Kamis, 04 Januari 2018

KIAT SUKSES BUDIDAYA IKAN NILA DI KOLAM TERPAL

Ikan nila masuk ke dalam kategori salah satu ikan konsumsi air tawar yang paling digemari oleh masyarakat.

Dengan seiring bergulirnya waktu pertumbuhan angka permintaan terhadap ikan air tawar semakin hari semakin meningkat, mengingat saat ini masyarakat yang tertarik berkecipung dalam dunia bisnis budidaya ikan nila masih sangat miris.
Hal ini terlihat di pasaran, di mana bunyi dia ikan nila masih jauh dari angka yang diharapkan.
Sebenarnya budidaya ikan nila bukanlah perkara yang tidak mungkin dilakukan, apalagi Impossible.
Pesatnya pertumbuhan zaman membuat setiap handai taulan yang hendak mencicipi usaha budidaya ikan nila khususnya dalam kolam terpal semakin mudah saja.
Pasalnya, akhir-akhir ini tidak sedikit informasi yang berkembang terkait cara budidaya ikan nila dalam kolam terpal.
Baiklah jangan khawatir, pada kali ini kami hadir secara khusus memberikan trik dan kiat sukses pembesaran ikan nila dalam kolam terpal.

kami berharap Anda membacanya dengan tidak melompat-lompat bertujuan agar teman-teman bisa mendapatkan pengetahuan sepenuhnya.
Okay, Mari ikuti kiat sukses budidaya ikan nila dalam kolam terpal.
1. Habitat dan kebiasaan hidup
Ikan nila dan menjahir masuk ke dalam satu famili, biasanya kan ini menghuni perairan air tawar, seperti danau, sungai, rawa-rawa dan bahkan perairan payau.
Lantaran toleransinya yang sangat luas maka ikan ini mampu bertahan hidup pada kondisi air yang bersalinitas,  seperti ditambah.
Ika  ini bisa bertahan pada salinitas 0-35 ppt, (part per  thausand) Namun demikian ikan nila masih bisa bertahan hidup pada salinitas 31-35 ppt, akan tetapi pola pertumbuhannya cenderung melambat.
Selain itu, pH yang cocok ialah 6-8,5 Kendati demikian pertumbuhannya akan bagus pada pH 7-8, nilai ph yang masih bisa ditolerir oleh ikan nila ialah 5-11.
Untuk pertumbuhan suhu yang optimal untuk ikan nila dan mujair antara 25 sampai 30 derajat Celcius.

Untuk pertumbuhan, suhu yang optimal untuk ikan nila dan mujair 25°C hingga 30°C. Pada kisaran suhu 20°c ikan nila masih bisa memijah, begitu juga pada suhu 37°C.

Ikan nila dan mujair akan terganggu bila suhu turun hingga 14 °C serta naik melebihi 38°C, namun ikan nila akan mati jika berada pada suhu 6°C dan 42° C.
Mengacu pada hal itu, ikan nila dan ikan mujair sangat cocok bila dibudidayakan di dataran rendah sampai pada batas ketinggian 1000 m dpl (di atas permukaan laut).

Di negara Afrika ikan nila hingga saat ini masih saja dibudidayakan pada ketinggian diatas 1000 m dpl, namun jumlah produksi maksimal (5 ton/ha/tahun) dicapai hanya pada ketinggian beberapa meter dpl.
Ikan nila masih mampu bertahan hidup pada kondisi oksigen yang minim, kurang dari 3 ppm (part per milion) Oleh sebab itu, Nila bisa dipelihara di kolam tadah hujan serta air tergenang lainnya yang tingkat oksigennya kurang, termasuk juga di dalam kolam terpal, guna menunjang pertumbuhan yang maksimal ikan nila membutuhkan oksigen minimal 3 ppm.
Tak hanya itu, ikan nila bisa hidup pada air yang memiliki kedalaman tinggi,  seperti danau, kolam sempit, rawa rawa, sawah,  Tambak air payau serta juga keramba jaring apung (KJA) di laut.
2. Makanan dan kebiasaan makan
Di alam ikan nila nila biasanya memakan ikan nila nila biasanya memakan plankton,  tumbuhan tumbuhan lunak, misalnya hidrila, klekap serta ganggang sutra.

Berhubungan dengan hal itu, maka ikan nila dikelompokkan ke dalam jenis ikan pemakan segalanya (Omnivora).
Untuk pemeliharaannya, ikan nila diberikan pakan pelet dengan kandungan protein antara 20-25 persen, agar mampu tumbuh dengan optimal.
Ikan peliharaan yang diberikan makanan berupa dedak halus, tepung bungkil, ampas kelapa dan sebagainya juga bisa tumbuh dengan optimal.

Guna memacu pertumbuhan ikan nila, Kami menyarankan kepada teman-teman untuk memberikan makan yang kandungan proteinnya 25-35 %.
Menurut sebuah penelitian, dalam khusus ikan nila ditemukan jasad yang bervariasi, seperti, Oligochaeta, Soelastrum, Scenedesmus, Dictiita, larva chironomus, dan sebagainya.

Ikan nila yang masih kecil suka memakan zooplankton, seperti Copepoda, dan juga Clodecora.
Nila dewasa mempunyai kemampuan mengumpulkan makanan pada perairan dengan memanfaatkan bantuan mucus (lendir) yang ada dalam mulutnya.
Makanan yang telah dikumpulkan itu akan membentuk gumpalan partikel hingga tak akan mudah keluar dari mulut.

Ikan-ikan berukuran kecil pada perairan alami mencari makan di daerah perairan yang dangkal, sementara itu untuk ikan yang besar biasanya cenderung mencari makanan di daerah perairan yang dalam.

3. Kebiasaan berkembang biak

Cara alami, di alam ikan nila memijah Setelah turun hujan, sejak memasuki umur 4 bulan ikan nila telah siap untuk memijah, hingga muncul istilah bawa ikan nila Sangat gemar melakukan pemijahan.

Biasanya induk jantan akan membuat sarang menyerupai cekungan pada dasar perairan dengan diameternya sekira 30-35 cm,  selanjutnya induk jantan akan menjemput pasangan betinanya untuk masuk ke dalam sarang yang telah dibuatnya tadi.

Telur ikan nila akan membentuk bulat serta berwarna kekuningan dengan ukuran diameter sekira 2,8 mm. Nila akan menghasilkan telur sebanyak 250 hingga 1500 butir telur dalam sekali memijah.

Induk betina akan mengerami telur di dalam mulutnya selama kurun waktu 6-7 hari.

Selama masa pengeraman telur induk Nila betina akan terlihat sangat kurus lantaran minimnya kesempatan untuk makan, ketika telur menetas Larva nila masih memiliki kuning telur (yolk sack) serta masih bertahan dalam mulut induk betina.

Setelah 4-5 hari kuning telur akan habis terserap dan Larva sudah bisa berenang keluar dari mulut induknya, tapi karena masih lemah hingga masih selalu diawasi oleh induk.

4. Lokasi untuk kolam terpal

Di atas kami telah menyinggung Mawa kolam terpal adalah satu diantara banyak alternatif teknologi budidaya ikan termasuk juga budidaya ikan nila.

Banyak keunggulan dari budidaya ikan dengan memanfaatkan terpal, salah satunya bisa dilakukan pada lahan yang sempit.

Lahan yang minim air terutama daerah yang kondisi lahan yang minim air terutama daerah yang kondisi lahan yang Minim air terutama daerah yang kondisi canggihnya tanahnya lahan yang Minim air terutama daerah yang kondisi tekstur tanah lempung berpasir.

Budidaya dalam kolam terpal merupakan salah satu langkah untuk mengatasi kritisnya lahan yang tersedia terutama di daerah yang padat penduduk seperti kota.

Kolam terpal tidak sama dengan kolam konvensional (kolam air mengalir dan kolam air deras) yang pembangunan yang harus dilakukan pada lokasi yang ideal.


Untuk budidaya dalam kolam terpal, sumber airnya tidak harus berasal dari sumber air utama yang dikenal dalam sistem di daya ikan secara konvensional, seperti Waduk, Sungai, Rawa serta danau.

Kolam terpal pertama kali dikembangkan oleh Pak Mujarob yaitu pada tahun 1999,  sistem budidaya dalam kolam terpal berkembang hingga menyentuh daerah-daerah pelosok seperti Gunung Kidul.

3. Pertimbangan teknis

Kolam terpal cocok dibangun di berbagai lokasi, termasuk juga bekas garasi, halaman rumah, dan bekas kantor, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diperhatikan dalam membuat kolam terpal:

A. Sumber air

Sumber air berupa semur, air hujan yang ditampung, air PAM dan juga air lain yang cocok digunakan. Akan lebih baik bila kolam terpal ada masukan air dari sungai, Waduk serta irigasi.

B. Ketinggian lokasi 

Perlu diingat sama-sama bahwa ketinggian lokasi ini erat kaitannya dengan suhu air, untuk budidaya ikan nila ketinggian air yang cocok ialah 0-500 m DPL (di atas permukann laut).

C. Ukuran kolam

Untuk ukuran wadah pemeliharaan perlu dipertimbangkan terkait dengan kedalaman air di dalam kolam contohnya benih ikan nila cocok dibudidayakan dengan kedalaman air sekira 50 sampai 50 cm cukup dibuat wadahnya dengan ketinggian sekira 60 cm.


Untuk jenis usaha pembesaran yang memakai benih berukuran 20 sampai 30 gram per ekor ekor ekor maka kedalaman yang dibutuhkan sekira 120 cm.

D. Kerangka yang digunakan dan dasar tanah

Untuk peletakan kolam dasar tanah yang digunakan haruslah datar, hal yang sama juga berlaku untuk kerangka agar tidak menggunakan dari bahan yang tajam sebab bisa merusak kolam terpal anda.

C. penanganan limbah air kolam

Khusus kolam yang dibangun di daerah perkampungan hendaknya Anda memikirkan terkait penanganan limbah kolam maka perlu dibangun tempat penampungan untuk buangan air limbah sehingga air limbah hasil pemeliharaan ikan diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan umum.

Namun demikian  Anda bisa membuat saluran pembuangan ini secara permanen yaitu yang menghubungkan antara kolam budidaya dan sungai.

4. Membuat kolam terpal

Barangkali kita sudah sama-sama tahu kolam terpal adalah kolam yang terbuat keseluruhannya dari bahan terpal mulai dari bagian dasar hingga sisi-sisi dindingnya menggunakan bahan utamanya adalah kipas berbentuk namun dengan kerangka dari bambu kayu besi atau pipa ledeng.

Pra pemasukan air ke dalam kolam



1. Kolam harus dikeringkan terebih dahulu

2. kondisi kolam juga harus bersih dan seteril guna menhindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti ada patogen dan bakteri yang tinggal di dalam kolam

5. Persiapan air

Ok teman-teman sekalian yang saya muliakan, jika sudah selesai membuat kolamnya, sekarang kita masuk ke tahap persiapan air.

Air adalah media terpenting yang kita gunakan dalam usaha budidaya ikan, oleh karenanya persiapan air harus benar-benar matang.


Syarat air untuk ikan nila



1. Air yang hendak dimasukkan ke dalam kolam haruslah bersih dan terbebas dari patogen

2. seterilisasi air dilakukan 3 hari sebelum tebar benih
3. Pengisian air sebaiknya 60-75 cm saja.
4. pH air yang baik untuk ikan nila 6-7,5, di atas atau dibawah standar itu ikan nila juga masih bisa hidup, namun pertumbuhannya terganggu.
5. Suhu optimal untuk pertumbuhan ikan nila adalah 25-30

6. Penebaran benih ikan nila



Setelah persiapan air semuanya selesai dilakukan, kini saatnya kita menebar benih ikan nila:


1. Jumlah padat tebar yang baik untuk ikan nila adalah 15-30 ekor/m2, dengan ukuran benih 10-10 gram dalam satu kilo
2. Sebelum bibit dilepaskan ke perairan ada baiknya di-aklimatisasi (penyesuaian dengan lingkungan) terlebih dahulu, ini bertujuan untuk menekan angka kematian karena ikan stres.

7. Manajemen pakan

Dalam urusan budidaya ikan, manajemen pakan mengambil andil yang besar untuk panen sesuai target, selain itu, manajemen pakan yang buruk juga akan mengundang petaka baru untuk budidaya ikan, misalnya, pemberian pakan yang berlebihan akan menumpuk di dasar kolam, lantaran tidak habis dimakan oleh ikan. Hal ini akan mudah terjangkit penyakit bagi si ikan.


Budidaya ikan, pengerluaran terbesar ada di pakannya, ya lebih bari 50 persen uang yang dikelaurkan dalam sekali produksi ikan adalah untuk membeli pakan, oleh karena menej-lah pakan dengan baik. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.

Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% perhari dari ukuran tubuhnya.

Kapan pakan diberikan?

Terkait hal ini memang masih banyak yang belum paham, dan ditambah lagi dengan banyaknya referensi yang bertebaran di jagat maya, hal itu akan membuat para petani pusing, khususnya para pemula.

Maka oleh demikian, berikan pakan 2 klai saja perhari, yakni pagi dan sore hari. Untuk membuat teman-teman lebih mudah dalam menentukan jumlah pakan, lakukan sampling ikan setiap 2 miggu sekali.

Saya sudah menghitungnya,  lalu apa yang saya lakukan?

Nah, langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah pakan yang akan diberikan pasca sampling;

Misalnya; anda menebar ikan sebanyak 1500 ekor ikan nila dalam satu kolam dengan ukuran 10-20 gram/ekor.

Rata-rata bobot ikan adalah (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakan adalah 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg setiap hari.

Dan juga seterusnya, anda harus cek ikan setiap dua minggu sekali untuk bisa menentukan pakan minggu berikutnya.

8. Pencegahan hama dan penyakit

Hama


Hama merupakan hewan yang mengganggu bagi hewan peliharaan atau tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu.

Bagi pembudidaya ikan hama sudah menjadi hal yang biasa, itu merupakan bagian dari tahap budidaya, biasa burung-burung akan mendekati kolam ikan nila, maka perlu pengendalian yang tepat, untuk budidaya dalam kolam terpal bisa anda sesuaikan sendiri cara mengendalikan hama, pasalnya budidaya dalam kolam terpal biasanya tidak terlalu luas.

Namun jika sedah terlalu luas anda juga bisa memasang BSD (Bird Scurity device), dan untuk jenis hewan melata bisa dipasangin jaring seperti  penggunaan tambak udang vannamei

penyakit

Penyakit hingga saat ini masih  menjadi momok yang menakutkan bagi pembudidaya ikan, salah satu jenis penyakit infeksi yang menular itu harus betul-betul ditangani.

Penyebab terjangkitnya penyakit pada ikan

Lingkungan
Limgkungan memang menjadi tiik utama terjangkit penyakit pada ikan, maka dengan karena itu, sangat disarankan untuk menjaga ke-seterilisasi-an lingkkungan. Lingkungan harus terjaga agar tidak ada benih-benih pneyakit

Vektor
Vektor adalah jenis burung yang membawa benih penyakit dari tempat lain ke dalam kolam agan, makanya perlu pencegahan seperti penggunaan bsd pada udang vannamei.
Pada benih ikan sendiri
Sebaiknya saya sarankan agar agan mencari bibit ikan nila yang SPF (Spesifik Patogen Free) memang agak susah mencari bibit ikan yang bebas patogen, soalnya itu akan sangat susah dikenali, agan haru memakai microskop untuk melihat patogen.

Pemanenan ikan nila
parsial
panen parsial adalah panen sebagian, biasanya petani melakukan panen parsial sebanyak dua kali, atau biasa dikenal dengan pancung, hehehehehehe.
Panen total
Panen total adalah panen seluruhnya, biasanya panen total akan dilakukan setelah ikan memasuki umur yang telah ditergetkan, untuk ikan nila sendiri akan dipanen untuk untuk pasar domestik berkisar 300-500 gram/ekor.
Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.

Daftar Pustaka:
Amri dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
http://www.superperikanan.com/2017/04/Budidaya-ikan-nila.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar