Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)
& Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Gerakan Memasyarakatkan Makan
Ikan (Gemarikan) Gemarikan diluncurkan pertama kali pada tanggal 4 April 2014
oleh Presiden Republik Indonesia ke-5 Megawati Soekarno Putri. Peluncuran
Gemarikan dilakukan bersamaan dengan peresmian Pasar Ikan Higienis (PIH)
Pejompongan Jakarta Pusat. Pencanangan Gemarikan merupakan momentum yang sangat
penting dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang kuat, sehat, cerdas
dan berpenampilan prima sekaligus membangun karakter bangsa, yakni mencerdaskan
masyarakat secara fisik dan mental dengan mengkonsumsi ikan. Gemarikan sebagai
gerakan nasional dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan dengan
melibatkan seluruh komponen bangsa (seperti instansi pemerintah pusat,
pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota, swasta, LSM, asosiasi, lembaga
profesional, lembaga/organisasi kemasyarakatan, lembaga keagamaan dan pelaku
usaha) Ruang lingkup Gemarikan adalah penyebarluasan informasi dan penguatan
edukasi kepada masyarakat luas tentang ikan dan manfaatnya bagi kesehatan,
kekuatan, dan kecerdasan melalui berbagai kegiatan promosi, safari Gemarikan,
pemberian makanan tambahan berbahan baku ikan (PMTAS),
ceramah/seminar/simposium manfaat makan ikan, penyebarluasan materi promosi,
keikutsertaan pada pameran, iklan layanan masyarakat, talkshow serta lomba
masak serba ikan. Gemarikan dilaksanakan di provinsi, kabupaten/kota diseluruh
Indonesia, terutama pada daerah pedesaan dan perkotaan dengan tingkat konsumsi
ikan rendah dan daerah dengan kasus gizi buruk atau rawan pangan serta daerah
khusus sesuai kepentingan dengan target massa seluruh unsur masyarakat seperti
ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak sekolah, LSM, DPR dan lembaga/organisasi
kemasyarakatan lainnya. Dengan adanya program Gemarikan diharapkan masyarakat
Indonesia akan memperoleh asupan nutrisi dari sumber pangan ikan yang kaya
gizi, menguatkan, menyehatkan dan mencerdaskan. Disamping itu, diharapkan pula
dapat mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan,
pembudidaya, pengolah dan pemasaran hasil perikanan melalui peningkatan
rata-rata konsumsi ikan; FORUM PENINGKATAN KONSUMSI IKAN (FORIKAN) Dalam upaya
mendukung akselerasi dan mensukseskan Gemarikan, maka pada tahun 2006
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah membentuk Forum Peningkatan Konsumsi
Ikan Nasional (FORIKAN) Indonesia. Pembentukan FORIKAN Indonesia berdasarkan
Kepmen Nomor: 29/MEN/2006 Tanggal 9 September 2006 dan dikukuhkan oleh Menteri
Kelautan dan Perikanan pada tanggal 20 September 2006. FORIKAN Indonesia
merupakan forum kerjasama yang beranggotakan unsur lintas lembaga, lintas
sektoral, lintas profesi dan lintas budaya baik dari kalangan pemerintah,
swasta maupun masyarakat. FORIKAN dibentuk dalam rangka menjalin koordinasi,
keterpaduan langkah dan tindakan dari seluruh instansi terkait baik tingkat
pusat maupun daerah sekaligus berperan sebagai inspirator, kreator, motivator,
dan aktivator Gemarikan. FORIKAN Indonesia terdiri dari FORIKAN Pusat yang
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI dan
FORIKAN tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditetapkan melalui Surat Keputusan
Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota). Periode 2006-2014 telah terbentuk
kepengurusan FORIKAN di 25 provinsi, 171 Kabupaten dan 153 Kecamatan. Upaya
meningkatkan gizi masyarakat Indonesia serta minat untuk mengkonsumsi ikan
perlu terus ditingkatkan, karena ikan diharapkan menjadi salah satu sumber
protein utama dalam pola konsumsi dan budaya masyarakat Indonesia. Menilik hal
tersebut, pelaksanaan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) tidak
hanya merupakan tugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan namun juga tugas
bersama antar instansi terkait karena dengan meningkatnya tingkat konsumsi ikan
masyarakat Indonesia akan turut mendukung pemerintah dalam mempersiapkan
generasi muda yang berkualitas. Dalam upaya mendukung pelaksanaan gerakan
nasional GEMARIKAN diperlukan suatu koordinasi lintas lembaga, lintas sektoral,
lintas profesi dan lintas budaya. Langkah tersebut membutuhkan strategi baru
yang melibatkan seluruh komponen bangsa, mampu membangunkan kesadaran
masyarakat Indonesia untuk memilih ikan sebagai sumber protein utama dalam
menu makanan keluarga. Oleh sebab itu dibentuk Forum Peningkatan Konsumsi Ikan
Nasional (FORIKAN INDONESIA) sehingga mampu berperan dalam menggerakan unsur
terkait untuk meningkatkan konsumsi ikan nasional sehingga tercipta generasi
yang sehat, kuat dan cerdas. Berbagai terobosan dan strategi terus dilakukan
untuk membangkitkan masyarakat gemar makan ikan. Sebagai agenda tahunan,
tanggal 27 Maret 2013 dilaksanakan Rakor FORIKAN Indonesia yang dihadiri oleh
seluruh anggota (stake holders) dan para wakil FORIKAN Provinsi dalam rangka
merencanakan kegiatan 2013 sekaligus evaluasi kegiatan tahun 2012. Â Acara
Rakor ini dibuka secara langsung oleh Dirjen P2HP, Saut P. Hutagalung. Dalam
sambutannya, Dia menyampaikan bahwa pelaksanaan gerakan nasional GEMARIKAN,
perlu didukung dengan berbagai program, seperti program sistem rantai dingin,
pembinaan mutu, rehabilitasi pasar ikan tradisional, kampanye larangan
penggunaan bahan-bahan berbahaya, kampanye yang lebih intensif melalui media
massa dan penguatan kemitraan dengan berbagai pihak, seperti dengan PKK, BKKBN
serta organisasi kemasyarakatan lainnya. Dengan hadirnya pengurus FORIKAN
daerah, beliau berharap agar pasca rakor ini jejaring kerja dan koordinasi
antara FORIKAN Pusat dan Daerah menjadi lebih baik lagi. Langkah besar yang
telah dilakukan FORIKAN adalah menginisiasi dan menginspirasi pencanangan Hari
Ikan Nasional, yang bertujuan menggugah kesadaran masyarakat untuk memahami
peran strategis ikan sekaligus mensyukuri potensi perikanan yang ada,
memanfaatkan secara lestari. Dengan pencanangan tersebut diharapkan tidak hanya
terjadi peningkatan konsumsi ikan sebagai bahan makanan yang bermanfaat bagi
tubuh, tetapi juga meningkatkan industri perikanan sehingga mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat dan nelayan, meningkatkan persatuan nelayan dalam keamanan
dan pertahanan Negara. Usulan peringatan Hari Ikan Nasional adalah tanggal 21
November, bertepatan dengan Hari Perikanan Dunia (World Fisheries Day) dari
FAO. Hari Ikan Nasional tersebut diasumsikan sebagai bagian dari Hari Perikanan
Dunia yang dilaksanakan di Indonesia, dengan program-program kegiatan yang
disesuaikan. Gagasan munculnya kesepakatan Hari Perikanan Dunia (World
Fisheries Day) sebagai ungkapan rasa keprihatinan dan kekhawatiran terhadap
fakta semakin menurunnya produksi perikanan. Padahal sisi lain dengan
bertambahnya jumlah penduduk dunia akan diikuti meningkatnya kebutuhan pangan
termasuk protein hewan ikani. Gagasan tersebut muncul pada saat para pelaku
perikanan dunia berkumpul di New Delhi India pada 21 November 1997. Dalam forum
telah dideklarasikan bahwa tanggal tersebut disepakati sebagai World Fisheries
Day (WFD) atau Hari Perikanan Sedunia. Peringatan Hari Ikan Nasional
direncanakan dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada tanggal yang telah
ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden. Penyelenggara utama Gerakan ini
adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama dengan Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pendidikan Nasional,
Kementerian Kesehatan, kementerian terkait lainnya serta didukung pihak swasta.
Gerakan di daerah dipimpin oleh Gubernur, Bupati, dan Walikota beserta jajaran
dibawahnya, dan didukung oleh institusi pemerintah, swasta serta segenap unsur
pemangku kepentingan terkait lainnya. Selain pencanangan Hari Ikan Nasional,
Program Gemarikan diselaraskan dengan program/gerakan 1000 Hari Kehidupan (HPK)
yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan didukung oleh BAPPENAS. Gerakan ini
menjadi fokus perhatian pemerintah dalam upaya meningkatkan asupan nutrisi pada
periode 3 bulan pertama usia kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Pada 1000 HPK,
pertumbuhan dan dasar perkembangan anak sangat cepat, bahkan cetak biru otak
anak akan terbentuk pada periode 3 bulan kehamilan. Karenanya dengan asupan
gizi optimal akan mampu memberikan anak kehidupan yang lebih lama, lebih sehat,
produktif dan berisiko rendah terhadap penyakit degeneratif pada usia dewasa
seperti diabetes melitus, stroke, jantung koroner, obesitas dan lainnya. Ikan
juga dikenal sebagai sumber pangan yang memiliki keunggulan dalam mengisi
kebutuhan gizi anak selama periode 1000 HPK. Kandungan omega 3 pada ikan sangat
baik untuk ibu selama hamil hingga masa menyusui. Saat anak mulai mendapat
makanan tambahan, ikan juga menjadi makanan sehat bagi bayi yang usianya telah
lebih 12 bulan. Sebab, sifat dagingnya yang berserat tipis dan lunak, mudah
dicerna. Selain itu, proteinnya juga mudah diserap tubuh anak sehingga efektif
menunjang pertumbuhan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar