya kelangsungan hidup benih ikan jambal siam (Pangasius sutchi). Bul. Penelitian
Perikanan Darat, Vol.5 No.1 : 111 - 117.
Huisman,
and Richter, C.J.J. 1987. Reproduction, Growth, Health Control and
Aquaculture Potential of The African Catfish, Clarias gariepinus. Elsevier
Science. Publishers B.V., Amsterdam . P: 1 – 10.
Kottelet, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo, 1993. Freshwater
fishes of western Indonesia
and Sulawesi . Periplus Editions Limited. Jakarta .
Permana,
Edy. 1987. Perkembangan larva ikan jambal siam (Pangasius sutchi Fowler). Tesis. Institut Pertanian Bogor .
Prihastowo,
Hary. 1987. Pengaruh frekuensi pemberian makanan terhadap kelangsungan hidup
burayak jambal siam
(Pangasius sutchi Fowler). Tesis.
Institut Pertanian Bogor .
Roberts,
T. and C. Vidthayanon. 1991. Systematic revisaion of the Asian catfish family
Pangasidae, with biological observations and descripsions of three new species.
Proc. Acad. Nat. Sci. Philadelphia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar