Rabu, 28 Februari 2018

CARA PEMIJAHAN IKAN HIAS ARWANA

PERSIAPAN INDUK
Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 cm dan bobot sekitar 4 kg. Agar menghasilkan anakan yang murni dan berkualitas, strain kedua calon induk harus sama. Hindari meyatukan ikan berbeda strain dalam satu kolam Syarat lain, calon induk sehat dan bebas penyakit. Ikan cacat bungkuk tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sehingga kualitas sel telur kurang baik dan mudah mati. Yang juga dihindari sebagai induk ikan bertutup insang tidak menututup sempurna, terutama pada induk jantan. Sebab, ia kesulitan mengerami telur didalam mulut. Cacat lain seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Sebab, tidak mempengaruhi kualitas telur dan anakan. Hingga saat ini belum ada satu pun penakar yang bisa menentukan jenis kelamin arwana secara akurat. Dari pengamatan bertahun-tahun, beberapa penangkar berpengalaman memberikan beberapa criteria penentuan jenis kelamin.
Arwana jantan: bertubuh lebih panjang dan ramping, kepala besar, mulut agak lebar, dada dan sirip dada lebih panjang, serta sirip punggung menyempit.
Arwana Betina: tubuh lebih pendek, lebar, dan agak gemuk, kepala meruncing dengan mulut lebih kecil, dada dan sirip dada lebih pendek, dan sirip punggung melebar.
Hampir tidak ada pedagang yang menjual induk siap pijah berumur di atas 5 tahun. Kebanyakan calon penakar mendapatkan induk dari hobiis yang bosen dengan arwana dewasa. Karena langka, calon penangkar harus menyiapkan calon induk dari ukuran kecil. Mereka mesti menunggu waktu 4-5 tahun. Keuntungannya, harga lebih murah dan kualitas terjamin. Pembesaran calon induk sebaiknya bertahap. Selain disesuaikan dengan ruang gerak dan aktivitas ikan, cara ini juga mempermudah pemeliharaan dan perawatan. Calon induk berumur dibawah dua tahun, atau panjang dibawah 30-35 cm dipelihara diakuarium 60 cmx 60 cm x 120 cm, atau 80 cm x 70 cm x 150 cm. Setiap akuarium diisi 5- 10 ekor. Yang berukuran lebih besar di pelihara dibak fiber 2 m x 1 m x 1 m hingga berumur 5 tahun. Kepadatan sebuah bak 4 – 5 ekor. Pakan induk arwana berupa kodok, ikan kecil,kelabang, kecoak,dan udang. Ikan segar seperti teri juga bisa diberikan. Sebelum diberikan kepada arwana, kodok yang baru dibeli ditampung dalam bak fiber untuk dicuci bersih. Dosis pakan 1-2 kg/hari/20 induk. Satwa amfibi itu diberikan dengan cara dilempar satu per satu hingga habis tersantap. Pemberian pakan sebaiknya pada sore hari pukul 16.30 agar ikan mau naik ke permukaan untuk menyantap pakan.

PEMIJAHAN DAN PENETASAN
Setiap tahun arwana 2 kali memijah. Namun, jumlah telur dan masa birahi induk mencari pasangan dengan cara saling berkejaran satu dengan yang lain. Pasangan berjodoh akan berenang berduaan dipinggir kolam dan memisahkan diri dari kelompok sampai saat berpijah. Untuk menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika ada induk lain yang mendekat. Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Namun, proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar seperti curah hujan, suhu, pH, dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk betina melepas sel telur. Arwana memijah setelah 2-3 hari hujan sehingga suhu air turun menjadi sekitar 27oC. Setelah itu tidak ada hujan selama 2-3 minggu sampai suhu air meningkat menjadi 29oC. Begitu betina mengeluarkan telur, jantan segera menyemprotkan sperma. Proses itu berlangsung di dasar kolam selama 20-30 menit. Telur di buahi akan diambil dan disimpan di dalam mulut si jantan. Induk betina akan menjaga dan melindungi jantan dari gangguan di sekitarnya. Proses pemijahan hingga pembuahan berlangsung 3 bulan. Sedangkan masa pengeraman di dalam mulut 40-41 hari. Selama itulah induk jantan berpuasa. Ukuran mulut jantan menjadi lebih besar dan rahang bawah menggelembung. Hingga menetas larva tetap tersimpan dalam mulut induk jantan. Setelah mampu berenang pada umur sekitar 2 minggu, larva dimuntahkan keluar dari mulut si jantan. Jika ini dibiarkan larva yang baru menetas dapat dimakan kembali oleh si induk atau di mangsa arwana lain. Karena itu larva perlu di panen paksa sebelum masa pengeraman berakhir.

Produktivitas
Induk yang produktif setelah berumur 4 tahun. Perbandingan jantan dan betina 1 : 1. Induk yang dipakai biasanya berasal dari alam (parent stock) atau dari anakan F I. Tanda – tanda induk yang berjodoh akan berenang berduaan dan memisahkan diri dari kelompok sampai saatnya berpijah. Arwana bukanlah ikan yang prolific (banyak telur).Itulah sebabnya ikan ini termasuk yang dikhawatirkan punah, setiap tahun seekor induk rata – rata hanya menghasilkan anak 30 ekor.Pernah mencapai 60 ekor/induk/tahun tetapi kasus tersebut umumnya sangat jarang.
Untuk menghitung produktivitas induk arwana sebenarnya tidaklah sulit. Jika seekor induk betina hanya mampu menghasilkan 40 – 60 butir telur setahun, maka sejalan dengansurvival rate pada setiap stadium, maka setelah 3 bulan hanya tersisa 6 – 27 ekor anakan arwana yang siap dilepas kepasaran.

Sumber :
Suharyadi, 2011. Budidaya Ikan Arwana. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Nomor: 007/TAK/BPSDMKP/2011. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.
Effendi,I. 2004. Pengantar Akuakultur. PT Penebar Swadaya. Depok
Emiliana, 2003. Arwna si Ikan Naga. Agromedia pustaka. Jakarta
Budi,E.K. 2009. Ensiklopedia popular ikan air tawar. Lily publisher. Yogyakarta
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. budidaya perikanan arwana merah. Diambil pada tanggal 20 november 2011 dari http://www.warintekjogja.com/warintek/ warintekjogja/warintek_v3/datadigital /bk/arwana.pdf
Susanto, H. 2001. Arwana. Penebar swadaya. Jakarta.
Trubus. 2002. Panduan praktis tangkarkan arwana kualitas ekspor. Majalah trubus. Jakarta

Kamis, 22 Februari 2018

IKAN ARWANA, KOMODITAS YANG MENGUNTUNGKAN

MENGENAL IKAN ARWANA

KLASIFIKASI DAN TOKSONOMI IKAN ARWANA
Arwana atau Arowana (familia Osteoglossidae) merupakan ikan air tawar purba yang tersebar di seluruh dunia, mulai dari Afrika, Asia Tenggara, Australia hingga Amerika Selatan. Studi genetik dan temuan fosil menunjukkan, ikan ini setidaknya telah hidup di bumi sejak 220 juta tahun yang lalu.

Menurut sistematika ilmu taksonomi (identifikasi organism berdasarkan kelasnya) ternyata arwana tidak hanya digolongkan dalam satu genus. Ada empat genus yang dikenal tetapi yang lazim dan banyak diperdagangkan hanya dua genus yaitu Scleropages dan Osteoglossum. Sementara itu arwana asia sering disebut ikan naga, ikan kayangan atau ikan siluk karena berasal dari genus Scleopages. Berikut adalah klasifikasi ikan arwana:
Filum               : Chordata
Subfilum          : Vertebrata
Kelas                : Pisces
Sub Kelas         : Teleostei
Ordo                : Malacopterygii
Famili              : Osteoglossidae (Bonytongues)
Genus              : 1. Arapaima Spesies : Arapaima gigas (giant arwana)
  2. Osteoglossum Spesies : Osteoglossum bicirrbosum
      Spesies : Osteoglossum ferreirai
  3. Scleropages Spesies : Scleropages formosus
      Spesies : Scleropages guntberi
      Spesies : Scleropages Leicbardti
      Spesies : Scleropages Jardini
  4. Clupisudis Spesies : Clupisudis nilot/Heterotis Nilotic (nile arowana)

Secara morfologis (ciri-ciri fisik),badan dan kepala arwana agak padat. Tubuhnya pipih dan punggungnya datar, hampir lurus dari mulut hingga sirip punggung. Garis lateral atau gurat sisi yang terletak di samping kiri dan kanan tubuh arwana panjangnya antara 20-24 cm. bentuk mulutnya mengarah keatas dan mempunyai sepasang sungut pada bibir bawah. Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh.Giginya berjumlah 15-17.Bagian insangnya di lengkapi dengan penutup insang. Letak sirip punggungnya berdekatan dengan pangkal sirip ekor (caudal). Sirip anusnya lebih panjang dari pada sirip punggung (dorsal), hampir mencapai sirip perut (ventral).Panjang arwana arwana dewasa sangat variatif, antara 30-80 cm.
Sisiknya berukuran besar dan permukaanya mengkilap. Bentuk sisiknya berupa cycloid atau melingkar.Warnanya sangat variatif, antara lain perak, hitam, emas, dan merah. Untuk lebih gampangnya, banyak yang memberi nama arwana berdasarkan warna sisiknya, misalnya arwana hijau (green arowana), arwana hitam (black arowana), arwana perak (silver arowana), arwana kuning (golden arwana), dan arwana merah (red arwana). Arwana merah di bagi lagi menjadi tiga jenis, yakni merah biasa (red banjar), merah kuning (golden red) dan sangat merah (super red).


Gambar 1.Ciri-ciri fisik arwana.

JENIS ARWANA DAN NEGARA ASALNYA

a. Arwana Asia
Disebut sebagai ikan arwana asia karena terdapat di Asia Tenggara. Ada 4 katagori, yaitu Indonesian Red Arwana, Indonesia Red Tail Golden Arwana, Malaysian Golden Arwana,dan Green Arwana. Sebenarnyan mereka satu jenis, hanya varietas atau varian warna tubuhnya saja berbeda.Ciri khas ikan ini adalah adanya satu pasang sungut (barbel), bersisik besar dan dapat tumbuh sampai 90 cm. Ikan arowana muda memakan serangga, sedangkan yang dewasa memakan ikan. Arwana merupakan jenis pengeram telur di mulut dengan jumlah anak sekitsr 50 ekor. Waktu minimal penggadaan populasi sekitar 4,5 – 14 tahun.


Gambar 2.Scleropages formosus


c. Arwana Australia
Ukuran maksimal sekitar 1 meter. Pernah dilaporkan mempunyei berat sekitar 12,5 kg, hidup di air menggenang, di anak-anak sungai dan rawa-rawa hutan. Seperti arowana lain, jenis ini juga hidup di prmukaan sungai dekat vegetasi air. Ikan territorial,agresif terhadap ikan lain. Musim kawin saat musim hujan dengan suhu sekitar 30oC. Ikan ini mengerami anaknya di mulut.Jumlah telur sekitar 30-130 ekor.


Gambar 3. Scleropages jardini

d. Arwana Brazil Silver
Mempunyai ukuran maksimal 1,2 meter, berwarna keperakkan (silver) dan sirip-sirip cerah kemerahan. Distribusi dan habitat dialam terdapat di Sungai Amazone, Rupununi dan Oyapock di Amerika Selatan.Hidup di air menggenang, di anak-anak sungai. Hidup dipermukaan sungai dekat vegetasi air, ikan territorial,agresif terhadap ikan lain. Ikan ini adalah kelompok predator yang menyerap ikan, udang,reptile,mamalia air,dan serangga dengan melompat keluar air.


Gambar 4. Anakan Osteoglossum bicirrhosum

e. Arwana Brazil Black
Dapat tumbuh sampai 1 meter, berwarna keperakkan (Silver) dengan sirip kehitaman.Saat kecil mempunyai gelembung hitam seperti kutil yang di bawah tutup insangnya.Hidup di Sungai Negro di Amerika Selatan.Hidup di air menggenang, sering ada dipermukaan sungai dekat vegetasi air. Ikan territorial, agresif terhadap ikan lain. Ikan predator yang memakan ikan, udang serta serangga yang ditangkap dengan cara melompat keluar dari air.

f. Arwana Aureus
Terdapat di Indonesia dan layak disebut sebagai ikan arwana Indonesia.Ikan ini baru ditemukan pada 2003 oleh beberapa ahli ikan dari luar dan dalam negeri. Anak ikan yang ada didalam mulut induknya bisa mencapai 100 ekor.

Sumber :
Suharyadi, 2011. Budidaya Ikan Arwana. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Nomor: 007/TAK/BPSDMKP/2011. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

DAFTAR PUSTAKA:
Effendi,I. 2004. Pengantar Akuakultur. PT Penebar Swadaya. Depok
Emiliana, 2003. Arwna si Ikan Naga. Agromedia pustaka. Jakarta
Budi,E.K. 2009. Ensiklopedia popular ikan air tawar. Lily publisher. Yogyakarta
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. budidaya perikanan arwana merah. Diambil pada tanggal 20 november 2011 dari http://www.warintekjogja.com/warintek/ warintekjogja/warintek_v3/datadigital /bk/arwana.pdf
Susanto, H. 2001. Arwana. Penebar swadaya. Jakarta.
Trubus. 2002. Panduan praktis tangkarkan arwana kualitas ekspor. Majalah trubus. Jakarta

Rabu, 07 Februari 2018

BUDIDAYA IKAN KOI



Sejarah Ikan Koi masuk ke Indonesia
Ikan Koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan hias yang paling banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, nama ikan koi berasal dari bahasa jepang yaitu yang berati ikan karper, habitatnya adalah air tawar. ada dua versi ikan koi masuk Indonesia, pertama disebutkan ikan ini masuk indonesia tahun 1991 dan ada yang mengatakan ikan koi masuk indonesia pada tahun 1981-1982.

Seleksi Induk
Sortir induk ikan koi yang sudah matang gonad dan memiliki ukuran tubuh besar dalam kelompok. Matang  gonad yaitu induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan sel telur matang.

Fisiknya tidak sakit, tidak cacat, sirip dan sisik harus sempurna. Gerakan lincah, seimbang, minimal umur jantan dua tahun, untuk betina minimal 3 tahun, jantan lebih kecil dari pada betina, perut betina lebih besar dibandingkan dengan punggungnya. perut jantan lebih langsing dan terlihat lebih rata. Pada sirip induk jantan yang sudah siap kawin akan muncul bintik-bintik warna putih.

Syarat Kolam Pemijahan Koi
Kolam pemijahan ikan koi harus steril dan dilakukan sanitasi sebelum diisi air,mempunyai pintu masuk dan pintu keluar air tersendiri (outet-inlet) . Seluruh kolam harus diplester. Luas kolam pemijahan bisa bervariasi. Untuk kolam sempit boleh seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam harus dapat sinar matahari dengan cukup, tidak ditempat terlalu berisik, jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.


Sediakan pula kolam penetasan telur dan perawatan larva. Kolam penetasan bentuknya bisa bulat atau persegi panjang. jika bulat buatlah diameter 1,5 sampai 2 m. jika adaTambah satu kolam lagi untuk menumbuhkan pakan alami dipakai untuk mensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Ukuran kolam antara 6-10 m2.

Dinding kolam bisa dilapisi dengan vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass, Dengan lapisan vinil, kolam/wadah lebih tersebut lebih terjaga kebersihannya dan bisa menghilangkan efek semen.

Persiapan Kolam/wadah
Pengeringan kolam harus terkena sinar matahari yang terik, pada pintu masuk harus dipasang saringan, gunanya untuk mencegah hanyutnya telur. Biasanya ikan koi akan bertelur di bawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa di gunakan untuk menempelkan telur. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur ikan koi bisa menetas dengan maksimal.

Untuk menempelkan telur gunakan kakaban, Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan diikat dengan tali. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk dengan, dan panjang 120 cm lebar 40 cm. banyaknya penggunaan kakaban harus disesuaikan dengan besar induk betina, 4-6 buah untuk setiap induk betina yang beratnya 1 kg.

Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh atau bisa juga menggunakan bahan pengapung lainnya. Berikan juga bilah bambu di atas kakaban agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban diseterilkan terlebih dahulu, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur dan jamur.

Kakaban dipasang setelah kolam dimasukkan air. Untuk merangasang pasangan koi memijah buatlah air selalu mengalir, bisa juga menggunakan sanyo. jika kesulitan untuk mendapatkan kakaban, maka alternatif yang bisa digunakan adalah dengan memamfaatkan tanaman air seperti Hydrilla disusun, atau bisa juga potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.

Pelaksanaan Pemijahan
Induk dimasukkan kira-kira jam 16.00 dan akan mulai memijah pada saat tengah malam tiba. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di belakangnya. Induk jantan menempelkan badannya pada saat mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telur dengan sesekali meloncat ke udara. gerak betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan sperma.

Telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban. Ada juga sebagian telur jatuh ke dasar kolam. Perkawinan akan diakhiri pada saat pagi tiba. Segera Induk dipisahkan dari telurnya. Jika terlambat maka telur akan dilahap oleh induknya. Pemisahan induk bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan mengangkat induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam tersebut, cara yang kedua dengan memindah telur ke kolam yang lain atau kolam penetasan. Cara pertama lebih baik karena lebih menghemat pemakaian  kolam


Cara mencegah telur agar tidak terserang jamur, telur-telur tersebut direndam dulu dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama durasi waktu 15 menit sebelum ditaruh dalam kolam penetasan. pada saat akan merendamkan telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air supaya kotoran-kotoran yang menutupi telur bisa terlepas.

Daftar Pustaka:
Amri dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
http://www.superperikanan.com/2017/04/pembesaran-ikan-nila.html