Rabu, 07 Februari 2018

BUDIDAYA IKAN KOI



Sejarah Ikan Koi masuk ke Indonesia
Ikan Koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan hias yang paling banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, nama ikan koi berasal dari bahasa jepang yaitu yang berati ikan karper, habitatnya adalah air tawar. ada dua versi ikan koi masuk Indonesia, pertama disebutkan ikan ini masuk indonesia tahun 1991 dan ada yang mengatakan ikan koi masuk indonesia pada tahun 1981-1982.

Seleksi Induk
Sortir induk ikan koi yang sudah matang gonad dan memiliki ukuran tubuh besar dalam kelompok. Matang  gonad yaitu induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan sel telur matang.

Fisiknya tidak sakit, tidak cacat, sirip dan sisik harus sempurna. Gerakan lincah, seimbang, minimal umur jantan dua tahun, untuk betina minimal 3 tahun, jantan lebih kecil dari pada betina, perut betina lebih besar dibandingkan dengan punggungnya. perut jantan lebih langsing dan terlihat lebih rata. Pada sirip induk jantan yang sudah siap kawin akan muncul bintik-bintik warna putih.

Syarat Kolam Pemijahan Koi
Kolam pemijahan ikan koi harus steril dan dilakukan sanitasi sebelum diisi air,mempunyai pintu masuk dan pintu keluar air tersendiri (outet-inlet) . Seluruh kolam harus diplester. Luas kolam pemijahan bisa bervariasi. Untuk kolam sempit boleh seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam harus dapat sinar matahari dengan cukup, tidak ditempat terlalu berisik, jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.


Sediakan pula kolam penetasan telur dan perawatan larva. Kolam penetasan bentuknya bisa bulat atau persegi panjang. jika bulat buatlah diameter 1,5 sampai 2 m. jika adaTambah satu kolam lagi untuk menumbuhkan pakan alami dipakai untuk mensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Ukuran kolam antara 6-10 m2.

Dinding kolam bisa dilapisi dengan vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass, Dengan lapisan vinil, kolam/wadah lebih tersebut lebih terjaga kebersihannya dan bisa menghilangkan efek semen.

Persiapan Kolam/wadah
Pengeringan kolam harus terkena sinar matahari yang terik, pada pintu masuk harus dipasang saringan, gunanya untuk mencegah hanyutnya telur. Biasanya ikan koi akan bertelur di bawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa di gunakan untuk menempelkan telur. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur ikan koi bisa menetas dengan maksimal.

Untuk menempelkan telur gunakan kakaban, Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan diikat dengan tali. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk dengan, dan panjang 120 cm lebar 40 cm. banyaknya penggunaan kakaban harus disesuaikan dengan besar induk betina, 4-6 buah untuk setiap induk betina yang beratnya 1 kg.

Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh atau bisa juga menggunakan bahan pengapung lainnya. Berikan juga bilah bambu di atas kakaban agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban diseterilkan terlebih dahulu, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur dan jamur.

Kakaban dipasang setelah kolam dimasukkan air. Untuk merangasang pasangan koi memijah buatlah air selalu mengalir, bisa juga menggunakan sanyo. jika kesulitan untuk mendapatkan kakaban, maka alternatif yang bisa digunakan adalah dengan memamfaatkan tanaman air seperti Hydrilla disusun, atau bisa juga potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.

Pelaksanaan Pemijahan
Induk dimasukkan kira-kira jam 16.00 dan akan mulai memijah pada saat tengah malam tiba. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di belakangnya. Induk jantan menempelkan badannya pada saat mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telur dengan sesekali meloncat ke udara. gerak betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan sperma.

Telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban. Ada juga sebagian telur jatuh ke dasar kolam. Perkawinan akan diakhiri pada saat pagi tiba. Segera Induk dipisahkan dari telurnya. Jika terlambat maka telur akan dilahap oleh induknya. Pemisahan induk bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan mengangkat induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam tersebut, cara yang kedua dengan memindah telur ke kolam yang lain atau kolam penetasan. Cara pertama lebih baik karena lebih menghemat pemakaian  kolam


Cara mencegah telur agar tidak terserang jamur, telur-telur tersebut direndam dulu dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama durasi waktu 15 menit sebelum ditaruh dalam kolam penetasan. pada saat akan merendamkan telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air supaya kotoran-kotoran yang menutupi telur bisa terlepas.

Daftar Pustaka:
Amri dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
http://www.superperikanan.com/2017/04/pembesaran-ikan-nila.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar