Senin, 30 Mei 2022
Jumat, 27 Mei 2022
Rabu, 25 Mei 2022
PERSIAPAN TAMBAK PADA PEMBESARAN IKAN BANDENG
Setelah
dapat memilih lokasi tambak yang baik untuk budidaya maka langkah selanjutnya
adalah menyiapkan tambak tersebut agar dapat digunakan untuk membudidayakan
ikan bandeng. Tambak yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan bandeng ini
harus dipersiapkan dengan baik dan benar agar diperoleh produksi tinggi.
Kegiatan yang harus dilakukan dalam
persiapan tambak budidaya ikan bandeng meliputi perbaikan komponen tambak,
yaitu pematang, pintu air, caren dan saluran, serta pengelolaan tanah dasar
tambak.
PEMATANG
Pematang tambak harus dibuat kokoh,
karena fungsi pematang tambak adalah menahan air didalam tambak. Oleh karena
itu pematang harus diperbaiki setiap akan digunakan untuk budidaya. Perbaikan
ini meliputi penambalan kebocoran dan meninggikan pematang.
Ketinggian
pematang tambak sangat bergantung kepada sistem budidayanya. Pada sistem
budidaya bandeng intensif kedalaman air tambak bila mencapai satu meter, maka
ketinggian pematang ± 1,5 m.
Pada sistem budidaya bandeng tradisional. Kedalaman air tambak hanya mencapai
50 cm, maka ketinggian pematang hanya sekitar 1 m.
SALURAN AIR
Saluran air pada tambak budidaya
bandeng ada dua macam yaitu saluran air masuk dan saluran air keluar. Tinggi
dasar saluran air masuk lebih
rendah daripada dasar tambak untuk mengurangi pelumpuran dalam tambak.
Dasar saluran air keluar minimal 15 cm lebih rendah dari
dasar tambak terendah agar tambak dapat dikeringkan dengan sempurna.
DASAR TAMBAK
Dasar tambak budidaya ikan bandeng
biasanya adalah tanah. Oleh sebab itu,
dalam persiapan tambak bandeng harus dilakukan pengelolaan tanah dasar agar pakan
alami (klekap) yang sangat dibutuhkan oleh ikan
bandeng dapat tumbuh subur.
Pengelolaan
tanah dasar tambak itu meliputi :
1. Pengeringan
tanah dasar kolam. Hal ini bertujuan untuk membunuh hama dan penyakit yang ada
didasar tambak. Pengeringan dilakukan dengan mengeluarkan semua air dalam
tambak kemudian dilakukan penjemuran. Selama proses tersebut dilakukan kegiatan
pengolahan tanah dasar, misalnya pencangkulan, lalu dikeringkan selama 3-5 hari
sampai tanah dasar tambak tersebut mengering.
2. Pengapuran
dan pemupukan.
Tujuan pengapuran adalah
mempertahankan kestabilan derajat keasaman (pH) tanah dasar kolam dan air,
serta memberantas hama penyakit. Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan
kesuburan tanah dasar kolam.
PINTU AIR
Dalam satu petak tambak sebaiknya
terdapat pintu pemasukan air dan pintu pengeluaran air. Pintu tempat air masuk
dan keluar dibuat untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran air didalam tambak
sehingga sangat memudahkan untuk pergantian air selama pemeliharaan ikan
bandeng.
Pintu air tambak
|
Pembuatan
pintu air masuk dan keluar dalam petak tambak dapat dibuat dari papan atau pipa
paralon yang dilengkapi dengan pipa tegak untuk pergantian air. Selain itu pada
pintu pemasukan sebaiknya dilengkapi dengan waring untuk mencegah ikan liar
masuk ke dalam petak tambak.
PEMILIHAN LOKASI
TAMBAK PEMBESARAN IKAN BANDENG
Tambak merupakan salah satu wadah yang dapat digunakan
untuk membudidayakan ikan air payau atau laut. Letak tambak biasanya berada di
sepanjang pantai dan mempunyai luas berkisar antara 0,3 – 2 ha. Luas petak tambak sangat bergantung kepada
sistem budidaya yang diterapkan.
Bentuk
dan konstruksi tambak bandeng relatif sama dengan kolam di air tawar. Perbedaan
keduanya adalah jenis air yang digunakan, yaitu kolam menggunakan air tawar
sedangkan tambak menggunakan air payau atau laut.
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam menentukan
lokasi tambak yang akan digunakan untuk budidaya ikan bandeng, antara lain :
ASPEK
TEKNIS
Secara teknis lokasi tambak yang baik dan benar
sangat berpengaruh terhadap konstruksi tambak yang akan dibangun serta biaya operasional pemeliharaan
tambak. Faktor teknis yang harus diperhatikan antara lain adalah :
1.
Elevasi
Elevasi
merupakan ketinggian tempat/lokasi tambak terhadap permukaan laut. Hal ini
dapat diketahui dengan memantau gerakan air pasang dan air surut. Air pasang
atau air laut naik terjadi pada saat bulan berada dekat sekali dengan bumi dan
waktu bumi serta bulan berputar, bergerak mengarungi angkasa dan terjadi daya
tarik terhadap lautan. Air surut atau air laut turun terjadi pada saat bumi
menjauhi bulan.
Bagi
petambak yang akan membudidayakan ikan bandeng harus mengetahui kapan
terjadinya pasang tertinggi dan pasang
terendah, hal ini untuk mengetahui cocok tidaknya lokasi tersebut untuk
dibuat menjadi tambak. Lokasi tambak yang baik bila lokasi tersebut terletak
diantara pasang tertinggi dan pasang terendah.
2. Jenis Tanah
Tambak
pada umumnya dibuat secara alami artinya tidak dilapisi dengan tembok, sehingga
jenis tanah sangat menentukan dalam memilih lokasi tambak yang baik. Jenis
tanah yang dipilih harus dapat menyimpan air atau kedap air sehingga tambak
yang akan dibuat tidak bocor.
Jenis
tanah yang baik untuk membuat tambak adalah campuran tanah liat dan endapan
lempung yang mengandung bahan organik. Tanah liat berlempung tersebut dikenal
dengan silty loam. Untuk mengetahui jenis tanah ini dapat diketahui dengan
menggunakan alat ukur atau secara manual.
Tanah yang mengandung liat tinggi akan dapat dipilin mamanjang. Namun, tanah yang mengandung debu atau pasir
tinggi hanya akan mengahasilkan pilinan tanah yang pendek saja.
Jenis
tanah liat saja kurang baik untuk dijadikan lokasi tambak, karena jenis tanah
ini bersifat kaku kalau kering dan lekat/lengket kalau becek dan menjadi lembek
kalau diairi. Oleh karena itu jika tanah liat ini bercampur dengan tanah dan endapan maka
kekakuannya akan berkurang dan kemampuan memegang airnya lebih besar.
3.
Kualitas Air
Kualitas
air atau mutu air yang akan digunakan untuk memelihara ikan bandeng di tambak
harus diperhatikan. Dengan kualitas air yang baik, maka ikan bandeng akan
tumbuh dan berkembang dengan baik.
Parameter kualitas air yang baik untuk membudidayakan ikan bandeng seperti
tertera pada tabel berikut.
Kualitas
air yang layak untuk budidaya ikan bandeng:
No.
|
Parameter
|
Kisaran Nilai
|
1
|
Suhu air
|
28 – 30 0C
|
2
|
Kecerahan
|
> 25 cm
|
3
|
Salinitas
|
12 – 20 ppt
|
4
|
Oksigen terlarut
|
> 5 mg/liter
|
5
|
pH
|
6,5 – 9
|
6
|
Amonia
|
< 0,3 mg/liter
|
ASPEK NON
TEKNIS
Dalam memilih
lokasi tambak perlu diperhatikan juga aspek
non teknis, misalnya aspek sosial ekonomis. Hal ini karena dalam membudidayakan
ikan bandeng ditambak secara komersil dibutuhkan dana investasi yang tidak
sedikit. Oleh karena itu lokasi tambak yang dipilih sebaiknya tidak terlalu
jauh dari sumber pakan, benih, sarana produksi dan daerah pemasaran. Selain itu
lokasi tambak sebaiknya mempunyai sarana dan prasarana transportasi/komunikasi,
serta keamanan yang memadai. Selain itu, status lahan juga harus
dipertimbangkan kejelasannya.
SUMBER:
Alipuddin M., 2003. Modul
Penyiapan Tambak Pembesaran Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
REFERENSI:
Ahmad, T dkk, 1998. Budidaya Bandeng Secara Insentif. Penebar
Swadaya. Jakarta
Idel, A. dan S. Wibowo. 1996. Budidaya Tambak Bandeng Modern.
Gitamedia Press. Surabaya
Martosudarmo, B. dan B. S. Ranoemihardjo. 1992. Rekayasa Tambak.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Soeseno, S, 1987. Budidaya Ikan dan Udang dalam Tambak. PT.
Gramedia. Jakarta.
Senin, 23 Mei 2022
BUDIDAYA IKAN NILA MERAH
BUDIDAYA
IKAN NILA MERAH
Budidaya ikan nila merah (Oreochromis sp.)
sangat mudah. Selain dapat memijah secara alami, juga tidak memerlukan
perlakuan khusus. Keadaan ini menjadikan budidaya ikan nila merah berkembang
sangat pesat di pelosok tanah air. Budidaya ikan nila merah dilakukan dalam
beberapa tahapan.
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad nila merah bisa dilakukan di
kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 2 – 4
hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 80 – 100 cm dan
alirkan secara kontinyu; masukan 400 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet)
sebanyak 3 persen/hari (3 kg) setiap hari. Catatan : induk jantan dan betina
dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad juga bisa dilakukan di bak.
Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 6 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m;
keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 80 – 100 cm dan alirkan secara
kontinyu; masukan 100 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3
persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk dilakukan dengan melihat
tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina : tubuh memanjang; warna agak
kusam; perut agak gendut, gerakan lamban, punya dua alat kelamin yang
membulat, satu lubang telur satu lubang kencing, dan berukuran 300 – 500
gram. Tanda induk jantan : tubuh membulat; warna cerah; bersirip kemerahan;
gerakan lincah, punya satu alat yang memanjang, terkadang keluar cairan putih
bening bila dipijit lubang kelaminnya, dan berukuran antara 400 - 500 gram.
Pemijahan Secara Tradisional I
Pemijahan secara tradsional I dilakukan di
kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh
bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 - 60 cm dan alirkan
secara kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk
jantan; biarkan memijah; panen larva dilakukan pada hari ke 14 – 20 dengan
sekup net di permukaan kolam.
Pemijahan Secara Tradisional II
Pemijahan secara tradsional II juga dilakukan
di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; buat kobakan di dasar
kolam (di salah sudut dekat pintu pembuangan), dengan ukuran panjang panjang
4 m, lebar 2 m dan tinggi 1 m; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3
– 5 hari; isi air setinggi 40 - 60 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan
300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan; biarkan memijah.
Panen larva dilakukan pada hari ke 14 pagi
hari, dengan cara mengeringkan kolam. Induk akan tertampung dalam kobakan dan
agar tidak mabuk, beri aliran dari kolam sebelah. Sementara larva akan naik
menuju aliran air dari pintu pemasukan dan akhirnya akan tertampung dalam
kemalir. Penangkapan larva dilakukan pada kubangan depan pintu pengeluaran.
Setelah larva tertangkap semua, seluruh bagian
kolam diperbaiki, permukaan pematang yang bocor ditutup, kemalir tengah
digali lagi (lebar 40 dan tinggi 10 cm), permukaan tanah dasar (bekas
sarang pemijahan) diratakan. Kolam yang sudah diperbaiki dijemur hingga sore
hari. Pada sore itu juga kolam diisi air lagi hingga ketinggian semula. Panen
dilakukan 14 hari kemudian, dan terus dilakukan setiap 14 hari sekali.
Pemijahan Secara Tradisional III
Pemijahan secara tradsional III dilakukan di
kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh
bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 - 60 cm dan
alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor
induk jantan; biarkan memijah; tebar pupuk (kotoran ayam atau puyuh) pada
hari ke 12; biarkan pupuk itu bereaksi hingga tumbuh pakan alami; setelah
itu, seluruh induk betina yang sedang mengerami akan mengeluarkan larvanya
hingga larva tersebar pada seluruh permukaan air kolam; biasanya terjadi pada
hari ke 16; tangkap larva dengan sekup net di permukaan kolam hingga habis.
Pemijahan intensif klik http://bibaharie.blogspot.com
Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah.
Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh
bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 – 7 karung
kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air
tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri
1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; setelah 2
minggu, sebar ke kolam lain bila penuh; panen dilakukan setelah berumur 3
minggu.
Pendederan II
Pendederan kedua dilakukan di kolam tanah.
Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki
seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 –
15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5
hari (air tidak dialirkan); tebar 40.000 ekor (telah diseleksi); beri 3 – 5
kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen setelah
berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah.
Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki
seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 –
15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5
hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor ukuran 5 – 8 cm (telah
diseleksi); beri 3 – 5 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam; panen
setelah berumur sebulan.
Pembesaran di kolam tanah
Pembesaran nila merah bisa dilakukan di kolam
tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 1.000 m2; perbaiki seluruh
bagiannya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi
60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 50 kg benih (10.00 ekor ukuran 10 –
12 cm atau 20 gram/ekor atau disebut juga sangkal) hasil seleksi; beri pakan
3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai
dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3
bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 200 – 300 kg.
Pembesaran di kolam jaring apung
Pembesaan nila merah bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA).
Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas
sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan
200 kg benih (sangkal); selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan,
tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3
bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400
- 500 kg.
SUMBER:
http://bdp-unhalu.blogspot.coM
http://agusrochdianto.wordpress.com
http://ebookbrowsee.net
|
Langganan:
Postingan (Atom)